Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH AKUNTANSI SOSIAL DAN LINGKUNGAN

Akuntansi pertanggun jawaban sosial

Disusun oleh :
NAMA : ROSTINA C0219371
NURUL LITA KHAZANA C0219514
KELAS : AKUNTANSI C

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul ‘’Akuntansi
Pertanggungjawaban Sosial di Perusahaan’’. Adapun tujuan dari pembuatan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Seminar Akuntansi.

Meskipun dalam penyusunan makalah ini penulis banyak menemukan hambatan


dan kesulitan, tetapi karena motivasi dan dorongan dari berbagai pihak makalah ini dapat
terselesaikan. Penulis menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua
pihak yang membaca makalah ini yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya.

                                                                                                              

Majene, 15 Oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................6
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................7

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................8
2.1 Definisi Corporate Social Responsibility..............................................................8
2.2 Sejarah dan Perkembangan Corporate Social Responsibility................................8
2.3 Tujuan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial.....................................................9
2.4 Manfaat Pelaksanaan Corporate Social Responsibility.......................................10
2.5 Pelaksanaan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial...........................................12
2.6 Sejarah dan Perkembangan Corporate Social Responsibility..............................12
2.7 Ruang Lingkup Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial.....................................16
2.8 Faktor Munculnya Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial.................................17
2.9 Sejarah dan Perkembangan Corporate Social Responsibility..............................18
2.10 Permasalahan social dalam Dunia bisnis di Indonesia........................................20
2.11 Dampak Positif dan Negatif terhadap Corporate Social Responsibility..............22
2.12 Pentingnya Pelaksanaan Corporate Social Responsibility..................................23
2.13 Bentuk-bentuk kegiatan dari Corporate Sosial Responsibility............................24
2.14 Metode Pengukuran dari Corporate Sosial Responsibility..................................26
2.15 Teknik Pelaporan Tanggung Jawab Sosial..........................................................27
2.16 Manfaat Pelaksanaan Corporate Sosial Responsibility.......................................27
2.17 Pengaruh Penerapan Akuntansi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)......29

3
BAB III PENUTUP.........................................................................................................31
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................31
3.2 Saran......................................................................................................................32

Daftar Pustaka..................................................................................................................33

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perusahaan adalah sebuah entitas ekonomi yang konsep utamanya adalah
menghasilkan laba untuk kemakmuran pemegang saham (stockholders). Operasional
sehari-hari perusahaan bersifat murni bisnis. Para pemegang saham atau investor adalah
stakeholder  utama. Sementara stakeholder  lainnya berasal dari internal dan eksternal
perusahaan dengan kepentingan yang berbeda-beda, namun masih terkait operasi bisnis
perusahaan, misalnya manajer dan karyawan, kreditor, anak/mitra perusahaan, supplier,
distributor, pelanggan, otoritas bursa, dan pemerintah. Manajemen perusahaan berusaha
menerapkan tata kelola yang baik dengan cara menghormati kepentingan semua stakeholder 
secara proporsional sesuai kontribusi dan kewenangannya terhadap perusahaan.
Dalam perkembangannya, konsep tata kelola ini mengalami penyempurnaan
terkait respon masyarakat terhadap aktivitas perusahaan. Beberapa aktivitas perusahaan
terkadang memiliki dampak kurang menguntungkan atau bahkan merugikan terhadap
kondisi sosial dan lingkungan di sekitartempat perusahaan beroperasi. Tanggung jawab
pengelolaan organisasi yang semula hanya kepada stockholders bergeser pada stakeholders.
Dari sinilah konsep tanggung jawab sosial atau CSR (Corporate Social Responsibility)
mulai muncul. 
Akuntansi adalah ilmu untuk mencatat aktivitas bisnis perusahaan dan
menghasilkan informasi keuangan sebagai outputnya yang berguna bagi pengambilan
keputusan oleh dewan perusahaan. Seiring perubahan konsep aktivitas perusahaan, maka
akuntansi dituntut untuk mampu mencatat tidak hanya aktivitas bisnis, namun juga sejauh
mana aktivitas perusahaan terkait CSR dilakukan. Oleh karena itu kemudian muncul istilah
Akuntansi Corporate Social Responsibility.
Akuntansi untuk pertanggungjawaban sosial merupakan perluasan
pertanggungjawaban organisasi (perusahaan) diluar batas-batas akuntansi keuangan
5
tradisional, yaitu menyediakan laporan keuangan tidak hanya kepada pemilik modal
khususnya pemegang saham. Perluasan ini didasarkan pada anggapan bahwa perusahaan
memiliki tanggung jawab yang lebih luas  dan tidak sekedar mencari uang untuk para
pemegang saham tetapi juga bertanggung jawab kepada seluruh stakeholders
Dalam penerapannya, akuntansi pertanggungjawaban sosial mengalami berbagai
kendala, terutama dalam masalah pengukuran elemen-elemen sosial dan dalam rangka
penyajiannya di laporan keuangan yang bersifat kuantitatif. Masalah pengukuran timbul
terutama karena tidak semua elemen sosial dapat diukur dengan satuan uang serta belum
terdapatnya standar akuntansi yang baku mengenai pengukuran dan pelaporan pelaksanaan
tanggung jawab sosial perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka, penulis merumuskan
beberapa permasalahan antara lain :
1. Apa Definisi dari Corporate Social Responsibility?
2. Bagaimana Sejarah dan Perkembangan Corporate Social Responsibility?
3. Apa saja Tujuan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial ?
4. Apa saja Manfaat Pelaksanaan Corporate Social Responsibility?
5. Bagaimana Pelaksanaan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial ?
6. Bagaimana Ruang Lingkup Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial?
7. Bagaimana Bentuk Pengukuran dan Pelaporan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial?
8. Bagaimana Faktor Munculnya Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial ?
9. Bagaimana Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial dan Lingkungan ?
10. Apa saja Permasalahan social dalam Dunia bisnis di Indonesia?
11. Bagaimana Dampak Positif dan Negatif terhadap Corporate Social Responsibility?
12. Bagaimana Pentingnya Pelaksanaan Corporate Social Responsibility ?
13. Bagaimana Bentuk-bentuk kegiatan dari Corporate Sosial Responsibility ?
14. Bagaimana Metode Pengukuran dari Corporate Sosial Responsibility ?
15. Bagaimana Teknik Pelaporan Tanggung Jawab Sosial?
16. Apa Manfaat Pelaksanaan Corporate Sosial Responsibility?

6
17. Bagaimana Pengaruh Penerapan Akuntansi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
(CSR) ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Definisi dari Corporate Social Responsibility
2. Untuk mengetahui Sejarah dan Perkembangan Corporate Social Responsibility
3. Untuk mengetahui Tujuan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial
4. Untuk mengetahui Manfaat Pelaksanaan Corporate Social Responsibility
5. Untuk Mengetahui Pelaksanaan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial
6. Untuk Mengetahui
7. Untuk Mengetahui Bentuk Pengukuran dan Pelaporan Akuntansi Pertanggungjawaban
Sosial
8. Untuk Mengetahui Faktor Munculnya Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial
9. Untuk Mengetahui Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial dan Lingkungan
10. Untuk mengetahui Permasalahan social dalam Dunia bisnis di Indonesia
11. Untuk mengetahui Dampak Positif dan Negatif terhadap Corporate Social
Responsibility
12. Untuk mengetahui Pentingnya Pelaksanaan Corporate Social Responsibility
13. Untuk mengetahui Bentuk-bentuk kegiatan dari Corporate Sosial Responsibility 
14. Untuk mengetahui Metode Pengukuran dari Corporate Sosial Responsibility 
15. Untuk mengetahui Teknik Pelaporan Tanggung Jawab Sosial
16. Untuk mengetahui Manfaat Pelaksanaan Corporate Sosial Responsibility
17. Untuk mengetahui Pengaruh Penerapan Akuntansi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
(CSR)

7
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Definisi Corporate Social Responsibility 


Menurut ISO 26000 dalam Cheng dan Christiawan (2011), Corporate Social
Responsibility  adalah tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari
keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang
diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan
berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangk
ukepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku
internasional, serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh.
Dari pengertian ini dapat dilihat bahwa bentuk Pertanggungjawaban Sosial
Perusahaan atau Corporate Social Resposibility (CSR) adalah adalah perilaku transparan
dan etis yang mendukung kesejahteraan semua stakeholder,termasuk masyarakat dan
lingkungan, yang terintegrasi dalam keseluruhan praktik operasional organisasi. CSR
merupakan kepedulian perusahaan yang didasari tiga prinsip dasar yang dikenal dengan
istilah Triple Bottom Lines, yaitu: Profit (Keuntungan), People (Masyarakat) dan Planet
(Lingkungan)
Akuntansi pertanggungjawaban sosial (Social Responsibility
Accounting) didefinisikan sebagai proses seleksi variabel-variabel kinerja sosial tingkat
perusahaan, ukuran dan prosedur pengukuran, yang secara sistematis mengembangkan
informasi yang bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja sosial perusahaan dan
mengkomunikasikan informasi tersebut kepada kelompok sosial yang tertarik, baik di
dalam maupun di luar perusahaan. Akuntansi pertanggungjawaban sosial dapat
memberikan informasi mengenai sejauh mana organisasi atau perusahaan memberikan
kontribusi positif maupun negatif terhadap kualitas hidup manusia dan lingkungannya

2. 2 Sejarah dan Perkembangan Corporate Social Responsibility


8
Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (CSR) telah menjadi pemkiran para
pembuat kebijakan sejak lama. Bahkan dalam kode Hammurabi (tahun1700-an SM) yang
berisi 282 hukum telah memuat sanksi bagi para pengusaha yang lalai dalam menjaga
kenyamanan warga atau menyebabkan kematian bagi pelanggannya. Dalam kode
Hammurabi disebutkan bahwa hukuman mati diberikan kepada orang-orang yang
menyalahgunakan ijin dalam penjualan minuman, pelayanan yang buruk, dan melakukan
pembangunan gedung di bawah standar sehingga menyebabkan kematian orang lain.
Pada tahun 1950-an, literatur-literatur awal menyebutkan bahwa CSR
sebagai Social Responsibility (SR bukan CSR). Pelaksanaan CSR yang terjadi diantara
negara-negara di Asia, penetrasi aktivitas CSR di Indonesia masih tergolong rendah. CSR
Pada tahun 2005 baru ada 27 perusahaan yang memberikan laporan mengenai aktivitas
CSR yang dilaksanakannya. Dalam hal kebijakan pemerintah, perhatian pemerintah
terhadap CSR tertuang dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas (UU Nomor 40 Tahun
2007) Bab V Pasal 74.
Walaupun baru hanya mewajibkan pelaksanaan aktivitas CSR untuk perusahaan
di bidang pertambangan, Undang-Undang tersebut menimbulkan kontrovesi dikarenakan
kebijakan mewajibkan aktivitas CSR bukan merupakan kebijakan umum yang dilakukan di
negara-negara lain. Kontrovesi juga timbul dari adanya kekhawatiran munculnya peraturan
pelaksanaan yang memberatkan para pengusaha

2. 3 Tujuan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial


Tujuan akuntansi pertanggungjawaban sosial menurut Belkaoui (1992:434), is to
measure and disclosure the costs and benefits to society created by the production-related
Activities of bussines enterprises”. Sedangkan menurut Ramanathan yang dikutip oleh
Usmansyah (1988: 21-22) menyatakan ada tiga tujuan akuntansi pertanggungjawaban
sosial yaitu:
a. Untuk mengidentifikasikan dan mengukur sumbangan sosial netto periodik dari
suatu perusahaan, yang meliputi bukan hanya biaya dan manfaat yang
diinternalisasikar. Ke dalam perusahaan, namun juga yang timbul dari
eksternalitas yang mempengaruhi bagian-bagian sosial yang berbeda.

9
b. Untuk membantu menentukan apakah praktek dan strategi perusahaan yang
secara langsung mempengaruhi sumber daya relative dan keadaan sosial adalah
konsisten dengan prioritas-prioritas sosial pada satu sisi dan aspirasi-aspirasi
individu pada sisi lainnya.
c. Untuk menyediakan dengan cara yang cptimal bagi semua kelompok sosial,
informasi yang relevan mengenai tujuan, kebijakan, program, kinerja dan
sumbangan perusahaan pada tujuan-tujuan sosial.
Informasi yang dihasilkan dari proses akuntansi pertanggungjawaban sosial tidak
hanya bemanfaat bagi anggota masyarakat dalam menilai kinerja sosial perusahaan, tetapi
juga akan membantu manajemen mencapai tujuan, yaitu dengan meyakini adanya suatu
perkembangan yang lebih menyeluruh yang telah diberikan kepada kebutuhan bisnis secara
total dan penghargaan publik. Laporan sosial ini juga akan membantu manajemen berpikir
mengenai akibat-akibat dari tindakan mereka sehingga manajemen dapat mengambil
keputusan dengan lebih baik.

2. 4 Manfaat Pelaksanaan Corporate Social Responsibility


Bertambahnya kesadaran perusahaan-perusahaan terhadap pelaksanaan CSR
tentunya tidak lepas dari manfaaat yang mereka dapatkan dari pelaksanaan CSR tersebut.
Menurut Business Sosia! Responsibility (BSR), berikut ini adalah manfaat yang dapat
diperoleh perusahaan dengan adanya tanggung jawab sosial perusahaan (CSR):
a. Reduced Operating Cost (Mengurangi biaya operasional). Dengan adanya
tanggung jawab sosial perusahaan mampu mengurangi beban atau biaya
operasional perusahaan, misalnya jadwal kerja yang fleksibel dan program
keselamatan kerja berdampak pada menurunnya absensi pekerja dan menambah
simpanan uang perusahaan dari pekerja melalui peningkatan produktivitas kerja.
b. Improved Financia! Performance (Meningkatkan kinerja keuangan). Hubungan
antara tanggung jawab sosial dengan kinerja keuangan yang positif dapat dilihat
dari kriteria melalui total return, sales growth and profit growth selama lebih dari
satu periode sebaik net profit margin dan return on equity.
c. Enhanced Brand Image and Reputation (Meningkatkan citra produk dan
reputasi). Perusahaan menyadari adanya tanggung jawab sosial bermanfaat bagi

10
meningkatnya reputasi, baik perusahaan di mata publik sebagaimana sebaik
reputasi di dalam komunitas bisnisnya sehingga dapat menarik rekan bisnis baru
dan mendapat keuntungan.
d. Increased Sales and Customer loyalty (Meningkatkan Penjualan dan Kesetiaan
Konsumen). Dengan memproduksi barang yang dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat dan ditunjang pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR)
akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan tersebut, dan
diharapkan masyarakat tetap setia menggunakan hasil produksi perusahaan
tersebut.
e. Increased Produktivity and Quality (Meningkatkan produktivitas dan kualitas).
Usaha perusahaan dalam menciptakan kondisi kerja yang produktif, mengurangi
dampak buruk bagi lingkungan atau melibatkan pekerja dalam peningkatan
produktivitas dan mengurangi angka kesalahan yang terjadi.
f. Increased Ability to Attract and Retain Employees (Meningkatkan kemampuan
untuk mempekerjakan dan mengupah pekerja). Perusahaan menyadari dengan
komitmen tinggi atas tanggung jawab sosial perusahaan akan lebih mudah dalam
merekrut dan mengupah pekerja, berdampak pada penurunan perputaran biaya
perekrutan.... dan pelatihan. Orang akan memilih bekerja pada lingkungan kerja
dimana tidak ada konflik sosial yang tercitpta terutama masalah ketenagakerjaan.
g. Reduced Regulatory Oversight (Mengurangi penyimpangan tindakan dari
undang undang). Pemerintah memiliki peranan dalam pembuatan kebijakan
perundangan yang dijadikan pedoman bagi perusahaan dalam kegiatan
operasionalnya. Pemerintah memberikan penghargaan bagi perusahaan yang
bertindak proaktif terhadap lingkungan, misalnya keberhasilan dalam
pengolahan limbah pabrik serta menjaga akelestarian lingkungan.
h. Access to Capital (cara mendapatkan modal). Pertumbuhan investasi terhadap
tanggung jawab sosial yang tinggi telah memberi jalan bagi masuknya tambahan
modal yang mungkin telah tersedia.
Dari pernyataan diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan tanggung jawab sosial
perusahaan tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat atau lingkungan sekitar tetapi juga
bermanfaat bagi perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba.

11
2. 5 Pelaksanaan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial
Perubahan sikap perusahaan maupun pemerintah terhadap pelaksanaan CSR
disebabkan kesadaran mereka akan pentingnya melaksanakan tanggung jawab sosial
perusahaan.
Ada enam kecenderungan utama, yang semakin menegaskan arti penting CSR.
Yaitu: meningkatnya kesenjangan antara kaya dan miskin, posisi negara yang semakin
berjarak pada rakyatnya, makin mengemukakan arti kesinambungan; makin gencarnya
sorotan kritis dan resistensi dari publik, bahkan yang bersifat anti-perusahaan; tren ke
arah transparansi, dan harapan-harapan bagi terwujudnya kehidupan yang lebih baik dan
manusiawi pada era milenium baru.Diharapkan perusahaan-perusahaan saat ini lebih
sadar akan tanggung jawabnya selain kepada pemegang saham, juga pada masyarakat,
lingkungan dan alam disekitar tempat usahanya.

2. 6 Ruang Lingkup Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial


Brumment dalam Glautier dan Underdown (986. 477) membagi bidang-bidang
yang Menjadi tujuan sosial perusahaan menjadi lima yaitu:
a. Sumbangan terhadap laba bersih (net profit contribution). Dengan meningkatnya
perhatian terhadap tujuan sosial perusahaah, seharusnya tidak mengurangi tujuan
perolehan laba. Sebab perusahaan tidak dapat melangsungkan usahanya tanpa
perolehan laba yang layak. Sebaliknya, harusnya hal tersebut menambah arti
pentingnya perolehan laba perusahaan. Artinya, ada korelasi yang jelas antara
tujuan sosial dan tujuan memperoleh laba. Kegagalan mengakui adanya masalah
sosial mungkin dapat mempengaruhi kinerja laba perusahaan, baik dalam jangka
pendek ataupun dalam jangka waktu yang panjang.
b. Sumber terhadap sumber daya manusia (human resources contribution). Ini
memperlihatkan tentang hubungan perusahaan dengan para pegawainya, yaitu
semua yang terlibat dalam kegiatan perusahaan. Meliputi: pengangkatan
pegawai, program pelatihan, pemberian upah dan gaji secara layak, kebijakan
promosi jabatan dan rotasi tugas, keamanan kerja, pelayanan kesehatan yang
memadai, lingkungan kerja yang nyaman, dan lain-lain.

12
c. Sumbangan terhadap publik (public contribution). Meliputi bidang-bidang yang
menampakkan kegiatan perusahaan terhadap (kelompok) individu di luar
perusahaan, yang antara lain meliputi: kegiatan kemanusiaan umum, praktek
peluang kesempatan kerja yang adil, pembayaran pajak kepada pemerintah dan
sebagainya.
d. Sumbangan terhadap lingkungan (environmental contribution). Meliputi
pemberian perhatian terhadap aspek lingkungan produksi yang meliputi
pemakaian sumber daya, proses produksi, dan produksi yang mencakup kegiatan
daur ulang, penanggulangan pencemaran dan pemeliharaan lingkungan tempat
perusahaan berdiri dan beroperasi.
e. Sumbangan terhadap barang atau jasa (product or service contribution). Meliputi
aspek kualitatif produk atau jasa yang diberikan oleh perusahaan. Misalnya
mengenai kegunaannya, daya tahannya, pengamanan dan pelayanannya yang
diupayakan sebaik mungkin sesuai peran yang diemban, serta mencakup pula
kepuasan pelanggan, kejujuran perusahaan dalam periklanan, kelengkapan dan
kejelasan dalam pemberian segel dan pembungkusan.

Di sisi lain, The Committee on Accounting for Corporate Social Performance dari
National Association of Accountants yang dikutip oleh Edward dan Black (1976: 549 –
550) mengidentifikasi dan mengklasifikasikan ruang lingkup dari pengaruh sosial
perusahaan, yang keberadaannya dapat disesuaikan dengan jenis perusahaan, yaitu:

1. Community Involvement
- General Philanthropy
- Public and Private Transportation
- Health Service
- Housing
- Aid in Personal and Bussiness Problem
- Community Planing and Improvement
- Volunter Activities
- Specialized Food Program
- Education
2. Human Resources

13
- Employment Practices
- Training Programs.
- Promotion Policies
- Employment Continuity
- Remuneration
- Working Conditions
- Drugs and Alcohol
- Job Enrichments
- Communications
3. Physical Resources and Enviroment Contribution
- Air
- Water
- Sound
- Solid Waste
- Use of Scare Resources
- Aesthetics
4. Product or Service Contribution
- Completeness and Clarity of Labeling, Packing, and Market Representation
- Warranty Provisions
- Responsiveness to Customer Complains.
- Consumer Education
- Product Quality
- Product Safety
- Content and Frequency of Advertising
- Constructive Research.
Sedangkan menurut Harahap (2002: 198 – 200), keterlibatan sosial perusahaan
yang disesuaikan dengan keadaan di Negara Indonesia yaitu:

1. Lingkungan hidup, antara lain: pengawasan terhadap efek polusi, perbaikan


pengrusakan alam, konservasi alam, keindahan lingkungan, pengurangan suara
bising, penggunaan tanah, pengelolaan sampah dan air limbah, riset dan
pengembangan lingkungan, kerja sama dengan energi, antara lain: konservasi

14
energi yang dilakukan perusahaan, penghematan energi dalam proses produksi
dan lain-lain
2. Sumber Daya manusia dan Pendidikan, antara lain: keamanan dan kesehatan
karyawan, pendidikan karyawan, kebutuhan keluarga dan rekreasi karyawan,
menambah dan memperluas hak-hak karyawan, usaha untuk mendorong
partisipasi, perbaikan pensiun, beasiswa, bantuan pada sekolah, pendirian
sekolah, membantu pendidikan tinggi, riset dan pengembangan, pengangkatan
pegawai dari kelompok miskin, peningkatan karir karyawan dan lain-lain.
3. Praktek Bisnis yang Jujur, antara lain: memperhatikan hak-hak karyawan
wanita, jujur dalam iklan, kredit, servis, produk, jaminan, selalu mengontrol
kualitas produk, dan lain-lain, pemerintah dan universitas, pembangunan lokasi
rekreasi dan lain-lain.
4. Membantu Masyarakat Lingkungan, antara lain: memanfaatkan tenaga ahli
perusahaan dalam mengatasi masalah sosial di lingkungannya, tidak campur
tangan dalam struktur masyarakat, membangun klinik kesehatan, sekolah,
rumah ibadah, perbaikan desa/kota, sumbangan untuk kegiatan sosial
kemasyarakatan, perbaikan perumahan desa, bantuan dana, perbaikan sarana
pengangkutan, pasar dan lain-lain.
5. Kegiatan Seni dan Kebudayaan, antara lain: membantu lembaga seni dan
budaya, sponsor kegiatan seni dan budaya, penggunaan seni dan budaya dalam
iklan, merekrut tenaga yang berbakat seni dan olah raga, dan lain-lain.
6. Hubungan dengan Pemegang Saham, antara lain: sifat keterbukaan direksi pada
semua persero, peningkatan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan,
pengungkapan keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial, dan lain-lain.
7. Hubungan dengan Pemerintah, antara lain: mentaati peraturan pemerintah,
membatasi kegiatan lobbying, mengontrol kegiatan politik perusahaan,
membantu lembaga pemerintah sesuai dengan kemampuan perusahaan,
membantu secara umum usaha peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat,
membantu proyek dan kebijakan pemerintah, meingkatkan produktivitas sektor
informal, pengembangan dan inovasi manajemen.

15
2. 7 Pengukuran dan Pelaporan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial
Menurut Glautier dan Underdown (1986: 484-485) ada tiga pendekatan yang
dapat digunakan untuk pedoman pengukuran dalam pelaporan akuntansi
pertanggungjawaban sosial, yaitu:
 Pendekatan deskriptif dipandang sebagai pendekatan yang umum digunakan.
Dalam laporan sosial deskriptif, informasi mengenai semua aktivitas sosial
perusahaan dilaporkan dalam bentuk uraian (deskriptif). Jadi pada pendekatan
ini, aktifitas-aktifitas sosial perusahaan dalam pelaporannya tidak
dikuantifikasikan dalam satuan uang.
 Pendekatan biaya yang dikeluarkan (the cast of outlay approach). Pendekatan
biaya yang dikeluarkan menggambarkan semua aktivitas-aktivitas soslal
perusahaan dikuantifikasikan dalam satuan uang dan menjadi hal yang
sebaliknya dari pendekatan deskriptif. Sehingga laporan yang dihasilkan oleh
pendekatan biaya yang dikeluarkan mempunyai kemampuan untuk
diperbandingkan antara laporan suatu tahun tertentu, dengan laporan tahun
yang lain. Sedangkan kelemahannya adalah tidak disajikannya manfaat yang
diperoleh sehubungan dengan telah dikeluarkannya biaya untuk suatu kegiatan
Pendekatan biaya manfaat (the cost benefit approach)
 Pendekatan biaya manfaat mengungkapkan baik biaya maupun manfaat dari
aktivitas-aktivitas sosial perusahaan. Pendekatan biaya manfaat mungkin
merupakan pendekatan yang paling ideal. Namun, dalam kenyatannya sulit
untuk menerapkannya, antara lain karena tidak adanya alat ukur manfaat dari
yang dihasilkan atas biaya yang telah dikeluarkan untuk aktivitas-aktivitas
sosial perusahaan.

Menurut Zulfikar seperti yang dikutip oleh Sonhaji (1989:9) memberikan


beberapa teknik pengukuran yang dapat dipakai antara lain:

Penilai Pengganti. Jika nilai dari sesuatu tidak dapat langsung ditentukan, maka
kita dapat mengestimasikannya dengan nilai suatu pengganti, yaitu sesuatu yang kira-kira
mempunyai kegunaan yang sama dengan yang diukur.

1. Teknik Survey

16
Teknik ini mencakup cara-cara untuk mendapatkan informasi dari mereka yang
dipengaruhi, yaitu kelompok masyarakat yang dirugikan atau yang menerima
manfaat. Pengumpulan informasi yang paling mudah adalah dengan bertanya
langsung kepada anggota kelompok masyarakat yang ada.
2. Biaya perbaikan dan pencegahan
Untuk biaya-biaya sosial tertentu dapat dinilai dengan mengestimasi
pengeluaran yang dilakukan untuk memperbaiki dan mencegah kerusakan.
3. Penilaian dari penilai independen.
Penilai-penilai yang independen dapat berguna untuk menilai barang-barang
tertentu. Hal ini analog dengan penilaian pengganti yang dilakukan oleh ahli
dari luar perusahaan.
4. Putusan Pengadilan.
Putusan pengadilan, misalnya denda akibat dari suatu kegiatan yang sering
menunjukkan nilai sosial.

2. 8 Faktor Munculnya Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial


Revolusi Industri pada pertengahan abad XVIII yang ditandai dengan penemuan
mesin mesin industri membawa dampak perubahan terhadap perkembangan akuntansi.
Pertama, adanya perubahan cara produksi dari industri rumah tangga menuju ke sistem
pabrik, sedangkan yarg kedua adalah bertambah panjangnya periode produksi. Sistem
pabrik menuntut modal yang besar, sedangkan pada tahap ini badan usaha persekutuan
tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan modal. Lalu terbentuklah badan usaha yang lain
yaitu perseroan terbatas. Bentuk ini dianggap paling memuaskan karena dana tidak
memiliki batas waktu atau jatuh tempo dan relatif lebih mudah untuk ditambah,
disamping memiliki tanggung jawab yang terbatas.
Dengan berkembangnya badan usaha berbentuk PT, maka semakin banyaklah
masyarakat dan institusi yang menjadi pemodal. Fungsi pendanaan lalu terpisah dari
fungsi manajemen. Inilah yang kemudian dikenal orang sebagai revolusi manajemen.
Dalam situasi ini, para pemegang saham tidak lagi mampu mencukupi sendiri informasi
yang mereka butuhkan dan mereka tidak lagi terlibat dalam kegiatan manajemen. Hal ini

17
menimbulkan kebutuhan untuk membuat laporan keuangan sebagai sarana
pertanggungjawaban dari manajer kepada para pemegang saham.
Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasinya secara langsung atau tidak
langsung berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Dikatakan oleh Usmansyah (1989: 6)
bahwa sumber-sumber ekonomi yang digunakan oleh perusahaan semuanya berasal dari
masyarakat dan lingkungannya. Oleh karena itu perusahaan harus memberikan
Pertanggungjawaban atas semua sumber daya yang telah digunakan serta hasil-hasil yang
telah dicapainya.
Pada abad XX yang ditandai dengan teknologi yang massive sehingga
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan perluasan usaha untuk meningkatkan
produktivitas. Di bawah sistem kapitalis, perusahaan-perusahaan besar mengeksploitasi
sumber daya alam dan manusia untuk menghasilkan keluaran maksimum dengan satu
tujuan yaitu maksimalisasai laba atau maksimalisasi kesejahteraan para pemegang
saham... Masyarakat melihat perusahaan yang berlaba besar berperan aktif dalam proses
perusakan lingkungan dan kemerosotan nilai-nilai kemanusiaan. Krisis lingkungan hidup
yang dikeluhkan oleh masyarakat dewasa ini pada hakekatnya adalah pengejahwantahan
krisis wawasan manusia. Masyarakat yang semakin kritis menuntut agar perusahaan
mempertanggungjawabkan semua yang telah mereka terima dari lingkungan sosialnya
dalam suatu laporan pertanggungjawaban sosial, lebih dari sekedar suatu kewajiban
moral yang selama ini berlaku di masyarakat.
2. 9 Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial dan Lingkungan
Regulasi mengenai akuntansi pertanggungjawaban sosial di Indonesia telah diatur
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 57 yang diterbitkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Akuntansi dampak lingkungan dari aktivitas perusahaan
juga telah diatur SAK. PSAK No. 1 paragraf 9 telah memberikan penjelasan
mengenaipenyajian dampak lingkungan sebagai berikut.
“...Perusahaan menyajikan laporan tambahan mengenai lingkungan hidup (atau
nilai tambah), khususnya bagi industri dengan sumber daya utama terkait dengan
lingkungan hidup (atau karyawan dan stakeholderlainnya sebagai pengguna laporan
keuangan penting)”.

18
PSAK No. 1 belum mengatur dengan tegas, tetapi mengatur pengungkapan
dampak lingkungan.Perlakuan akuntansi dampak lingkungan juga diatur di dalam PSAK
No. 32 mengenai Akuntansi Kehutanan dan PSAK No. 33 tentang Akuntansi
Pertambangan Umum. PSAK No. 32 dan 33 semestinya sudah memadai untuk mengatur
perlakuan akuntansi lingkungan. Tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur oleh
pemerintah melalui Undang Undang RepublikIndonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas telah mengatur upaya dalam kewajiban perusahaan dalam
melestarikan lingkungan. Pasal 17, Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25,
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal misalnya menyatakan sebagai berikut.
“Penanam modal yang mengusahakan sumber daya alam yang tidak terbarukan
wajib mengalokasikan dana secara bertahap untuk pemulihan lokasi yang Memenuhi
standar kelayakan lingkungan hidup, yang pelaksanaannya diatur sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan”.
Tanggung jawab sosial dan lingkungan tertuang dengan jelas pada Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 40, Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 74
menyatakan sebagai berikut.
1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan
dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan.
2) Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai
biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan
kepatutan dan kewajaran.
3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. 4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan
lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah.
Tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan telah diatur dengan tegas
dalam peraturan perundang-undangan. Demikian pula SAK telah menuangkannya dalam
bentuk petunjuk perlakuan akuntansi tanggung jawab sosial dan lingkungan.

19
Aplikasi akuntansi pertanggungjawaban sosial dan lingkungan yang selama ini
dipubikasikan antara lain Anggraini (2006) dan Ja’far dan Arifah (2006). Penelitian
Anggraini (2006) bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan menunjukkan
tanggung jawabnya terhadap kepentingan masyarakat. Evaluasi dilakukan terhadap
laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Perusahaan yang terdaftar di BEI sebagian besar telah mengungkapkan kinerja ekonomi
berupa tanggung jawab perusahaan terhadap karyawannya, yaitu dalam bentuk pemberian
uang pesangon, pensiun, dan bonus. Pengungkapan ini dilakukan karena adanya tekanan
dari pemerintah dan profesi akuntan, berupa surat keputusan No. Kep150/Men/2000
tentang penyelesaian pemutusan hubungan kerja dan penetapan uang pesangon, uang
penghargaan masa kerja, dan ganti kerugian di perusahaan, serta PSAK No. 57 yang
diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Sebagian besar perusahaan perbankan dan
asuransi (lebih dari 50%) mengungkapkan informasi mengenai praktik kerja, yaitu
informasi yang berkaitan dengan tanggung jawab perusahaan dalam pengembangan
sumber daya manusia. Selain itu, perusahaan juga sudah mengungkapkan kegiatan-
kegiatan sosial, berupa pemberian sumbangan, serta tanggung jawab perusahaan terhadap
kualitas produk yang dihasilkan. Hal ini dilakukan Untuk memenangi persaingan yang
semakin ketat. Namun, masih sedikit perusahaan yang melaporkan kegiatan yang
berkaitan dengan lingkungan.

Penelitian lain yang dilakukan dalam konteks akuntansi lingkungan dilakukan


oleh Ja’far dan Arifah (2006). Ja’far dan Arifah (2006) meneliti perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI. Berdasrkan jawaban kuesioner, mereka menemukan adanya
tindakan proaktif pihak manajemen untuk melakukan manajemen lingkungan dan rata-
rata kinerja lingkungan mereka cukup tinggi. Sementara itu manajer mempersepsikan
bahwa dorongan manajemen lingkungan yang dilakukan pihak eksternal berada pada
level sedang. Dari 53 perusahaan sampel, 20 perusahaan menerbitkan environmental
disclosure dalam annualreport.

2. 10 Permasalahan sosial dalam dunia bisnis di Indonesia


Contoh Permasalahan Sosial pada dunia Bisnis

No Contoh kasus Lokasi Permasalahan Sosial


01 PT.Inti Indo Rayon Porsea Dihentikan operasional karena
. Utama adanya masalah lingkungan
Propinsi . dan masalah dengan
Sumatera Utara masyarakat sekitar industri
02 PT. Exxon mobils Lhokseumawe Menghentikan kegiatan
. Aceh utara produksi karena faktor
stabilitas keamanan

20
Prop . DI Aceh
03 PT.Ajinamoto Indonesia Jakarta Penarikan distribusi,
. pemasaran, dan aktifitas
produksi karena masalah
sertifikasi halal oleh MUI
04 Beberapa Perusahaan Propisi Riau Mendapatkan protes dari
. kertas di Riau masyarakat setempat
sehubungan permasalahan
limbah industri dan lingkungan
05 PT.Maspion Indonesia Sidoarjo Permasalahan demo buruh dan
. isu kesejahteraan karyawan
Surabaya

Jawa Timur
06 PT.Telkom Indonesia Divre IV Serikat Karyawan (Sekar)
. PT.Telkom menolak penjualan
Jateng dan DIY Divre IV Kepada PT.Indosat
07 PT. BCA Jakarta Serikat Pekerja menolak
. Divestasi saham BCA
08 PT.Kereta Api Indonesia Jakarta Serikat Pekerja menolak
. kembalinya Dewan Direksi
lama, karena dianggap
bertanggung jawab atas
beberapa kasus kecelakaan
kereta api yang terjadi di
Indonesia
09 Bank Internasional Jakarta Tuntutan Karyawan atas gaji,
. .Indonesia (BII) upah dan peningkatan
kesejahteraan pekerja
10 PT.Gudang Garam Kediri Mogok Kerja Massal karyawan
. menuntut perbaikan gaji dan
Jawa Timur kesejahteraan pekerja.

Sumber : Review berbagai sumber

Sederetan data lain sebenarnya masih banyak lagi mengenai permasalahan-permasalahan


sosial yang dihadapi oleh perusahaan PMA maupun PMDN di Indonesia. Tentunya gambaran ini
semakin menunjukkan betapa dunia usaha sangat rentan dengan berbagai masalah sosial.
Beberapa kasus maraknya aksi demo buruh, penjarahan gudang, perusakan gedung kantor dan
pabrik, dan penggarapan lahan perusahaan karena masyarakat menyakini tanah ulayat dan hak–

21
hak rakyat yang dirampas oleh penguasa pada masa lalu, semakin menguatkan fakta tentang
stabilitas sosial yang tidak kondusif.

2. 11 Dampak Positif dan Negatif terhadap Corporate Social Responsibility


Dalam perkembangannya tidak semua perusahaan menerima konsep pelaksanaan
tanggung jawab sosial ini, Sofyan Syafri Harahap dalam bukunya yang berjudul Teori
Akuntansi mengemukakan argumen menerima mengenai perusahaan agar memiliki sikap
dan tanggung jawab sosial antara lain:
1. Keterlibatan sosial merupakan respon terhadap keinginan dan harapan masyarakat
jangka panjang. Hal ini sangat menguntungkan perusahaan.
2. Meningkatkan nama baik perusahaan akan manimbulkan simpati langganan, simpati
karyawan, investor dan lain-lain.
3. Keterlibatan sosial akan mempengaruhi perbaikan lingkungan, masyarakat, yang
mungkin akan menurunkan produksi.
4. Menghindari campur tangan pemerintah dalam melindungi masyarakat. Campur tangan
pemerintah cenderung membatasi peran perusahaan, sehingga jika perusahaan memiliki
tanggung jawab sosial mungkin dapat menghindari pembatasan kegiatan perusahaan.
5. Dapat menunjukkan respon positif perusahaan terhadap norma dan nilai yang berlaku
dalam masyarakat, sehingga mendapat simpati masyarakat.
6. Sesuai dengan keinginan para pemegang saham dalam hal publik.
7. Mengurangi tensi kebencian masyarakat kepada perusahaan yang kadang-kadang
melakukan kegiatan yang dibenci masyarakat tidak mungkin dihindari.
8. Membantu kepentingan nasional, seperti konservsi alam, pemeliharaan barang seni
budaya, peningkatan pendidikan rakyat, lapangan kerja, dan lain-lain

Adapun argumen yang menolak keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial antara
lain:
1. Mengalihkan perhatian perusahaan dari tujuan utamanya dalam mencari laba. Ini
akan menimbulkan pemborosan.

22
2. Memungkinkan keterlibatan perusahaan terhadap permainan kekuasaan atau politik
secara berlebihan yang sebenarnya bukan lapangannya.
3. Dapat menimbulkan lingkungan bisnis yang monolitik bukan yang bersifat
pluralistik.
4. Keterlibatan sosial memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar yang tidak dapat
dipenuhi oleh dana perusahaan yang terbatas, yang dapat menimbulkan
kebangkrutan atau menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi.
5. Keterlibatan pada kegiatan sosial yang demikian kompleks membutuhkan tenaga
dan para ahli yang belum tentu dimiliki oleh perusahaan.

Dari kedua argumen di atas dapat dilihat bahwa perusahaan yang menjalankan konsep
pelaksanaan tanggung jawab sosial selain mereka merasa peduli terhadap masyarakat
dan lingkungan sekitar, tetapi perusahaan juga mengharapkan timbal balik yang positif
dari pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) tersebut. Juga terdapat
argumen yang menolak pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan tersebut tidak
lain dikarenakan ketakutan mereka dalam tujuan utama perusahaan yaitu mendapatkan
laba yang maksimal akan berkurang

2. 12 Pentingnya Pelaksanaan Corporate Social Responsibility


Ada enam kecenderungan utama, yang semakin menegaskan arti penting CSR. Yaitu: 
1. Posisi negara yang semakin berjarak pada rakyatnya
2. Semakin mengemukakan arti kesinambungan
3. Semakin gencarnya sorotan kritis dan resistensi dari publik, bahkan yang bersifat anti-
perusahaan
4. Perkembangan ke arah transparansi
5. Harapan-harapan bagi terwujudnya kehidupan yang lebih baik dan manusiawi pada era
milenium baru.”
Diharapkan perusahaan-perusahaan saat ini lebih sadar akan tanggung jawabnya selain
kepada pemegang saham, juga pada masyarakat, lingkungan dan alam disekitar tempat
usahanya.

23
2. 13 Bentuk-bentuk kegiatan dari Corporate Sosial Responsibility 
Bentuk keterlibatan perusahaan tergantung pada lingkungan sosial masyarakat, sifat dan
keadaan yang berbeda dari satu masyarakat dengan masyarakat lain. Menurut Sofyan
Syafri Harahap dalam bukunya yang berjudul Teori Akuntansi bentuk-bentuk kegiatan
yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah sebagai berikut:
 Lingkungan Hidup:
a. Pengawasan terhadap efek polusi
b. Riset dan pengembangan lingkungan
c. Pengelolaan sampah dan limbah
d. Perbaikan pengrusakan alam dan konversi alam
e. Keindahan lingkungan
f. Pengurangan suara bisingPenggunaan tanah
g. Kerjasama dengan pemerintah danUniversitas
h. Pembangunan lokasi rekreasi

 Energi:
a. Penghematan energi dalam proses produksi
b. Konservasi energy

 Sumber Daya Manusia dan Pendidikan:


a. Keamanan dan kesejahteraan karyawan
b. Beasiswa
c. Menambah dan memperluas hak-hak karyawan
d. Pendidikan karyawan
e. Kebutuhan keluarga da rekreasi karyawan
f. Usaha untuk mendorong partisipasi
g. Perbaikan pensiun
h. Membantu perguruan tinggi
i. Riset dan pembangunan
j. Pengangkatan pegawai dari kelompok miskin dan minoritas

24
k. Peningkatan karir karyawan

 Praktek Bisnis yang Jujur:


a. Memperhatikan hak-hak karyawan
b. Jujur dalam iklan
c. Mengontrol kualitas produk
d. Pemberian kredit
e. Servis yang memuaskan
f. Produk yang sehat
g. Jaminan kepuasan pelanggan

 Membantu Masyarakat Lingkungan:


a. Tidak campur tangan dalam struktur masyarakat
b. Sumbangan untuk kegiatan sosial masyarakat
c. Perbaikan perumahan desa
d. Jalinan kemitraan kerja
e. Memanfaatkan tenaga ahli perusahaan dalam mengatasi masalah sosial di lingkungan
f. Membangun klinik kesehatan, sekolah dan rumah sakit
g. Perbaikan desa/kota
h. Bantuan dana
i. Perbaikan sarana pengangkutan dan pasar

 Kegiatan Seni dan Kebudayaan:


a. Sponsor kegiatan seni dan budaya
b. Perekrutan tenaga kerja yang berbakat seni dan budaya
c. Membantu lembaga seni dan budaya
d. Penggunaan seni dan budaya dalam iklan

 Hubungan dengan Pemegang Saham:


a. Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan ditingkatkan
b. Pengungkapan keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial

25
c. Sifat keterbukaan direksi pada semua persero

 Hubungan dengan Pemerintah:


a. Menaati peraturan pemerintah
b. Mengontrol kegiatan politik perusahaan
c. Membantu proyek dan kebijakan pemerintah
d. Membatasi kegiatan lobbying
e. Membantu lembaga pemerintah sesuai dengan kemampuan perusahaan
f. Membantu secara umum usaha perningkatan kesejahteraan masyarakat
g. Meningkatkan produktivitas sektor informasi
h. Pengembangan dan investasi manajemen

2. 14 Metode Pengukuran dari Corporate Sosial Responsibility 


Dalam akuntansi konvensional jelas bahwa setiap transaksi baru dapat dicatat jika
sudah mempengaruhi posisi keuangan perusahaan. Dalam  Socio Economic
Accounting (SEA) kita harus mengukur dampak positif (Social Cost) dan dampak negatif
(Social Negatif) yang ditimbulkan oleh kegiatan perusahaan, di sinilah rumitnya
menghitung dampak ekonomis pelaksanaan tanggung jawab social. Metode pengukuran
tanggung jawab sosial sebagai informasi yang akan dilaporkan dalam Socio Economic
Reporting misalnya:
1. Menggunakan penelitian dengan menghitung Opportunity Cost Approach.
Misalnya dalam menghitung social cost dari pembuangan, maka dihitung berapa
kerugian manusia dalam hidupnya : berapa berkurang kekayaannya, berapa
kerusakan wilayah rekreasi, dan lain sebagainya akibat pembuangan limbah. Total
kerugian itulah yang menjadi Social cost perusahaan
2. Menggunakan daftar kuesioner, survey,di mana mereka yang merasa dirugikan
ditanyai berapa besar jumlah kerugian yang ditimbulkan atau berapa biaya yang
harus dibayar kepada mereka sebagai kompensasi kerugian yang dideritanya.
3. Menggunakan hubungan antara kerugian massal dengan permintaan untuk barang
pengurangan dalam menghitung jumlah kerugian masyarakat.

26
4. Menggunakan reaksi pasar dalam menentukan harga. Misalnya vonis hakim akibat
pengaduan masyarakat akan kerusakan lingkungan dapat juga dianggap sebagai
dasar perhitungan.

2. 15 Teknik Pelaporan Tanggung Jawab Sosial


Walaupun teknik pelaporan mengenai pelaksanaan tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR) belum mempunyai pedoman yang resmi, ada beberapa teknik pelaporan
yang menurut para ahli bisa digunakan perusahaan seperti yang diungkapkan oleh Diller
yang diterjemahkan oleh Sofyan Syafri Harahap dalam buku Teori Akuntansi adalah
sebagai berikut:
1. Pengungkapan dalam surat kepada pemegang saham baik dalam laporan tahunan
atau bentuk laporan lainnya.
2. Pengungkapan dalam catatan atau laporan keuangan.
3. Dibuat dalam perkiraan tambahan, misalnya melalui adanya perkiraan (akun)
penyisihan kerusakan lokasi, biaya pemeliharaan lingkungan dan sebagainya.”

Meskipun teknik pelaporan setiap perusahaan berbeda, tetapi pelaporan ini sangat
berguna bagi perusahaan terutama untuk menambah kepercayaan para pemegang saham,
selain bagi perusahaan pelaporan ini juga bermanfaat bagi pemerintah dalam
pengambilan keputusan dan berbagai kebijakan

2. 16 Manfaat Pelaksanaan Corporate Sosial Responsibility


Bertambahnya kesadaran perusahaan-perusahaan terhadap pelaksanaan CSR
tentunya tidak lepas dari manfaaat yang mereka dapatkan dari pelaksanaan CSR tersebut.
Menurut  Business Sosial Responsibility (BSR), berikut ini adalah manfaat yang dapat
diperoleh perusahaan dengan adanya tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) :
1. Reduced Operating Cost (Mengurangi biaya operasional).
Dengan adanya tanggung jawab sosial perusahaan mampu mengurangi beban atau
biaya operasional perusahaan, misalnya jadwal kerja yang fleksibel dan program
keselamatan kerja berdampak pada menurunnya absensi pekerja dan menambah
simpanan uang perusahaan dari pekerja melalui peningkatan produktivitas kerja.

27
2. Improved Financial Performance (Meningkatkan kinerja keuangan).
Hubungan antara tanggung jawab sosial dengan kinerja keuangan yang positif dapat
dilihat dari kriteria melalui total return, sales growth and profit growth selama lebih
dari satu periode sebaik net profit margin dan return on equity.

3. Enhanced Brand Image and Reputation (Meningkatkan citra produk dan reputasi).


Perusahaan menyadari adanya tanggung jawab sosial bermanfaat bagi meningkatnya
reputasi, baik perusahaan di mata publik sebagaimana sebaik reputasi di dalam
komunitas bisnisnya sehingga dapat menarik rekan bisnis baru dan mendapat
keuntungan.

4. Increased Sales and Customer loyalty (Meningkatkan Penjualan dan Kesetiaan


Konsumen).
Dengan memproduksi barang yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan
ditunjang pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) akan menumbuhkan
kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan tersebut, dan diharapkan masyarakat
tetap setia menggunakan hasil produksi perusahaan tersebut.

5. Increased Produktivity and Quality (Meningkatkan produktivitas dan kualitas).


Usaha perusahaan dalam menciptakan kondisi kerja yang produktif, mengurangi
dampak buruk bagi lingkungan atau melibatkan pekerja dalam peningkatan
produktivitas dan mengurangi angka kesalahan yang terjadi.

6. Increased Ability to Attract and Retain Employees (Meningkatkan kemampuan untuk


mempekerjakan dan mengupah pekerja).
Perusahaan menyadari dengan komitmen tinggi atas tanggung jawab sosial perusahaan
akan lebih mudah dalam merekrut dan mengupah pekerja, berdampak pada penurunan
perputaran biaya perekrutan dan pelatihan. Orang akan memilih bekerja pada
lingkungan kerja dimana tidak ada konflik sosial yang tercitpta terutama masalah
ketenagakerjaan.

28
7. Reduced Regulatory Oversight (Mengurangi penyimpangan tindakan dari undang-
undang).
Pemerintah memiliki peranan dalam pembuatan kebijakan perundangan yang dijadikan
pedoman bagi perusahaan dalam kegiatan operasionalnya. Pemerintah memberikan
penghargaan bagi perusahaan yang bertindak proaktif terhadap lingkungan, misalnya
keberhasilan dalam pengolahan limbah pabrik serta menjaga akelestarian lingkungan.

8. Access to Capital (cara mendapatkan modal).


Pertumbuhan investasi terhadap tanggung jawab sosial yang tinggi telah memberi jalan
bagi masuknya tambahan modal yang mungkin telah tersedia.

Dari pernyataan diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan tanggung jawab sosial
perusahaan tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat atau lingkungan sekitar tetapi juga
bermanfaat bagi perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba.

2. 17 Pengaruh Penerapan Akuntansi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)


Pengaruh penerapan Akuntansi CSR telah banyak diteliti oleh para ahli maupun
akademisi, baik terhadap kinerja perusahaan, nilai perusahaan, maupun respon investor.
Pengaruh Akuntansi CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan misalnya diungkapkan
oleh Kurnianto (2011), bahwa pengungkapan aktivitas CSR (CSR disclosure) tidak terbukti
berpengaruh positif terhadap Return on Equity (ROE) perusahaan satu tahun ke depan
(ROEt+1) perusahaan.
Sementara hasil penelitian Caroline Flammer (2013) menemukan bahwa adopsi
dan penerapan CSR berhubungan dengan peningkatan produktivitas karyawan dan
pertumbuhan penjualan. Penelitian Rosiana, Juliarsa, dan Sari(2013) menunjukkan bahwa
pengungkapan CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan
profitabilitas mampu memperkuat pengaruh pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan.
Temuan senada diungkapkan Elliott et. al. (2012) yaitu bahwa kinerja CSR yang lebih baik
meningkatkan meningkatkan estimasi investor atas nilai dasar perusahaan.

29
Dari beberapa hasil penelitian terkait dampak penerapan Akuntansi CSR di atas,
dapat dilihat bahwa sebagian besar menyatakan bahwa penerapan Akuntansi CSR tidak
berdampak baik positif maupun negatif terhadap variabel-variabel kinerja keuangan
perusahaan. Namun penerapan CSR dan akuntansinya terbukti berdampak terhadap
peningkatan produktivitas karyawan dan pertumbuhan penjualan. Selain itu,pengungkapan
CSR juga terbukti dapat meningkatkan nilai perusahaan dan mempengaruhi reaksi investor.
Analisis atas hal ini adalah bahwa potensi manfaat
penerapan Akuntansi CSR secara umum berlaku untuk jangka panjang. 
Dalam jangka pendek, penerapan CSR hanya mempengaruhi detail kecil dari kinerja
keuangan perusahaan seperti pertumbuhan penjualan dan produktivitas karyawan.

30
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Corporate Sosial Responsibility (CSR) merupakan suatu konsep terintegrasi yang
menggabungkan aspek bisnis dan sosial agar perusahaan dapat mencapai kesejahteran
stakeholders, serta dapat mencapai profit maksimum sehingga dapat meningkatkan harga
saham. CSR merupakan kepedulian perusahaan yang didasari tiga prinsip dasar yang
dikenal dengan istilah Triple Bottom Lines, yaitu: Profit (Keuntungan), People
(Masyarakat) dan Planet (Lingkungan)

Corporate Sosial Responsibility merupakan salah satu hal yang memiliki peranan yang
cukup penting dalam hal keberlangsungan hidup suatu perusahaan. Apabila perusahaan
mengabaikan tanggung jawab sosialnya, maka hal tersebut dapat mengganggu going
concern perusahaan yang berupa tuntutan dari lingkungan internal dan eksternal
perusahaan khususnya masyarakat. Oleh sebab itu untuk mengantisipasi terganggungnya
going concern perusahaan perlu sikap yang tegas dan komitmen yang tinggi dari pihak
perusahaan untuk menjaga hubungan yang baik dan berkesinambungan terhadap
stakeholders nya. Perubahan-perubahan yang terjadi setelah perusahaan memperhatikan
tanggung jawab sosialnya biasanya akan tampak pada kinerja perusahaan dan penampilan
finansialnya dimana kondisi dan posisi keuangan perusahaan mengalami perubahan dan
hal ini tercermin dalam laporan keuangan perusahaan yang sadar akan pentingnya
memperhatikan tanggung jawab sosial bagi pertumbuhan dan keberlangsungan usahanya.

Dengan adanya pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang dikelola
dengan baik maka secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi
profitabilitas perusahaan. Selain itu perusahaan dapat pula melindungi lingkungan sekitar
agar terjadi keharmonisasian antara perusahaan dengan lingkungan sekitar dan masyarakat.

31
3.2 Saran
Dari uraian makalah ini, penulis dapat memberikan saran bagi praktisi maupun  akademisi
bahwa perusahaan seharusnya memberikan perhatian lebih kepada
penerapan Akuntansi CSR.  Bukan karena penerapannya secara ekonomi akan memberikan
keuntungan bagi perusahaan, namun lebih kepada konsep keseimbangan yang perlu
perusahaan jaga antara aktivitas laba dan kompensasi dampaknya melalui aktivitas sosial
dan lingkungan. Dalam  jangka  panjang,  keseimbangan  inilah  yang  akan menjaga
keberlanjutan operasi perusahaan

32
Daftar Pustaka

1. Cheng, Megawati, Yulius Jogi Christiawan, “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social


Responsibility Terhadap Abnormal Return” , Jurnal Akuntansi dan Keuangan,Vol. 13, No.1,
2011
2. Kurnianto, Eko Adhy, “Pengaruh CorporateSocial Responsibility Terhadap KinerjaKeuangan
Perusahaan., Universitas Diponegoro,Semarang, 2011
3. Sofyan Syafri Harahap. 2007. Teori Akuntansi, Edisi Revisi 9. Jakarta :Raja Grafindo
Persada
4. Samudra, Agung.2011. Jurnal Akuntansi Sosial. Diakses pada tanggal 5 November 2016
di https://resum.wordpress.com/2011/01/16/jurnal-akuntansi-sosial/
5. Elliott, W. Brooke, Kevin E. Jackson, Mark E.Peecher, Brian J. White, “Mitigating the
Unintended Effect of Corporate Social Responsibility Performance on Investors’ Estimates of
Fundamental Value”, University of Illinois at Urbana-Champaign, Illinois, 2012
6. Desmal, Irvan. 2012. Pertanggungjawaban Sosial dan Akuntansi Pertanggungjawaban
Sosial. Diakses pada tanggal 3 November 2016 di
https://irvandesmalcpa.wordpress.com/2012/05/02/pertanggungjawaban-sosial-dan-
akuntansi-pertanggungjawaban-sosial/
7. Hasanuddin. 2012. Peranan Perilaku Sosial pada PT X sebagai bentuk
pertanggungjawaban social perusahaan terhadap lingkungan. Diakses pada tanggal 4
November 2016 di http://zonaskripsi.blogspot.co.id/2012/03/skripsi-akuntansi-3.html
8. Rosiana, Gusti Ayu Made Ervina, Gede Juliarsa,Maria M. Ratna Sari, “Pengaruh
Pengungkapan CSR Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Pemoderasi”,
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,Denpasar, 2013
9. Flammer, Caroline, “Does Corporate SocialResponsibility Lead to Superior
FinancialPerformance? A RegressionDiscontinuity Approach” , University of Western Ontario,
Ontario, 2013.
10. Liputo, Badria. 2013 . Akuntansi Sosial dan Lingkungan. Diakses pada tanggal 31
Oktober 2016 di http://kelascakuntansi2011.blogspot.co.id/2013/01/akuntansi-sosial-dan
lingkungan_2978.html

33
11. Dianingtyas, Lucia. 2013. Analisis Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial
terhadap Lingkungan dan Masyarakat untuk mengukur kinerja social pada PT. Astra
International, TBK. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2016 di
http://eprints.uny.ac.id/16172/1/Skripsi%20Lucia%20Dianingtyas.pdf
12. Miantini, Y.  2013. Pengaruh tanggung Jawab Sosial Terhadap Kinerja
Perusahaan.http://milamashuri.wordpress.com/ /pengaruh-tanggung-jawab-sosial-
terhadap-kinerja-perusahaan/.
13. Qurlita,, Cindy. 2013. Konsep Akuntansi Pertanggungjawaban social. Diakses pada
tanggal 31 Oktober 2016 di http://cinndyrq.blogspot.co.id/2013/11/konsep-akuntansi
pertanggungjawaban_17.html
14. Yaningwati, Fransisca. 2014 .Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban social sebagai
bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya. Diakses pada tanggal
31 Oktober 2016di http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=276354&val=6468&title=PENERAPAN%20AKUNTANSI
%20PERTANGGUNGJAWABAN%20SOSIAL%20SEBAGAI%20BENTUK
%20TANGGUNG%20JAWAB%20PERUSAHAAN%20TERHADAP
%20LINGKUNGAN%20SEKITARNYA%20%20(Studi%20pada%20PT%20Petrokimia
%20Gresik
15. Umar, Utami. 2014. Akuntansi Pertanggungjawaban social. Diakses pada tanggal 3
November 2016 di http://mimiakuntansi.blogspot.co.id/2014/10/akuntansi-
pertanggungjawaban-sosial.html
16. Setiaji, Danang. 2014. Konsep implementais dan pengaruh Akuntansi CSR terhadap
kinerja perusahaan. Diakses pada tanggal 5 November 2016 di
https://www.academia.edu/7995844/Konsep_Implementasi_dan_Pengaruh_Akuntansi_C
SR_Corporate_Social_Responsibility_terhadap_Kinerja_Perusahaan
17. Fuadi, Wifqi. 2015. Akuntansi Pertanggungjawaban social. Diakses pada tanggal 3
November 2016 di http://www.masterakuntansi.com/2016/01/akuntansi-
pertanggungjawaban-sosial.html

34
35

Anda mungkin juga menyukai