“Pengukuran Kinerja”
DISUSUN OLEH :
AKUNTANSI
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Penciptaan Nilai?
2. Bagaimana Kinerja Tindakan Pasar ?
3. Bagaimana pengukuran Akuntansi kinerja?
4. Apa itu Investasi dan Operasi Myopia ?
5. Bagaimana Ukuran Kinerja ROI ?
6. Bagaimana Pengukuran laba residual sebagai solusi yang tepat untuk masalah pengukuran
ROI?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa itu Penciptaan Nilai
2. Untuk mengetahui Bagaimana Kinerja Tindakan Pasar
3. Untuk mengetahui Bagaimana pengukuran Akuntansi kinerja
4. Untuk mengetahui Apa itu Investasi dan Operasi Myopia
5. Untuk mengetahui Bagaimana Ukuran Kinerja ROI
6. Untuk mengetahui Bagaimana Pengukuran laba residual sebagai solusi yang tepat untuk
masalah pengukuran ROI
BAB 2
Pembahasan
1. Penciptaan Nilai
Nilai dari aset ekonomis dapat dihitung pada waktu tertentu dengan mendiskontokan aliran
kas masa depan yang diharap akan dihasilkan oleh perusahaan berdasarkan nilai waktu dari uang
dan risiko. Karyawan dapat meningkatkan nilai dengan meningkatkan ukuran dari aliran kas
masa depan perusahaan, denganmempercepat waktu dari aliran kas atau dengan membuat
mereka lebih pasti atautidak terlalu berisiko. Perubahan nilai perusahaan pada periode yang pasti
disebut dengan labaekonomi. Memaksimalkan laba ekonomi merupakan cara alternatif untuk
menyebutdasar tujuan keuangan perusahaan yang berupaya untuk memaksimalkan nilai.
Labaekonomi merupakan bentuk yang berbeda dari laba akuntansi, dan perbedaannya tersebut
memiliki implikasi pengendalian manajemen yang penting.
Salah satu cara untuk mengukur perubahan nilai adalah dengan menggunakan pengukuran
pasar dari kinerja yang didasarkan pada perubahan nilai pasar atau perusahaan. Nilai yang
diciptakan dapat diukur secara langsung pada periode tertentusebagai jumlah dari pembayaran
dividen untuk pemegang saham pada periode pengukuran yang ditambah atau dikurangi dengan
perubahan pada nilai pasar saham.Untuk perusahaan publik yang sahamnya dijual secara aktif
pada aktivitas perdagangan dan pasar modal, nilai pasar dari perusahaan biasanya dilihat sebagai
pengukuran yang paling mendekati pengukuran yang tidak sempurna dari nilaiintrinsik
sesungguhnya dari sebuah perusahaan.Pengukuran pasar memiliki daya tarik yang kuat karena
secara relatifmemberikan indikasi langsung terhadap perubahan nilai perusahaan. Jika
perubahannilai pasar diukur oleh harga transaksi sekarang yang secara aktif diperdagangkan,
pasar yang efisien, pengukuran pasar juga memiliki kelebihan lain. Untuk perusahaandagang
publik, nilai pasar tersedia dalam dasar yang tepat waktu. Namun, pengukuran pasar memiliki
beberapa keterbatasan, diantaranya :
Sebagian besar organisasi didasarkan pada evaluasi manajer dan imbalan yang berat pada
standar berbasis akuntansi, pengukuran ringkasan keuangan. Berdasarkanakuntansi, ringkasan
pengukuran kinerja berasal dari dua bentuk dasar, yaitu :
Laba akuntansi dan return dapat diukur tepat waktu relatif dengan tepat danobjektif.
Apabila dibandingkan dengan kuantitas lain yang dapat diukur secara tepatdan objektif
berdasarkan dasar ketepatan waktu , seperti aliran kas, pengiriman, atau penjualan,
pengukuran akuntansi paling tidak secarakonseptual sesuai dengan tujuan organisasi
untuk memaksimalkan laba.
Pengukuran akuntansi biasanya dapat dikendalikan secara penuh oleh manajeryang
kinerjanya sedang dievaluasi.
Pengukuran akuntansi dapat dimengerti, artinya akuntansi adalah sebuahstandar dalam
setiap sekolah bisnis, manajer telah menggunakan pengukuranselama ini dan mereka
telah sangat mengenal dengan apa yang dihasilkan oleh pengukuran serta bagaimana
mereka dapat terpengaruh
Beberapa alasan mengapa pengukuran laba akuntansi gagal untuk merefleksikan pendapatan
ekonomi secara sempurna :
Sistem akuntansi adalah sebuah sistem yang berorientasi pada transaksi,dimana laba
akuntansi terutama penjumlahan dari pengaruh transaksinyaterjadi pada periode tertentu.
Sebagian besar perubahan pada nilai yang tidakdihasilkan dalam transaksi tidak diakui
pada akuntansi laba.
Laba akuntansi sangat bergantung pada pilihan metode pengukuran. Berbagaimetode
pengukuran sering kali tersedia untuk menghitung kegiatan ekonomiyang sama. Metode
ini sering kali membutuhkan beberapa penilaian.
Laba akuntansi diturunkan dari aturan pengukuran yang sering kali memiliki bias
konservatif. Aturan akuntansi memerlukan pengakuan keuntungan dan pendapatan yang
lambat tetapi pengakuan biaya dan kerugian yang cepat. Halini menyebabkan pengukuran
akuntansi tidak selalu sesuai dengan pendapatandan biaya.
Perhitungan laba mengabaikan beberapa nilai ekonomis dan nilai perubahanyang dirasa
oleh akuntan tidak dapat diukur secara akurat dan objektif.
Laba merefleksikan biaya modal yang dipinjam tetapi mengabaikan biaya darimodal
ekuitas. Kelalaian ini serius karena modal ekuitas biasanya lebih tinggidibandingkan
dengan modal pinjaman dan biaya dari modal ekuitas lebihtinggi untuk perusahaan
dengan saham yang fluktuatif.
Laba akuntansi mengabaikan risiko dan perubahan pada risiko dan gambaranlaba juga
berfokus pada masa sebelumnya
dalam hal akuntansi dan keuangan myopia diartikan sebagai bias atau kesalahan penilaian kinerja
dikarenakan terlalu fokus pada laba jangka pendek.Permasalahan seperti ini seringkali terjadi
pada top manajemen perusahaan. Top manajemen perusahaan setiap periode baik interim
maupun tahunan pasti melakukan pengkuruan kinerja, untuk mengetahui apakah target kinerja
yang telah mereka rencanakan sebelumnya tercapai atau tidak.
Pengukuran kinerja perusahaan seringkali diukur dari besar kecilnya laba yang diperoleh.
Laba terdapat dalam laporan keuangan, laporan laba rugi. Selain itu dikuru juga dari ketersediaan
kas, karena percuma kalau hanya laba tinggi tetapi tidak dapat dicairkan, atau piutang yang tidak
dapat ditagih. Apabila top manajemen hanya fokus pada pencapaian target laba, dilihat dari
periode satu tahun apalagi interim, maka apabila terget tersebut tidak tercapai, dianggap kinerja
dari perusahaan tidak baik. Padahal akan lebih baik kalau perusahaan juga fokus pada hal lain
terutama intangible asset. Contohnya seperti ini: Suatu perusahaan manufaktur pemain baru di
bidang industri eletronik memproduksi merk baru. Sementara dalam industri tersebut sudah
banyak pemain lama yang sudah mapan, mempunyai pelanggan loyal yang jumlahnya banyak
dan brand image, merk dagang yang sudah terkenal. Akan tidak bijak apabila manajemen
perusahaan hanya fokus pada penjualan dan laba jangka pendek, karena dalam jangka pendek
tentu tidak dapat mengharapkan penjualan yang langsung tinggi. Team marketing perusahaan
harus memulai dari membangun brand image merk terlebih dahulu. Membangun brand image
merupakan salah satu fungsi dari baruran pemasaran, yaitu promosi. Promosi adalah kegiatan
bauran pemasaran yang tentunya membutuhkan biaya. Perusahaan jangan melihat ini sebagai
expense belaka, tetapi harus melihatnya sebagai investasi jangka panjang untuk membangun
brand image perusahaan.
Beberapa pendekatan untuk mengatasi myopia, diantaranya adalah berikut ini:
Menggantikan pengukuran akuntansi dengan penggerak nilai kinerja, mengubah atas apa yang
diukur (penciptaan nilai bagi pemegang saham bukannya pendapatan akuntansi),
Pengukuran kinerja dapat dilakukan per periode bulan atau tahun, namun demikian, perusahaan
juga perlu untuk menerapkan pengukuran jangka panjang dan juag mempertimbangkan faktor
intangible asset sebagai investasi jangka panjang.
Suboptimisasi
Pengukuran ROI dapat menciptakan masalah suboptimisi dengan mendorong manajer
untuk membuat investasi yang membuat divisi mereka terlihat baik meskipun investasi tidak
sesuai dengan kepentingan terbaik bagi perusahaan.
6. Pengukuran laba residual sebagai solusi yang tepat untuk masalah pengukuran ROI
Sejumlah peneliti dan konsultan memiliki argumen bahwa penggunaan dari pengukuran
laba residual dapat membantu mengatasi keterbatasan suboptimisasi dari ROI. Laba residual
dihitung dengan mengurangkan laba dari perubahan modal untuk aset bersih yang ada pada pusat
investasi. Modal yang sama untuk rata - rata biaya modal perusahaan yang tertimbang. Secara
konseptual, sebuah argument dapat dibuat untuk menyesuaikan tingkat biaya modal untuk
masing-masing risiko pusat investasi sehingga membuat sistem pengukuran kinerja konsisten
dengan system pengganggaran modal.
Sebuah perusahaan konsultasi, Stern Stewart & Company, merekomendasikan sebuah
pengukuran yang disebut dengan Economic Value Added (EVA™) yang mengombinasikan
beberapa modifikasi model standar akuntansi pada tipe pengukuran laba residual.
Formula umum dari EVA adalah :
EVA = laba operasi bersih setelah pajak yang dimodifikasi –(total modal yang dimodifikasi ×
rata-rata tertimbang biaya modal)
Secara ringkas EVA mungkin memiliki kesesuaian karakteristik yang lebih baik pada
beberapa industri ketika serangkaian penyesuaian yang dipilih dengan hati-hati dan tidak terlalu
rumit dibuat untuk pengukuran laba akuntansi secara tradisional. Eva juga menunjukkan fitur
dari pengukuran umum laba residual. Mungkin tidak mengeratkan dapat dikatakan bahwa EVA
menjadi obat mujarab bagi pengukuran dan idealnnya.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Suatu system pengukuran kinerja menyediakan suatu mekanisme untuk mengaitkan strategi
dengan tindakan. Sistem tersebut beroperasi berdasarkan asumsi bahwa ukuran-ukuran keuangan
saja tidak cukup untuk mnegoperasikan suatu organisasi dan bahwa perlu diberikan perhatian
khusus pada pengembangan ukuran-ukuran non keuangan yang canggih. Scorecard
menggunakan beragam jenis ukuran, yang berbeda, termasuk hasil dan pemicu, keuangan dan
non keuangan, serta internal dan eksternal. Keyakinan kunci dibalik scorecard ini adalah bahwa
pengukuran akan memicu perubahan ketika organisasi tersebut bertindak sesuai dengan apa yang
diukur, Banyak kesulitan yang mungkin dihadapi oleh suatu perusahaan ketika mencoba untuk
menerapkan suatu scorecard: korelasi yang buruk antara ukuran hasil dan pemicu, terpaku pada
hasil keuangan, tidak adanya mekanisme untuk melakukan perbaikan, kegagalan untuk
memperbarui ukuran, terlalu banyak ukuran, serta kesuliatan dalam membuat pertukaran.Peran
utama dari pengendalian manajemen adalah untuk membantu melaksanakan strategi yang dipilih.
Industri-industri yang lingkungannya berubah sangat pesat, informasi pengendalian manajemen
juga dapat menyediakan alat bagi manajer untuk berpikir mengenai strategi baru, ini yang
disebut dengan pengendalian interaktif. Pengendalian interaktif bukanlah system yang terpisah
tetapi merupakan bagian yang integral dengan systempengendalian manajemen, informasi
pengendalian interaktif cenderung bersifat non keuangan.