Disusun oleh :
NAMA : ROSTINA C0219371
NURUL LITA KHAZANA C0219514
KELAS : AKUNTANSI C
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
TAHUN 2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul ‘’Akuntansi
Pertanggungjawaban Sosial di Perusahaan’’. Adapun tujuan dari pembuatan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Seminar Akuntansi.
Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................6
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................8
2.1 Definisi Corporate Social Responsibility..............................................................8
2.2 Sejarah dan Perkembangan Corporate Social Responsibility................................8
2.3 Tujuan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial.....................................................9
2.4 Manfaat Pelaksanaan Corporate Social Responsibility.......................................10
2.5 Pelaksanaan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial...........................................12
2.6 Sejarah dan Perkembangan Corporate Social Responsibility..............................12
2.7 Ruang Lingkup Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial.....................................16
2.8 Faktor Munculnya Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial.................................17
2.9 Sejarah dan Perkembangan Corporate Social Responsibility..............................18
2.10 Permasalahan social dalam Dunia bisnis di Indonesia........................................20
2.11 Dampak Positif dan Negatif terhadap Corporate Social Responsibility..............22
2.12 Pentingnya Pelaksanaan Corporate Social Responsibility..................................23
2.13 Bentuk-bentuk kegiatan dari Corporate Sosial Responsibility............................24
2.14 Metode Pengukuran dari Corporate Sosial Responsibility..................................26
2.15 Teknik Pelaporan Tanggung Jawab Sosial..........................................................27
2.16 Manfaat Pelaksanaan Corporate Sosial Responsibility.......................................27
2.17 Pengaruh Penerapan Akuntansi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)......29
3
BAB III PENUTUP.........................................................................................................31
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................31
3.2 Saran......................................................................................................................32
Daftar Pustaka..................................................................................................................33
4
BAB I
PENDAHULUAN
6
17. Bagaimana Pengaruh Penerapan Akuntansi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
(CSR) ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Definisi dari Corporate Social Responsibility
2. Untuk mengetahui Sejarah dan Perkembangan Corporate Social Responsibility
3. Untuk mengetahui Tujuan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial
4. Untuk mengetahui Manfaat Pelaksanaan Corporate Social Responsibility
5. Untuk Mengetahui Pelaksanaan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial
6. Untuk Mengetahui
7. Untuk Mengetahui Bentuk Pengukuran dan Pelaporan Akuntansi Pertanggungjawaban
Sosial
8. Untuk Mengetahui Faktor Munculnya Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial
9. Untuk Mengetahui Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial dan Lingkungan
10. Untuk mengetahui Permasalahan social dalam Dunia bisnis di Indonesia
11. Untuk mengetahui Dampak Positif dan Negatif terhadap Corporate Social
Responsibility
12. Untuk mengetahui Pentingnya Pelaksanaan Corporate Social Responsibility
13. Untuk mengetahui Bentuk-bentuk kegiatan dari Corporate Sosial Responsibility
14. Untuk mengetahui Metode Pengukuran dari Corporate Sosial Responsibility
15. Untuk mengetahui Teknik Pelaporan Tanggung Jawab Sosial
16. Untuk mengetahui Manfaat Pelaksanaan Corporate Sosial Responsibility
17. Untuk mengetahui Pengaruh Penerapan Akuntansi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
(CSR)
7
BAB II
PEMBAHASAN
9
b. Untuk membantu menentukan apakah praktek dan strategi perusahaan yang
secara langsung mempengaruhi sumber daya relative dan keadaan sosial adalah
konsisten dengan prioritas-prioritas sosial pada satu sisi dan aspirasi-aspirasi
individu pada sisi lainnya.
c. Untuk menyediakan dengan cara yang cptimal bagi semua kelompok sosial,
informasi yang relevan mengenai tujuan, kebijakan, program, kinerja dan
sumbangan perusahaan pada tujuan-tujuan sosial.
Informasi yang dihasilkan dari proses akuntansi pertanggungjawaban sosial tidak
hanya bemanfaat bagi anggota masyarakat dalam menilai kinerja sosial perusahaan, tetapi
juga akan membantu manajemen mencapai tujuan, yaitu dengan meyakini adanya suatu
perkembangan yang lebih menyeluruh yang telah diberikan kepada kebutuhan bisnis secara
total dan penghargaan publik. Laporan sosial ini juga akan membantu manajemen berpikir
mengenai akibat-akibat dari tindakan mereka sehingga manajemen dapat mengambil
keputusan dengan lebih baik.
10
meningkatnya reputasi, baik perusahaan di mata publik sebagaimana sebaik
reputasi di dalam komunitas bisnisnya sehingga dapat menarik rekan bisnis baru
dan mendapat keuntungan.
d. Increased Sales and Customer loyalty (Meningkatkan Penjualan dan Kesetiaan
Konsumen). Dengan memproduksi barang yang dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat dan ditunjang pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR)
akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan tersebut, dan
diharapkan masyarakat tetap setia menggunakan hasil produksi perusahaan
tersebut.
e. Increased Produktivity and Quality (Meningkatkan produktivitas dan kualitas).
Usaha perusahaan dalam menciptakan kondisi kerja yang produktif, mengurangi
dampak buruk bagi lingkungan atau melibatkan pekerja dalam peningkatan
produktivitas dan mengurangi angka kesalahan yang terjadi.
f. Increased Ability to Attract and Retain Employees (Meningkatkan kemampuan
untuk mempekerjakan dan mengupah pekerja). Perusahaan menyadari dengan
komitmen tinggi atas tanggung jawab sosial perusahaan akan lebih mudah dalam
merekrut dan mengupah pekerja, berdampak pada penurunan perputaran biaya
perekrutan.... dan pelatihan. Orang akan memilih bekerja pada lingkungan kerja
dimana tidak ada konflik sosial yang tercitpta terutama masalah ketenagakerjaan.
g. Reduced Regulatory Oversight (Mengurangi penyimpangan tindakan dari
undang undang). Pemerintah memiliki peranan dalam pembuatan kebijakan
perundangan yang dijadikan pedoman bagi perusahaan dalam kegiatan
operasionalnya. Pemerintah memberikan penghargaan bagi perusahaan yang
bertindak proaktif terhadap lingkungan, misalnya keberhasilan dalam
pengolahan limbah pabrik serta menjaga akelestarian lingkungan.
h. Access to Capital (cara mendapatkan modal). Pertumbuhan investasi terhadap
tanggung jawab sosial yang tinggi telah memberi jalan bagi masuknya tambahan
modal yang mungkin telah tersedia.
Dari pernyataan diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan tanggung jawab sosial
perusahaan tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat atau lingkungan sekitar tetapi juga
bermanfaat bagi perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba.
11
2. 5 Pelaksanaan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial
Perubahan sikap perusahaan maupun pemerintah terhadap pelaksanaan CSR
disebabkan kesadaran mereka akan pentingnya melaksanakan tanggung jawab sosial
perusahaan.
Ada enam kecenderungan utama, yang semakin menegaskan arti penting CSR.
Yaitu: meningkatnya kesenjangan antara kaya dan miskin, posisi negara yang semakin
berjarak pada rakyatnya, makin mengemukakan arti kesinambungan; makin gencarnya
sorotan kritis dan resistensi dari publik, bahkan yang bersifat anti-perusahaan; tren ke
arah transparansi, dan harapan-harapan bagi terwujudnya kehidupan yang lebih baik dan
manusiawi pada era milenium baru.Diharapkan perusahaan-perusahaan saat ini lebih
sadar akan tanggung jawabnya selain kepada pemegang saham, juga pada masyarakat,
lingkungan dan alam disekitar tempat usahanya.
12
c. Sumbangan terhadap publik (public contribution). Meliputi bidang-bidang yang
menampakkan kegiatan perusahaan terhadap (kelompok) individu di luar
perusahaan, yang antara lain meliputi: kegiatan kemanusiaan umum, praktek
peluang kesempatan kerja yang adil, pembayaran pajak kepada pemerintah dan
sebagainya.
d. Sumbangan terhadap lingkungan (environmental contribution). Meliputi
pemberian perhatian terhadap aspek lingkungan produksi yang meliputi
pemakaian sumber daya, proses produksi, dan produksi yang mencakup kegiatan
daur ulang, penanggulangan pencemaran dan pemeliharaan lingkungan tempat
perusahaan berdiri dan beroperasi.
e. Sumbangan terhadap barang atau jasa (product or service contribution). Meliputi
aspek kualitatif produk atau jasa yang diberikan oleh perusahaan. Misalnya
mengenai kegunaannya, daya tahannya, pengamanan dan pelayanannya yang
diupayakan sebaik mungkin sesuai peran yang diemban, serta mencakup pula
kepuasan pelanggan, kejujuran perusahaan dalam periklanan, kelengkapan dan
kejelasan dalam pemberian segel dan pembungkusan.
Di sisi lain, The Committee on Accounting for Corporate Social Performance dari
National Association of Accountants yang dikutip oleh Edward dan Black (1976: 549 –
550) mengidentifikasi dan mengklasifikasikan ruang lingkup dari pengaruh sosial
perusahaan, yang keberadaannya dapat disesuaikan dengan jenis perusahaan, yaitu:
1. Community Involvement
- General Philanthropy
- Public and Private Transportation
- Health Service
- Housing
- Aid in Personal and Bussiness Problem
- Community Planing and Improvement
- Volunter Activities
- Specialized Food Program
- Education
2. Human Resources
13
- Employment Practices
- Training Programs.
- Promotion Policies
- Employment Continuity
- Remuneration
- Working Conditions
- Drugs and Alcohol
- Job Enrichments
- Communications
3. Physical Resources and Enviroment Contribution
- Air
- Water
- Sound
- Solid Waste
- Use of Scare Resources
- Aesthetics
4. Product or Service Contribution
- Completeness and Clarity of Labeling, Packing, and Market Representation
- Warranty Provisions
- Responsiveness to Customer Complains.
- Consumer Education
- Product Quality
- Product Safety
- Content and Frequency of Advertising
- Constructive Research.
Sedangkan menurut Harahap (2002: 198 – 200), keterlibatan sosial perusahaan
yang disesuaikan dengan keadaan di Negara Indonesia yaitu:
14
energi yang dilakukan perusahaan, penghematan energi dalam proses produksi
dan lain-lain
2. Sumber Daya manusia dan Pendidikan, antara lain: keamanan dan kesehatan
karyawan, pendidikan karyawan, kebutuhan keluarga dan rekreasi karyawan,
menambah dan memperluas hak-hak karyawan, usaha untuk mendorong
partisipasi, perbaikan pensiun, beasiswa, bantuan pada sekolah, pendirian
sekolah, membantu pendidikan tinggi, riset dan pengembangan, pengangkatan
pegawai dari kelompok miskin, peningkatan karir karyawan dan lain-lain.
3. Praktek Bisnis yang Jujur, antara lain: memperhatikan hak-hak karyawan
wanita, jujur dalam iklan, kredit, servis, produk, jaminan, selalu mengontrol
kualitas produk, dan lain-lain, pemerintah dan universitas, pembangunan lokasi
rekreasi dan lain-lain.
4. Membantu Masyarakat Lingkungan, antara lain: memanfaatkan tenaga ahli
perusahaan dalam mengatasi masalah sosial di lingkungannya, tidak campur
tangan dalam struktur masyarakat, membangun klinik kesehatan, sekolah,
rumah ibadah, perbaikan desa/kota, sumbangan untuk kegiatan sosial
kemasyarakatan, perbaikan perumahan desa, bantuan dana, perbaikan sarana
pengangkutan, pasar dan lain-lain.
5. Kegiatan Seni dan Kebudayaan, antara lain: membantu lembaga seni dan
budaya, sponsor kegiatan seni dan budaya, penggunaan seni dan budaya dalam
iklan, merekrut tenaga yang berbakat seni dan olah raga, dan lain-lain.
6. Hubungan dengan Pemegang Saham, antara lain: sifat keterbukaan direksi pada
semua persero, peningkatan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan,
pengungkapan keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial, dan lain-lain.
7. Hubungan dengan Pemerintah, antara lain: mentaati peraturan pemerintah,
membatasi kegiatan lobbying, mengontrol kegiatan politik perusahaan,
membantu lembaga pemerintah sesuai dengan kemampuan perusahaan,
membantu secara umum usaha peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat,
membantu proyek dan kebijakan pemerintah, meingkatkan produktivitas sektor
informal, pengembangan dan inovasi manajemen.
15
2. 7 Pengukuran dan Pelaporan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial
Menurut Glautier dan Underdown (1986: 484-485) ada tiga pendekatan yang
dapat digunakan untuk pedoman pengukuran dalam pelaporan akuntansi
pertanggungjawaban sosial, yaitu:
Pendekatan deskriptif dipandang sebagai pendekatan yang umum digunakan.
Dalam laporan sosial deskriptif, informasi mengenai semua aktivitas sosial
perusahaan dilaporkan dalam bentuk uraian (deskriptif). Jadi pada pendekatan
ini, aktifitas-aktifitas sosial perusahaan dalam pelaporannya tidak
dikuantifikasikan dalam satuan uang.
Pendekatan biaya yang dikeluarkan (the cast of outlay approach). Pendekatan
biaya yang dikeluarkan menggambarkan semua aktivitas-aktivitas soslal
perusahaan dikuantifikasikan dalam satuan uang dan menjadi hal yang
sebaliknya dari pendekatan deskriptif. Sehingga laporan yang dihasilkan oleh
pendekatan biaya yang dikeluarkan mempunyai kemampuan untuk
diperbandingkan antara laporan suatu tahun tertentu, dengan laporan tahun
yang lain. Sedangkan kelemahannya adalah tidak disajikannya manfaat yang
diperoleh sehubungan dengan telah dikeluarkannya biaya untuk suatu kegiatan
Pendekatan biaya manfaat (the cost benefit approach)
Pendekatan biaya manfaat mengungkapkan baik biaya maupun manfaat dari
aktivitas-aktivitas sosial perusahaan. Pendekatan biaya manfaat mungkin
merupakan pendekatan yang paling ideal. Namun, dalam kenyatannya sulit
untuk menerapkannya, antara lain karena tidak adanya alat ukur manfaat dari
yang dihasilkan atas biaya yang telah dikeluarkan untuk aktivitas-aktivitas
sosial perusahaan.
Penilai Pengganti. Jika nilai dari sesuatu tidak dapat langsung ditentukan, maka
kita dapat mengestimasikannya dengan nilai suatu pengganti, yaitu sesuatu yang kira-kira
mempunyai kegunaan yang sama dengan yang diukur.
1. Teknik Survey
16
Teknik ini mencakup cara-cara untuk mendapatkan informasi dari mereka yang
dipengaruhi, yaitu kelompok masyarakat yang dirugikan atau yang menerima
manfaat. Pengumpulan informasi yang paling mudah adalah dengan bertanya
langsung kepada anggota kelompok masyarakat yang ada.
2. Biaya perbaikan dan pencegahan
Untuk biaya-biaya sosial tertentu dapat dinilai dengan mengestimasi
pengeluaran yang dilakukan untuk memperbaiki dan mencegah kerusakan.
3. Penilaian dari penilai independen.
Penilai-penilai yang independen dapat berguna untuk menilai barang-barang
tertentu. Hal ini analog dengan penilaian pengganti yang dilakukan oleh ahli
dari luar perusahaan.
4. Putusan Pengadilan.
Putusan pengadilan, misalnya denda akibat dari suatu kegiatan yang sering
menunjukkan nilai sosial.
17
menimbulkan kebutuhan untuk membuat laporan keuangan sebagai sarana
pertanggungjawaban dari manajer kepada para pemegang saham.
Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasinya secara langsung atau tidak
langsung berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Dikatakan oleh Usmansyah (1989: 6)
bahwa sumber-sumber ekonomi yang digunakan oleh perusahaan semuanya berasal dari
masyarakat dan lingkungannya. Oleh karena itu perusahaan harus memberikan
Pertanggungjawaban atas semua sumber daya yang telah digunakan serta hasil-hasil yang
telah dicapainya.
Pada abad XX yang ditandai dengan teknologi yang massive sehingga
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan perluasan usaha untuk meningkatkan
produktivitas. Di bawah sistem kapitalis, perusahaan-perusahaan besar mengeksploitasi
sumber daya alam dan manusia untuk menghasilkan keluaran maksimum dengan satu
tujuan yaitu maksimalisasai laba atau maksimalisasi kesejahteraan para pemegang
saham... Masyarakat melihat perusahaan yang berlaba besar berperan aktif dalam proses
perusakan lingkungan dan kemerosotan nilai-nilai kemanusiaan. Krisis lingkungan hidup
yang dikeluhkan oleh masyarakat dewasa ini pada hakekatnya adalah pengejahwantahan
krisis wawasan manusia. Masyarakat yang semakin kritis menuntut agar perusahaan
mempertanggungjawabkan semua yang telah mereka terima dari lingkungan sosialnya
dalam suatu laporan pertanggungjawaban sosial, lebih dari sekedar suatu kewajiban
moral yang selama ini berlaku di masyarakat.
2. 9 Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial dan Lingkungan
Regulasi mengenai akuntansi pertanggungjawaban sosial di Indonesia telah diatur
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 57 yang diterbitkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Akuntansi dampak lingkungan dari aktivitas perusahaan
juga telah diatur SAK. PSAK No. 1 paragraf 9 telah memberikan penjelasan
mengenaipenyajian dampak lingkungan sebagai berikut.
“...Perusahaan menyajikan laporan tambahan mengenai lingkungan hidup (atau
nilai tambah), khususnya bagi industri dengan sumber daya utama terkait dengan
lingkungan hidup (atau karyawan dan stakeholderlainnya sebagai pengguna laporan
keuangan penting)”.
18
PSAK No. 1 belum mengatur dengan tegas, tetapi mengatur pengungkapan
dampak lingkungan.Perlakuan akuntansi dampak lingkungan juga diatur di dalam PSAK
No. 32 mengenai Akuntansi Kehutanan dan PSAK No. 33 tentang Akuntansi
Pertambangan Umum. PSAK No. 32 dan 33 semestinya sudah memadai untuk mengatur
perlakuan akuntansi lingkungan. Tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur oleh
pemerintah melalui Undang Undang RepublikIndonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas telah mengatur upaya dalam kewajiban perusahaan dalam
melestarikan lingkungan. Pasal 17, Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25,
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal misalnya menyatakan sebagai berikut.
“Penanam modal yang mengusahakan sumber daya alam yang tidak terbarukan
wajib mengalokasikan dana secara bertahap untuk pemulihan lokasi yang Memenuhi
standar kelayakan lingkungan hidup, yang pelaksanaannya diatur sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan”.
Tanggung jawab sosial dan lingkungan tertuang dengan jelas pada Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 40, Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 74
menyatakan sebagai berikut.
1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan
dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan.
2) Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai
biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan
kepatutan dan kewajaran.
3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. 4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan
lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah.
Tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan telah diatur dengan tegas
dalam peraturan perundang-undangan. Demikian pula SAK telah menuangkannya dalam
bentuk petunjuk perlakuan akuntansi tanggung jawab sosial dan lingkungan.
19
Aplikasi akuntansi pertanggungjawaban sosial dan lingkungan yang selama ini
dipubikasikan antara lain Anggraini (2006) dan Ja’far dan Arifah (2006). Penelitian
Anggraini (2006) bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan menunjukkan
tanggung jawabnya terhadap kepentingan masyarakat. Evaluasi dilakukan terhadap
laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Perusahaan yang terdaftar di BEI sebagian besar telah mengungkapkan kinerja ekonomi
berupa tanggung jawab perusahaan terhadap karyawannya, yaitu dalam bentuk pemberian
uang pesangon, pensiun, dan bonus. Pengungkapan ini dilakukan karena adanya tekanan
dari pemerintah dan profesi akuntan, berupa surat keputusan No. Kep150/Men/2000
tentang penyelesaian pemutusan hubungan kerja dan penetapan uang pesangon, uang
penghargaan masa kerja, dan ganti kerugian di perusahaan, serta PSAK No. 57 yang
diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Sebagian besar perusahaan perbankan dan
asuransi (lebih dari 50%) mengungkapkan informasi mengenai praktik kerja, yaitu
informasi yang berkaitan dengan tanggung jawab perusahaan dalam pengembangan
sumber daya manusia. Selain itu, perusahaan juga sudah mengungkapkan kegiatan-
kegiatan sosial, berupa pemberian sumbangan, serta tanggung jawab perusahaan terhadap
kualitas produk yang dihasilkan. Hal ini dilakukan Untuk memenangi persaingan yang
semakin ketat. Namun, masih sedikit perusahaan yang melaporkan kegiatan yang
berkaitan dengan lingkungan.
20
Prop . DI Aceh
03 PT.Ajinamoto Indonesia Jakarta Penarikan distribusi,
. pemasaran, dan aktifitas
produksi karena masalah
sertifikasi halal oleh MUI
04 Beberapa Perusahaan Propisi Riau Mendapatkan protes dari
. kertas di Riau masyarakat setempat
sehubungan permasalahan
limbah industri dan lingkungan
05 PT.Maspion Indonesia Sidoarjo Permasalahan demo buruh dan
. isu kesejahteraan karyawan
Surabaya
Jawa Timur
06 PT.Telkom Indonesia Divre IV Serikat Karyawan (Sekar)
. PT.Telkom menolak penjualan
Jateng dan DIY Divre IV Kepada PT.Indosat
07 PT. BCA Jakarta Serikat Pekerja menolak
. Divestasi saham BCA
08 PT.Kereta Api Indonesia Jakarta Serikat Pekerja menolak
. kembalinya Dewan Direksi
lama, karena dianggap
bertanggung jawab atas
beberapa kasus kecelakaan
kereta api yang terjadi di
Indonesia
09 Bank Internasional Jakarta Tuntutan Karyawan atas gaji,
. .Indonesia (BII) upah dan peningkatan
kesejahteraan pekerja
10 PT.Gudang Garam Kediri Mogok Kerja Massal karyawan
. menuntut perbaikan gaji dan
Jawa Timur kesejahteraan pekerja.
21
hak rakyat yang dirampas oleh penguasa pada masa lalu, semakin menguatkan fakta tentang
stabilitas sosial yang tidak kondusif.
Adapun argumen yang menolak keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial antara
lain:
1. Mengalihkan perhatian perusahaan dari tujuan utamanya dalam mencari laba. Ini
akan menimbulkan pemborosan.
22
2. Memungkinkan keterlibatan perusahaan terhadap permainan kekuasaan atau politik
secara berlebihan yang sebenarnya bukan lapangannya.
3. Dapat menimbulkan lingkungan bisnis yang monolitik bukan yang bersifat
pluralistik.
4. Keterlibatan sosial memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar yang tidak dapat
dipenuhi oleh dana perusahaan yang terbatas, yang dapat menimbulkan
kebangkrutan atau menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi.
5. Keterlibatan pada kegiatan sosial yang demikian kompleks membutuhkan tenaga
dan para ahli yang belum tentu dimiliki oleh perusahaan.
Dari kedua argumen di atas dapat dilihat bahwa perusahaan yang menjalankan konsep
pelaksanaan tanggung jawab sosial selain mereka merasa peduli terhadap masyarakat
dan lingkungan sekitar, tetapi perusahaan juga mengharapkan timbal balik yang positif
dari pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) tersebut. Juga terdapat
argumen yang menolak pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan tersebut tidak
lain dikarenakan ketakutan mereka dalam tujuan utama perusahaan yaitu mendapatkan
laba yang maksimal akan berkurang
23
2. 13 Bentuk-bentuk kegiatan dari Corporate Sosial Responsibility
Bentuk keterlibatan perusahaan tergantung pada lingkungan sosial masyarakat, sifat dan
keadaan yang berbeda dari satu masyarakat dengan masyarakat lain. Menurut Sofyan
Syafri Harahap dalam bukunya yang berjudul Teori Akuntansi bentuk-bentuk kegiatan
yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah sebagai berikut:
Lingkungan Hidup:
a. Pengawasan terhadap efek polusi
b. Riset dan pengembangan lingkungan
c. Pengelolaan sampah dan limbah
d. Perbaikan pengrusakan alam dan konversi alam
e. Keindahan lingkungan
f. Pengurangan suara bisingPenggunaan tanah
g. Kerjasama dengan pemerintah danUniversitas
h. Pembangunan lokasi rekreasi
Energi:
a. Penghematan energi dalam proses produksi
b. Konservasi energy
24
k. Peningkatan karir karyawan
25
c. Sifat keterbukaan direksi pada semua persero
26
4. Menggunakan reaksi pasar dalam menentukan harga. Misalnya vonis hakim akibat
pengaduan masyarakat akan kerusakan lingkungan dapat juga dianggap sebagai
dasar perhitungan.
Meskipun teknik pelaporan setiap perusahaan berbeda, tetapi pelaporan ini sangat
berguna bagi perusahaan terutama untuk menambah kepercayaan para pemegang saham,
selain bagi perusahaan pelaporan ini juga bermanfaat bagi pemerintah dalam
pengambilan keputusan dan berbagai kebijakan
27
2. Improved Financial Performance (Meningkatkan kinerja keuangan).
Hubungan antara tanggung jawab sosial dengan kinerja keuangan yang positif dapat
dilihat dari kriteria melalui total return, sales growth and profit growth selama lebih
dari satu periode sebaik net profit margin dan return on equity.
28
7. Reduced Regulatory Oversight (Mengurangi penyimpangan tindakan dari undang-
undang).
Pemerintah memiliki peranan dalam pembuatan kebijakan perundangan yang dijadikan
pedoman bagi perusahaan dalam kegiatan operasionalnya. Pemerintah memberikan
penghargaan bagi perusahaan yang bertindak proaktif terhadap lingkungan, misalnya
keberhasilan dalam pengolahan limbah pabrik serta menjaga akelestarian lingkungan.
Dari pernyataan diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan tanggung jawab sosial
perusahaan tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat atau lingkungan sekitar tetapi juga
bermanfaat bagi perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba.
29
Dari beberapa hasil penelitian terkait dampak penerapan Akuntansi CSR di atas,
dapat dilihat bahwa sebagian besar menyatakan bahwa penerapan Akuntansi CSR tidak
berdampak baik positif maupun negatif terhadap variabel-variabel kinerja keuangan
perusahaan. Namun penerapan CSR dan akuntansinya terbukti berdampak terhadap
peningkatan produktivitas karyawan dan pertumbuhan penjualan. Selain itu,pengungkapan
CSR juga terbukti dapat meningkatkan nilai perusahaan dan mempengaruhi reaksi investor.
Analisis atas hal ini adalah bahwa potensi manfaat
penerapan Akuntansi CSR secara umum berlaku untuk jangka panjang.
Dalam jangka pendek, penerapan CSR hanya mempengaruhi detail kecil dari kinerja
keuangan perusahaan seperti pertumbuhan penjualan dan produktivitas karyawan.
30
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Corporate Sosial Responsibility (CSR) merupakan suatu konsep terintegrasi yang
menggabungkan aspek bisnis dan sosial agar perusahaan dapat mencapai kesejahteran
stakeholders, serta dapat mencapai profit maksimum sehingga dapat meningkatkan harga
saham. CSR merupakan kepedulian perusahaan yang didasari tiga prinsip dasar yang
dikenal dengan istilah Triple Bottom Lines, yaitu: Profit (Keuntungan), People
(Masyarakat) dan Planet (Lingkungan)
Corporate Sosial Responsibility merupakan salah satu hal yang memiliki peranan yang
cukup penting dalam hal keberlangsungan hidup suatu perusahaan. Apabila perusahaan
mengabaikan tanggung jawab sosialnya, maka hal tersebut dapat mengganggu going
concern perusahaan yang berupa tuntutan dari lingkungan internal dan eksternal
perusahaan khususnya masyarakat. Oleh sebab itu untuk mengantisipasi terganggungnya
going concern perusahaan perlu sikap yang tegas dan komitmen yang tinggi dari pihak
perusahaan untuk menjaga hubungan yang baik dan berkesinambungan terhadap
stakeholders nya. Perubahan-perubahan yang terjadi setelah perusahaan memperhatikan
tanggung jawab sosialnya biasanya akan tampak pada kinerja perusahaan dan penampilan
finansialnya dimana kondisi dan posisi keuangan perusahaan mengalami perubahan dan
hal ini tercermin dalam laporan keuangan perusahaan yang sadar akan pentingnya
memperhatikan tanggung jawab sosial bagi pertumbuhan dan keberlangsungan usahanya.
Dengan adanya pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang dikelola
dengan baik maka secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi
profitabilitas perusahaan. Selain itu perusahaan dapat pula melindungi lingkungan sekitar
agar terjadi keharmonisasian antara perusahaan dengan lingkungan sekitar dan masyarakat.
31
3.2 Saran
Dari uraian makalah ini, penulis dapat memberikan saran bagi praktisi maupun akademisi
bahwa perusahaan seharusnya memberikan perhatian lebih kepada
penerapan Akuntansi CSR. Bukan karena penerapannya secara ekonomi akan memberikan
keuntungan bagi perusahaan, namun lebih kepada konsep keseimbangan yang perlu
perusahaan jaga antara aktivitas laba dan kompensasi dampaknya melalui aktivitas sosial
dan lingkungan. Dalam jangka panjang, keseimbangan inilah yang akan menjaga
keberlanjutan operasi perusahaan
32
Daftar Pustaka
33
11. Dianingtyas, Lucia. 2013. Analisis Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial
terhadap Lingkungan dan Masyarakat untuk mengukur kinerja social pada PT. Astra
International, TBK. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2016 di
http://eprints.uny.ac.id/16172/1/Skripsi%20Lucia%20Dianingtyas.pdf
12. Miantini, Y. 2013. Pengaruh tanggung Jawab Sosial Terhadap Kinerja
Perusahaan.http://milamashuri.wordpress.com/ /pengaruh-tanggung-jawab-sosial-
terhadap-kinerja-perusahaan/.
13. Qurlita,, Cindy. 2013. Konsep Akuntansi Pertanggungjawaban social. Diakses pada
tanggal 31 Oktober 2016 di http://cinndyrq.blogspot.co.id/2013/11/konsep-akuntansi
pertanggungjawaban_17.html
14. Yaningwati, Fransisca. 2014 .Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban social sebagai
bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya. Diakses pada tanggal
31 Oktober 2016di http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=276354&val=6468&title=PENERAPAN%20AKUNTANSI
%20PERTANGGUNGJAWABAN%20SOSIAL%20SEBAGAI%20BENTUK
%20TANGGUNG%20JAWAB%20PERUSAHAAN%20TERHADAP
%20LINGKUNGAN%20SEKITARNYA%20%20(Studi%20pada%20PT%20Petrokimia
%20Gresik
15. Umar, Utami. 2014. Akuntansi Pertanggungjawaban social. Diakses pada tanggal 3
November 2016 di http://mimiakuntansi.blogspot.co.id/2014/10/akuntansi-
pertanggungjawaban-sosial.html
16. Setiaji, Danang. 2014. Konsep implementais dan pengaruh Akuntansi CSR terhadap
kinerja perusahaan. Diakses pada tanggal 5 November 2016 di
https://www.academia.edu/7995844/Konsep_Implementasi_dan_Pengaruh_Akuntansi_C
SR_Corporate_Social_Responsibility_terhadap_Kinerja_Perusahaan
17. Fuadi, Wifqi. 2015. Akuntansi Pertanggungjawaban social. Diakses pada tanggal 3
November 2016 di http://www.masterakuntansi.com/2016/01/akuntansi-
pertanggungjawaban-sosial.html
34
35