NIM : A0C020027
Tanggung jawab ini akan mengukur seberapa tepat rencana dan juga tindakan dari setiap pusat
pertanggungjawaban di perusahaan. Dengan begitu, sistem akuntansi satu ini mendorong para
manajer untuk selalu berperan aktif dalam mencapai tujuan dengan baik dan efektif.
Sehingga nantinya tidak akan ada penyimpangan ataupun permasalahan berarti yang tidak bisa
diselesaikan. Tidak hanya itu, laporan hasil evaluasi dari pertanggungjawaban tersebut bisa
sangat berguna untuk penyusunan rencana kerja selanjutnya.
Di dalam akuntansi pertanggungjawaban ini juga berisikan tahap perkembangan sekaligus cara
pengendalian biaya yang ada, baik produksi maupun non-produksi. Semua informasi tersebut
dihubungkan kepada manajer yang memiliki wewenang dan juga bertanggung jawab terhadap
sesuatu yang berada di bawah kewenangannya. Mulai dari pendapatan, biaya produksi dan
nonproduksi hingga aktiva.
1. Struktur Organisasi
Sebuah organisasi telah disusun sedemikian rupa agar setiap posisi memiliki wewenang dan juga
tanggung jawab yang tepat. Hal inilah yang sama diterapkan dalam sistem akuntansi untuk
menentukan wewenang dan posisi yang jelas bagi setiap unit kerja di setiap divisi atau
manajemen.
2. Biaya Anggaran
Tidak hanya struktur organisasi, syarat lainnya yaitu pada biaya atau anggaran yang telah
direncanakan. Tentunya hal ini bisa menjadi suatu penilaian bagi seorang manajer atas
kinerjanya selama ini. Untuk itu hal mengenai biaya anggaran jangan sampai terlewatkan.
3. Sistem Akuntansi
Pada sistem akuntansi haruslah dikelompokkan dan digolongkan untuk pemberian kode sesuai
tingkatan pertanggungjawaban dalam sebuah manajemen. Sehingga nantinya biaya terkendalikan
maupun tidak terkendalikan bisa terlihat. Serta, klasifikasi perkiraan dalam neraca mengenai laba
maupun rugi bisa dilaporkan dengan baik.
3. Memotivasi Manajer
Dampak dengan adanya laporan akuntansi ini bisa sangat penting untuk memotivasi para
manajer. Pasalnya hal ini akan memungkinkan sebuah usaha mendapatkan penghargaan.
Sehingga akan mempengaruhi keyakinan manajer bahwa prestasi yang didapatkan merupakan
buah dari kerja keras dan pertanggungjawabannya berdasarkan informasi akuntansi yang akurat.
Dengan begitu kinerja menjadi lebih meningkat daripada sebelumnya.
Tahap Perkembangan Akuntansi Pertanggungjawaban
Seiring dengan berjalannya waktu, maka akuntansi pertanggungjawaban pun juga selalu
berkembang pula. Beberapa perkembangannya yaitu akuntansi tradisional dan juga akuntansi
aktivitas. Berikut ulasan lengkapnya, antara lain:
1. Akuntansi Tradisional
Dalam tahap perkembangan akuntansi pertanggungjawaban yang pertama yaitu akuntansi
tradisional. Sistem akuntansi satu ini telah tersusun sedemikan rupa dan sebaik mungkin,
sehingga proses pengumpulan, pembuatan hingga pelaporan biaya sudah sesuai dengan
pertanggungjawaban masing-masing divisi.
Hal ini bertujuan agar setiap orang yang ditunjuk dan memiliki wewenang bisa bertanggung
jawab atas laporan anggaran atau penyimpangan biaya yang dibuatnya. Sesuai dengan namanya,
akuntansi tradisional ini pun masih menggunakan cara yang jauh dari kata modern dan lebih
cenderung ke arah manual.
Caranya yaitu dengan memanggil setiap anggota masing-masing dalam sebuah kelompok atau
organisasi. Sehingga sistem akuntansi yang digunakan ini bermanfaat untuk penyusunan
anggaran hingga penilaian kinerja manajer. Hal tersebut juga berguna untuk memotivasi manajer
untuk melakukan pekerjaan jadi lebih baik.
Pada proses penyusunan anggaran, sistem akuntansi tradisional akan menetapkan peran manajer
untuk melaksanakan sebagian aktivitas sesuai sasaran perusahaan, serta peran sumber daya untuk
membantu pelaksanaannya. Hal ini menjadikan akuntansi pertanggungjawaban melakukan
penyusunan anggaran dan mengukur nilai sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran yang
tepat.
2. Akuntansi Aktivitas
Pada akuntansi aktivitas ini disusun sedemikian rupa hingga proses pengumpulan dan juga
pelaporan anggaran bukan berdasarkan dari penambah nilai, namun dari aktivitas penambah.
Berbeda dengan akuntansi tradisional, sistem akuntansi satu ini jadi lebih maju karena
menggunakan laporan berdasarkan aktivitasnya bukan tertuju pada tiap kelompoknya.
Tentunya hal ini sangat bermanfaat untuk memantau segala kegiatan termasuk pengelolaan
keuangan perusahaan dengan lebih mudah dan juga menghemat waktu cukup efektif.
B.TARGET COSTING
Pengertian Target Costing, Manfaat, Cara Hitung
Target costing adalah strategi yang dapat digunakan perusahaan untuk merencanakan harga
produk baru mereka sebelum mereka memproduksinya.
Strategi ini memungkinkan perusahaan untuk menentukan apakah mereka dapat memproduksi
produk baru dan mencapai tujuan laba mereka. Jika perusahaan menentukan melalui penetapan
biaya target bahwa suatu produk tidak dapat diterapkan, mereka dapat membatalkan rencana
produk.
Untuk produk yang bisa diterapkan, mereka dapat merencanakan biaya mereka di awal siklus
hidup mereka. Untuk menghitung biaya target per unit produksi, kurangi margin keuntungan
yang diinginkan produk dari harga jual targetnya. Rumus untuk biaya target adalah: Harga
jual – Margin keuntungan = Target costing
Sepanjang siklus hidup produk, perusahaan dapat terus menggunakan biaya target sebagai acuan
untuk memastikan bahwa produk tetap menguntungkan.
Penetapan biaya target sangat berguna dalam industri dengan tingkat persaingan yang tinggi,
termasuk konstruksi, perawatan kesehatan, dan barang konsumsi.
Penetapan biaya target adalah strategi yang berguna karena penawaran dan permintaan pasar
merupakan faktor utama di balik penetapan harga produk.
Karena pemasok memiliki sedikit kendali atas harga produk di industri ini, mereka dapat
mengalihkan fokus mereka ke biaya produksi untuk memastikan bahwa mereka terus mendapat
untung.
Mencapai tujuan produk sangat penting untuk kesehatan keuangan perusahaan, sehingga
penetapan biaya target dapat berkontribusi pada kesuksesan perusahaan secara keseluruhan.
Informasi ini dapat bermanfaat bagi para pemimpin bisnis serta pemangku kepentingan lainnya
dan pihak yang berkepentingan.
Dengan menggunakan proses target costing, Anda dapat menentukan cara yang paling efisien
untuk membuat produk tanpa mengorbankan kualitas produk.
Ini dapat menguntungkan perusahaan Anda dengan menjaga biaya tetap rendah dan membantu
pelanggan Anda dengan mempertahankan standar produk yang tinggi.
Ini dapat membantu pelanggan merasa bahwa perusahaan Anda menghargai mereka, yang dapat
membuat mereka lebih cenderung untuk tetap terlibat. Penetapan biaya target juga dapat
memungkinkan pelanggan untuk membeli produk dengan harga terjangkau.
Cobalah untuk menentukan fitur produk apa yang paling dihargai pelanggan Anda sehingga
Anda tahu fitur mana yang harus disertakan atau dihilangkan untuk mengurangi biaya.
Meneliti kondisi pasar Anda membantu membuat Anda lebih berpengetahuan tentang apa yang
pelanggan Anda nilai dalam produk, serta berapa titik harga yang realistis bagi mereka.
2. Tentukan target harga produk
Langkah kunci dalam proses penetapan biaya target adalah menentukan harga target yang
kemungkinan akan dibayar pelanggan untuk produk berdasarkan riset pasar Anda.
Setelah Anda mengetahui target harga, Anda dapat menggunakannya nanti dalam proses target
costing.
Tentukan margin keuntungan target perusahaan Anda untuk produk dengan meneliti margin
keuntungan yang sebanding di industri Anda. Anda juga dapat menggunakan margin keuntungan
standar seperti 10%, yang dianggap sebagai margin keuntungan rata-rata.
Margin keuntungan yang diinginkan dari produk Anda dapat bergantung pada perusahaan Anda,
industri Anda, dan faktor lainnya.
Setelah Anda mengetahui target biaya produk baru Anda, Anda dapat mulai merancang rencana
manufaktur yang tetap dalam target biaya yang telah Anda identifikasi.
C.BIAYA KUALITAS
Biaya Kualitas: Pengertian, Komponen
Biaya kualitas adalah semua biaya yang muncul untuk bisa menangani suatu masalah kualitas
barang. Umumnya, biaya kualitas ini pun ditangani oleh manajemen kualitas lewat sistem
informasi manufaktur.
Selain itu, pengukuran kualitas produk yang ada di dalam perusahaan juga umumnya terbagi
menjadi tiga komponen, yakni biaya pencegahan, biaya penilaian dan juga biaya kegagalan.
Dalam hal kegagalan ini juga umumnya akan terbagi menjadi dua jenis, yaitu kegagalan internal
dan kegagalan eksternal. Artinya, perbaikan pada biaya ini diharapkan mampu membuat dan
mengirim produk dengan baik dan pelanggan menjadi lebih puas.
Jadi, biaya kualitas adalah suatu total biaya yang digunakan untuk mempertahankan kualitas
produk barang atau jasa, atau untuk memperbaiki produk barang yang cacat.
COPQ memiliki peranan yang penting dalam memperbaiki kualitas produk dan mengurangi
biaya lain, sehingga laba perusahaan bisa meningkat dan memiliki keunggulan untuk bisa
bersaing dengan kompetitor lainnya.
COPQ ini terjadi karena adanya tiga komponen biaya kualitas dan kerugiannya, yakni biaya yang
tersembunyi, kerugian karena kehilangan proyek, biaya manajemen, biaya kehilangan aset dan
juga kehilangan kepercayaan dari pelanggannya.
Untuk bisa memperbaiki biaya kualitas ini, maka diperlukan adanya strategi manajemen yang
baik untuk mengurangi biaya cost of poor quality (COPQ). Cara yang bisa dilakukan adalah
dengan menggunakan Six Sigma Manajemen yang berguna untuk menganalisa kegagalan dan
melakukan perbaikan pada kualitas produk.
Manajemen yang menerapkan COPQ juga harus bisa memperoleh data sampai evaluasi dari
seluruh pihak yang terlibat di dalam perbaikan biaya kualitas.
Contoh sederhana dari biaya pencegahan adalah pelatihan karyawan, riset pasar, perencanaan
kualitas, dan proses kontrol. Untuk itu, banyak perusahaan yang menganggap biaya ini sebagai
suatu investasi penting.
Contoh sederhananya seperti perbaikan pada produk yang rusak, biaya scrap,
atau downtime sebelum pembeli menerima pesanannya.
Untuk itu, biaya ini harus dikeluarkan sebagai upaya garansi, penggantian produk, penyelidikan
keluhan, atau biaya ini juga bisa digunakan sebagai bagian dari biaya kehilangan pelanggan.