Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KELOMPOK AKUNTANSI MANAJEMEN

Legita Utrima Syaharpin 2310526019

Muhammad Haidar Almujahid Batubara 2310526022

Putri Nada Syiva 2310526019

❖ Pusat Desentralisasi dan Tanggung Jawab

Secara umum, sebuah perusahaan diatur berdasarkan garis tanggung jawab. Bagan
organisasi tradisional, dengan bentuk piramida, menggambarkan garis tanggung jawab
yang mengalir dari CEO hingga wakil presiden hingga manajer tingkat menengah dan
bawah. Seperti yang ditunjukkan dalam skenario pembuka, seiring dengan pertumbuhan
organisasi yang semakin besar, garis tanggung jawab ini menjadi lebih panjang dan lebih
banyak. Strukturnya menjadi rumit. Praktik kontemporer sedang bergerak menuju hierarki
yang datar. Struktur ini—yang menekankan pada tim—konsisten dengan desentralisasi. GE
Capital, misalnya, pada dasarnya adalah sekelompok usaha kecil. Ada hubungan yang kuat
antara struktur organisasi dan sistem akuntansi pertanggungjawabannya. Sistem akuntansi
pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur hasil setiap pusat pertanggungjawaban
berdasarkan informasi yang dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat
pertanggungjawabannya. Idealnya, sistem akuntansi pertanggungjawaban mencerminkan
dan mendukung struktur suatu organisasi. Organisasi berkisar dari yang sangat
tersentralisasi hingga sangat terdesentralisasi. Sebagian besar perusahaan berada di antara
keduanya, dan sebagian besar perusahaan cenderung menuju desentralisasi. Atas Alasan
populernya desentralisasi dan cara perusahaan memilih melakukan desentralisasi akan
dibahas selanjutnya.

Perusahaan dengan banyak pusat tanggung jawab biasanya memilih salah satu dari dua
pendekatan pengambilan keputusan untuk mengelola aktivitas mereka yang beragam dan
kompleks: terpusat atau terdesentralisasi. Dalam pengambilan keputusan terpusat,
keputusan dibuat di tingkat paling atas, dan manajer tingkat bawah ditugaskan untuk
melaksanakan keputusan tersebut. Di sisi lain, pengambilan keputusan yang
terdesentralisasi memungkinkan para manajer di tingkat yang lebih rendah untuk membuat
dan melaksanakan keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan bidang tanggung
jawab mereka. Desentralisasi adalah praktik mendelegasikan wewenang pengambilan
keputusan kepada tingkat manajemen yang lebih rendah di suatu perusahaan. Gambar 10-
1 mengilustrasikan perbedaan antara perusahaan yang tersentralisasi dan yang
terdesentralisasi.
❖ Perusahaan memilih untuk melakukan desentralisasi karena beberapa alasan

1) Kemudahan mengumpulkan dan menggunakan informasi lokal: dengan desentralisasi,


manajer di tingkat yang lebih rendah memiliki akses ke informasi lokal yang lebih
akurat dan relevan. Hal ini memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang
lebih baik dan lebih cepat.
2) Fokus manajemen pusat: dengan desentralisasi, manajemen pusat dapat fokus pada
tugas-tugas strategis seperti perencanaan jangka panjang dan pengembangan produk
baru, sementara manajer di tingkat yang lebih rendah dapat mengelola operasi sehari-
hari.
3) Pelatihan dan motivasi: desentralisasi dapat memberikan kesempatan bagi manajer di
tingkat yang lebih rendah untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan
pengambilan keputusan. Hal ini dapat meningkatkan motivasi dan kinerja mereka.
4) Responsivitas: dengan desentralisasi, perusahaan dapat merespons perubahan pasar dan
kebutuhan pelanggan dengan lebih cepat dan efektif. Hal ini dapat membantu
perusahaan untuk tetap kompetitif dan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.

Dalam pengambilan keputusan terpusat, keputusan dibuat di tingkat paling atas, dan
manajer tingkat bawah ditugaskan untuk melaksanakan keputusan tersebut. Di sisi lain,
pengambilan keputusan yang terdesentralisasi memungkinkan para manajer di tingkat
yang lebih rendah untuk membuat dan melaksanakan keputusan-keputusan penting
yang berkaitan dengan bidang tanggung jawab mereka. Desentralisasi adalah praktik
mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada tingkat manajemen yang
lebih rendah di suatu perusahaan.
❖ Perbedaan antara penetapan biaya penyerapan dan penetapan biaya variabel, serta
menyiapkan laporan laba rugi tersegmentasi.

Penetapan biaya penyerapan dan penetapan biaya variabel adalah dua metode yang
berbeda untuk menentukan biaya produk. Penetapan biaya penyerapan mengalokasikan
biaya overhead ke produk berdasarkan tingkat penggunaan sumber daya, sedangkan
penetapan biaya variabel hanya mengalokasikan biaya variabel langsung ke produk.

Laporan laba rugi tersegmentasi adalah laporan keuangan yang memperlihatkan kinerja
setiap segmen bisnis atau divisi dalam perusahaan. Laporan ini dapat disiapkan
menggunakan penetapan biaya penyerapan atau penetapan biaya variabel. Dalam
laporan laba rugi tersegmentasi menggunakan penetapan biaya penyerapan, biaya
overhead dialokasikan ke setiap segmen berdasarkan tingkat penggunaan sumber daya.
Sedangkan dalam laporan laba rugi tersegmentasi menggunakan penetapan biaya
variabel, biaya overhead tidak dialokasikan ke setiap segmen, hanya biaya variabel
langsung yang dialokasikan ke setiap segmen.

Dalam laporan laba rugi tersegmentasi, pendapatan dan biaya dipecah menjadi
beberapa segmen bisnis atau divisi. Laporan ini memungkinkan manajemen untuk
memperlihatkan kinerja setiap segmen dan mengidentifikasi segmen yang
menghasilkan keuntungan atau merugi. Dengan mengetahui kinerja setiap segmen,
manajemen dapat membuat keputusan yang lebih baik tentang alokasi sumber daya dan
strategi bisnis yang lebih efektif.

❖ Menghitung dan menjelaskan laba atas investasi (ROI).

Laba atas investasi (ROI) adalah rasio yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja
investasi. ROI mengukur seberapa efektif suatu investasi dalam menghasilkan keuntungan.
ROI dihitung dengan membagi laba bersih dengan investasi.

Formula untuk menghitung ROI adalah sebagai berikut:

ROI = (Pendapatan operasional - Biaya operasional) / Investasi

Pendapatan operasional adalah pendapatan yang dihasilkan dari operasi bisnis, sedangkan
biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan bisnis. Investasi
adalah jumlah uang yang diinvestasikan dalam bisnis.

Contoh perhitungan ROI:

Misalkan sebuah perusahaan menginvestasikan $100.000 dalam bisnis dan menghasilkan


pendapatan operasional sebesar $120.000 dan biaya operasional sebesar $80.000. Maka,
ROI perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:
ROI = ($120.000 - $80.000) / $100.000 = 0,4 atau 40%

Artinya, perusahaan tersebut menghasilkan keuntungan sebesar 40% dari investasi awal
sebesar $100.000.

ROI adalah ukuran kinerja yang paling umum untuk sebuah pusat investasi. ROI dapat
digunakan untuk membandingkan kinerja antar divisi atau proyek, serta untuk
mengevaluasi apakah investasi menghasilkan keuntungan yang cukup bagi perusahaan.
ROI juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja manajer dan membuat
keputusan investasi yang lebih baik.

❖ Menghitung dan menjelaskan sisa pendapatan dan nilai tambah ekonomi (EVA)

Sisa pendapatan adalah pendapatan yang dihasilkan setelah biaya modal dikurangkan dari
pendapatan operasional. Sisa pendapatan dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja
bisnis dan mengukur seberapa efektif bisnis dalam menghasilkan keuntungan.

Formula untuk menghitung sisa pendapatan adalah sebagai berikut:

Sisa Pendapatan = Pendapatan Operasional - (Biaya Modal x Investasi)

Pendapatan operasional adalah pendapatan yang dihasilkan dari operasi bisnis, sedangkan
biaya modal adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai investasi. Investasi adalah
jumlah uang yang diinvestasikan dalam bisnis.

Contoh perhitungan sisa pendapatan:


Misalkan sebuah perusahaan menginvestasikan $100.000 dalam bisnis dan menghasilkan
pendapatan operasional sebesar $120.000. Biaya modal per tahun adalah 10%. Maka, sisa
pendapatan perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:

Sisa Pendapatan = $120.000 - ($100.000 x 10%) = $110.000

Artinya, perusahaan tersebut menghasilkan sisa pendapatan sebesar $110.000 setelah biaya
modal dikurangkan dari pendapatan operasional.

Nilai tambah ekonomi (EVA) adalah ukuran profitabilitas yang menghubungkan


pendapatan bersih dengan biaya modal. EVA mengukur seberapa efektif suatu bisnis dalam
menghasilkan keuntungan yang melebihi biaya modal. EVA dapat digunakan untuk
mengevaluasi kinerja bisnis dan membuat keputusan investasi yang lebih baik.
Formula untuk menghitung EVA adalah sebagai berikut:

EVA = Pendapatan Operasional - (Biaya Modal x Investasi)

Pendapatan operasional adalah pendapatan yang dihasilkan dari operasi bisnis, sedangkan
biaya modal adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai investasi. Investasi adalah
jumlah uang yang diinvestasikan dalam bisnis.

Contoh perhitungan EVA:


Misalkan sebuah perusahaan menginvestasikan $100.000 dalam bisnis dan menghasilkan
pendapatan operasional sebesar $120.000. Biaya

❖ Peran transfer pricing dalam perusahaan yang terdesentralisasi.

Transfer pricing adalah proses menentukan harga yang digunakan untuk mentransfer
barang atau jasa antara divisi atau departemen dalam perusahaan yang terdesentralisasi.
Transfer pricing digunakan untuk mengalokasikan biaya dan pendapatan antara divisi atau
departemen dalam perusahaan.

Dalam perusahaan yang terdesentralisasi, divisi atau departemen beroperasi secara


independen dan memiliki tujuan dan sasaran yang berbeda. Transfer pricing
memungkinkan perusahaan untuk mengevaluasi kinerja setiap divisi atau departemen
secara terpisah dan memotivasi manajer untuk mencapai tujuan dan sasaran mereka.

Transfer pricing juga dapat digunakan untuk menghindari pajak dan mengoptimalkan
keuntungan. Dalam beberapa kasus, perusahaan dapat menetapkan harga transfer yang
lebih tinggi atau lebih rendah dari harga pasar untuk menghindari pajak atau
memaksimalkan keuntungan.

Namun, transfer pricing juga dapat menimbulkan masalah jika harga transfer tidak adil atau
tidak mencerminkan nilai sebenarnya dari barang atau jasa yang ditransfer. Hal ini dapat
menyebabkan ketidakadilan dalam alokasi biaya dan pendapatan antara divisi atau
departemen, serta dapat mempengaruhi kinerja dan motivasi manajer.

Oleh karena itu, perusahaan harus memastikan bahwa transfer pricing adil dan
mencerminkan nilai sebenarnya dari barang atau jasa yang ditransfer. Perusahaan juga
harus memastikan bahwa transfer pricing sesuai dengan peraturan pajak dan hukum yang
berlaku.
❖ Kesimpulan

Dalam pelaporan tersegmentasi, perusahaan membagi operasi bisnisnya menjadi beberapa


segmen untuk memudahkan pengelolaan dan evaluasi kinerja. Evaluasi pusat investasi
digunakan untuk mengevaluasi kinerja investasi dan mengukur seberapa efektif bisnis
dalam menghasilkan keuntungan.

Sedangkan transfer pricing digunakan untuk menentukan harga yang digunakan untuk
mentransfer barang atau jasa antara divisi atau departemen dalam perusahaan yang
terdesentralisasi. Transfer pricing dapat membantu perusahaan dalam mengalokasikan
biaya dan pendapatan antara divisi atau departemen, namun juga dapat menimbulkan
masalah jika harga transfer tidak adil atau tidak mencerminkan nilai sebenarnya dari barang
atau jasa yang ditransfer. Oleh karena itu, perusahaan harus memastikan bahwa transfer
pricing adil dan sesuai dengan peraturan pajak dan hukum yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai