ACCT6182
Management Control System
Week 9
OUTLINE MATERI :
1. Myopia Problem
2. Overcoming Myopia
3. Balance Scorecard
Myopia Problem
Myopia merupakan hal yang cukup dikenal sebagai efek samping disfungsional dari sistem
pengendalian hasil keuangan. Terlepas dari masalah tersebut, para manajer menggunakan
pengendalian hasil keuangan untuk dampak yang baik. Para manajer menerapkan satu atau
berbagai kombinasi dari enam upaya-upaya perbaikan untuk masalah myopia, yang meliputi:
1. Menggantikan pengukuran akuntansi dengan penggerak nilai kinerja, mengubah atas apa
yang diukur (penciptaan nilai bagi pemegang saham bukannya pendapatan akuntansi),
Solusi yang terbaik atas myopia-avoidance mungkin hanya relax pada tekanan untuk
menghasilkan laba jangka pendek. Pengurangan atas tekanan dapat dipengaruhi dalam dua cara.
Pembobotan pada laba tahunan (atau kuarter) dapat dikurangi atau mungkin bahkan nol, disaat
lain, indikator performance jangka panjang seperti market share atau terobosan teknis
ditekankan. Alternatif lain adalah target laba jangka pendek dipermudah untuk dicapai. Target
laba yang tingkat pencapaiannya tinggi menciptakan ruang bagi manajer yang disibukkan oleh
inisiatif jangka panjang. Namun cara ini beresiko untuk tekanan laba jangka pendek yang
mungkin memicu kelambanan, kerugian konsentrasi jangka pendek tanpa fokus yang lebih tajam
untuk jangka panjang. Oleh karena itu, ketika mengendurkan tekanan untuk jangka pendek,
manajer yang terkait harus dapat dipercaya atau tekanan yang diperlukan harus disampaikan
dengan cara lain seperti melalui evaluasi kinerja nonfinancial tepat waktu.
Untuk pengawasan investment myopia dapat dilakukan dengan pengawasan atas laba operasi
jangka pendek. Untuk biaya atas investasi jangka panjang dipisahkan di bawah operating profit
sehingga manajer merasa tidak tertekan atau mengurangi keinginan untuk memotong investasi
dalam rangka meningkatkan laba jangka pendek. Dengan pemisahan ini maka manajer dari profit
center hanya bertanggung jawab untuk memaksimalkan operating profit.
Disamping itu, manajer diminta bertanggung jawab secara terpisah atas pengembangan investasi
jangka panjang yang akan menghasilkan penghasilan dan laba untuk future operating period.
Adapun kualitas dari investasi dan hasilnya dimonitor dengan bentuk pengawasan yang lain
seperti preaction review.
Sebagian perusahaan menggunakan variasai atas pendekatan pemisahan ini seperti tidak
membebankan biaya pengembangan. Kosekuansinya, biaya pengembangan dibebankan pada
corporate level sampai investasi tersebut mulai menghasilkan penghasilan. Kombinasi lain
adalah apa yang disebut today business dan tomorrow business. Untuk today business, manajer
dibebankan dengan membuat bisnis ramping efisien dan menguntungkan dalam lingkungan yang
kompetitif. Adapun manajer tomorrow business dibebankan dengan biaya pengembangan bisnis
baru yang mungkin dapat meningkatkan atau mengganti today business. Selanjutnya, untuk
today business dikontrol dengan tight financial result control sedangkan tomorrow business
dengan penggunaan kombinasi antara indikator kinerja nonfinancial dan action control.
Semakin lama periode pengukuran maka pengukuran performance dengan menggunakan laba
akuntansi semakin mungkin kongruen dengan laba ekonomi. Laba akuntansi tahunan rata-rate
merupakan sebuah indikator pengukuran yang lebih baik bagi laba ekonomi tahunan
dibandingkan laba akuntansi triwulan. Demikian juga dengan laba akuntansi tiga tahun
merupakan indikasi yang lebih dibandingkan laba akuntansi tahunan. Maka semakin panjang
horizon waktu penilaian atas kinerja memberi efek yang positif yang bermanfaat dalam
menghambat management myopia. Namun memperpanjang waktu atas insentif menimbulkan
biaya dalam kaitan hasil yang lebih tinggi.
Isu lain terkait penyusunan rencana insentif berdasarkan pengukuran akuntansi adalah standar
kinerja. Perusahaan biasanya menggunakan angka, termasuk dalam perencanaan stratejik jangka
panjang sebagai standar dimana cara ini dapat menibulkan permasalahan. Hal ini dapat
menggiring banyak ide kreatif keluar dari perncanaan stratejik. Selanjutnya, hal tersebut
cenderung membuat manajer bersifat konserfatif tentang apa yang perusahaan paling tidak
inginkan dalam proses perencanaa stratejik. Disamping itu, standar tersebut dapat tidak terpakai,
yakni terlalu sulit atau mudah untuk dicapai karena asumsi-asumsi yang diselipkan dalam
penyusunan rencana jangka panjang yang pada akhirnya terbukti tidak benar, khususnya dalam
lingkungan kompetitif yang bergerak cepat dimana banyak perubahan setelah periode tiga
sampai lima tahun atau juga kurang.
Cara keempat yang mungkin untuk mengatasi myopia problem adalah mencoba mengukur laba
ekonomi shareholder value creation secara langsung dengan mengestimasi future cash flow dan
mengitungnya menjadi present value.Pengukuran langsung nilai entitas dapat dibuat pada awal
dan akhir periode pengukuran.Perbedaan antara nilai awal dan akhir adalah estimasi lengsung
dari nilai yang diciptakan.
Perubahan aturan pengukuran untuk membuat pengukuran laba akuntansi menjadi lebih baik,
yakni lebih kongruen dengan laba ekonomi untuk mengurangi myopia merupakan cara berikut.
Perbaikan dengan cara ini adalah dengan memperbaiki deviasi laba akuntansi dan laba ekonomi.
Salah satu cara peningkatan pengukuran adalah meyediakan sebuah perhitungan yang lebih baik
dalam mempertemukan penghasilan dan biaya. Contoh, perusahaan dapat memilih penyusutan
yang lebih sesuai dengan umur ekonomis dari asset dengan tidak terlalu konservatif.
Peningkatan dalam pengukuran mengenal laba atau rugi lebih cepat yang membuat performance
incator lebih tepat waktu. Perubahan nilai diakui secepat mungkin dapat diukur atau diestimasi
dari pada menunggu penyelesaian transaksi. Variasi dari konsep ini seperti mark-to-market
accounting dalam industri tertentu (contoh perbankan), di mana asset tertentu pada Neraca
dinilai berdasarkan nilai pasar dari pada nilai historical. Dengan demikian rugi dan laba dicatat
ketika perubahan nilai diobservasi dan tidak hanya pada saat asset dijual. Contoh berikut adalah
pada perusahaan minyak dimana perusahaan menyediakan reward pada geologist, explorationist
sesegera mungkin ketika jelas bahwa mereka telah menciptakan value bagi perusahaan, yakni
ketika oil atau gas ditemukan. Dalam kasus demikian, reward akan dihitung berdasarkan
estimasi dari nilai yang ditemukan. Oleh karena itu, para karyawan akan dibayar di depan.
Satu kombinasi pengukuran yang sering digunakan adalah market and accounting measure.
Kombinasi kedua yang sering digunakan adalah penggunaan rangkuman atau spesifik accounting
measure, elemen keuangan terpisah (contoh penghasilan, biaya-biaya, margin, asset dan hutang)
atau keduanya dengan salah satu dari sejumlah pengukuran nonfinancial (kualitas produk, yield,
kepuasan pelanggan). Sebagai contoh, bonus manajer divisi dapat berasal dari 50% dikalikan
ROA dan 50% dari pertumbuhan unit penjualan.
Perspektif pertama terutama berorientasi jangka pendek dan bersifat keuangan dimana tiga
perspektif yang lain adalah kategori utama dari nonfinancial, leading indicator dari future
financial performance.
Biaya juga merupakan hal yang perlu diperhatikan. Biaya desain dan implementasi sebuah
sistem pengukuran yang sederhana meliputi penggunaan dari sebagian kecil pengukuran yang
sudah ada. Namun, dalam banyak perusahaan, pengembangan dari balanced scorecard sering
melibatkan konsultan untuk membantu baik proses pengembangan maupun implementasi dan
mungkin pengembangan dari pengukuran baru. Beberapa pengukuran individual juga cukup
mahal untuk penggunaan. Adalah sulit untuk mengadministrasikan survey kepuasan pelanggan
atau mengadakan audit yang aman.
Balance Scorecard
Balance Scorecard adalah metode pengukuran hasil kerja yang digunakan perusahaan. Pelajaran
tentang Balance Scorecard mungkin telah banyak diberikan. Namun, banyak orang yang masih
salah persepsi dan belum dapat memahami arti dan penggunaannya (Kaplan, 2010).
Financial perspective atau disebut juga perspektif keuangan erat kaitannya dengan pemasukan
danpengeluaran perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan harus mampu mengelola keuangan
dengan baik agar keuangannya terus stabil. Misalnya, biaya operasional, biaya produksi, biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja, termasuk keuntungan dari aktivitas penjualan.
Baik pemasukan maupun pengeluaran, keduanya harus dicatat secara runtut dan jelas. Agar
pihak keuangan dapat mengamati laju pertumbuhan keuangan dari perusahaan yang
bersangkutan.
Ketiga tolok ukur di atas dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menjalankan bisnis. Dengan
begitu, pemilik perusahaan mengetahui di tahap mana perusahaan tersebut berada.
Customer perspective atau perspektif pelanggan berkaitan erat dengan cara perusahaan melayani
pelanggan. Dalam hal ini, setiap pelanggan harus diperlakukan secara layak. Dengan begitu,
mereka merasa puas atas pelayanan yang diberikan.
Ada pun ukuran yang ditetapkan perusahaan dalam perspektif pelanggan, antara lain:
g. Kebutuhan pelanggan.
Dalam internal process perspective, perusahaan menilai seberapa besar ukuran dan sinergi dari
setiap unit kerja. Untuk mengukur poin ini, pemimpin perusahaan harus rutin mengamati
bagaimana kondisi internal dalam perusahaan. Apakah semuanya dijalankan sesuai dengan
metode yang ditetapkan atau malah melenceng dari peraturan.
Kemampuan dan keahlian yang dimiliki setiap karyawan akan menghasilkan proses bisnis
internal yang bagus. Selain bertambahnya jumlah konsumen, omzet dan keuntungan yang
didapat perusahaan juga akan bertambah.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam perspektif proses bisnis internal, antara lain:
b. Proses operasi berkaitan dengan aktivitas dan rutinitas sehari-hari yang dilakukan bagian
internal.
c. Proses pasca penjualan berkaitan dengan metode pemasaran yang tepat untuk
meningkatkan omzet penjualan.
Karyawan menjadi elemen penting yang harus dijaga perusahaan. Tanpa adanya karyawan,
proses pertumbuhan dan perkembangan perusahaan akan menghadapi banyak kendala.
Karyawan juga berfungsi sebagai pendukung dalam perspektif keuangan dan pelanggan. Karena
itu, apa yang direncanakan perusahaan dapat mencapai target yang maksimal.
Selain keberadaan karyawan, perusahaan juga perlu memerhatikan sistem dan prosedur kerja
yang seperti apa yang perlu diterapkan dalam internal perusahaan. Ada baiknya jika semua
elemen terkontrol dan terkoordinasi dengan baik sehingga timbul keselarasan selama bisnis
berlangsung.
Ada tiga hal yang dijadikan tolok ukur dalam perspektif ini, antara lain:
Sebagaimana diketahui bahwa tujuan utama dari manajer perusahaan yang berorientasi pada
keuntungan adalah memaksimalkan nilai pemegang saham.Laba akuntansi jangka pendek
menyediakan indikator pengganti yang tidak sempurna dari perubahan nilai pemegang saham
(laba ekonomi). Management myopia yang merupakan kelebihan fokus pada jangka pendek
perusahaan merupakan efek samping yang hampir tidak dapat dihindari dari penggunaan
financial result control system yang dibuat berdasarkan pengukuran performance accounting.
Myopia dapat dikurangi pada level manajemen puncak dengan menuntut pertanggungjawaban
untuk peningkatan market valuation. Saham dihargai meskipun tidak sempurna berdasarkan
perkiraan future cash flow tidak hanya pada hasil periode sekarang. Pembahasan ini menyajikan
enam alternatif yang dapat dipertimbangkan untuk mengurangi myopia. Namun tidak satupun
merupakan cara yang paling ampuh. Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan
kekurangan.
Balance Scorecard dewasa ini banyak dijadikan sebagai tools oleh perusahaan untuk mengatasi
myopia problem, dikarenakan adanya metode pengukuran dalam Balance Scorecard yang dapat
menangani masalah pengukuran, terutama keuangan pada permasalahan myopia
1. Merchant, K.A., & Van der Stede, W.A. (2017). Management Control Systems:
Performance Measurement, Evaluation, and Incentives. 4th Edition. Prentice Hall.
Harlow, UK. ISBN: 9781292110554.
2. Bastian (2014). Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik: Mempertahankan
Kepentingan Masyarakat. Salemba Empat. Jakarta. ISBN: 9789790614055
3. Kaplan, R.S. (2010) Conceptual Foundations of the Balanced Scorecard. Harvard
Business School, Harvard University