Disusun oleh :
BANDA ACEH
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas izin dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul
“AKUNTANSI KEPERILAKUAN PADA AKUNTANSI
PERTANGGUNGJAWABAN” ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat dan salam kami
haturkan kepada Junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Dan saya ucapkan
terimakasih kepada bapak Endra Gunawan, S.E., M.Si sebagai dosen pada mata
kuliah Akuntansi Keperilakuan.
Pada penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan
dan kekurangan yang kami sajikan, baik itu yang berkaitan dengan pemaparan materi
dan cara kami menulis. Namun, ini adalah hasil yang telah kami lakukan sendiri dan
kami telah berusaha semaksimal mungkin.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan bisa menambah
wawasan bagi kami dan kepada para pembaca yang budiman. Kritik dan saran dari
pembaca sangat membantu kami dalam membangun tulisan yang lebih baik lagi.
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada awal berdirinya suatu organisasi, telah dirumuskan tujuan yang akan
dicapaiuntuk kepentingan bersama. Pencapaian tujuan organisasi sangat
dipengaruhi oleh perilaku manusia dalam organisasi. Dalam proses menjalankan
organisasi, tidak bisa dinafikkan kalau orang - orang yang terlibat di dalamnya
memiliki warna yang berbeda dan kepentingan yang berbeda pula.
Namun dari semua perbedaan tersebut hal yang terpenting adalah
bagaimana agar semua itu sesuai dengan visi dan misi organisasi oleh karena itu
dibutuhkan sistem pengendalian yang baik dan dilakukan secara konsisten dan
sistematis dengan tujuan untuk memperkecil bentuk-bentuk kepentingan tersebut
demi tercapainya tujuan dan kepentingan organisasi yang apabila dibawa dalam
ekonomi ada yang dikatakan akuntansi keperilakuan yang lebih terfokus pada
laporan kinerja atau laporan prilaku karyawan, sebagai pengawas perusahaan
atau organisasi.
Dalam akuntansi keprilakuan yang berbicara tentang perilaku selalu
berbarengan dengan akuntansi pertanggungjawaban dimana merupakan penjelas
akuntansi perencanaan, pengukur, pengevaluasi kinerja organisasi, pemegang
kendali bagi orang-orang yang bertanggungjawab menjalankan operasi dan
jawaban bagi setiap masalah umum pada akuntansi managemen, serta merupakan
komponen penting dari sistem pengendalian sebab pada laporan pertanggung
jawaban mencakup semua aspek perilaku yang akan dikendalikan oleh
perusahaan.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Akuntansi Pertanggungjawaban ?
2. Apa perbedaan Akuntansi Pertanggungjawaban dengan Akuntansi
Konvensional ?
3. Bagaimana Jaringan Pertanggungjawaban ?
4. Apa saja jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban ?
5. Bagaimana menetapkan Pertanggungjawaban ?
6. Apa saja Perencanaan, Akumulasi Data, dan Pelaporan berdasarkan Pusat
Pertanggungjawaban?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Perbedaan Akuntansi Pertanggungjawaban dengan Akuntansi Konvensional
Akuntansi pertanggungjawaban tidaklah melibatkan deviasi apa pun dari
prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Akuntansi pertanggungjawaban
berbeda dengan akuntansi konvensional dalam hal cara operasi direncanakan dan cara
data akuntansi diklasifikasikan serta diakumulasikan. Dalam akuntansi konvensional,
data diklasifikasikan berdasarkan hakikat atau fungsinya dan tidak digambarkan
sebagai individu-individu yang bertanggung jawab atas terjadinya dan pengendalian
terhadap data tersebut.
4
Struktur organisasi diharapkan mampu menjelaskan hubungan pusat-pusat
pertanggungjawaban secara individu, jaringan organisasi, atau pertanggungjawaban
secara ideal mampu menggambarkan bagaimana masing-masing fungsi mampu
mengelola input untuk menghasilkan output secara efisien. Selain itu keselarasan
hubungan antar fungsi dalam struktur organisasi dapat dipenuhi jika dilakukan analisa
struktur organisasi, juga penentuan pendapatan dan beban secara benar. Struktur
organisasi perusahaan dibagi-bagi ke dalam suatu jaringan pusat-pusat
pertanggungjawaban secara individual atau sebagaimana didefinisikan oleh National
Association of Accountants, ke dalam unit-unit organisasional yang terlibat dalam
pelaksanaan suatu fungsi tunggal atau sekelompok fungsi yang saling berkaitan satu
sama lain, yang memiliki seorang kepala yang bertanggungjawab untuk aktivitas dari
unit tersebut.
5
penanggungjawab, disebut pusat pertanggungjawaban (responsibility center). Suatu
pusat pertanggungjawaban dibentuk untuk mencapai salah satu atau beberapa tujuan.
Tujuan tersebut harus selalu diarahkan agar tidak menyimpang dari tujuan perusahaan
secara keseluruhan. Oleh karena itu dari tujuan seiap pusat pertanggungjawaban
diusahan harus selalu selara, serasi dan seimbang.
1 Pusat Biaya
6
pengiriman, departemen penerimaan, departemen kredit, dan departemen
pelayanan pelanggan.
2 Pusat Pendapatan
3 Pusat Laba
Pusat laba adalah segmen di mana manajer memiliki kendali baik atas
pendapatan maupun atas biaya, manajer dievaluasi berdasarkan efisiensi mereka
dalam menghasilkan pendapatan dan mengendalikan biaya. Diskresi yang
mereka miliki terhadap biaya meliputi beban produk atau jasa. Contoh-contoh
umum dari pusat laba adalah divisi korporat yang memproduksi dan menjual
produknya.
Konversi atas suatu pusat biaya menjadi pusat laba dicapai dengan
memperkenalkan biaya transfer yang bertindak sebagai harga jual internal dan
menciptakan pendapatan serta laba artifisial untuk segmen tersebut. Kinerja dari
manajer pusat laba dievaluasi berdasarkan target laba yang direncanakan seperti
7
tingkat pengembalian minimum yang diharapkan dan tingkat halangan untuk
laba residual. Untuk meningkatkan keprihatinanmanajer terhadap aspek-aspek
ini, maka system penghargaan dari evaluasi kinerja sebaiknya juga memasukkan
ukuran-ukuran untuk mengevaluasi kinerja mereka dalam hal aspek
jangkapanjang dan tingkat keberhasilan dalam hal ini sebaiknya memengaruhi
alokasi penghargaan.
4 Pusat Investasi
8
Sayangnya, saling ketergantungan dari berbagai segmen suatu organisasi sering kali
menimbulkan kesulitan dalam membuat gambaran tanggung jawab yang jelas.
Seseorang yang diberikan tanggung jawab atas suatu aktivitas atau fungsi yang
mungkin, pada kenyataannya, membagi tanggung jawab tersebut dengan atasannya.
Manajer-manajer segmen dengan tanggung jawab atas tugas tertentu mungkin
tidaklah independen satu sama lain dan tanggung jawab mereka bisa saja tumpang-
tindih.
9
Anggaran Pertanggungjawaban
Biaya yang dapat dikendalikan tidaklah sama dengan biaya langsung. Ada banyak
biaya langsung, seperti penyusutan peralatan, yang tidak dapat dikendalikan pada
tingkat pusat biaya dan yang tidak dapat dimintai pertanggungjawabannya kepada
kepala dari pusat biaya tersebut. Penyusutan atau biaya lainnya yang serupa yang
bervariasi sesuai dengan rumus yang digunakan untuk perhitungannya tidaklah
dipengaruhi oleh tindakan penyelia dan oleh karena itu harus dikeluarkan dari
anggaran pertanggungjawaban.
Proses penyusunan anggaran akan paling efektif jika dimulai dari tingkat
organisasi atau tingkat jaringan paling bawah untuk mana anggaran disusun dan
kemudian diteruskan ke tingkat yang lebih tinggi melalui suatu rantai komando yang
berbentuk seperti piramida. Setiap orang yang bertanggung jawab atas suatu pusat
10
biaya dianggap bertanggung jawab untuk menyiapkan estimasi-estimasi anggaran
untuk pos-pos beban yang dapat dikendalikan olehnya.
Akumulasi Data
Jenis akumulasi data ini memberikan kepada manajemen informasi yang terkait
dengan beberapa dimensi dari operasinya. Di masa lalu, akumulasi data tiga dimensi
secara teknik adalah sulit karena hanya ada system manual atau semi-otomatis yang
tersedia untuk akumulasi data. Tetapi, peralatan pemrosesan data secara elektronik
sekarang ini memungkinkan akumulasi dan perincian data dengan cara apa pun yang
diinginkan.
Pelaporan Pertanggungjawaban
11
Untuk meningkatkan efisiensi, sistem pelaporan pertanggungjawaban seharusnya
didasarkan pada apa yang disebut dengan "laporan bentuk piramida" atau prinsip
"teleskop." Hal ini berarti bahwa setiap manajer pusat pertanggungjawaban hanya
menerima laporan pengendaliannya sendiri dan bahwa laporan rinci tingkat terendah
diterbitkan terlebih dahulu. Kontribusi utama dari akuntansi pertanggungjawaban
adalah bahwa akuntansi pertanggungjawaban memungkinkan manajemen untuk
mengendalikan biaya dan efisiensi melalui pembebanan tanggung jawab untuk biaya
tersebut kepada orang¬orang yang melaksanakan berbagai tugas.
12
sebaiknya mengonsentrasikan perhatian mereka pada bidang-bidang di mana hasil
aktual menyimpang secara substansial dari tujuan yang dianggarkan atau standar.
Para pendukung pendekatan ini mengklaim bahwa pendekatan ini menghasilkan
penggunaan waktu manajemen yang langka secara paling efisien, berkonsentrasi pada
perbaikan inefisiensi, dan mendorong tindakan yang diinginkan. Karakteristik
pelaporan periodik dari akuntansi pertanggungjawaban secara ideal adalah sesuai
untuk menarik perhatian manajemen pada bidang-bidang yang menyimpang dari
norma-norma awal yang telah ditentukan sebelumnya dan mendorong tindakan-
tindakan perbaikan yang segera guna mendorong atau mengoreksi perilaku.
13
1. Dalam menetapkan tujuan pusat pertanggungjawaban, manajemen puncak
harus menyediakan arahan secara keseluruhan dengan cara menspesifikasikan
tujuan dan cita-cita perusahaan secara keseluruhan.
2. Dalam formulasi bersama dari tujuan kinerja dan rencana tindakan terinci,
manajemen puncak dan manajer pusat pertanggungjawaban harus
memaksimalkan keselarasan antara kebutuhan pribadi dan aspirasi karier dari
kelompok kerja serta tujuan perusahaan secara keseluruhan.
14
tugas-tugas tertentu berdasarkan tingkatan hierarki untuk mencapai pembagian kerja
yang berarti.
15
gambaran keseluruhan dan bahwa setiap orang bekerja untuk tujuan bersama.
Akuntansi pertanggungjawaban juga meningkatkan kesetiaan pada perusahaan, harga
diri, dan rasa penting dengan mengizinkan orang untuk memformulasi tujuannya
sendiri dan membuat keputusannya sendiri dalam kerangka kerja delegasi
pertanggungjawaban. Mereka akan memandang segmen mereka dan diri mereka
sendiri sebagai bagian yang penting dari perusahaan secara keseluruhan dan akan
lebih rela untuk berjuang mencapai tujuan. Mereka akan menerima pelaporan kinerja
sebagai suatu alat yang bermanfaat untuk melakukan koreksi atas tindakan. Semangat
kerja sama mereka akan meningkat karena mereka yakin bahwa mereka bekerja untuk
mencapai tujuan bersama. Mereka akan merasa bahwa mereka merupakan bagian
yang vital dari organisasi dan bahwa kegagalan mereka dapat secara serius
memengaruhi masa depan organisasi. Mereka akan menghubungkan kegagalan
mereka dengan ancaman terhadap terpenuhinya tujuan maupun aspirasi pribadi
mereka
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
17
keduanya ada dalam anggaran dan dalam akumulasi hasil aktual. Langkah ini
meliputi penentuan responsibility budget, akumulasi data, dan pelaporan
pertanggungjawaban oleh pusat-pusat pertanggungjawaban.
4. Rencana pertanggungjawaban, akumulasi data, dan sistem pelaporan
semuanya berdasarkan pada asumsi operasi dan perilaku manusia, termasuk :
a) Management by exception (MBE) yaitu adanya kecukupan kontrol
operasi yang efektif.
b) Management by objective (MBO) bahwa hasil berdasarkan anggaran,
standar cost, tujuan organisasi, dan mencapai hasil berdasarkan
rencana kerja.
c) Manajer dan bawahan menerima pertanggungjawaban dan
akuntabilitas yang ditetapkan berdasarkan hirarki organisasi.
d) Sistem akuntansi pertanggungjawaban lebih kepada kooperasi
dibanding persaingan.
3.2 Saran
Saya membuat makalah ini untuk pembelajaran bersama dan saya juga
membuat makalah ini dari berbagai sumber dan referensi. Jadi, apabila pembaca
menemukan kesalahan terhadap makalah ini, maka saya sarankan untuk mencari
referensi masalah yang lebih baik dan meninggalkan saran untuk saya agar untuk
kedepnnya saya bisa membuat makalah lebih baik lagi.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak. 2008. Akuntansi Keperilakuan.
Jakarta:Salemba Empat.
19