Anda di halaman 1dari 24

BAB 10

PENGUKURAN
KINERJA KEUANGAN
DAN PENGARUHNYA
FIRANSYAH DWI SAPUTRO - 22101082141
LUTFI BINTI MUSAFAQOH - 22101082145
PENCIPTAAN NILAI
• Secara umum tujuan utama organisasi berorientasi laba adalah untuk memaksimalkan nilai
perusahaan, menolak beberapa batasan, seperti penyesuaian dengan hukum dan perhatian yang
memadai untuk karyawan, konsumen dan pemegang saham lainnya.
• Nilai dari asset ekonomis dapat dihitung pada waktu tertentu dengan mendiskonto aliran kas masa
depan yang diharap akan dihasilkan oleh perusahaan berdasarkan nilai waktu dari uang dan resiko.
Karyawan dapat meningkatkan nilai dengan meningkatkan ukuran dari aliran kas masa depan
perusahaan dengan mempercepat waktu dari aliran kas (berdasarkan nilai waktu dari uang), atau
dengan membuat mereka lebih pasti atau tidak terlalu beresiko (diikuti dengan penurunan tingkat
diskon)
• Perubahan nilai perusahaan pada periode yang pasti disebut dengan laba ekonomi. Laba ekonomi
merupakan bentuk yang berbeda dari laba akuntansi, dan perbedaannya tersebut memiliki implikasi
pengendalian manajemen yang penting.
KINERJA TINDAKAN DASAR
• Salah satu cara untuk menilai perubahan nilai adalah dengan menggunakan pengukuran pasar dari
kinerja yang didasarkan pada perubahan nilai pasar atau perusahaan atau deviden yang juga
diperhatikan, return kepada para pemegang saham.
• Pengukuran pasar memiliki daya Tarik yang kuat secara relative memberikan indikasi langsung
terhadap perubahaan nilai perusahaan. Untuk perusahaan dagang public, nilai pasar tersedia dalam
dasar yang tepat waktu (harian). Nilai pasar tersebut tepat (tidak ada atau terdapat kesalahan acak),
secara relative akurat (tidak ada atau terdapat bias sistematik, pegasumsian terjadi pada lingkungan
informasi yang efisien), dan nilai biasanya objektif (tidak dimanipulasi seperti pada pengukuran
lainnya). Selain itu nilai ini memiliki karakteristik yang dapat dimengerti, paling tidak pada
pengukuran yang ada dan juga efisien dalam hal biaya karena tidak memerlukan pengukuran
biaya perusahaan.
KINERJA TINDAKAN PASAR
Pengukuran pasar memiliki keterbatasan yaitu :
• Umumnya dipengaruhi beberapa manajer puncak dalam organisasi yang memiliki
kekuasaan untuk membuat keputusan yang penting. Karyawan yang berada di bawah
TERKENDALA MASALAH level manajemen yang tinggi memiliki sedikit pengaruh pada harga saham.
PENGENDALIAN Meskipun demikian bagi tim manajemen puncak, pengukuran pasar mungkin jauh
dari benar-benar yang dapat dikendalikan. Penilaian pasar saham dipengaruhi oleh
beberapa fakor yang tidak bisa dikendalikan oleh manajer seperti perubahan aktifitas
makro.
• Meskipun nilai hanya mewakili ekspektasi, dan hal ini dapat beresiko untuk
TIDAK MENGGAMBARKAN insentif dasar yang diperkirakan karena perkiraan tersebut mungkin bukan
KINERJA SESUNGGUHNYA sesungguhnya. Penilaian pasar tidak selalu merefleksikan secara penuh nilai
perusahaan dan oleh sebab itu keputusan atau transaksi pada hari yang pasti

• Pasar tidak selalu memberikan informasi yang baik mengenai rencana perusahaan
dan prospeknya baik itu aliran kas masa depan maupun resikonya. Untuk alasan
BERPOTENSI GAGAL MENCAPAI persaingan, perusahaan sering kalii menghilangkan informasi mengenai
KESESUAIAN produktivitas R&D, strategi penetapan harga dan sourcing, kualitas produk dan
proses, kepuasan komsumen sebagao sebuah rahasia.
PENGUKURAN AKUNTASI KINERJA

 Berdasarkan akuntansi , ringkasan atau pengukuran kinerja botton-line berasal dari dua bentuk
dasar : pengukuran residual (atas pengukuran akuntansi laba) seperti pendapatan bersih, laba
operasi, pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi, laba residual dan
pengukuran rasio seperti ROI, ROE, RONA, atau RAROC. Pengukuran biasanya diambil dari
peraturan yang ditentukan oleh pengatur standar untuk tujuan pelaporan keuangan.
 Ringkasan pengukuran berbasis akuntansi memiliki beberapa keunggulan. Keuntungan tersebut
antara lain memuaskan berbagai kriteria pengukuran. Pertama, laba akuntansi dan return dapat
diukur tepat waktu, relative dengan tepat dan objektif. Kedua, apabila dibandingkan dengan
kuantitas lain yang dapat diukur secara tepat dan objektif berdasarkan dasar ketepatan
waktu,seperti aliran kas, pengiriman, atau penjualan, pengukuran akuntansi paling tidak secara
konseptual sesuai dengan tujuan organisasi untuk memaksimalkan laba. Ketiga, pengukuran
akuntansi dapat dikendalikan penuh oleh manajer yang kinerjanya sedang dievaluasi. Dan
keempat pengukuran akuntansi adalah sebuah hal yang dapat dimengerti.
 Ada berbagai alasan mengapa pengukuran laba akuntansi gagal untuk merefleksikan pendapatan
ekonomi secara sempurna. Banyak hal yang mempengaruhi laba akuntansi, tetapi bukan
pendapatan ekonomi begitu juga sebaliknya.
 Pertama system akuntansi adalah sebuah system yang berorientasi pada transaksi. Laba
akuntansi terutama penjumlahan dari pengaruh transaksinya terjadi pada periode tertentu.
Sebagian besar perubahan pada nilai yang tidak dihasilkan dalam transaksi tidak diakui pada
akuntansi laba.
 Kedua, laba akuntansi sangat tergantung pada pilihan metode pengukuran. Berbagai metode
pengukuran sering kali tersedia untuk menghitung kegiatan ekonomi yang sama. Seperti
menghitung depresiasi yang memiiliki beberapa metode seperti garis lurus atau akselerasi)
 Ketiga, laba akuntansi diturunkan dari aturan pengukuran sering kali memiliki bias konservatif.
Aturan akuntansi memerlukan beberapa pengakuan keuntungan dan pendapatan yang lambat
tetapi pengakuan biasa dan kerugian yang cepat.
 Keempat, perhitungan laba mengabaikan beberapa nilai ekonomis dan nilai perubahan yang
dirasa oleh akuntan tidak dapat diukur secara akurat dan objektif. Investasi pada kategori utama
dari asset yang tidak berwujud milik perusahaan, seperti penelitian yang masih dalam proses,
SDM, system informasi, dan konsumen yang baik, dibebankan dengan segera itu menyebabkan
jenis asset tersebut tidak terlihat dalam laporan posisi keuangan.
 Kelima laba merefleksikan biaya modal yang dipinjam tetapi mengabaikan biaya dari modal
ekuitas. Kegagalan untuk merefleksikan biaya modal ekuitas juga menghalangi perbandingan
hasil perusahaan dengan proporsi yang berbeda dari utang dan modal pada struktur modal kerja.
 Keenam laba akuntansi mengabaikan resiko dan perubahan pasa resiko. Perusahaan tidak
mengubah pola dan waktu untuk aliran kas masa depan yang diharapkan, tetapi membuat aliran
kas lebih pasti sehingga menghasilkan nilai ekonomi yang meningkat dan sebaliknya.
 Ketujuh, laba juga berfokus pada masa sebelumnya. Nilai ekonomis diturunkan dari aliran kas
masa depan dan tidak ada jaminan bahwa kinerja masa lalu merupakan indicator yang reliabel
dari kinerja masa depan
 Secara ringkas, kegagalan utama dari pengukuran akuntansi pada kinerja adalah dalam hal
kesesuaian kriteria evaluasi. Pengukuran akuntansi tidak merefleksikan perubahan dengan baik
pada nilai ekonomi entitas, khususnya pada pengukuran jangka pendek.
INVESTASI DAN OPERASI MYOPIA
• Pengukuran kinerja akuntansi dapat menyebabkan manajer untuk bertindak secara
myopia baik dalam membuat keputusan investasi maupun operasi. Pengukuran
kinerja akuntansi dapat menyebabkan manajer untuk bertindak secara myopia baik
dalam membuat keputusan investasi maupun operasi.
• Myopia Investasi = Manajer yang terus memerhatikan tanggung jawab pada laba
jangka pendek atau return mungkin menyebabkan manajer mengurangi atau
menunda investasi yang menjanjikan pembayaran pada periode pengukuran di masa
depan walaupun Ketika investasi ini memiliki NPV (net present value) positif dan
sesuai dengan kriteria lain untuk membuat harga.
• Myopia investasi dapat bersumber langsung dari dua masalah dalam pengukuran
akuntansi seperti yang dijelaskan sebagai bias konservatif mereka dan
ketidakpedulian terhadap asset tidak berwujud dengan pembayaran masa
depan yang utama.
• Aturan akuntansi tidak memperbolehkan perusahaan untuk mengenali keuntungan sampai mereka
menyadarinya, hal ini terjadi sampai aktivitas menghasilkan pendapatan penting (seperti penjualan) telah
terjadi dan pendapatan dapat diukur dari tujuan dengan cara beragam. Pada sisi lain, aturan dibutuhkan
perusahaan untuk mulai mengenali biaya ketika investasi dibuat. Laba yang berada di bawah perkiraan
pada periode pengukuran awal diperbesar karena aturan akuntansi sengaja dibuat konservatif. Proyek
dengan return yang tidak pasti dan nilai likuiditas yang sedikit seperti proyek penelitian dan
pengembangan serta pelatihan karyawan seharusnya dibebankan selama periode yang umumnya lebih
pendek daripada saat ketika return mulai disadari.
• Pengaruh motivasi dari aturan pengukuran yang salah adalah bertentangan karena manajer yang
termotivasi untuk menghasilkan laba akuntansi atau return tidak dapat membuat investasi yang bernilai
(dalam jangka pendek). Dengan tidak membuat investasi, manajer mengurangi biaya pada periode saat ini
dan tidak menderita kehilangan pendapatan hingga periode selanjutnya. Meskipun buruk, pencarian laba
jangka pendek dan return sering kali menyebabkan manajer untuk terikat pada manipulasi praktik
manajemen pendapatan seperti tidak membukukan "biaya operasi" dengan segera
UKURAN KERJA RETURN ON INVESTMENT
• Organisasi berdivisi terdiri dari berbagai pusat pertanggungjawaban, manajer yang bertanggung jawab pada
(ROI)
laba atau beberapa bentuk return akuntansi pada investasi (ROI). Bentuk Organisasi berdivisi dimulai sejak
tahun 1920-an yaitu ketika DuPont Company diperkenalkan. Kemudian, penggunaanya menyebar cepat
setelah Perang Dunia II sebagai bentuk respons dari meningkatnya ukuran dan kompleksitas organisasi. Saat
ini, bentuk divisi dari organisasi digunakan pada beberapa perusahaan yang berukuran cukup besar.
• Sebuah organisasi dikatakan terdesentralisasi ketika otoritas untuk membuat keputusan didorong turun ke
level organisasi yang lebih rendah. Semua organisasi berdivisi mendesentralisasi otoritasnya, paling tidak
untuk beberapa tingkatan dalam beberapa bagian khusus operasi yakni garis bisnis utama atau area geografis.
• Pembagian divisi memberikan beberapa keunggulan. Organisasi yang besar dan kompleks tidak dapat
mengendalikan perilaku secara efektif dengan melibatkan sistem pengendalian yang mendominasi tindakan,
contohnya, petunjuk langsung dari pemimpin atau dorongan prosedur standar operasi dari pusat administrasi.
• Ketika sebuah organisasi dibagi menjadi beberapa divisi, manajer lokal menjadi berpengalaman dengan
produk mereka dan pasar. Mereka juga dapat membuat informasi keputusan dengan lebih cepat. Oleh
karena mereka dapat mengendalikan keberhasilan mereka sendiri menuju tingkatan yang lebih signifikan
maka manajer lokal mungkin lebih termotivasi dan berjiwa wirausaha. Keterlibatan mereka dalam
pengambilan keputusan membantu mereka mendapat pengalaman yang akan memberi manfaat sehingga
mereka dapat bergerak menuju level organisasi yang lebih tinggi. Waktu manajemen puncak menjadi lebih
tersedia untuk berfokus pada keputusan strategis.
• Pembagian divisi bukan berarti tanpa masalah dan tantangan. Beberapa isu secara khusus berhubungan
dengan masalah yang ditimbulkan dari pengukuran kinerja dalam hal ROI.
• ROI adalah rasio dari laba akuntansi yang dihasilkan oleh divisi dibagi dengan investasi yang ada dalam
divisi. Perusahaan yang terbagi menjadi divisi-divisi biasanya menggunakan beberapa bentuk dari berbagai
kemungkinan pengukuran ROI untuk mengevalusi kinerja divisi.
• Perbedaan dari rencana dapat dianalisis dengan menggunakan bagan formula (ROI tress). Analisis
menunjukkan bahwa ROI aktual divisi sebesar 15% berada di bawah tingkat yang direncanakan sebesar 20%.
Meskipun keuntungan penjualan (laba sebagai persentase dari penjualan) sesuai dengan rencana, turnover aset
(penjualan dibagi total investasi) menjadi lebih buruk dari perkiraan
• ROI yang direncanakan (20%) = laba sebagai persentase penjualan (20%) x turnover aset (1,0)
• ROI aktual (15%) = laba sebagai pesentase dari penjualan (20%) x turnover aset (0,75)
• Pengukuran dapat diuraikan lebih lanjut untuk memahami, dalam contoh ini, penyimpangan yang terutama
disebabkan oleh penurunan penjualan atau kenaikan pada aset khusus.
• Grafik Formula ROI juga bermanfaat untuk menghubungkan kinerja pada berbagai tingkat organisasi. Bagan
dapat diperluas untuk menunjukkan pengukuran khusus yang dapat digunakan untuk tujuan pengendalian
menurun pada level organisasi yang paling bawah. Kinerja penjualan dapat dipilah ke dalam volume penjualan
dan faktor harga. Faktor-faktor ini lebih lanjut dapat dipilah dalam produk, wilayah geografi, segmen
konsumen, atau tim penjualan.
• Bentuk sesungguhnya dari tipe rasio ROI yakni bahwa perusahaan menggunakannya secara luas, seperti
halnya label perusahaan yang diletakkan pada bottom line pengukuran pusat investasi. Di antara yang
paling umum adalah ROI, ROE, ROCE, dan RONA. Pada rasio ini, baik pembilang maupun penyebut dapat
mencakup seluruh atau hanya satu subset dari item yang merefleksikan laporan keuangan perusahaan.
Pengukuran laba pada perhitungan ROI dapat sepenuhnya dialokasikan pada pengukuran laba setelah pajak
atau dapat juga pada pengukuran pendapatan operasi sebelum pajak. Serupa dengan hal di atas, penyebut
dapat mencakup semua item dari aset dan liabilitas, termasuk alokasi aset dan liabilitas yang secara tidak
langsung dikendalikan oleh manajer divisi atau hanya mencakup pengendalian aset saja yang umumnya
meliputi ukuran minimum, piutang, dan persediaan. Variasi hal ini sangat banyak.
Masalah yang disebabkan oleh tipe
pengukuran ROI

 Ketergantungan penuh pada pengukuran ROI dalam sistem pengendalian hasil dapat
menyebabkan beberapa masalah. Salah satu masalah terkait dengan pembilang dalam
pengukuran ROI adalah mengenai laba akuntansi. Oleh sebab itu, ROI memiliki semua
keterbatasan dari pengukuran laba, seperti kecenderungan untuk menghasilkan myopia
manajemen, bentuk umum dari perpindahan perilaku yang kami diskusikan di bagian
sebelumnya. Keterbatasan kedua adalah tendensi pengukuran untuk menyebabkan suboptimisasi.
Fokus yang sempit pada ROI dapat membawa manajer divisi untuk membuat keputusan
memperbaiki ROI divisi meskipun keputusannya tidak sesuai dengan kepentingan yang terbaik
bagi perusahaan. Akhirnya, pengukuran ROI sering kali membawa sinyal yang menyesatkan
mengenai kinerja pusat investasi (divisi) karena kesulitan dalam mengukur porsi aset tetap
sebagai penyebut. Kesalahan sinyal dapat menyebabkan investasi dan keputusan evaluasi kinerja
yang buruk, seperti yang dijelaskan pada bagian di bawah ini.
Suboptimasi

 Pengukuran ROI dapat menciptakan masalah suboptimisasi dengan mendorong manajer untuk
membuat investasi yang membuat divisi mereka terlihat baik meskipun investasi tidak sesuai
dengan kepentingan terbaik bagi perusahaan. Secara sederhana, masalah ini muncul karena
manajer divisi tidak ingin mengusulkan investasi modal yang diharapkan memberikan hasil
return di bawah return tujuan divisi, bahkan jika investasi tersebut baik menurut persepsi
perusahaan.
 Sebaliknya, pengukuran ROI dapat menyebabkan manajer dari divisi yang gagal untuk
berinvestasi dalam proyek investasi modal yang menjanjikan return di bawah biaya
modal perusahaan.
Sinyal Kinerja Yang Menyesatkan
Ciri dari pengukuran ini menyebabkan manajer yang menggunakan tipe pengukuran ROI membuat
keputusan yang salah:
 Mereka mendorong manajer divisi untuk mempertahankan aset lebih dari umur ekonomisnya dan
tidak berinvestasi pada aset baru yang akan menaikkan penyebut dari perhitungan ROI. Pengaruh
disfungsional motivasi biasanya kuat jika manajer berharap masa jabatan pekerjaan mereka
menjadi lebih pendek (situasi ini merupakan contoh lain dari masalah myopia seperti yang
didiskusikan sebelumnya).
 Mereka dapat menyebabkan manajer perusahaan untuk mengalokasikan sumber daya secara
berlebihan untuk divisi dengan aset yang lebih lama karena tampaknya relatif lebih
menguntungkan.
 Mereka dapat berkontribusi pada masalah yang kecenderungan untuk alokasi modal setidaknya
melekat pada keberhasilan divisi yakni divisi yang secara potensial menciptakan nilai.
 Jika manajer perusahaan tidak menyadari penyimpangan atau tidak menyesuaikannya, dapat
terjadi kesalahan dalam mengevaluasi kinerja manajer divisi.
Pengukuran Laba Residual Sebagai Solusi yang Tepat
Untuk Masalah Pengukuran ROI

Sejumlah peneliti dan konsultan memiliki argumen bahwa penggunaan dari pengukuran laba
residual dapat membantu mengatasi keterbatasan suboptimisasi dari ROL Laba residual dihitung
dengan mengurangkan laba dari perubahan modal untuk aset bersih yang ada pada pusat investasi.
Modal dibebankan pada tingkat yang sama untuk rata-rata biaya modal perusahaan yang tertimbang.
Secara konseptual, sebuah argumen dapat dibuat untuk menyesuaikan tingkat biaya modal untuk
masing-masing risiko pusat investasi sehingga membuat sistem pengukuran kinerja konsisten
dengan sistem penganggaran modal. Supaya lebih fokus, kami tidak membawa saran ini pada
diskusi di bawah ini, meskipun hal ini mudah diaplikasikan karena tidak mengubah dasar
perhitungan laba residual; hal ini hanya akan menyebabkan mereka bertemu profil risiko dari
masing-masing divisi.
KESIMPULAN
• Tujuan utama dari manajer perusahaan yang berorientasi laba seharusnya
memaksimalkan nilai pemegang saham atau nilai perusahaan, pada konsep jangka
panjang yang berorientasi masa depan. Laba akuntansi jangka pendek dan
pengukuran return menyediakan indikator pengganti yang tidak sempurna dari
perubahan nilai perusahaan.
• Myopia manajemen, sebuah fokus yang berlebihan pada kinerja jangka pendek
merupakan efek samping dari penggunaan sistem pengendalian hasil keuangan yang
hampir tak terelakkan dibangun pada pengukuran akuntasi dari kinerja. Pada bab
berikutnya, kami mendiskusikan enam alternatif yang dapat digunakan secara
invidual atau dikombinasikan untuk menghilangkan atau mengurangi myopia.
• Suboptimisasi, merupakan bentuk lain dari pergantian perilaku yang terutama sekali
disebabkan oleh penggunaan pengukuran ROI berbasis akuntansi.
• Merupakan sesuatu hal yang benar jika dikatakan bahwa masalah suboptimisasi dapat
dihindari atau dihilangkan melalui beberapa tingkatan melalui proses kajian investasi,
sama halnya dengan mekanisme pendisiplinan diri.
Studi Kasus:
HAENGBOK BANCORP
PERMASALAHAN

1. Kim sebagai manajer akun Haengbok tidak memberikan Batasan yang spesifik mengenai
bagaimana cara manajer akun mengidentikasi dan menganalisis pinjaman.
2. Perusahaan memberikan gaji di bawah rata-rata pasar kepada manajer akun yang sudah
berpengalaman tersebut.
3. Terkait dengan permasalahan pinjaman FETC yang ditolak :
 Komite kredit memberikan persetujuan pinjaman yang dipercayakan penuh kepada
manajer akun
 Komite kredit perusahaan (seoul) melakukan penolakan pinjaman dengan informasi
yang belum tentu benar
 Kurangnya komunikasi antara manajer akun dan komite kredit
SOLUSI
• Kim sebagai Manajer akun Haengbok harus Membuat standar analisis dan Batasan
yang spesifik dalam menghasilkan sebuah kesepakatan dengan klien. Hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya analisis yang hanya menguntungkan
manajer akun cabang. Karena sebelumnya Kim hanya memberikan sedikit Batasan,
dan Kim tampak sedikit acuh tentang cara manajer akun menghasilkan kesepakatan.
• Pemberian gaji yang di bawah rata rata pasar menyebabkan manajer akun
kekurangan motivasi untuk bekerja di perusahaan tersebut, sedangkan sudah
diketahui bahwa manajer akun tersebut memiliki pengalaman yang baik di
bidangnya. Seharusnya perusahaan memberikan gaji di atas rata-rata pasar dan bonus
yang diberikan bisa berupa opsi saham. Dengan adanya opsi saham memberikan
dampak bahwa manajer akun juga merasa memiliki perusahaan tersebut.
• Komite kredit cabang seharusnya tidak langsung menyetujui pengajuan pinjaman
hanya karena “Jae merupakan manajer akun yang berpengalaman” seharusnya
Komite Kredit melakukan peninjauan ulang terkait latar belakang perusahaan FETC,
dan masalah hukum apa yang sedang mereka jalani. Sehingga mengurangi resiko
yang terjadi kedepannya
• Komite kredit seoul seharusnya jangan langsung menolak permohonan pinjaman
FETC. Komite kredit seoul hanya melakukan penolakan atas dasar mendengar
informasi bahwa FETC terlibat masalah transfer pricing dengan otoritas pajak.
Informasi tersebut belum tentu benar seharusnya komite kredit seoul melakukan
peninjauan ulang terlebih dahulu, dan seharusnya Haengbok Bancorp memiliki dasar
tentang bagaimana sebuah system pinjaman ditolak.
• Kurangnya komunikasi ditandai dengan bagaimana mereka mengambil sebuah
keputusan. Di saat ada pengajuan pinjaman di atas $5 juta seharusnya seluruh
pemangku kepentingan mengikuti rapat tersebut, karena sebelumnya hanya Komite
Korporasi Seoul dan Jae yang mengikuti, seharusnya Komite Kredit Cabang juga
mengikuti rapat tersebut, dikarenakan Komite Kredit Cabang juga diperlukan dalam
proses persetujuan pinjaman tersebut. Sehingga jika seluruh pemangku kepentingan
hadir dalam proses persetujuan akhir tersebut akan menciptakan keadaan
yang lebih efektif.
TERIMAKASI
H
Apakah ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai