Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI

ALAT PENILAIAN KINERJA PUSAT BIAYA DAN ALAT


PENGENDALIAN MANAJEMEN
Rr. Senik Nasarati
142170072
1. Pendahuluan
Perkembangan dunia bisnis saat ini semakin berkembang pesat dapat
di lihat dari sisi tekhnologi yang semakin canggih, ilmu pengetahuan yang
semakin berkembang dan persaingan antar bisnis yang semakin kuat.
Tujuan dari didirikannya perusahaan adalah untuk mencapai suatu tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan perusahaan pada suatu kondisi
yang kompetitif adalah untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal
dengan pertumbuhan perusahaan secara bertahap serta untuk menjaga
kelangsungan hidup dari perusahaan itu sendiri. Perkembangan,
pertumbuhan dan persaingan bisnis masa kini menuntut perusahaan untuk
dapat melihat jauh kedepan untuk mempersiapkan atas berbagai
kemungkinan yang dapat terjadi serta dapat mempengaruhi perkembangan
perusahaan.
Usaha dalam mencapai tujuannya, setiap perusahaan diharapkan
selalu berusaha dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerjanya.
Untuk memastikan bahwa perusahaan melaksanakan strategi mereka
secara efektif dan efisien adalah dengan cara melakukan suatu proses yang
disebut dengan pengendalian.Salah satu dari bentuk pengendalian adalah
dengan menggunakan anggaran. Anggaran dibuat untuk membantu
manajer dalam memusatkan perhatian pada masalah operasional atau
keuangan pada waktu yang lebih awal untuk mewujudkan pengendalian
yang lebih efektif(Tin, 2011). Pusat pertanggungjawaban ini dapat
berfungsi dalam melakukan penilaian kinerja setiap pusat
pertanggungjawaban, dengan melihat pencapaian anggaran yang
ditetapkan oleh masing – masing pusat pertanggungjawaban.
Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh perusahaan guna
menanggulangi kejadian – kejadian di masa depan adalah dengan
menerapkan akuntansi pertanggungjawaban. Dengan terwujudnya
akuntansi pertanggungjawaban yang baik akan menyebabkan terciptanya
suatu alat penilaian kinerja pusat biaya dan alat pengendalian manajemen.
Penerapan akuntansi pertanggungjawaban dapat terlaksana dengan
baik apabila struktur dari perusahaan menerapkan pendelegasian
wewenang dan tanggungjawab yang ada pada perusahaan tersebut(Juita,
2014). Menurut, Hansen dan Mowen akuntansi pertanggungjawaban
adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengukur berbagai hasil yang
telah dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban sesuai dengan
informasi yang dibutuhkan oleh para manajer untuk dapat mengoperasikan
pusat pertanggungjawaban mereka. Dari pengertian ini dapat disimpulkan
bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem utama untuk

1
perusahaan dalam meningkatkan kinerja dari manajer sehingga perusahaan
bisa mendapatkan laba yang maksimal sesuai dengan yang diimpikan(- &
Hidayat, 2012).
Akuntansi pertanggungjawaban dapat juga diartikan sebagai suatu
sistem akuntansi yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja setiap
pusat pertanggungjawaban sesuai dengan informasi yang dibutuhkan
manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka sebagai
bagian dari sistem pengendalian manajemen(Rahman & Tjetje, 2019).
Sistem ini dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan perencanaan, pengendalian dan pelaporan setiap
pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban terbagi menjadi empat
bagian, yaitu pusat pendapatan, pusat biaya, pusat laba dan pusat investasi.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan metode
pengendalian biaya. Biaya dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban
dapat dihubungan pada manajer yang memiliki wewenang dalam
mengkonsumsi atau mengolah sumber daya. Dalam sumber daya yang
digunakan harus dalam satuan uang dan termasuk biaya, maka dapat
diartikan bahwa sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu
metode pengendalian biaya yang dapat digunakan oleh manajemen dalam
mengelola biaya(Tin, 2011).

2. Pembahasan
2.1. Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban
Beberapa peneliti menjelaskan bahwa sistem akuntansi
pertanggungjawaban merupakan suatu sistem yang berkaitan dengan
berbagai pusat pengambilan keputusan dalam suatu struktur untuk
dapat memudahkan pengendalian biaya dan penghasilan yang menjadi
suatu tanggungjawab bagi berbagai pusat
pertanggungjawaban(Terhadap & Prestasi, 2016). Sistem akuntansi
pertanggungjawaban juga berfungsi sebagai penghimpun informasi
kinerja berdasarkan pada segmen dan melaporkan berbagai hasil dari
manajer yang bertanggungjawab.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban tidak hanya untuk
menghendaki sebuah organisasi dapat mencapai tujuan mereka dengan
biaya yang efisien tetapi, dapat juga mengarahkan pada pengeluaran
biaya yang sesuai dengan rencana dan dapat digunakan sebagai
pengukur kinerja sertiap pertanggungjawaban(Terhadap & Prestasi,
2016). Sistem akuntansi pertanggungjawaban dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu:
a. Sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional (traditional
responsibility accounting) adalah memfokuskan pengendalian
terhadap konsumsi sumber daya oleh responsibel manajer.
b. Activity – based responsibility accounting yaitu, memfokuskan
pengendalikan terhadap aktivitas yang mengkonsumsi sumber
daya.

2
c. Sistem biaya standar yaitu, akuntansi manajemen tradisional yang
menekankan pengendalian terhadap harga pokok penjualan
(product cost).
Sistem akuntansi pertanggungjawaban pada semestinya dapat
disesuaikan dengan berbagai kebutuhan yang spesifik dan kondisi
perusahaan sehingga pelaporan kinerja dapat dicapai oleh pusat –
pusat pertanggungjawaban di dalam perusahaan(Tin, 2011).
2.2. Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan alat fundamental
sebagai pengendali manajemen dan dapat ditentukan pada empat
elemen penting, yaitu pemberian tanggungjawab, pembuatan ukuran
kinerja, pengevaluasian kinerja dan pemberian penghargaan(Arif &
Imron, 2018). Akuntansi pertanggungjawaban melibatkan suatu arus
yang saling berhubungan atau informasi yang saling berkaitan dengan
arus berkelanjutan dari masukan – masukan kedalam dan keluaran –
keluaran dari suatu pusat pertanggungjawaban perusahaan(Tin, 2011).
Akuntansi pertanggungjawaban dalam hal penerapannya pada
perusahaan terlebih dahulu harus memenuhi beberapa syarat tertentu.
Syarat yang diperlukan sebuah perusahaan untuk dapat menerapkan
akuntansi pertanggungjawaban adalah organisasi yang terdiri dari
pusat – pusat pertanggungjawaban dan desentralisasi pada organisasi
dimana pengambilan keputusan tidak terbatas hanya pada jumlah kecil
seperti lingkup eksekutif saja, melainkan juga menyebar pada seluruh
bagian dari organisasi atau perusahaan(Periode, 2017).
2.3. Pusat Pertanggungjawaban
Pusat pertanggungjawaban kerangka dasar dalam penerapan
akuntansi pertanggungjawaban, para manajer dituntut untuk teliti dan
berhati – hati dalam menetapkan tugas, wewenang dan tanggungjawab
sesuai dengan struktur organisasi yang sudah disusun dalam organisasi
atau perusahaan(Ekonomi et al., 2019b). Pusat pertanggungjawaban
juga dapat diartikan sebagai bagian dalam perusahaan yang dipimpin
oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas aktivitas pada unit
yang di pimpinnya(Rahman & Tjetje, 2019). Menurut Hansen dan
Mowen pusat pertanggungjawaban dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
a. Pusat biaya (cost center), yaitu manajer pusat biaya memiliki
kendali atas biaya tetapi tidak pada pendapatan dan penggunaan
dana investasi. Sedangkan, kinerjanya diukur berdasarkan
penghasilan yang diperoleh tanpa memperbaiki biaya yang
digunakan selama proses tersebut.
b. Pusat pendapatan (revenue center), yaitu manajer pusat
pendapatan hanya memiliki kendali pada biaya pemasaran
langsung dan kinerja mereka dapat diukur dari kemampuan
mereka dalam mencapai target penjualan yang telah ditentukan
sebelumnya dalam batasan tertentu.
c. Pusat laba (profit center), yaitu manajer pusat laba memiliki
kendali pada biaya dan pendapatan tetapi tidak pada penggunaan

3
dana investasi. Manajer pusat laba sering dievaluasi dengan
membandingkan laba aktual dan laba yang sudah di targetkan.
d. Pusat investasi (investment center), yaitu manajer pusat investasi
memiliki kendali pada biaya, pendapatan dan investasi dalam aset
operasi. Manajer pusat investasi lebih sering dievaluasi
menggunakan tindakan penghasilan residual.
2.4. Anggaran
Beberapa peneliti menjelaskan bahwa anggaran merupakan
sebuah alat penting yang digunakan untuk perencanaan dan
pengendalian jangka pendek secara efektif pada perusahaan atau
organisasi. Selain penjelasan tersebut, anggaran juga merupakan
sebuah pernyataan kuantitatif dalam unit moneter tentang suatu
rencana kegiatan serta berfungsi sebagai alat bantu dalam
mengkoordinasikan implementasi rencana tersebut(Mandak, 2013).
Terdapat hubungan anggaran terhadap akuntansi pertanggungjawaban,
yaitu anggaran merupakan sebuah alat yang digunakan oleh
perusahaan untuk rencana kerja pada masa mendatang serta menjadi
tolak ukur dalam penilaian kinerja setiap pusat pertanggungjawaban
yang memegang kendali wewenang tersebut(Rahman & Tjetje, 2019).
2.5. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja mengacu kepada sebuah sistem formal dan
terstruktur yang dapat digunakan untuk mengukur, menilai serta
mempengaruhi berbagai sifat yang berkaitan dengan pekerjaan.
Penilaian kinerja juga merupakan sebuah proses dalam menilai kinerja
secara sistematis. Penilaian kinerja menitik beratkan pada penilaian
untuk sebuah proses pengukuran sejauh mana kinerja dari orang atau
anggota organisasi dapat memberikan manfaat dalam mencapai tujuan
yang ada sebagai suatu proses organisasi dalam menilai para
pekerjanya(Ekonomi et al., 2019a).
Tujuan pokok dari penilaian kinerja adalah untuk memberikan
motivasi pada para pegawai untuk mencapai tujuan perusahaan dan
untuk mematuhi standar perilaku yang sudah ditetapkan sebelumnya,
supaya dapat menghasilkan tindakan dan hasil yang
diinginkan(Rahman & Tjetje, 2019). Terdapat hubungan antara
penilaian kinerja dengan akuntansi pertanggungjawaban, yaitu setiap
perusahaan telah menetapkan sasaran pada setiap pusat
pertanggungjawaban sebagai dasar dalam melakukan aktivitas
kegiatannya.
2.6. Pengendalian Manajemen
Menurut Robert J. Mockler pengendalian manajemen merupakan
suatu upaya sistematis dalam menetapkan standar prestasi dengan
sasaran perencanaan, merancang sistem umpan – balik informasi,
membandingkan prestasi sesungguhnya pada standar yang sudah
terlebih dahulu ditetapkan dan mengambil tindakan perbaikan yang
diperlukan untuk menjamin semua sumber daya perusahaan telah
digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam mencapai

4
sasaran perusahaan. Dalam (Anggraini, 2013) terdapat enam
karakteristik sistem pengendalian manajemen, yaitu:
a. Dipusatkan pada beberapa program dan pusat
pertanggungjawaban.
b. Informasi di proses dari dua jenis data yang sudah terencana
berbentuk program, anggaran dan data aktual di dalam atau diluar
organisasi.
c. Merupakan sistem yang merangkum semua aspek dalam
organisasi.
d. Berhubungan dengan struktur keuangan.
e. Aspek perencanaannya mengikuti pola dan jadwal tertentu
f. Merupakan sistem yang terkoordinasi dan dengan jadwal tertentu.

3. Kesimpulan
Makalah ini memaparkan penerapan akuntansi pertanggungjawaban
sebagai alat penilaian kinerja pusat biaya dan alat pengendalian
manajemen. Akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat penilaian kinerja
pusat biaya saling berhubungan, yaitu setiap perusahaan telah menetapkan
sasaran pada setiap pusat pertanggungjawaban sebagai dasar dalam
melakukan aktivitas dalam mewujudkan tujuan awal dari perusahaan.
Akuntansi pertanggungjawaban memiliki empat jenis pusat
pertanggungjawaban salah satunya adalah pusat biaya (cost center). Pusat
biaya yaitu manajer pusat biaya memiliki kendali atas biaya tetapi tidak
pada pendapatan dan penggunaan dana investasi. Sedangkan, kinerjanya
diukur berdasarkan penghasilan yang diperoleh tanpa memperbaiki biaya
yang sudah dipergunakan selama proses tersebut.
Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan
akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat penilaian kinerja pusat biaya
dan alat pengendalian manajemen sangat penting dan saling berpengaruh
satu sama lain. Karena, didalam akuntansi pertanggungjawaban terdapat
empat pusat pertanggungjawaban dan salah satu dari pusat
pertanggungjawaban tersebut adalah pusat biaya dimana pada pusat biaya
tersebut dapat digunakan sebagai alat penilaian kinerja pusat biaya dan
melibatkan manajemen pusat biaya dalam mengendalikan pusat
pertanggungjawaban tersebut.

5
DAFTAR PUSTAKA
-, S., & Hidayat, T. (2012). Analisis Pengaruh Penerapan Akuntansi
Pertanggungjawaban Terhadap Kinerja Manajer Pusat Laba Di Warung
Paskal Bandung. Jurnal Akuntansi Maranatha, 4(2), 187–199.
https://doi.org/10.28932/jam.v4i2.350
Anggraini, L. D. (2013). Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap
Kinerja Karyawan. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Arif, D. M., & Imron, M. (2018). Analisis Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam
Penilaian Kinerja Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia Sempulur,
Kabupaten Magelang. Jurnal REKSA: Rekayasa Keuangan, Syariah Dan
Audit, 4(2), 148. https://doi.org/10.12928/j.reksa.v4i2.153
Ekonomi, F., Akuntansi, J., & Ratulangi, U. S. (2019a). Analisis Penerapan
Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja
Bagian Penjualan Pada Pt. Hasjrat Abadi Manado Cabang Tendean. Jurnal
EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 7(3),
2671–2680. https://doi.org/10.35794/emba.v7i3.23718
Ekonomi, F., Akuntansi, J., & Ratulangi, U. S. (2019b). Penerapan Akuntansi
Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja Manajer Pusat
Pendapatan Pada Pt. Wahana Wirawan Manado-Nissan Datsun Martadinata.
Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi,
7(1), 1041–1050. https://doi.org/10.35794/emba.v7i1.23222
Juita, R. K. (2014). Analisis Akutansi Pertanggungjawaban (Studi Kasus pada
PT. PLN Persero Tanjungpinang). 1–22.
Mandak, A. (2013). Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Dengan Anggaran
Sebagai Pengendalian Biaya Dinas Perhubungan Manado. Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 1(3), 465–473.
https://doi.org/10.35794/emba.v1i3.1846
Periode, J. (2017). 1) , 2) , 3).
Rahman, F., & Tjetje, N. F. (2019). Jurnal akuntansi multi dimensi (jamdi). Jurnal
Akuntansi Multi Dimensi (Jamdi), 2(2), 142–148.
Terhadap, M., & Prestasi, P. (2016). 1 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP PENILAIAN
PRESTASI KERJA Anik Khoirun Nisa. 5, 1–12.
Tin, S. (2011). Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengendalian
Manajemen Terhadap Penilaian Prestasi Kerja. Maksi, 3.

6
7

Anda mungkin juga menyukai