Anda di halaman 1dari 17

Nama penulis : - Aneu Aulia Heryanto

- Neneng nurazizah

BAB 10

Akuntansi Pertanggungjawaban

 KONSEP DASAR

Dalam upaya mencapai tujuannya, setiap perusahaan akan menggunakan

berbagai sumber daya yang diperlukan untuk beroperasi, termasuk sumber daya

manusia. Semakin banyak tenaga kerja yang terlibat dan semakin besar ukuran

organisasi perusahaan, semakin kompleks pekerjaan serta persoalan yang

dihadapi. Pengalokasan tugas dan wewenang kepada berbagai fungsi serta

tingkatan manajemen harus dilakukan agar tujuan umum perusahaan dapat

tercapai. Jika pemisahan fungsi organisasi telah terjadi, maka kebutuhan untuk

mendelegasikan berbagai wewenang kepada berbagai tingkatan organisasi

merupakan suatu kebutuhan yang tidak terhindarkan

Sistem pendelegasian wewenang yang baik memerlukan

pertanggungjawaban anggota organisasi yang menerima wewenang dari tingkatan

manajemen yang lebih tinggi. Hal itu untuk menjamin bahwa setiap fungsidan

tingkatan manajemen melaksanakan semua tugas yang diberikan sesuai dengan

rencana yang telah disusun, Sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Untuk
memberikan pertanggungjawaban yang baik, sebaiknya disertai dengan berbagai

data dan informasi keuangan yang relevan serta memadai.

Akuntansi pertanggungjawaban (Responsibility Accounting) adalah sistem

akuntansi yang mengakui berbagai pusat tanggung jawab pada keseluruhan

organisasi, dan mencerminkan rencana serta tindakan setiap pusat tanggung jawab

itu dengan menetapkan penghasilan dan biaya tertentu bagi pusat yang memiliki

tanggungjawab bersangkutan.

Untuk membangun sistem akuntansi pertanggungjawaban yang baik

diperlukan serangkaian persyaratan yang saling terkait satu dengan lainnya.

Beberapa hal yang menjadi syarat untuk membentuk dan mempertahankan sistem

akuntansi pertanggungjawaban,yaitu:

1. Alokasi dan Pengelompokan Tanggung Jawab

Sistem akuntansi pertanggungjawaban harus didasarkan atas alokasi dan

pengelompokan tanggung jawab manajerial pada berbagai unit dan tingkatan

dalam organisasi dengan tujuan untuk membentuk anggaran bagi masing-

masing unit kerja tersebut.

2. Sesuai Bagan Organisasi

Sistem akuntansi pertanggungjawaban harus disesuaikan dengan struktur

organisasi di mana ruang lingkup telah ditentukan. Wewenang mendasari

pertanggungjawaban biaya tertentu.

3. Anggaran yang Jelas


Anggaran yang disusun harus menunjukkan secara jelas biaya yang terkendali

oleh personel unit kerja bersangkutan. Jadi, setiap personel unit kerja yang

diberikan wewenang mengelola unit kerjanya harus mengetahui dengan jelas

tingkat tanggung jawab yang menjadi bebannya.

 JENIS PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN

Dari berbagai fungsi dan tingkatan manajemen yang dimiliki perusahaan,

keseluruhannya dapat dikelompokkan ke dalam tiga pusat pertanggungjawaban.

Keseluruhan fungsi dan tingkatan manajemen, seperti yang tercantum dalam

struktur organisasi berbagai perusahaan, dapat dibagi menjadi beberapa jenis,

yaitu:

1. Pusat Biaya

Pusat biaya (cost center) adalah bagian terkecil dari kegiatan atau bidang

tanggung jawab di mana biaya diakumulasikan. Biasanya pusat biaya

berbentuk departemen tersendiri. Tetapi tidak menutup kemungkinan Pusat

departemen terdiri dari beberapa pusat biaya. Misalnya, produsen elektronik

memiliki departemen penelitian dan pengembangan. Jika departemen

semacam ini tidak diberikan wewenang untuk menjual hasil penelitian dan

pengembangan yang dilakukannya, maka departemen itu hanya akan

mengeluarkan biaya untuk berbagai keperluan penelitian dan pengembangan

yang dilakukannya. Departemen semacam inilah yang disebut sebagai pusat

biaya.
2. Pusat Laba

Pusat laba (profit center) adalah salah satu bagian perusahaan yang sering kali

disebut sebagai divisi, yang bertanggung jawab atas pendapatan maupun

pengeluaran perusahaan. Misalnya, salah satu perusahaan rokok yang

berlokasi di Jawa Timur memiliki kantor pemasaran di Jakarta, sehingga divisi

pemasaran tersebut merupakan pusat laba bagi perusahaan rokok itu. Karena

di samping bertangung jawab terhadap pendapatan dari aktivitas pemasaran

yang dilakukannya untuk wilayah tertentu, divisi tersebut juga bertangung

jawab atas biaya-biaya yang dikeluarkan oleh divisinya.

3. Pusat Investasi

Pusat investasi (investment center) adalah salah satu bagian perusahaan yang

bertanggung jawab atas pendapatan dan biaya sekaligus dihubungkan dengan

modal yang digunakan oleh bagian tersebut. Dalam praktek, istilah pusat

investasi jarang digunakan oleh berbagai perusahaan yang ada.

 PERILAKU MANUSIA

Akuntansi pertanggungjawaban menekankan suatu pelajaran penting bagi

manajer maupun para akuntan, yaitu perilaku para manajer sering kali sangat

dipengaruhi oleh bagaimana kinerja (performance) mereka diukur. Jika para

manajer mengetahui dengan jelas ukuran yang digunakan oleh perusahaan dalam

menilai kinerja departemen yang dipimpinnya, mereka akan berusaha keras untuk

mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Untuk mencapai target
departemen diperlukan sejumlah faktor pendukung yang saling terkait satu dengan

lainnya.

Faktor-faktor yang terkait dengan perilaku manusia yang sangat

mendukung tercapainya target-target yang ditetapkan oleh perusahaan atas

departemen tersebut antara lain:

1. Keteladanan

Contoh dan keteladanan dari setiap manajer departemen dalam memenuhi

tanggung jawab atas biaya dan laba yang mereka gariskan,akan sangat

berpengaruh terhadap seluruh anggota departemen tersebut.

2. Motivasi

Motivasi yang dimiliki oleh seluruh anggota departemen untuk mencapai

target-target yang telah ditetapkan, akan menjadi pendorong utama dalam

mencapai keberhasilan departemen.

3. Komunikasi

Komunikasi yang intensif dan efektif antaranggota organisasi, antara staf

dengan penyelia, antara penyelia dengan manajer, dan antardepartemen juga

akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan organisasi dalam mencapai

target-target yang telah ditetapkan.

 PELAPORAN
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu program yang

melibatkan semua tingkatan manajemen operasi dengan dibantu oleh divisi

akuntansi dan divisi anggaran yang menyediakan laporan dalam bentuk harian,

mingguan, atau bulanan. Proses penyusunan laporan pertanggungjawaban

mencakup penyusunan laporan untuk berbagai tingkat manajemen.

Laporan akuntansi pertanggungjawaban kepada berbagai tingkat

manajemen dalam suatu perusahaan dapat dibagi menjadi:

1. Laporan pelaksanaan tanggung jawab merupakan laporan tanggung gugat

(accountability) yang memiliki dua tujuan,yaitu:

a. Memberikan informasi kepada manajer dan atasan mengenai pelaksanaan

atau kinerja dalam bidang bidang yang menjadi tanggung jawabnya.

b. Mendorong para manajer dan atasan untuk mengambil tindakan langsung

yang diperlukan guna memperbaiki kinerja.

2. Laporan informasi adalah laporan yang disusun agar para manajer

memperoleh informasi yang relevan dengan bidang mereka, walaupun tidak

perlu berkaitan langsung dengan tanggung jawab spesifik atas kinerjanya.

Laporan informasi mencakup bidang sasaran yang berbeda dan lebih luas dari

pada laporankinerja.

Dalam jangka pendek, laporan pelaksanaan tanggung jawab lebih penting

dibandingkan laporan informasi karena adanya kebutuhan langsung dan mendesak

agar perusahaan berjalan sebagaimana mestinya. Tetapi dalam jangka panjang,


laporan informasi yang berkaitan dengan kemajuan dan pertumbuhan usaha

perusahaanjuga sangat penting.

Kriteria Laporan yang Baik

Untuk membuat laporan yang memiliki kualitas baik, terdapat beberapa kriteria

yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Ditujukan kepada pihak yang tepat

Laporan harus sesuai dengan bagan organisasi, yaitu harus ditujukan kepada

personel yang bertanggungjawab mengendalikan bidang yang dilaporkan.

2. Konsisten

Bentuk dan isi laporan harus konsisten setiap kali diterbitkan. Sebaiknya

perubahan hanya dilakukan jika sangat diperlukan dan dengan alasan yang

tepat.

3. Tepat Waktu

Laporan harus disusun dan disampaikan sesuai dengan waktu diperlukannya

laporan tersebut.

4. Teratur

Laporan harus disampaikan secara berkala dan teratur dari waktu ke waktu.

5. Mudah Dipahami

Laporan harus mudah dicerna dan dipahami oleh pihak pembacanya. Karena itu,

harus dihindari penggunaan istilah-istilah akuntansi yang sulit dan tidak

dipahami oleh pihak pembacanya yang mungkin memiliki latar belakang

pendidikan bukan akuntansi. Tetapi, jika penggunaan istilah akuntansi tertentu

tidak terhindarkan, harus diberikan penjelasan tambahan secukupnya.


6. Penjelasan yang Terinci

Laporan harus memberikan penjelasan yang terinci dan memadai tetapi tidak

bertele-tele tentang isi laporannya. Jika memang diperlukan, laporan dapat

mencantumkan jumlah rupiah maupun kuantitas barang.

7. Dapat Dibandingkan

Laporan harus memuat berbagai angka yang dapat dibandingkan, baik antara

angka aktual dan anggaran, antara satu periode dan periode sebelumnya, atau

antara standar dan aktual.

8. Bersifat Analitis

Laporan harus berupa analisis atas kartu jam kerja, daftar barang rusak,

pesanan kerja, surat permintaan bahan, kemacetan mesin, kualitas bahan, dan

sebagainya.

9. Tingkat Efisiensi

Laporan harus menyampaikan kemampuan setiap departemen pelapor tentang

kemampuan atau ketidakmampuan mereka dalam mencapai tingkat efisiensi

yang diharapkan.

 ALOKASI BIAYA

Dari ketiga jenis pusat pertanggungjawaban yang disebutkan sebelumnya, yaitu

pusat biaya, pusat pendapatan, dan pusat investasi, ketiganya terkait erat dengan

upaya pengalokasian tanggung jawab tertentu. Pusat biaya terkait erat dengan

pengalokasian biaya ke unit kerja tertentu, pusat pendapatan terkait erat dengan

upaya pengalokasian tanggung jawab untuk memperoleh pendapatan dan biaya

pada suatu divisi tertentu,dan pusat investasi merupakan bagian dari upaya
mengalokasikan tanggung jawab untuk memperoleh pendapatan serta biaya

dengan menggunakan modal tertentu.

Dari ketiga jenis pusat pertanggungjawaban tersebut, sering kali pusat

biaya memperoleh perhatian yang lebih sering karena upaya untuk

mengalokasikan biaya secara adil ke berbagai unit kerja pada suatu perusahaan

merupakan persoalan yang sangat sering terjadi. Berbagai perusahaan lebih sering

menghadapi persoalan yang terkait dengan pusat biaya, dibandingkan persoalan

yang terkait dengan pusat pertanggungjawaban pendapatan dan pusat

pertanggungjawaban investasi.

Secara umum, biaya yang dikeluarkan perusahaan selama periode tertentu,

dialokasikan dengan tujuan:

1. Meramalkan dampak ekonomis dari keputusan yang dibuat para pengelola

organisasi perusahaan.

2. Memberikan motivasi bagi para pengelola organisasi

3. Pengukuran pendapatan/laba dan aktiva/aset

4. Penetapan harga

Karena itu, dalam proses pengalokasian biaya keempat faktor tersebut harus

dijadikan dasar pertimbangan bagi para manajemen puncak agar alasan proses

pengalokasian biaya lebih jelas. Setelah tujuan ditetapkan, manajemen puncak

peruahaan harus mempertimbangkan beberapa unsur pendukung yang dapat

mempengaruhi keberhasilan pengalokasian dan pengendalian biaya.

Beberapa faktor yang mempengaruhi pengendalian biaya secara

bertanggung jawab adalah


1. Faktor Internal

Terdapat sejumlah faktor internal unit kerja yang berpengaruh terhadap

kemampuan unit kerja tersebut dalam mengendalikan biaya yang berada

dalam lingkup tanggung jawabnya, antara lain:

 Produktivitas unit kerja

 Perilaku biaya

 Tenaga kerja yang digunakan

 Kekerabatan para pekerja

 Dan scbagainya

2. Saling Ketergantungan dengan Departemen Lain

Hubungan dan saling keterkaitan satu departemen dengan departemen lainnya

akan sangat mempengaruhi kemampuan setiap departemen dalam

mengendalikan biaya yang menjadi tanggung jawabnya. Kualitas kerja sama

antara satu departemen dan departemen lainnya dalam mengendalikan biaya

departemen tersebut akan dipengaruhi olch beberapa faktor, seperti

 Keandalan setiap departemen

 Kerja sama antardepartemen

 Keluwesan seriap departemen

3. Faktor Lingkungan
Lingkungan organisasi adalah segala sesuatu di luar organisasi di mana

organisasi tersebut beroperasi. Lingkungan organisasi juga berpengaruh

terhadap kemampuan setiap departemen dalam mengendalikan biayanya.

Faktor-faktor lingkungan ini mencakup:

 Pangsa pasar yang dimiliki

 Pendapat agen dan rekanan

 Tingkat inflasi

 Stabilitas politik

 Nilai cukar mata uang

 Dan sebagainya.

Ketiga faktor tersebut harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh manajemen

puncak ketika merancang sistem pengendalian biaya bagi perusahaan.

Mengabaikan ketiga hal tersebut dapar menycbabkan sistem pengendalian biaya

yang disusun kurang efekrif dalam mencapai sasarannya.

Dari berbagai jenis biaya yang dikenal dalam scbuah perusahaan

manufaktur, mulai dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung,

biaya overhead, biaya pemasaran, hingga biaya administrasi dan umum, biasanya

biaya-biaya tersebut dapat dibebankan dengan jelas ke departemen tertentu,

kecuali biaya overhead. Biaya overhead biasanya terdiri dari biaya bahan

penolong, biaya tenaga kerja penolong, dan biaya pabrikasi lainnya. Biaya

pabrikasi lainnya terdiri dari berbagai biaya yang mendukung proses produksi,
seperti biaya listrik, biaya penyusuran aktiva tetap, biaya pemeliharaan, dan

berbagai biaya lainnya. Biaya pabrikasi semacam itu tidak dapat dibebankan

secara langsung ke suaru departemen tertentu, karena sering kali yang menikmati

manfat dari biaya semacam itu tidak hanya satu departemen saja, tetapi beberapa

departemen sckaligus. Jadi pembebanan biaya pabrikasi semacam itu ke suatu

departemen tertentu memerlukan perhitungan khusus.

Karena sebagian biaya overhead dapat langsung dibebankan ke suatu

departemen tertentu secara jelas dan sebagian lagi tidak, maka sering kali

perusahaan menentukan tarif overhead tertentu sebagai dasar perhitungan biaya

overhead. Metode yang sering kali digunakan untuk menghitung tarif overhead

adalah dengan mendistribusikan total biaya overhead yang dikeluarkan pada

berbagai kegiatan, produk, atau pekerjaan. Namun, prosedur pengalokasian ini

tidak dapat diterapkan pada pengendalian biaya dalam akuntansi

pertanggungjawaban.

Sistem pengendalian biaya dalam akuntansi pertanggungjawaban dapat

menggunakan sistem alokasi biaya overhead berdasarkan jam pemakaian atau jam

kerja pada departemen yang menerima manfaat dari jasa overhead tertentu (biaya

pemeliharaan, misalnya). Distribusi ini dapat dipandang sebagai pembelian oleh

departemen yang menerima dan dipandang sebagai penjualan oleh departemen

yang memberi jasa. Distribusi kepada departemen penerima didasarkan pada tarif

tertentu, seperti tarif penagihan, tarif jam kerja terjual, tarif pembebanan, atau tarif

transfer. Merode ini didasarkan pada pemikiran bahwa departemen-departemen

terscbut membeli jasa dengan cara yang sama seperti membeli bahan langsung

dan mengangkat pekerja langsung.


Penentuan tarif penagihan antandepartemen dapat dilakukan dengan

menempul serangkaian langkah berikut

1. Membuat anggaran biaya untuk setiap departemen jasa menurut sifannya

(kepenyeliaan, perlengkapan, listrik, dan lain-lain).

2. Mengelompokkan biaya ke dalam kclompok biaya tetap dan biaya variabel.

3. Menentukan tarif dengan membagi total anggaran biaya departemen dengan

jumlah jam pelayanan yang dibutuhkan.

Kriteria yang Baik

Di samping unsur-unsur pendukung tersebut, dalam proses mendesain sistem

pengalokasian dan pengendalian biaya perlu diperhatikan beberapa hal penting

karena untuk merancang sistem pengendalian biaya yang efektif, terdapat

beberapa kriteria yang harus dipenuhi, yaitu :

1. Rancangan teknis yang kokoh, yang mencakup

 Penetapan sasaran yang memberikan tantangan

 Penetapan sasaran realistis (bosa dicapai)

 Sistem pengendalian dan pelaporan biaya yang memisahkan biaya yang

terkendali dan di luar kendali manajer

2. Gaya manajemen yang tanggap terhadap perilaku anggota organisasi. Karena

itu, diperlukan manajemern dengan perpaduan:


 Keikutsertaan para manajer dalam penetapan sasaran kegiatan mereka

sendiri.

 Kepemimpinan manajer eksekutif

 Jaringan komunikasi yang terbuka.

 Pencegahan dini terhadap pelaksanaan kerja yang tidak optimal.

Ilustrasi 10.1 berikut ini mungkin dapat memperjelas tentang akuntansi

pertanggungjawaban:

Salah satu langkah penting dalam mendesain sistem akuntansi

pertanggungjawaban adalah membentuk garis dan bidang pertanggungjawaban

yang jelas. Setiap kotak pada bagan organisasi mewakili satu segmen (pusat

biaya, divisi, departemen dan lain-lain) yang membuat laporan dan menerima

laporan mengenai fungsi yang menjadi tanggungjawabnya.

Ilustrasi berikut mungkin dapat memperjelas seluruh penjelasan tentang

sistem pelaporan pertanggungjawaban:

PT. DoReMi adalah Produsen perlatan elektronik yang berlokasi di Jakarta.

Perusahaan ini menyusun sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan

struktur organisasi perusahaan. Sebagian dari struktur organisasi yang dimiliki

perusahaan adalah sebagai berikut:

Direktur Utama

Direktur Pemasaran Direktur Produksi Direktur Keuangan

Manajer Bahan Manajer Produk Akhir Manajer Pabrikasi

Kabag. Komponen KepalaKabag.


Unit Komponen KepalaKabag.
Unit Pekerja Kepala Unit
Dasar PerakitanPenunjang Penyelesaian Akhir
Pabrik Pengepakan
Direktur utama membawahi tiga direktur, yaitu direktur pemasaran, direktur

produksi dan direktur keuangan. Sedangkan direktur produksi membawahi

membawahi manajer bahan, manajer produk akhir, dan manajer pabrikasi.

Manajer pabrikasi membawahi 3 kepala unit, yaitu kepala unit perakitan, kepala

unit penyelesaian akhir, dan kepala unit pengekapan. Sedangkan kepala unit

perakitan membawahi 3 kepala bagian, yaitu kepala bagian komponen dasar,

kepala bagian penunjang, kepala bagian pabrik. Walaupun direktur pemasaran dan

direktur keuangan juga membawahi manajer lain, tetapi dalam ilustrasi ini tidak

dibahas untuk menyederhanakan contoh dan pembahsan.

PT. DoReMi Laporan Keuangan A


Biaya Overhead
Kepada : Direktur Utama Bulan : April 2012
Direksi Jumlah Anggaran Selisih
Direktur Utama 11.000.000 15.000.000 4.000.000
Direktur Pemasaran 93.000.000 100.000.000 7.000.000
Direktur Produksi 442.000.000 450.000.000 8.000.000
Direktur Keuangan 18.000.000 20.000.000 2.000.000
Total 564.000.000 585.000.000 21.000.000

PT. DoReMi Laporan Keuangan B


Biaya Overhead
Kepada : Direktur Produksi Bulan
Manajer Jumlah Anggaran Selisih
Direktur Produksi 16.000.000 17.000.000 1.000.000
Manajaer Bahan Baku 120.000.000 123.000.000 3.000.000
Manajer Produk Akhir 126.000.000 128.000.000 2.000.000
Manajer Pabrikasi 180.000.000 182.000.000 2.000.000
Total 442.000.000 450.000.000 8.000.000

PT. DoReMi Laporan Keuangan C


Biaya Overhead
Kepada : Manajer Pabrikasi Bulan
Kepala Unit Kerja Jumlah Anggaran Selisih
Manajer Pabrikasi 8.600.000 9.000.000 1.000.000
Kepala Unit Perakitan 88.600.000 123.000.000 3.000.000
Kepala Unit Penyelesaian Akhir 22.800.000 128.000.000 2.000.000
Kepala Unit Pengepakan 60.600.000 182.000.000 2.000.000
Total 180.000.000 450.000.000 8.000.000

PT. DoReMi Laporan Keuangan D


Biaya Overhead
Kepada : Kepala Unit Perakitan Bulan : April 2010
Kepala Bagian Jumlah Anggaran Selisih
Kepala Unit Perakitan 7.800.000 8.000.000 200.000
Kabag. Komponen Dasar 39.600.000 40.000.000 400.000
Kabag. Komponen Penunjang 25.900.000 26.000.000 100.000
Kabag. Pekerja Pabrik 14.700.000 15.000.000 300.000
Total 88.000.000 89.000.000 1.000.000

Pelaporan yang disusun dalam sistem pertanggungjawaban mengikuti struktur

organisasi perusahaan ini. Tiga kepala bagian mempertanggungjawabkan biaya

yang dikelolanya kepada kepala unit perakitan. Kepala unit perakitan (termasuk

kepala unit penyelesaian akhir dan kepala unit pengepakan)

mempertanggungjawabkan dan melaporkan biaya unit kerjanya kepada manajer

pabrikasi. Manajer pabrikasi (bersama manajer bahan dan manajer produk akhir)

mempertanggungjawabkan dan melporkan biaya departemen yang dikelolanya

kepada direktur produksi. Sedangkan direktur produksi (bersama direktur

pemasaran dan direktur keuangan) mempertanggungjawabkan dan melaporkan

biaya yang dikelola divisinya kepada direktur utama perusahaan.


Dengan pola seperti ini, sistem pertanggungjawaban dan pelaporan biaya

dikelola oleh masing-masing pelaksana organisasi, sesuai dengan struktur

organisasi yang dimiliki perusahaan. Dengan membandingkan terhadap anggaran

yang telah disusun, sistem pengendalian biaya pada perusahaan lebih mudah

dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai