Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha saat ini telah berkembang dengan pesat dan sangat

modern, karena dalam kegiatan bisnisnya, perusahaan telah menggunakan teknologi

yang sangat canggih mendukung semua kegiatan perusahaan untuk tercapainya tujuan

perusahaan yang telah ditetapkan. Dengan digunakannya teknologi dalam kegiatan

bisnis perusahaan, maka tingkat efektivitas dan efisiensi perusahaan meningkat secara

signifikan. Untuk mengatur kegiatan bisnis perusahaan dalam mencapai tujuannya,

maka perusahaan akan mempersiapkan strategi-strategi sebagai arahan dan pedoman

dalam mencapai tujuan perusahaan. Untuk memastikan bahwa perusahaan

melaksanakan strategi-strategi yang telah dibentuk oleh pihak manajemen secara

efektif dan efisien, maka manajemen akan melakukan proses pengendalian.

Salah satu bentuk pengendalian yang dilakukan oleh pihak manajemen

perusahaan adalah membentuk pusat-pusat pertanggung jawaban di dalam perusahaan.

Pusat-pusat pertanggung jawaban akan memperhatikan masalah operasional dengan

anggaran keuangan. Akuntansi pertanggung jawaban merupakan metode pengendalian

biaya akan berkontribusi besar dalam pelaporan anggaran dan realisasinya dari setiap

pusat pertanggung jawaban untuk dapat menentukan prestasi pusat pertanggung

jawaban tertentu. Akuntansi pertanggung jawaban merupakan satu metode


2

pengendalian biaya yang memungkinkan manajemen untuk melakukan pengelolaan

biaya.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan akuntansi pertanggung jawaban ?

2. Apa manfaat dan tujuan akuntansi pertanggung jawaban ?

3. Bagaimana menerapkan akuntansi pertanggung jawaban pada perusahaan ?

4. Apa saja jenis-jenis pusat pertanggung jawaban?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui apa itu akuntansi pertanggung jawaban

2. Mengetahui manfaat dan tujuan akuntansi pertanggung jawaban

3. Mengetahui cara menerapkan akuntansi pertanggung jawaban pada perusahaan

4. Mengetahui jenis-jenis pusat pertanggung jawaban


3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Akuntansi Pertanggung Jawaban

Secara umum, akuntansi pertanggung jawaban merupakan salah satu konsep

dari akuntansi manajemen dan sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan

pusat-pusat pertanggung jawaban yang ada dalam organisasi. Menurut Hansen, Mowen

(2005:116) definisi akuntansi pertanggung jawaban adalah sebagai berikut :

Akuntansi pertanggung jawaban adalah Sistem yang mengukur berbagai hasil yang

dicapai oleh setiap pusat pertanggung jawaban menurut informasi yang dibutuhkan

oleh para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggung jawaban mereka..

Sedangkan akuntansi pertanggung jawaban menurut LM Samryn (2001: 258)

adalah sebagai berikut : Akuntansi pertanggung jawaban merupakan suatu sistem

akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja setiap pusat pertanggung jawaban

sesuai dengan informasi yang dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat

pertanggung jawaban mereka sebagai bagian dari sistem pengendalian manajemen.

Sedangkan menurut Mulyadi (1983:379-380) dikemukakan: Akuntansi

pertanggung jawaban adalah suatu sistem yang disusun sedemikian rupa sehingga

pengumpulan dan pelaporan biaya dan penghasilan dilakukan dengan bidang

pertanggung jawaban dalam organisasi dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau

kelompok yang bertanggungjawab terhadap penyimpangan dari biaya dan penghasilan

yang dianggarkan.
4

Dari berbagai definisi diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai

akuntansi pertanggung jawaban sebagai berikut :

1. Akuntansi pertanggung jawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang

disusun berdasarkan struktur organisasi yang secara tegas memisahkan tugas,

wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing tingkat manajemen.

2. Akuntansi pertanggung jawaban mendorong para individu, terutama para

manajer untuk berperan aktif dalam mencapai tujuan perusahaan secara efektif

dan efisien.

3. Penyusunan anggaran dalam akuntansi pertanggung jawaban adalah

berdasarkan pusat-pusat pertanggung jawaban. Dari laporan pertanggung

jawaban dapat diketahui perbandingan antara realisasi dengan anggarannya,

sehingga penyimpangan yang terjadi dapat dianalisa dan dicari penyelesaiannya

dengan manajer pusat pertanggung jawabannya.

4. Akuntansi pertanggung jawaban melaporkan hasil evaluasi dan penilaian kinerja

yang berguna bagi pimpinan dalam penyusunan rencana kerjaperiode

mendatang, baik untuk masing-masing pusatpertanggung jawaban maupun

untuk kepentingan perusahaan secara keseluruhan.

Sistem akuntansi yang dirancang dengan baik seharusnya tidak hanya dapat

menghitung biaya produk dan laba periodik secara akurat, tetapi juga dapat menjadi

alat yang berguna untuk mengendalikan biaya sehingga dapat diperoleh laba yang

diharapkan. Sistem akuntansi pertanggung jawaban adalah sistem akuntansi yang


5

dirancang sedemikian baik sehingga dapat mencatat dan melaporkan pendapatan dan

atau biaya yang timbul akibat pelaksanaan suatu aktivitas kepada manajer yang

bertanggung jawab terhadap aktivitas tersebut.

2.2. Manfaat Akuntansi Pertanggung Jawaban

Manfaat akuntansi pertanggung jawaban menurut Soekarno (2002:35) adalah:

1. Mutu berbagai keputusan lebih baik, sebab dibuat oleh pimpinan yang berada di

tempat terjadinya isu-isu yang relevan.

2. Berkurangnya beban manajemen puncak sehingga bisa lebih memfokuskan pada

konsep pengendalian manajemen yang lebih strategis.

3. Bagi pimpinan pusat pertanggung jawaban, pendelegasian wewenang dapat

dimanfaatkan untuk pengembangan inovasi dan kreativitasnya.

2.3. Tujuan Akuntansi Pertanggung Jawaban

Didalam penerapan akuntansi pertanggung jawaban pada suatu perusahaan,

terlebih dahulu harus diketahui apa yang menjadi tujuan dari Akuntansi Pertanggung

jawaban itusendiri. Menurut Robert N. Anthony dan Roger H. Hermanson (2001: 57)

dikemukakan bahwa : Tujuan Akuntansi pertanggung jawaban adalah membebani

pusat pertanggung jawaban dengan biaya yang dikeluarkannya..


6

Berdasarkan tujuan tujuan yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa tujuan dari Akuntansi Pertanggung jawaban adalah mengadakan evaluasi hasil

kerja suatu pusat pertanggung jawaban untuk meningkatkan operasi-operasi

perusahaan di waktu yang akan datang.

Adapun keuntungan dari Akuntansi Pertanggung jawaban adalah individu

dalam organisasi ikut berperan serta dalam mencapai sasaran perusahaan secara efektif

dan efisien.

2.4. Cara Menerapkan Akuntansi Pertanggung Jawaban Pada Perusahaan

Mulyadi menyimpulkan bahwa syarat untuk dapat menerapkan akuntansi

pertanggung jawaban :

1. Struktur organisasi

Dalam akuntansi pertanggung jawaban struktur organisasi harus

menggambarkan aliran tanggungjawab, wewenang dan posisi yang jelas untuk

setiap unit kerja dari setiap tingkat manajemen selain itu harus menggambarkan

pembagian tugas dengan jelas pula. Dimana organisasi disusun sedemikian rupa

sehingga wewenang dan tanggungjawab tiap pimpinan jelas. Dengan demikian

wewenang mengalir dari tingkat manajemen atas ke bawah, sedangkan

tanggungjawab adalah sebaliknya.

2. Anggaran
7

Dalam akuntansi pertanggung jawaban setiap pusat pertanggung jawaban harus ikut

serta dalam penyusunan anggaran karena anggaran merupakan gambaran rencana

kerja para manajer yang akan dilaksanakan dan sebagai dasar dalam penilaian

kerjanya. Diikut sertakannya semua manajer dalam penyusunan.

3. Penggolongan biaya

Karena tidak semua biaya yang terjadi dalam suatu bagian dapat dikendalikan

oleh manajer, maka hanya biaya-biaya terkendalikan yang harus dipertanggung

jawabkan olehnya. Pemisahan biaya kedalam biaya terkendalikan dan biaya tak

terkendalikan perlu dilakukan dalam akuntansi pertanggung jawaban.

A. Biaya terkendalikan adalah biaya yang dapat secara langsung dipengaruhi

oleh manajer dalam jangka waktu tertentu.

B. Biaya tidak terkendalikan adalah biaya yang tidak memerlukan keputusan

dan pertimbangan manajer karena hal ini tidak dapat mempengaruhi biaya

karena biaya ini diabaikan.

4. Sistem akuntansi

Oleh karena biaya yang terjadi akan dikumpulkan untuk setiap tingkatan

manajer maka biaya harus digolongkan dan diberi kode sesuai dengan tingkatan

manajemen yang terdapat dalam struktur organisasi. Setiap tingkatan

manajemen merupakan pusat biaya dan akan dibebani dengan biaya yang

terjadi didalamnya yang dipisahkan antara biaya terkendalikan dan biaya tidak

terkendalikan. Kode perkiraan diperlukan untuk mengklasifikasikan perkiraan-

perkiraan baik dalam neraca maupun dalam laporan rugi laba.


8

5. Sistem pelaporan biaya

Bagian akuntansi biaya setiap bulannya membuat laporan pertanggung

jawaban untuk tiap-tiap pusat biaya. Setiap awal bulan dibuat rekapitulasi biaya

atas dasar total biaya bulan lalu, yang tercantum dalam kartu biaya. Atas dasar

rekapitulasi biaya disajikan laporan pertanggung jawaban biaya. Isi dari laporan

pertanggung jawaban disesuaikan dengan tingkatan manajemen yang akan

menerimanya. Untuk tingkatan manajemen yang terrendah disajikan jenis

biaya, sedangkan untuk tiap manajemen diatasnya disajikan total biaya tiap

pusat biaya yang dibawahnya ditambah dengan biaya-biaya yang terkendalikan

dan terjadi dipusat biayanya sendiri.

Di dalam pelaksanaan akuntansi pertanggung jawaban terdapat

beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, seperti yang dikemukakan oleh

Mulyadi adalah sebagai berikut :

1. Struktur organisasi yang menetapkan secara jelas dan tegas

menggambarkan pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab untuk

setiap unit dalam struktur organisasi.

2. Penyusunan anggaran yang dilakukan oleh tiap tingkatan manajemen dalam

organisasi perusahaan.

3. Adanya pemisahan biaya sesuai dengan dapat dikendalikan tidaknya suatu

biaya oleh seorang manajer pusat biaya tertentu dalam perusahaan.

4. Adanya klasifikasi dan kode rekening yang disesuaikan dengan tingkatan

manajemen dalam perusahaan.


9

5. Sistem pelaporan biaya pada setiap tingkatan perusahaan telah memenuhi

syarat dalam penerapan akuntansi pertanggung jawaban.

2.5. Hubungan Struktur Organisasi dengan Pusat Pertanggung jawaban

Di bawah ini akan ditunjukan 2 (dua) tipe struktur organisasi yang berkaitan

dengan pusat-pusat pertanggungjawaban, yaitu tipe organisasi fungsional dan tipe

organisasi divisional (unit bisnis).

a. Organisasi Fungsional

Organisasi fungsional merupakan bentuk organisasi yang biasanya dipakai oleh

perusahaan besar yang ditandai dengan adanya jumlah karyawan yang

besar,spesialisasi kerja tinggi, wilayah kerja luas, serta komando yang tidak lagi berada

pada satu tangan pimpinan saja. Dalam organisasi fungsional, sasaran struktur

pembagian organisasi didasarkan atas fungsi yaitu : fungsi produksi, fungsi penjualan

(pemasaran), dan fungsi administrasi.

1) Fungsi Produksi.

Fungsi ini bertugas memproduksi barang-barang untuk dijual,dengan demikian

biaya-biaya yang diperlukan tidak musnah begitusaja,namun beralih menjadi hasil

produksi. Oleh karena itu, fungsi ini disebut sebagai pusat biaya (cost center).

2) Fungsi penjualan (Pemasaran).


10

Fungsi ini hanya bertugas menjual hasil produksi saja agar hasil produksi menjadi

uang yang berpedoman pada harga dari manajer perusahaan. Fungsi ini disebut

sebagai pusat pendapatan (revenue center).

3) Fungsi administrasi.

Fungsi ini merupakan kegiatan sekelompok yang dipimpin secara efektif dan

efisien,menggunakan sarana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan melalui manajemen. Fungsi ini disebut sebagai pusat biaya (cost

center).

Jika perusahaan berdiri sendiri (single business unit) dimana manajer

perusahaan berwewenang penuh mengambil keputusan investasi, maka manajer

perusahaan sebagai pusat investasi (investment center).

b) Organisasi Divisional

Dalam organisasi divisional, pembagian organisasi didasarkan pada

divisidivisi..Pengukuran hasil kerjanya adalah berdasarkan biaya masing-masing

divisi. Masing-masing divisi mempunyai segmen produk, daerah, dan jenis usaha.Pada

setiap divisi ini ditemui adanya fungsi penjualan yang mempunyai pusat pendapatan

dan fungsi pembelian, produksi, dan administrasi yang merupakan pusat biaya.Dari

gambar dibawah ini, dapat dilihat bahwa pusat pertanggungjawaban yang terbesar

adalah pusat investasi, setelah itu pusat laba, selanjutnya pusat pendapatan, dan yang

terakhir adalah pusat biaya.


11

2.6. Tanggung Jawab terhadap Biaya Overhead

Banyak unsur overhead yang dapat dibebankan secara langsung ke suatu

departemen dan menjadi tanggung jawab langsung kepala departemen. Unsur overhead

lainnya harus di alokasikan atau didistribusikan dalam rangka menghitung tarif

pembebanan overhead pabrik ke semua produk yang dihasilkan dalam satu periode.

Untuk tujuan akuntansi pertanggung jawaban, biaya hanya perlu di alokasi apabila

manajer departemen penerima alokasi dapat mengendalikan biaya yang dialokasikan.

Namun, pembebanan tanggung jawabnya sebagian besar tergantung pada metode

akumulasi dan alokasi biaya yang digunakan perusahaan.

Langkah-langkah perhitungan tarif penagihan departemen jasa sama seperti

langkah-langkah penentuan tarif pembebanan overhead pabrik yang ditentukan di

muka. Perhitungan tarif penagihan departemen jasa disajikan sebagai berikut :

1. Mengestimasi atau menganggarkan biaya yang dapat di telusur langsung ke

departemen jasa (supervisi, tenaga kerja tidak langsung,pajak, gaji

karyawan, perlengkapan, depresiasi peralatan).

2. Mengalokasikan anggaran biaya bersama ke setiap departemen (mandor

pabrik, depresiasi bangunan, pajak bumi dan bangunan, asuransi, utilitas).

3. Mengalokasikan anggaran biaya departemen jasa ke departemen lain.

4. Menghitung tarif penagihan dengan cara membagi jumlah estimasi biaya

departemen jasa dengan jumlah perkiraan jam jasa (atau dasar penagihan

lain) yang aka diberikan pada masa datang.


12

Penentuan tingkat aktivitas yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung

tarif penagihan sangat penting, seperti halnya dalam perhitungan tarif overhead.

Tingkat aktivitas dapat didasarkan pada aktivitas dapat didasarkan pada kapasitas

normal atau perkiraan kapasitas yang ditetapkan dalam anggaran. Sebagian biaya

departemen jasa bersifat tetap sehingga tingkat aktivitas yang dipilih untuk menghitung

tarif penagihan akan mempengaruhi jumlah biaya tetap yang dibebankan ke

departemen pemakai. Jumlah tersebut, jika dibandingkan dengan jumlah biaya tetap

yang sesungguhnya terjadi akan mempengaruhi besarnya penyimpangan yang

dilaporkan di departemen jasa. Jika departemen jasa dapat mengendalikan tingkat

pemakaian kapasitas, maka kapasitas yang diperkirakan harus digunakan sebagai dasar

untuk menentukan tarif penagihan.

2.7. Laporan Pertanggung Jawaban


Laporan pertanggung jawaban merupakan hasil proses akuntansi pertanggung

jawaban. Menurut pandangan tradisional, laporan pertanggung jawaban memiliki dua

tujuan utama, yaitu :

1. Memotivasi individu mencapai kinerja yang tinggi dengan melaporkan

efisiensi dan inefisiensi kepada manajer pusat pertanggung jawaban dan

atasannya.
13

2. Memberi informasi yang dapat membantu manajer pusat pertanggung

jawaban untuk mengidentifikasi inefisiensi sehingga mereka dapat

mengendalikan biaya menjadi lebih efisien.

Laporan pertanggung jawaban adalah laporan akuntabilitas. Manajer yang

memiliki wewenang untuk mengendalikan aktivitas harus mempertanggung jawabkan

tindakannya. Laporan pertanggung jawaban dibuat secara periodik. Laporan tersebut

akan disampaikan kepada manajer pusat pertanggung jawaban dan manajer di atasnya.

Salah satu kegunaan laporan adalah untuk mengevaluasi kinerja.

2.8. Karakteristik Laporan Pertanggungjawaban.

1. Laporan harus sesuai dengan struktur organisasi.

2. Laporan harus konsisten bentuk dan isinya setiap diterbitkan.

3. Laporan harus tepat waktu.

4. Laporan harus diterbitkan secara teratur.

5. Laporan harus mudah dipahami.

6. Laporan memuat rincian yang memadai,tetapi tidak berlebihan.

7. Laporan harus menyajikan data perbandinangan (membandingkan anggaran atau

standar yang sudah ditentukan hasil sesungguhnya).

8. Laporan harus analitis.


14

9. Laporan untuk manajer operasi harus mennyajikan informasi mengenai unit fisik

sekaligus jumlah rupiahnya.

2.9. Akuntansi Pertanggungjawaban-Pendekatan Alternatif.

Sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan perkembangan logis

manajemen gaya otokratis yang sekarang masih banyak dipraktikkan oleh perusahaan.

Berdasarkan gaya manajemen tersebut, tugas manajer adalah ,memberikan arahan pada

karyawan. Kritik terhadap kegunaan akuntansi pertanggungjawaban dapat

dikelompokan menjadi dua,yaitu ;

1. Berhubungan dengan perilaku disfungsional manajer yang dievaluasi atas dasar kinerja

yang dialaporkan oleh sistem tersebut.

2. Berhubungan dengan kegunaan data yang dihasilkan oleh sistem bagi manajer.

2.10. Prilaku Disfungsional

Akuntansi pertanggungjawaban tradisional membebankan tanggung jawab

inefisiensi kepada individu dan penyimpangan anggaran (standar) dipandang sebagai

ukuran inefisinsi. Individualah yang dievaluasi,bukan proses bisnisnya,sehingga

individu akan cenderung melakukan berbagai upaya untuk meminimalkan atau

menghilangkan penyimpangan. Hal tersebut dapat menimbulkan perilaku

disfungsional,yaitu :

1. Manajer cenderung mengutamakan kepentingannya sendiri.

2. Manajer memusatkan perhatian pada pencapaian anggaran.


15

3. Manajer memusatkan perhatian pada target jangka pendek.

4. Manajer yang pandai memanipulasi akan sukses.

Untuk mengatasi masalah yang menghambat perbaikan berkelanjutan,

diusulkan dua alternatif sebagai dasar evaluasi kinerja,yaitu:

1. Menggunakan trend kinerja sesungguhnya antar waktu.

2. Anggarn yang didasarkan pada taksiran kurva pembelajaran.

2.11. Kegunaan Informasi bagi Manajer

Menurut akuntansi pertanggungjawaban tradisional,biaya yang terjadi untuk

menjalankan aktivitas bisnis harus dilaporkan kepada manajer yang mengendalikan

aktivitas bisnis.penyimpangan dilaporkan dengan tujuan ;

1. Menjaga agar manajer bertanggungjawab terhadap terjadinya biaya.

2. Memberikan informasi yang beerguna bagi manajer pusat pertanggungjawaban

dalam upaya mengendalikan aktivitas bisnis menjadi lebih efisien.

Meskipun biaya terkendali dapat dipisahkan dari biaya terekendali,laporan

pertanggungjawaban tetap memiliki keterbatasan dalam membantu manajer pusat

pertanggungjawaban mengendalikan biaya. Masalah tersebut antara lain:

1. Penggunaan ukuran aktivitas berdasarkan volume.

2. Laporan yang terlalu ringkas.

3. Data bersifat keuanngan.

4. Laporan tersedia tidak tepat waktu.


16

BAB III

KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi

manajemen dan sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan pusat-pusat

pertanggungjawaban yang ada dalam organisasi.

Pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut terdiri dari : Pusat Biaya, pusat

pendapatan, pusat laba dan pusat investasi.

Sedangkan manfaat dari sistem informasi akuntansi pertanggungjawaban dari

keterangan di atas adalah sebagai berikut :

1. Sebagai dasar penyusunan anggaran.

2. Penilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban.

3. Untuk memotivasi manajer.


17

BAB IV
PENUTUP

Demikian makalah tentang Akuntansi Pertanggung Jawaban dari kelompok

kami, semoga bermanfaat bagi pembaca, penulis, dan bagi semua pihak yang

bersangkutan, dan juga dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari khususnya

pada aktivitas dalam perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai