Secara umum, sebuah perusahaan diatur berdasarkan garis tanggung jawab. Bagan
organisasi tradisional, dengan bentuk piramida, menggambarkan garis tanggung jawab
yang mengalir dari CEO hingga wakil presiden hingga manajer tingkat menengah dan
bawah. Seperti yang ditunjukkan dalam skenario pembuka, seiring dengan pertumbuhan
organisasi yang semakin besar, garis tanggung jawab ini menjadi lebih panjang dan lebih
banyak. Strukturnya menjadi rumit. Praktik kontemporer sedang bergerak menuju hierarki
yang datar. Struktur ini—yang menekankan pada tim—konsisten dengan desentralisasi. GE
Capital, misalnya, pada dasarnya adalah sekelompok usaha kecil. Ada hubungan yang kuat
antara struktur organisasi dan sistem akuntansi pertanggungjawabannya. Sistem akuntansi
pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur hasil setiap pusat pertanggungjawaban
berdasarkan informasi yang dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat
pertanggungjawabannya. Idealnya, sistem akuntansi pertanggungjawaban mencerminkan
dan mendukung struktur suatu organisasi. Organisasi berkisar dari yang sangat
tersentralisasi hingga sangat terdesentralisasi. Sebagian besar perusahaan berada di antara
keduanya, dan sebagian besar perusahaan cenderung menuju desentralisasi. Atas Alasan
populernya desentralisasi dan cara perusahaan memilih melakukan desentralisasi akan
dibahas selanjutnya.
Perusahaan dengan banyak pusat tanggung jawab biasanya memilih salah satu dari dua
pendekatan pengambilan keputusan untuk mengelola aktivitas mereka yang beragam dan
kompleks: terpusat atau terdesentralisasi. Dalam pengambilan keputusan terpusat,
keputusan dibuat di tingkat paling atas, dan manajer tingkat bawah ditugaskan untuk
melaksanakan keputusan tersebut. Di sisi lain, pengambilan keputusan yang
terdesentralisasi memungkinkan para manajer di tingkat yang lebih rendah untuk membuat
dan melaksanakan keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan bidang tanggung
jawab mereka. Desentralisasi adalah praktik mendelegasikan wewenang pengambilan
keputusan kepada tingkat manajemen yang lebih rendah di suatu perusahaan. Gambar 10-
1 mengilustrasikan perbedaan antara perusahaan yang tersentralisasi dan yang
terdesentralisasi.
❖ Perusahaan memilih untuk melakukan desentralisasi karena beberapa alasan
Dalam pengambilan keputusan terpusat, keputusan dibuat di tingkat paling atas, dan
manajer tingkat bawah ditugaskan untuk melaksanakan keputusan tersebut. Di sisi lain,
pengambilan keputusan yang terdesentralisasi memungkinkan para manajer di tingkat
yang lebih rendah untuk membuat dan melaksanakan keputusan-keputusan penting
yang berkaitan dengan bidang tanggung jawab mereka. Desentralisasi adalah praktik
mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada tingkat manajemen yang
lebih rendah di suatu perusahaan.
❖ Perbedaan antara penetapan biaya penyerapan dan penetapan biaya variabel, serta
menyiapkan laporan laba rugi tersegmentasi.
Penetapan biaya penyerapan dan penetapan biaya variabel adalah dua metode yang
berbeda untuk menentukan biaya produk. Penetapan biaya penyerapan mengalokasikan
biaya overhead ke produk berdasarkan tingkat penggunaan sumber daya, sedangkan
penetapan biaya variabel hanya mengalokasikan biaya variabel langsung ke produk.
Laporan laba rugi tersegmentasi adalah laporan keuangan yang memperlihatkan kinerja
setiap segmen bisnis atau divisi dalam perusahaan. Laporan ini dapat disiapkan
menggunakan penetapan biaya penyerapan atau penetapan biaya variabel. Dalam
laporan laba rugi tersegmentasi menggunakan penetapan biaya penyerapan, biaya
overhead dialokasikan ke setiap segmen berdasarkan tingkat penggunaan sumber daya.
Sedangkan dalam laporan laba rugi tersegmentasi menggunakan penetapan biaya
variabel, biaya overhead tidak dialokasikan ke setiap segmen, hanya biaya variabel
langsung yang dialokasikan ke setiap segmen.
Dalam laporan laba rugi tersegmentasi, pendapatan dan biaya dipecah menjadi
beberapa segmen bisnis atau divisi. Laporan ini memungkinkan manajemen untuk
memperlihatkan kinerja setiap segmen dan mengidentifikasi segmen yang
menghasilkan keuntungan atau merugi. Dengan mengetahui kinerja setiap segmen,
manajemen dapat membuat keputusan yang lebih baik tentang alokasi sumber daya dan
strategi bisnis yang lebih efektif.
Laba atas investasi (ROI) adalah rasio yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja
investasi. ROI mengukur seberapa efektif suatu investasi dalam menghasilkan keuntungan.
ROI dihitung dengan membagi laba bersih dengan investasi.
Pendapatan operasional adalah pendapatan yang dihasilkan dari operasi bisnis, sedangkan
biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan bisnis. Investasi
adalah jumlah uang yang diinvestasikan dalam bisnis.
Artinya, perusahaan tersebut menghasilkan keuntungan sebesar 40% dari investasi awal
sebesar $100.000.
ROI adalah ukuran kinerja yang paling umum untuk sebuah pusat investasi. ROI dapat
digunakan untuk membandingkan kinerja antar divisi atau proyek, serta untuk
mengevaluasi apakah investasi menghasilkan keuntungan yang cukup bagi perusahaan.
ROI juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja manajer dan membuat
keputusan investasi yang lebih baik.
❖ Menghitung dan menjelaskan sisa pendapatan dan nilai tambah ekonomi (EVA)
Sisa pendapatan adalah pendapatan yang dihasilkan setelah biaya modal dikurangkan dari
pendapatan operasional. Sisa pendapatan dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja
bisnis dan mengukur seberapa efektif bisnis dalam menghasilkan keuntungan.
Pendapatan operasional adalah pendapatan yang dihasilkan dari operasi bisnis, sedangkan
biaya modal adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai investasi. Investasi adalah
jumlah uang yang diinvestasikan dalam bisnis.
Artinya, perusahaan tersebut menghasilkan sisa pendapatan sebesar $110.000 setelah biaya
modal dikurangkan dari pendapatan operasional.
Pendapatan operasional adalah pendapatan yang dihasilkan dari operasi bisnis, sedangkan
biaya modal adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai investasi. Investasi adalah
jumlah uang yang diinvestasikan dalam bisnis.
Transfer pricing adalah proses menentukan harga yang digunakan untuk mentransfer
barang atau jasa antara divisi atau departemen dalam perusahaan yang terdesentralisasi.
Transfer pricing digunakan untuk mengalokasikan biaya dan pendapatan antara divisi atau
departemen dalam perusahaan.
Transfer pricing juga dapat digunakan untuk menghindari pajak dan mengoptimalkan
keuntungan. Dalam beberapa kasus, perusahaan dapat menetapkan harga transfer yang
lebih tinggi atau lebih rendah dari harga pasar untuk menghindari pajak atau
memaksimalkan keuntungan.
Namun, transfer pricing juga dapat menimbulkan masalah jika harga transfer tidak adil atau
tidak mencerminkan nilai sebenarnya dari barang atau jasa yang ditransfer. Hal ini dapat
menyebabkan ketidakadilan dalam alokasi biaya dan pendapatan antara divisi atau
departemen, serta dapat mempengaruhi kinerja dan motivasi manajer.
Oleh karena itu, perusahaan harus memastikan bahwa transfer pricing adil dan
mencerminkan nilai sebenarnya dari barang atau jasa yang ditransfer. Perusahaan juga
harus memastikan bahwa transfer pricing sesuai dengan peraturan pajak dan hukum yang
berlaku.
❖ Kesimpulan
Sedangkan transfer pricing digunakan untuk menentukan harga yang digunakan untuk
mentransfer barang atau jasa antara divisi atau departemen dalam perusahaan yang
terdesentralisasi. Transfer pricing dapat membantu perusahaan dalam mengalokasikan
biaya dan pendapatan antara divisi atau departemen, namun juga dapat menimbulkan
masalah jika harga transfer tidak adil atau tidak mencerminkan nilai sebenarnya dari barang
atau jasa yang ditransfer. Oleh karena itu, perusahaan harus memastikan bahwa transfer
pricing adil dan sesuai dengan peraturan pajak dan hukum yang berlaku.