Anda di halaman 1dari 20

Dosen Mata Kuliah :

Ahmad Mansur AM, SE., M.S.A.

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


“AKUNTANSI MANAJEMEN LINGKUNGAN”

OLEH :
KELOMPOK 5

ROSTINA C0219371
NURUL LITA KHASANAH C0219514

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT


2021
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala


limpahan Rahmat, Taufiq, dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat
meyelesaikan makalah yang berjudul “Akuntansi Manajemen Lingkungan”
dengan baik.
Kami meyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan makalah ini
tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih yang
tulus kepada Bapak Ahmad Mansur AM, SE., M.S.A. selaku Dosen
Pengampuh mata kuliah Sistem Informasi Manajemen.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan,
untuk itu kami mengharap saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wonomulyo, 25 Oktober 2021

Penyusun

i
6Daftar Isi

Kata Pengantar.........................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................2
D. Manfaat......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Akuntansi Manajemen Lingkungan...............................3
B. Peranan Akuntansi Manajemen Lingkungan Terhadap
Pengambilan Keputusan Internal...............................................5
C. Teknik Akuntansi Manajemen Lingkungan dalam Pengambilan
Keputusan Internal ....................................................................6
D. Tujuan Akuntansi Manajemen Lingkungan...............................7
E. Manfaat Akuntansi Manajemen Lingkungan ............................8
F. Biaya Lingkungan......................................................................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................16
B. Saran
16
Daftar Pustaka..........................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akuntansi Manajemen Lingkungan muncul sebagai langkah untuk
mengatasi keterbatasan yang ada pada praktik akuntansi manajemen
konvensional. Keterbatasan-keterbatasan ini menyebabkan kehilangan,
ketidakpastian, dan kesalahan informasi. Menurut Ikhsan (2009), beberapa
keterbatasan yang ada pada praktik akuntansi manajemen konvensional
ialah sebagai berikut:
1. Kurangnya informasi biaya-biaya terkait lingkungan dalam catatan
akuntansi. Catatan sistem akuntansi tradisional pada umumnya tidak berisi
banyak informasi mengenai biaya-biaya terkait dengan lingkungan.
Contohnya, biaya yang terjadi ketika perusahaan kehilangan penjualan dari
para pelanggan yang memedulikan isu-isu lingkungan dan ketika perusahaan
kehilangan akses pembiayaan dan jaminan akibat para mitra bisnis mundur
untuk menerima risiko dampak lingkungan terkait dengan kemitraan bisnis.
Biaya-biaya tersebut sulit untuk ditaksir, tetapi biaya-biaya tersebut
berpengaruh terhadap kesehatan keuangan organisasi.
2. Banyaknya biaya “tersembunyi” pada biaya overhead. Kesalahan
pengalokasian biaya lingkungan pada biaya overhead dapat menimbulkan
permasalahan. Biaya overhead dapat mengaburkan biaya-biaya tetap yang
bersifat sulit untuk dikurangi dan biaya-biaya variabel yang bisa untuk
dikurangi atau dicegah oleh manajemen lingkungan.
3. Keputusan – keputusan investasi sering dibuat atas dasar informasi yang
tidak sempurna. Banyak perusahaan tidak mempertimbangkan keseluruhan
biaya biaya terkait lingkungan dalam pengambilan keputusan investasi.
Perusahaan perlu mempertimbangkan seluruh potensi-potensi terkait
lingkungan yang mempengaruhi investasi, seperti aliran bahan, biaya untuk
mematuhi peraturan lingkungan, dan biaya untuk menjaga hubungan baik
dengan para pemangku kepentingan.
4. Komunikasi antara bagian akuntansi dan departemen lain yang tidak
berjalan dengan baik. Departemen-departemen yang berbeda mempunyai

1
perbedaan tujuan dan perspektif terhadap Akuntansi Manajemen
Lingkungan. Departemen produksi yang menghasilkan produk dan limbah
tidak memiliki data biaya-biaya untuk pembuangan limbah, tetapi departemen
produksi memiliki peran mengenai aliran energi, air, dan bahan. Sebaliknya,
para akuntan harus memiliki informasi akuntansi pada buku catatan, tetapi
mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai isu-isu
lingkungan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Akuntansi Manajemen Lingkungan?
2. Bagaimana Peranan Akuntansi Manajemen Lingkungan Terhadap
Pengambilan Keputusan Internal?
3. Bagaimana Teknik Akuntansi Manajemen Lingkungan dalam
Pengambilan Keputusan Internal?
4. Apa Tujuan Akuntansi Manajemen Lingkungan?
5. Apa Manfaat Akuntansi Manajemen Lingkungan?
6. Apa itu Biaya Lingkungan?

C. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian Akuntansi Manajemen Lingkungan
2. Memahami Peranan Akuntansi Manajemen Lingkungan Terhadap
Pengambilan Keputusan Internal
3. Memahami Teknik Akuntansi Manajemen Lingkungan dalam
Pengambilan Keputusan Internal
4. Memahami Tujuan Akuntansi Manajemen Lingkungan
5. Memahami Manfaat Akuntansi Manajemen Lingkungan
6. Memahami Biaya Lingkungan

D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Akuntansi Sosial dan Lingkungan dan dapat pula sebagai bahan
pengajaran di bidang pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Akuntansi Manajemen Lingkungan


Akuntansim manajemen lingkungan merupakan sub bagian dari
akuntansi lingkungan. Informasi yang dihasilkan untuk tujuan lain seperti
pelaporan eksternal, tetapi pada umumnya dipakai sebagai penyedia
informasi dalam pengambilan keputusan organisasi. Pandangan bahwa
akuntansi manajemen lingkungan terutama terkait dengan penyediaan
informasi untuk pengambilan keputusan internal konsisten dengan definisi
US EPA (1995), akuntansi manajemen oleh US EPA dijelaskan sebagai
“proses pengidentifikasian, pengumpulan dan penganalisaan informasi
tentang biaya-biaya dan kinerja untuk membantu pngambilan keputusan
organisasi”. Sedangkan menurut IFAC (2005), akuntansi manajemen
lingkungan diartikan sebagai pengelola kinerja lingkungan serta penerapan
yang dilakukan oleh manajemen perusahaan melalui pengemangan dan
penerapan sistem dan praktik akuntansi lingkungan. Dalam hai ini, bisa
berupa laporan dan audit untuk banyak perusahaan, dan sebagian besar
akuntansi manajemen lingkungan juga mencangkup biaya siklus, biaya
keseluruhan, penilaian manfaat, dan perencanaan strategis untuk
menajemen lingkungan.
Akuntansi manajemen lingkungan dapat dipahami sebagai akuntansi
yang menyajikan informasi keuangan perusahaan kepada pihak internal
perusahaan atau pihak-pihak yang berkepentingan. Akuntansi manajemen
juga dikenal sebagai akuntansi konvensional karena berfokus pada
pengambilan keputusan internal dan memberikan informasi tepat waktu dan
relevan kepada manajer atau pihak internal perusahaan. Akuntansi
manajemen lingkungan juga dipakai sebagai proses untuk menganalisis dan
menghasilkan informasi lingkungan yang dapat diukur dengan akuntansi
keuangan atau manajemen (dalam unit moneter), yang mana dapat
membantu manajemen lingkungan dalam memantau kinerja lingkungan
suatu perusahaan. Akuntansi manajemen lingkungan merupakan arus data
yang berkaitan dengan bahan dan energi yang membantu untuk

3
meningkatkan efisiensi pemakaian bahan dan energi, meminimalisir dampak
lingkungan dari aktivitas, mengurangi resiko yang berkaitan dengan
lingkungan, meningkatkan kinerja manajemen, dan memperbaiki hasil dari
manajemen perusahaan. Dapat dikatakan bahwa akuntansi manajemen
lingkungan merupakan manajemen lingkungan dan ekonomi melalui
pengembangan dan penerapan sistem dan aplikasi akuntansi lingkungan.
Akuntansi manejemen lingkungan memberikan jenis-jenis informasi yang
terbagi menjadi dua macama yaitu:
1. Informasi Fisik
Ketika menilai biaya secara akurat, bisnis atau organisasi perlu
mengumpulkan tidak hanya data moneter, tetapi juga data non-moneter
tentang penggunaan material, waktu karyawan, dan dampak biaya lain.
Akuntansi manajemen lingkungan memberikan perhatian khusus pada
materi dan materi memandu biaya karena: a) pemakaian energi, air,
materi, limbah, dan emisi terkait langsung dengan banyak dampak
organisasi lingkungan dan b) untuk beberapa organisasi biaya
pembelian material merupakan faktor pemicu biaya utama.
2. Informasi Moneter
Informasi moneter merupakan aspek dalam akuntansi lingkungan yang
berkaitan dengan biaya yang muncul terkait lingkungan, pengahsilan dan
tabungan. Sebagian besar progam yang dikembangkan secara
internasional mencakup biaya yang jelas didorong oleh upaya untuk
mengendalikan atau mencegah limbah dan emisi yang dapat
membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia.
Akuntansi manajemet lingkungan merupakan salah satu dari sub
akuntansi lingkungan, hal ini dapat dikatakan bahwa akuntansi akuntansi
manajemen lingkungan tidak dapat dipisahkan dengan manajemen
perusahaan. Didalam perusahaan akuntansi manajemen lingkungan
merupakan bagian dari proses pengidentifikasian, pengumpulan, perkiraan,
analaisis, pelaporan dan pengiriman informasi yang berkait dengan:
1. Penyampaian informasiamenurut aliran bahan dan energi
2. Penyampaian informasiamenurut biaya lingkungan

4
3. Penyampaian informasiwyang ternilai, didirikan berdasarkan akuntansi
manajemen lingkungan untuk menciptakan kondisi yang menguntungkan
bagi pengambilan keputusan dan keputusan pada perusahaan.
Penekanan akuntansi’ terkait dengan biaya-biaya lingkungan
merupakan penekanan dari dasar akuntansi manajemen lingkungan. Dapat
dikatakan bahwa biaya lingkungan tidak hanya melulu memberikan informasi
terkait dengan biaya-biaya lingkungan, akan tetapi biaya linkungan juga
memberikan informasi terkait dengan metrial dan energi yang digunakan
oleh perusahaan. aliran material dan energi saling terkait dan terfokus
dengan akuntansi manajemen lingkungan, departemen-departemen, dan
operasi perusahaan.
Akuntansi lingkungan memiliki konsep pengawasan dan penilaian
terkait informasi akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen, kemudian
aliran data bahan dan energi saling berkaitan berguna untuk meningkatkan
efesiensi penggunaan bahan ataupun energi, meminimalisir dampat
lingkungan dari aktivitas ‘perusahaan, produk dan jasa, meminimalisisr risiko
kerusakan lingkungan serta perbaikan kinerja manajemen perusahaan.

B. Peranan Akuntansi Manajemen Lingkungan Terhadap Pengambilan


Keputusan Internal
Dalam proses pengambilan keputusan internal perusahaan, akuntansi
manajemen lingkungan; harus benar-benar meninjau dan memperhitungkan
dengan baik kegiatan lingkungan, Pengambilan keputusan internal
membahas beberapa peran akuntansi manajemen lingkungan dalam
pengelolaan lingkungan yaitu:
1. Produk/Pengambilan Keputusan yang berkaitan dengan proses
Syarat yang paling penting dalam membuat keputusan agar bisnis
berjalan dengan sehat yaitu dengan menentukan biaya produk yang
akurat. Penentuan biaya produk harus direncanakan secara akurat yang
bertujuan untuk pengambilan keputusan yang strategis mengenai
volume dan pemilihan produk. Akuntansi Manajemen Lingkungan banyak
merubah biaya overhead lingkungan menjadi biaya langsung dan
mengalokasikan produk yang bertanggungjawab atas timbulnya mereka.

5
Akibat dari kenaikan biaya oleh Akuntansi Manajemen Lingkungan bisa
melingkupi sebagai berikut:

a) Penentuan harga produk yang tidak sama sebagai hasil dari


perhitungan ulang biaya;
b) Penilaian kembali margin keuntungan produk;
c) Peniadaan produk tertentu apabila terjadi perubahan yang signifikan;
d) Merancang kembali proses atau produk agar dapat meminimalisir
biaya lingkungan;
e) Mengembangkan proses pelestarian dan pengamatan kinerja
lingkungan.
2. Proyek Investasi dan Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dalam proyek investasi harus membutuhkan
kalkulasi indeks keuntungan yang tidak sama seperti InternalaRate of
Return (IRR), NettPresent Value (NPV), dan PaybackmPeriods (PBP)
atau disebut sebagai Rasio Biaya manfaat. Menghitung keuntungan
suatu proyek yang berhubungan dengan lingkungan diperlukan untuk
mengidentifikasi dan memperkirakan biaya dan manfaatnya. Dengan
adanya identifikasi dan perkiraan ini, manajemen dapat mengurangi
resiko kesalahan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
masalah lingkungan.

C. Teknik Akuntansi Manajemen Lingkungan dalam Pengambilan


Keputusan Internal
Akuntansi manajemen lingkungan moneter membahas aspek lingkungan
dari aktivitas perusahaan yang dinyatakan dalam satuan moneter. Ini menghasilkan
informasi moneter untuk penggunaan manajemen internal seperti pembayaran
denda karena melanggar undang-undang lingkungan dan investasi pada proyek
modal yang memperbaiki lingkungan (Marinova, Annandale and Philmore, 2006
dalam Abiola dan Ashamu, 2012). Dalam hal metodenya, MEMA lebih merupakan
perpanjangan atau adaptasi akuntansi manajemen konvensional untuk mengatasi
aspek lingkungan dari aktivitas perusahaan (Marinova, 2006 dalam Abiola dan
Ashamu, 2012).

6
Hal ini merupakan alat utama untuk keputusan manajemen internal, juga
untuk menelusuri dan memperlakukan biaya dan pengeluaran yang terjadi karena
tindakan perusahaan yang mempengaruhi lingkungan. MEMA berkontribusi
terhadap perencanaan strategis dan operasional, menyediakan dasar untuk
pengambilan keputusan tentang bagaimana mencapai target yang diinginkan dan
mengendalikan secara bertanggung-jawab.

D. Tujuan Akuntansi Manajemen Lingkungan


Aspek lingkungan-merupakan sarana penting yanghtidak bisa
dipisahkan dari aktivitas produksi perusahaan, sebab dalam melakukan
aktivitas produksi barang pasti berkaitan erat dengan hubungan
sebabaakibat. Ketika ada prosesmproduksinmenghasilkan barang&atau jasa
yang dikonsumsiatau dinikmati konsumen, tetapi ketika proses produksinya
pelaku usaha menciptakan dampak kerusakan yang tidak dapat dihindari.
Bahan-bahan yang dipakai kedalam proses produksi2dan juga dampak
penggunaan alat, bagaimanapun dalam proses produksi pasti akan
menimbulkan dampak pencemaran baik itu dalam skala besar maupun kecil.
Fenomena seperti ini bukan sesuatu yang baru lagi bagi perusahaan, tetapi
dengan adanya hal ini perusahaan harus memiliki perencaan yang baik
dalam menghadapi berbagai permasalahan yang akan timbul.
Perubahan kualitas lingkungan dari waktu ke waktu mengakibatkan
individu, organisasi, perusahan baik kecil maupun besar dihadapkan pada
perubahan ‘tersebut. Oleh karena itu perusahaan atau organsasi lain harus
berinovasi dan bertahan dalam mengahadapi persaingan di dunia bisnis.
Dalam hal ini, tanpa disadari penggunaan akuntansi manajemen
mengesampingkan buruknya perilaku perusahan terhadap menurunya
kualiatas lingkungan. Sistem akuntansi konvensionl memainkan peran
penting dalam evolusi dunia bisnis, namun dalam perkembangan juga diikuti
dengan perubahan terhadap lingkungan. Berikut ini beberapa poin yang
menjadi latar belakang mengapa danaapa yang bisa ditawarkan oleh
akuntansiwmanajemen lingkunganmdibandingkan dengan akuntansi
manajemenekonvensional yaitu:
1. Bertambahnya tingkat kebutuhan yang berkaitan dengan biaya
lingkungan. Seiring kemunculan tingkat kesadaran yang besar akan

7
pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, maka peraturan yang terkait
dengan lingkungan juga semakin ketat. Sehingga didalam dunia bisnis
harus lebih banyak mengeluarkan investasi untuk mengakomodasi
kebutuhan tersebut. Apabila dilihat dari biaya pengelolaan lingkungan di
masa lalu jumlah pengeluarannya relatif lebih sedikit, namun
dibandingkan pada saat ini jumlah biaya pengelolaan lingkungan
menjadi lebih tinggi bagi perusahaan.
2. Kurangnya informasi yang baik antara subdivisi akuntansi dengan sub
divisi lain yang berada dalam satu perusahaan. Meskipun pada setiap
sub divisi perusahaan memiliki pandangan visi yang sama mengenai
“biaya” namun terkadang penyampaian informasi pada tiap sub divisi
tidak mudah untuk diapahami.
3. Biaya lingkungan disembunyikan kedalam pos biaya-umum (biaya
overhead). Kelemahan pada akuntansi tradisonal menyusuri dan
menyetarakan antara akuntansi lingkungan dan akuntansi keuangan
yang dapat mengakibatkan segala macam biaya dijadikan satu dalam
biaya overhead yang nantinya dapat menimbulkan kebengkakan dalam
biaya overhead.
4. Ketidakpastian dalam mengalokasikan biaya lingkungan menjadi biaya
pasti. Biaya lingkungan secara tradisonal bersifat tersembunyi kedalam
biaya umum. Ketika dibutuhkan maka akan susah untuk ditelusuri
mengenai biaya yang sewajarnya-dari proses, produk, atau beberapa
kategori produk. Apabila biaya umum dapat diakatakan sebagai biaya
pasti, maka biaya limbah sesungguhnya bisa dikatakan sebagai biaya
variabel biaya ini mengikuti biaya limbah yang diproduksi oleh
perusahaan serta bisa sebanding dengan tingkat produksi.

E. Manfaat Akuntansi Manajemen Lingkungan


Akuntansi manajemen lingkungan bukan hanya salah satu alat
manajemen diantara yang ada. Akan tetapi, akuntansi manajemen
lingkungan merupakan prinsip dan metode pengaturan yang luas yang dapat
memberikan data penting bagi keberhasilan banyak kegiatan pengelolaan
lingkungan lainnya. Berikut ini adalah beberapa manfaat yang bisa diperoleh
perusahaan dari penerapan akuntansi manajemen lingkungan yaitu:

8
1. Membantu untuk menghemat biaya pengeluaran pada biaya produksi,
karena terkadang perusahaan masih menyisihkan berbagai macam
permasalahan lingkungan serta membantu mengidentifikasi dan
menganalisis biaya yang tersembunyi.
2. Akuntansi manajemen lingkungan membantu membuat pengambilan
keputusan, keputusan ini harus bersifat informatif dan menguntungkan.
3. Untuk peningkatkan kinerja ekonomimdan lingkunganmbisnis mencakup
banyak cara positif untuk meningkatkan bisnis/kegiatan atau kinerja
organisasi, seperti investasi dalam teknologi pembersihan, kampanye
berbagai kegiatan pengurangan limbah, dan menerapkan sistem
pengendalian polusi udara. Akuntansi manajemen lingkungan juga
menawarkan solusi yang saling menguntungkan.
4. Dapat memuaskan semua pihak yang terlibat. Dampak terhadap
kepuasan pelanggan dan investor, hubungan baik dengan Pemerintah
Daerah, dan masyarakat setempat, dan kepatuhan hukum.
Bisnis/kegiatan memiliki kesempatan untuk membuat keuntungan
komersial, mengurangi risiko pelanggaran berbagai sanksi, dan
menumbuhkan hubungan baik secara keseluruhan dengan pemangku
kepentinganmlainnya.
5. Meningkatkan keuntungan bisnis dan pengambilan keputusan dengan
memberikan keuntungan bisnis/kegiatan. Dalam penerapannya sangat
mudah baik untuk usaha besar dan menengah maupun usaha kecil.
Akuntansi Manajemen Lingkungn menawarkan banyak manfaat
secara potensial yang mana berkaitan dengan penerapannya. Menurut
Pedoman Manajemen Biaya Lingkungan Perusahaan (2003) dalam IFAC
(2005), manfaatadan keunggulan akuntansimmanajemen lingkungan
meliputi:
1. Kepatuhan (Compliance)
Akuntansi Manajemen Lingkungan mendorong pelestarian dan
perlindungan kualitas lingkungan melalui kepatuhan peraturan
lingkungan.
2. Eco-Efficiency
Akuntansi Manajemen Lingkungan memberikan manfaat pemakaian
energi, air, dan material yang lebih efisien pada proses produksi untuk

9
mendukung penghematan biaya dan dampak lingkungan secara
bersamaan oleh perusahaan.
3. Posisi Strategik (Strategic Position)
Akuntansi Manajemen”Lingkungan dapat memberikan manfaat berupa
membantu dalam aspek penilaian dan pelaksanaan progam perusahaan
yang ramah lingkungan terhadap lingkungan dan dari segi biaya bisa
lebih efektif, sekaligus dapat memastikan posisi strategis perusahaan
dalam industri jangka panjang.
Manfaat akuntansi manajemen lingkungan dapat dirasakan oleh
berbagai pihak, berikut ini manfaat dari akuntansi manajemen lingkungan,
yaitu:
a. Manfaat Akuntansi Manajemen Lingkungan (AML) pada bidang industri.
Berikut ini adalah beberapa bukti bahwa akuntansi manajemen
lingkungan sangat berguna bagi bidang industri, yaitu:
1) Ketepatan keahlihan perusahaan dalam melakukan penelitian dan
pengaturan pemakaian dan aliran energi dan material, termasuk
polusi atau limbah, dan jenis lainnya.
2) Kemampuan dalam mengidentifikasi, memperkirakan, menetapkan,
mengendalikan atau meminimalkan biaya secara akurat, terutama
dalam hal biaya lingkungan.
3) Perusahaan harus memiliki informasi yang akurat dan lengkap, yang
dapat membantu mendukung perusahaan penetapan dan
berpartisipasi dalam kegiatan progam sukarela dan juga dapat
menghemat biaya pengeluaran untuk meningkatkan kinerja
lingkungan perusahaan.
4) Perusahaan juga harus memiliki informasi yang lebih tepat dan
lengkap yang dibutuhkan untuk proses pengukuran dan pelaporan
kinerja lingkungan.
b. Manfaat Akuntansi Manajemen Lingkungan (AML) Bagi Pemerintahan.
Implementasi akuntansinmanajemen lingkungan dalam sektor industri
dapat memberikan banyak manfaat bagi pemerintah, yaitu:
1) Apabila berbagai macam industri mencoba untuk mengurangi beban
keuangan, politik, dan lingkungan dari pemerintah dengan cara
meningkatkan progam lingkungan setiap perusahaan.

10
2) Implementasi akuntansi manajemen lingkungan dalam bidang
industri bermanfaat untuk memperkuat efesien keberlanjutan
kebijakan atau peraturan pemerintah mengenai penetapan biaya
perusahaan.
3) Bagi pemerintah, data akuntansi manajemen lingkungan bisa dipakai
mengukur indikator kinerja keuangan dan lingkungan kemudian
melaporkannya secara ilmiah kepada pemerintah.
4) Pemerintah bisa memakai data akuntansi manajemen lingkungan
untuk memberikan informasi mengenai kebijakan progam
pemerintah.
5) Data akuntansi manajemen lingkungan bisa dipakai oleh pemerintah
dalam bidang industri untuk mengembangkan pengetahuan
mengenai penilaian, pelaporan manfaat lingkungan, serta
mengungkapakan keuangan sukarela industri, inovasi strategi untuk
pelestarian lingkungan dan juga terkait dengan kebijakan progam-
progam yang lain.
6) Data akuntansi manajemen lingkungan dapat manfaatkan oleh
pemerintah untuk tujuan akutansi di tingkat nasional dan regional.
7) Pemerintah mengelola lingkungan dan membuat keputusan
operasional terkait pengadaan, anggaran, dan sistem manajemen
lingkungan oleh pemerintah, berikut merupakan manfaat
penggunaan data akuntansi manajemen lingkungan.
8) Pemakaian data akuntansi manajemenw-lingkungan bisa membantu
mengukur, melaporkan keuangan dan menampikan bagan yang
berkaitan dengan kinerja lingkungan dari kegiatan pemerintah.
c. Manfaat Akuntansi Manajemen Lingkungan (AML) Bagi Masyarakat
Implementasi akuntansi manajemen lingkungan dalam bidang industrial
bisa membawa banyak manfaat bagi masyarakat yaitu:
1) Pemanfaatan sumber daya alam, air dan energi secara lebih efektif
dan efesien.
2) Dapat memenimalisir penggunaan efektivitas biaya dari emisi.
3) Membantu untuk meminimalisir penggunaan biaya publik eksternal
terkait polusi seperti biaya alat pemantau cerobong asap.

11
4) lingkungan, pengelolaan dan perbaikan seperti biaya kesehatan
untuk umum dengan kualitas yang baik.
5) Memajukan kebijakan dalam pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan publik dengan cara menyediakan peningkatan
informasi.
6) Mempersiapkan informasi kinerja lingkungan industry yang bisa
diapakai dalam kondisi evaluasi kinerja lingkungan dan keadaan
ekonomi begitu juga dengan area geografik.

F. Biaya Lingkungan
1. Definisi Biaya Lingkungan
Biaya lingkungan pada dasarnya berhubungan dengan biaya
produk, proses, sistem atau fasilitas penting untuk pengambilan
keputusan manajemen yang lebih baik. Tujuan perolehan biaya adalah
bagaimana cara mengurangi biaya-biaya lingkungan, meningkatkan
pendapatan dan memperbaiki kinerja lingkungan dengan memberi
perhatian pada situasi sekarang, masa yang akan datang dan biaya-
biaya manajemen yang potensial (Arfan Ikhsan, 2008).
Biaya lingkungan menurut Hansen dan Mowen (2005:780) adalah
“biaya yang dikeluarkan karena adanya kualitas lingkungan yang buruk
atau karena kualitas lingkungan yang buruk yang mungkin terjadi,
dengan demikian, biaya lingkungan dikaitkan dengan kreasi, deteksi,
perbaikan, dan pencegahan degradasi lingkungan”.

2. Klasifikasi Biaya Lingkungan


Dengan definisi ini, Hansen dan Mowen (2005: 780-782) dapat
mengklasifikasi biaya lingkungan menjadi empat kategori yaitu:
a) Biaya pencegahan lingkungan (environmental prevention costs)
adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk mencegah
diproduksinya limbah dan/atau sampah yang menyebabkan
kerusakan lingkungan. Contoh-contoh aktivitas pencegahan adalah
evaluasi dan pemilihan pemasok, evaluasi dan pemelihan alat untuk
mengendalikan polusi, desai proses dan produk untuk mengurangi
atau menghapus limbah, melatih pegawai, mempelajari dampak

12
lingkungan, pelaksanaan penelitian lingkungan, pengembangan
sistem manajemen lingkungan, daur ulang produk, dan pemerolehan
sertifikat ISO 14001 (sertifikasi ISO 14001 diperoleh saat sebuah
organisasi menerapkan sebuah sistem manajemen lingkungan yang
memenuhi standar internasional yang ditetapkan secara khusus.
Standar ini berkaitan dengan prosedur manajemen lingkungan dan
tidak secara langsung menunjukkan tingkat kinerja lingkungan yang
dapat diterima. Oleh karena itu, sertifikasi berfungsi terutama sebagai
sinyal bahwa perusahaan tertarik dan bersedia mempebaiki kinerja
lingkungannya).
b) Biaya deteksi lingkungan (environmental detection costs) adalah
biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk menentukan apakah
produk, proses dan aktivitas lainnya diperusahaan telah memenuhi
standar lingkungan yang berlaku atau tidak. Standar lingkungan dan
prosedur yang diikuti oleh perusahaan didefinisikan dalam tiga cara
yaitu (1) undang-undang dan/atau peraturan pemerintah (2) standar
sukarela (ISO 14001 voluntary standards) yang dikembangkan oleh
International Standards Organization, dan (3) kebijakan lingkungan
yang dikembangkan oleh manajemen. Contoh-contoh aktivitas
deteksi adalah audit aktivitas lingkungan, pemeriksaan produk dan
proses agar ramah lingkungan, pengembangan ukuran kinerja
lingkungan, pelaksanaan pengujian pencemaran, verivikasi kinerja
lingkungan dari pemasok, dan pengukuran tingkar pencemaran.
c) Biaya kegagalan internal lingkungan (environmental internal failure
costs) adalah biaya aktivitas yang dilakukan karena kontaminasi dan
limbah telah diproduksi tapi tidak dibuang ke lingkungan. Dengan
demikian, biaya kegagalan internal dikeluarkan untuk menghilangkan
dan mengelola kontaminasi atau limbah sekali produksi. Kegiatan
kegagalan internal memiliki dua tujuan: (1) memastikan bahwa
kontaminasi dan limbah yang dihasilkan tidak dilepaskan ke
lingkungan dan (2) mengurangi tingkat kontaminasi
yang dilepaskan ke jumlah yang sesuai dengan standar lingkungan.
Contoh-contoh aktivitas kegagalan internal termasuk operasi
peralatan untuk meminimalkan atau menghilangkan polusi, merawat

13
dan membuang racun, menjaga peralatan polusi, perizinan fasilitas
untuk memproduksi kontaminasi dan bahan daur ulang.
d) Biaya kegagalan eksternal lingkungan (environmental external failure
costs) adalah biaya aktivitas yang dilakukan setelah pemakaian
kontaminan dan limbah ke lingkungan. Realisasi kegagalan ekternal
biaya adalah biaya yang dikeluarkan dan dibayar oleh perusahaan.
Biaya kegagalan ekternal yang belum direalisasi (biaya sosial)
disebabkan oleh perusahaan namun dikeluarkan dan dibayarkan
oleh pihak-pihak di luar perusahaan. Biaya sosial dapat
diklasifikasikan lebih lanjut sebagai (1) hasil dari degradasi
lingkungan dan (2) hal-hal yang terkait dengan dampak buruk pada
properti atau kesejahteraan individu. Dalam kedua kasus tersebut,
biaya ditanggung oleh orang lain dan bukan oleh perusahaan,
meskipun mereka disebabkan oleh perusahaan.
Dari empat kategori lingkungan yaitu biaya pencegahan
lingkungan, biaya deteksi lingkungan, biaya kegagalan internal
lingkungan dan yang terakhir biaya kegagalan ekternal lingkungan.
Kategori kegagalan ekternal adalah yang paling berbahaya dan
menghacurkan.

3. Pengukuran Biaya Lingkungan


Hansen Mowen (2005), kinerja lingkungan dapat memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap posisi keuangan perusahan. Hal ini
juga menunjukkan perlunya informasi biaya lingkungan yang memadai.
Bagi banyak organisasi, pengelolaan biaya lingkungan menjadi prioritas
utama dan minat yang intens. Ada dua alasan utama yang mendukung
atas peningkatan minat tersebut. Pertama, di banyak negara, peraturan
lingkungan telah meningkat secara signifikan, bahkan diperkirakan akan
semakin ketat lagi. Sering kali hukum dan peraturan menyebutkan
hukuman dan denda yang sangat besar, sehingga menciptakan insentif
yang kuat untuk mematuhinya. Oleh karena itu, biaya-biaya untuk
mematuhinya dapat menjadi sangat besar. Jadi, pemilihan metode yang
paling murah untuk mematuhinya menjadi tujuan utama. Untuk
memenuhi tujuan ini, biaya pemenuhan harus di ukur dan penyebab-

14
penyebab utamanya harus diidentifikasi. Kedua, keberhasilan
penyelesaian masalah-masalah lingkungan menjadi isu yang semakin
kompetitif.
Biaya lingkungan harus dikelola dengan efektif dan efisien agar:
(1) produk haruslebih berdaya guna, dan (2) perusahaan dalam
melakukan pengurangan biaya dengan cara: a)mengurangi dampak
negatif lingkungan, b)mengkonsumsi sumber daya alam secaraefektif.
Biaya lingkungan perlu dilaporkan secara terpisah berdasarkan klasifikasi
biayanya. Hal ini dilakukan supaya laporan biaya lingkungan dapat
dijadikan informasi yang informatif untuk mengevaluasi kinerja
operasional perusahaan terutama yang berdampak pada lingkungan

4. Strategi Biaya Lingkungan


Ada tiga strategi untuk mengelola biaya lingkungan.
1) Strategi Akhir dari pipa (End of pipe strategy)
Dalam pendekatan ini, perusahaan menghasilkan limbah atau
polutan, dan kemudian membersihkannya sebelum dibuang ke
lingkungan. Scrubber cerobong asap, pengolahan air limbah, dan
filter karbon udara adalah contoh-contoh strategi akhir pipa.
2) Strategi proses perbaikan (Process improvement strategy)
Dalam pendekatan ini, perusahaan memodifikasi produk dan proses
produksi untuk menghasilkan polutansedikit atau tidak ada, atau
mencari cara untuk mendaur ulang limbah internal.
3) Strategi pencegahan (Prevention strategy)
Strategi utama untuk memaksimalkan nilaidari kegiatan pencemaran
yang berhubungan dengan melibatkan lingkungan tidak
menghasilkan polutan apapun di tempat pertama. Dengan strategi ini,
perusahaan menghindari semua masalah dengan pihak berwenang
dan dalam banyak kasus menghasilkan perbaikan laba yang
signifikan.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Akuntansi manajemen lingkungan (Environmental Management
Accounting) merupakan salah satu sub sistem dari akuntansi lingkungan
yang menjelaskan sejumlah persoalan mengenai dampak bisnis perusahaan
ke dalam sejumlah unit moneter. Akuntansi manajemen lingkungan juga
dapat digunakan sebagai suatu tolak ukur dalam kinerja lingkungan.
Menurut Xiaomei (2004) Akuntansi Manajemen Lingkungan
dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan akuntansi manajemen
tradisional sehubungan dengan kegiatan manajemen dan mengenai
keputusan yang melibatkan isu lingkungan seperti biaya dan dampak
lingkungan. Namun sekarang akuntansi manajemen lingkungan sudah
banyak digunakan sebagai alat untuk menyeimbangkan interaksi antara
faktor ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pesatnya pertumbuhan jumlah
perusahaan yang mendapatkan sertifikat ISO 14001 telah meningkatkan
pengembangan akuntansi manajemen lingkungan di seluruh dunia, bahkan
pemerintah juga terlibat dalam mempromosikan akuntansi manajemen
lingkungan.

B. Saran
Dari uraian makalah ini, penulis dapat memberikan saran bagi praktisi
maupun akademisi bahwa perusahaan seharusnya memberikan perhatian lebih
kepada penerapan Akuntansi Manajemen Lingkungan. Bukan karena penerapannya
secara ekonomi akan memberikan keuntungan bagi perusahaan, namun lebih

16
kepada konsep keseimbangan yang perlu perusahaan jaga antara aktivitas laba dan
kompensasi dampaknya melalui aktivitas sosial dan lingkungan. Dalam jangka
panjang, keseimbangan inilah yang akan menjaga keberlanjutan operasi
perusahaan.

Daftar Pustaka

Indriani, Etty. 2018. “Akuntansi Manajemen”. Yogyakarta: CV. Andi Offse. hlm. 2

Saputra, Komang Adi Kurniawan, Ni Putu Riski Martini, dan Putu Dian
Pradnyanitasari. 2019. "Akuntansi Sosial dan Lingkungan". Edisi
Pertama. Sidoarjo: Indomedia Pustaka.

Syarif, Ahmad Maulana. 2018. “Environmental Managemen Accounting with


Material Flow Cost Accounting: Strategy of Environmental
Managementain Small and Medium sized Enterprises Production
Activities”, Indonesian Management and Accounting Research, Vol. 17
No. 02.

Basyit. 2005. “Eropa: Sustainability Reporting Sudah Menjadi Kewajiban”.


Akuntansi, Edisi 47, Tahun XII, Juli 2005. Hal. 18-19.

17

Anda mungkin juga menyukai