Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Pengukuran Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan


Laporan LabaRugi Variabel dan Absorpsi

TUGAS SEMINAR AKUNTANSI MANAJEMEN


DISUSUN OLEH :

KHANSA GUSDIE ZAHRA P 1714190039


RISMA PUSPA LESTARI 1714190035

SI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA YAI
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis diberikan kemudahan
dan kelancaran dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengukuran Kinerja Pusat
Investasi dengan Menggunakan Laporan LabaRugi Variabel dan Absorpsi”.
Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah seminar akuntansi
manajemen Kami berharap dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat memberikan
informasi dan ilmu pengetahuan kepada pembaca dan berbagai pihak yang membutuhkan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran, kritik ataupun masukan yang membangun demi kesempurnaan pembuatan
makalah ini untuk masa yang akan datang dan lebih bermanfaat bagi pembaca sekalian.
PELAPORAN SEGMEN, EVALUASI PUSAT INVESTASI, DAN
PENETAPAN HARGA TRANSFER

A. Desentralisasi dan Pusat Pertanggungjawaban


Secara umum, sebuah perusahaan diatur menurut garis-garis pertanggungjawaban. Bagan organisasi
tradisional dengan bentuk piramidanya mengilustrasikan garis pertanggungjawaban yang mengalir dari
CEO turun melewati wakil direktur menuju manajer madya dan manajer yang lebih rendah. Seperti yang
ditunjukkan pada skenario yang mengawali bab ini, ketika ukuran organisasi yang lebih banyak. Struktur
tradisional menjadi tidak praktis. Saat ini, praktik kontemporer bergerak menuju suatu hierarki yang
datar. Struktur ini yangg mengandalkan tim-tim kerja menjai konsisten dengan desentralisasi. GE
Capital, sebagai contoh, pada intinya adalah suatu grup dari bisnis-bisnis yang lebih kecil. Struktur
organisasi dan sistem akuntansi pertenggungjawabannya berhubungan erat. Sistem akuntansi
pertanggungjawaban (responsibility accounting system) adalah sistem yang mengukur berbagai hasil
yang dicapai setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan para manajer untuk
mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. Idealnya, sistem akuntansi pertanggungjawaban
mencerminkan dan mendukung struktur dari sebuah organisasi.
Perusahaan yang memiliki beberapa pusat pertanggungjawaban biasanya memilih salah satu
dari dua pendekatan pengambilan keputusan untuk mengelola kegiatan mereka yang rumit dan
beragam: tersentralisasi atau desentralisasi. Pada pengambilan keputusan tersentralisasi (centralized
decision making), berbagai keputusan dibuat pada tingkat manajemen puncak dan manajer pada jenjang
yang

Tampilan 10-1 Sentralisasi dan Desentralisasi


lebih rendah bertanggung jawab atas pengimplementasian keputusan-keputusan tersebut. Di lain pihak,
pengambilan keputusan terdesentralisasi (decentralized decision making) memperkenankan manajer
pada jenjang yang lebih rendah untuk membuat dan mengimplementasikan keputusan-keputusan
penting yang berkaitan dengan wilayah pertanggungjawaban mereka. Desentralisasi adalah praktik
pendelegasian wewenang pengambilan keputusan pada jenjang yang lebih rendah. Tampila 10-1
mengilustrasikan perbedaan antara perusahaan tersentralisasi dan terdesentralisasi.
Semua organisasi berada dalam rentang dari yang sangat tersentralisasi bingga sangat
terdesantralisasi. Kebanyakan perusahaan berada di tengah di antara kedua ujung rentang tersebut
dengan mayoritas cendrung ke arah desentralisasi. Alasan-alasan di balik popularitas desentralisasi dan
cara-cara yang dipilih perusahaan untuk melaksanakan proses desentralisasi dibaha berikut ini.

1. Alasan-Alasan untuk Melakukan Desentralisasi


Perusahaan memutuskan untuk melakukan desentralisasi karena berbagai alasan diantaranya
kemudahan mengumpulkan dan menggunakan informasi lokal, memfokuskan manajemen pusat,
melatih dan memotivasi para manajer segmen, meningkatkan daya saing, serta membuka segmen-
segmen ke berbagai kekuatan pasar.
Mengumpulkan dan Menggunakan Informasi Lokal Kualitas dari berbagai keputusan dipengaruhi oleh
kualitas informasi yan tersedia. Sejalan dengan pertumbuhan perusahaan dan penambahan operasi di
pasar dan arena yang berbeda, manajemen pusat mungkin tidak memahami kondisi lokal. Akan tetapi,
para menajer tingkai rendah yang berhubungan dengan kondisi operasional langsung (seerti kekuatan
dan sifat persaingan lokal, sifat tenaga kerja lokal, dan seterusnya) memiliki akses terhadap informasi ini
akibatnya, mereka sering berada dalam suatu posisi yang lebih baik membuat keputusan lokal.
McDonald’s memiliki restoran di seluruh dunia. Selera orang di Cina atau Prancis berbeda dengan orang
di Amerika Serikat. Oleh sebab itu McDonald’s menyesuaikan menunya dengan selera di setiap negara.
Hasilnya adalah McDonald’s di setiap negara bisa melakukan diferensiasi untuk memenuhi kebutuhan
lokalnya.
Memfokuskan Manajemen Pusat Dengan mendesentralisasikan keputusan-keputusan operasional,
manajemen pusat bebas menangani perencanaan dan pengambilan keputusan strategis.
Keberlangsungan jangka panjang dari perusahaan harus lebih penting bagi manajemen pusat daripada
operasional sehari-hari.
Melatih dan Memotivasi Para Manajer Organisasi selalu membutuhkan manajer yang terlatih untuk
menggantikan posisi manajer jenjang lebih tinggi yang keluar untuk mengambil keuntungan dari peluang
yang lain. Adakah cara yang lebih baik untuk mempersiapkan generasi penerus manajer jenjang yang
lebih tinggi, selain memberikan mereka peluang membuat keputusan-keputusan penting? Peluang
seperti itu juga memungkinkan manajer puncak mengevaluasi kemampuan para manajer lokalnya.
Manajer-manajer yang menghasilkan keputusan terbaik adalah manajer yang bisa dipromosikan.
Meningkatkan Daya Saing Pada perusahaan yang sangat tersentralisasi, margin laba secara keseluruhan
mampu menutupi ketidak efesienan yang terjadi di berbagai divisinya. Perusahaan-perusahaan besar
sekarang menemukan bahwa mereka tidak mampu mempertahankan suatu divisi yang tidak berdaya
saing. Salah satu cara terbaaik menigkatkan kinerja sebuah divisi atau pabrik adalah
memperkenalkannya lebih jauh pada kekuatan-kekuatan pasar. Di Koch Industries, Inc., tiap unit
diharapkan bertindak sebagai unit bisnis mandiri yang menentukan harga untuk pihak eksternal dan
internal. Unit-unit yang pelayanannya tidak dibutuhkan oleh unit-unit Koch lainnya akan mati dengan
sendirinya.

2. Divisi-Divisi dalam Perusahaan yang Terdesentralisasi


Desentralisasi biasanya diwujudkan melalui pembentukan unit-unit yang disebut divisi. Satu cara
pembagian divisi adalah berdasarkan jenis barang atau jasa yang diproduksi. Sebagai contoh, divisi-
divisii PepsiCo mencakup Frito-Lay, Gatorade, Quaker, dan Tropicana, serta divisi minuman ringan
utamanya. Tampilan 10-2 menunjukan divisi PepsiCo yang terdesentralisasi. Divisi-divisi ini diatur atas
dasar lini produk. Perhatikan beberapa divisi bergantung pada divisi lainnya. Sebagai contoh, PepsiCo
mengembangkan divisi rumah makannya menjadi Tricon Global Restaurant (sekarang bernama Yum!
Brands, Inc). Hasilnya, minuman cola yang Anda minum di Pizza Hut, Taco Bell, dan KFC adalah Pepsi,
bukan Coke. Dalam latar desentralisasi, biasanya terdapat beberapa saling kebergantungan. Jika tidak,
suatu perusahaan hanya akan menyerupai kumpulan entitas yang terpisah secara total.
Divisi-divisi dapat juga diciptakan menurut garis geografis. Sebaga contoh, UAL, Inc. (induk
perusahaan United Airlines) memiliki sejumlah divisi regional: Asia/Pasifik, Karibia, Eropa, Amerrika
Latin, dan Amerika Utara. Kehadiran divisi-divisi yang membentang di suatu atau beberapa wilayah
menciptakan kebutuhan akan evaluasi kinerja yang mampu mempertimbangkan perbedaan lingkungan
divisi. Cara ketiga unuk membedakan divisi adalah berdasarkan jenis pertanggungjawaban yang
diberikan kepada manajer divisi. Saat perusahaan tumbuh, manajemen puncak biasanya menciptakan
berbagai area pertanggungjawaban yang dikenal sebagai pusat pertanggungjawaban dan menugaskan
manajer dibawahnya untuk menangani wilayah tersebut. Pusat pertanggungjawaban (responsibility
center) merupakan suatu segmen bisnis yang manaernya bertanggungjawab terhadap serangkaian-
serangkaian kegiatan tertentu.

PEPSICO

Gatorade FritoLay Tropicapa Pepsi Quaker

Tampilan 10-2 Divisi-Divisi yang Terdesentralisasi


Hasil-hasil dari setiap pusat pertanggungjawaban bisa diukur berdasarkan informasi yang dibutuhkan
manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. Berikut jenis utama pusat
pertanggungjawaban.
 Pusat biaya (cost center) manajernya bertanggung jawab hanya terhadap biaya.
 Pusat pendapatan (revenue center) manajernya bertanggung jawab hanya terhadap penjualan.
 Pusat laba (profit center) manajernya bertanggung jawab terhadap penjualan dan biaya.
 Pusat investasi (investment center) manajernya bertanggung jawab terhadap penjualan, biaya,
dan investasi modal.
Cara pusat-pusat pertanggungjawaban dibebankan mencerminkan situasi aktual dan jenis informasi
yang tersedia bagi manajer. Informasi adalah kunci bagi para manaer yang bertanggung jawab pada
hasil-hasilnya. Sebagai contoh, manajer Departemen produksi bertanggung jawab atas biaya
departemen, tetapi tidak untuk penjualan. Hal tersebut dikarenakan manajer Departemen Produksi
tidak hanya mengendalikan beberapa biaya ini secara langsung, tetapi juga mengetahui dan
memahaminya. Perbedaan antara biaya aktual dan biaya yang diharapkan paling baik dijelaskan pada
tingkat ini. Tampilan 10-1 menampilkan keempat pusat pertanggungjawaban dan jenis informasi yang
dibutuhkan dalam mengelola pengoperasiannya. Pusat investasi menunjukkan tingkat desentralisasi
tertinggi (diikuti pusat laba, akhirnya oleh pusat biaya dan pendapatan) karena manajernya bebas
menmbuat berbagai keputusan.
Departemen produksi di dalam sebuah pabrik, seperti perakitan atau penyelesaian akhir, adalah
sebuah contoh pusat biaya. Penyelia Departemen Produksi mengendalikan biaya manufaktur, tetapi
tidak mengatur harga atau membuat keputusan pemasaran. Oleh karena itu, penyelia Departemen
Produksi dievaluasi berdasarkan seberapa baik biaya produksi dikendalikan.
Manajer Departemen pemasaran mengatur harga dan memproyeksikan penjualan. Oleh karena
itu, Departemen Pemasaran dievaluasi sebagai pusat pendapatan. Menempatkan mereka pada kendali
pusat laba. Olehkarena itu, laba operasi akan menjadi suatu ukuran kinerja yang penting bagi para
manajer pusat laba.
Pada akhirnya, divisi-divisi sering disebut sebagai contoh pusat investasi. Selain memiliki kendali
atas biaya dan keputusan penetapan harga, manajer divisi juga memiliki kekuasaan untuk membuat
keputusan-keputusan investasi, seperti penutupan dan pendirian pabrik, seta keputusan untuk
meneruskan mengehntikan suatu lini produk. Oleh karena itu, laba operasi dan beberapa jenis imbal
hasil atas investasi menjadi ukuran kinerja yang penting bagi para manajer pusat investasi.
Perlu disadari bahwa meskipun manajer pusat mempertanggungjawaban memiliki tanggung
jawab hanya atas kegiatan-kegiatan pada pusat pertanggungjawabannya, keputusan yang dibuat
manajer tersebut dapat memengaruhi pusat pertanggungjawaban lainnya. Sebagai contoh, tenaga
penjualan dari perusahaan pembuat produk perawatan lantai secara rutin menawarkan diskon harga
pada setiap akhir bulan. Penjualan meningkat secara dramatis, baik bagi pendapatan maupun tenaga
penjualan. Akan tetapi, pabrik terpaksa kerja lembur untuk memenuhi permintaan. Hal ini
meningkatkan biaya pabrik dan biaya per unit produk.
Pengorganisasian divisi-divisi sebagai pusat pertanggungjawaban menciptakan peluang untuk
mengendalikan divisi-divisi untuk mengendalikan melalui penggunaan akuntansi pertanggungjawaban.
Pengendalian pusat pendapatan dicapai dengan mengevaluasi efesiensi dan efektivitas dari manajer-
manajer divisi berdasarkan pendapatan dari penjualan. Pengendalian pusat biaya didasarkan pada
pengendalian niaya dan sering menggunakan analisis variansi.

B. Pengukuran Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan Laporan Laba-


Rugi Variabel dan Absorpsi
Pusat laba dinilai berdasarkan laporan laba-rugi. Akan tetapi, laporan laba-rugi perusahaan secara
keseluruhan tidak terlalu berguna untuk tujuan ini. Oleh sebab itu, mengembangkan laporan laba-rugi
segmen untk setiap rusat adalah suatu hal penting. Dua metode penghitungan laba yang telah
dikembangkan, yaitu satu berdasarkan perhitungan biaya variabel dan yang lainnya berdasarkan
perhitungan biaya penuh atau absorpsi. Keduanya merupakan metode penghitungan biaya karena
berkaitan dengan cara menentukan biaya produk. Ingat kembali bahwa biaya produk diinvestariskan;
mencakup di dalamnya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Biaya periode,
seperti beban penjualan dan administrasi, dibebankan saat biaya itu dikeluarkan. Perbedaan antara
perhitungan biaya variabel dan absorpsi bergantung pada perlakuan terhadap suatu biaya tertentu,
yaitu overhead tetap.
Perhitungan biaya variabel menekankan perbedaan antara biaya manufaktur variabel tetap.
Perhitungan biaya variabel (variabel costing( yang juga disebut perhitungan biaya langsung (direct
costing), hanya membebankan biaya tenaga kerja langsung, dan overhead variabel. Overhead tetap
diperlakukan sebagai beban periode dan tidak disertakan dalam penentuan biaya produk. Dasar
pemikiran dalam hal ini adalah overhead tetap merupakan biaya kapasitas atau tetap ada dalam bisnis.
Setelah periodenya berlalu, seiap manfaat yang diberikan oleh kapasitas akan habis dan tidak boleh
diinventarisasi. Menurut perhitungan biaya variabel, overhead tetap dari suatu periode dipandang habis
pada akhir periode itu dan dibebankan secara total terhadap pendapatan periode tersebut. Perhitungan
biaya variabel juga dikenal sebagai perhitungan biaya langsung. Akan tetapi, tidak semua biaya variabel
merupakan biaya produk langsung. Sebagai contoh, menurut definisi, ovrhead variabel merupakan biaya
tak langsung. Dengan demikian, sebutan yang lebih deskriptif untuk metode ini adalah perhitungan
biaya variabel yang juga merupakan istilah yang akan digunakan dalam makalah ini.
Perhitungan biaya absorpsi (absorption costing) membebankan semua biaya manufaktur pada
produk. Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel, dan overhead tetap adalah hal
yang menetukan biaya produk. Menurut perhitungan biaya absorpsi, overhead tetap dipandang sebagai
biaya produk, bukan biaya periode. Menurut metode ini, overhead tetap dibebankan pada produk
melalui penggunaan tarif overhead tetap yang ditetapkan terlebih dulu dan tidak dibebankan sampai
produk terjual. Dengan kata lain, overhead tetap adalah biaya yang dapat diinventarisasi. Tampila 10-3
mengilustrasikan klasifikasi biaya-biaya sebagai biaya produk atau periode menurut perhitungan biaya
variabel dan absorpsi.
GAAP (Generally Accepted Accounting Principales) mensyaratkan perhitunagn biaya absorpsi
untuk pelaporan eksternal. FASB (Financial Accounting Standards Boards), IRS (Internal Revene Service),
dan lembaga pengatur lainnya tidak menerima perhitungan biaya variabel sebagai metode perhitungan
biaya produk untuk pelaporan eksternal. Akan tetapi, perhitungan biaya variabel mampu
Perhitungan Biaya Perhitungan Biaya
Absorpsi Variabel
Biaya Produk Bahan baku langsung Bahan baku langsung
Tenaga kerja langsung Tenaga kerja langsung
Overhead variabel Overhead variabel
Overhead tetap
Biaya periode Beban penjualan Overhead tetap
Beban administrasi Beban penjualan
Beban administrasi
Tampilan 10-3 Klasifikasi Biaya sebagai Biaya Produk atau Periode Menurut Perhitungan Biaya Variabel
dan Absorpsi
Memberikan informasi biaya yang penting untuk pengambilan keptusan dan pengendalian. Informasi
seperti ini tidak dapat diperoleh dari perhitingan biaya absorpsi. Untuk tujuan internal, perhitungan
biaya variabel merupakan alat manajerial yang bermanfaat.

1. Penilaian Persediaan
Persediaan dinilai atas biaya produk atau produksi. Perhatikan data berikut dari Fairchild Company
untuk tahun lalu.

Unit di persediaan awal


Unit di produksi 10.000
Unit terjual ($300 per unit) 8.000
Biaya variabel per unit :
Bahan baku langsung $ 50
Tenaga kerja langsung 100
Overhead variabel 50
Biaya tetap:
Overhead tetap per unit produksi 25
Penjualan dan administrasi tetap 100.000

Data tersebut menunjukkan ada 2.000 unit di dalam perseniaan akhir (10.000 – 8.000). Tampilan
10-4 menunjukkan cara menghitung biaya persediaan akhir dengan menggunakan perhitungan biaya
absorpsi dan variabel untuk Fairchild Company. Perhatikan bahwa ada perhitungan biaya absorpsi,
persediaan akhir mencakup biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, oberhead variabel, dan
overhead tetap per unit. Pada metode perhotungan variabel, persediaan akhir hanya mencakup biaya
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead variabel. Tidak dimasukan overhead tetap
dalam hasil biaya variabel membuat penilaian persediaan yang lebih rendah daripada model absorpsi.
Perhitungan Biaya Absorpsi Perhitungan Biaya Variabel
Bahan baku langsung $ 50 Bahan baku langsung $ 50
Tenaga tenaga kerja langsung 100 Biaya tenaga kerja langsung 100
Overhead variabel 50 Overhead variabel 50
Overhead tetap 25
Biaya produk per unit $225 Biaya produk per unit $200
Nilai persediaan akhir :
= 2.000 x $225 = $450.000 = 2.000 x $200 = $400.000

Tampilan 10-4 Biaya Persediaan Akhir di Fairchild Company Menurut Perhitungan Biaya Absorpsi dan
Variabel

2. Laporan Laba Rugi dengan Menggunakan Biaya Variabel dan Absorpsi


Karena biaya produk per unit merupakan dasar bagi penghitungan beban pokok penjualan, metode
perhitungan biaya variabel dan absorpsi dapat mengakibatkan angka laba bersih yang berbeda.
Perbedaan tersebut terjadi karena jumlah overhead tetap yang diakui sebagai beban pada kedua
metode. Dengan menggunakan data dari Fairchild Company sebagai contoh, Tampilan 10-5
menunjukkan cara menghitung beban pokok penjualan dan laporan laba-rugi dengan menggunakan
penghitungan biaya variabel dan absorpsi.
Tampilan 10-5 menunjukkan laba menurut penghitungan biaya absorpsi adalah $50.000 lebih
tinggi daripada laba menurut perhitungan biaya variabel. Perbedaan ini karena sebagian overhead tetap
periode tersebut masuk dalam persediaan ketika perhitungan biaya absorpsi digunakan. Bahkan, hanya
$200.000 ($25 x 8.000) dari overhead tetap yang dimasukkan dalam beban pokok penjualan pada
perhitungan biaya absorpsi; sisanya, yaitu $50.000 ($25 x 2.000) ditambah ke persediaan. Akan tetapi
perhitungan biaya variabel, semua biaya overhead tetap sebesar $250.000 untuk periode tersebut
ditambahkan ke beban laporan laba-rugi.
Perhatikan bahwa jumlah beban penjualan dan administrasi tidak pernah dimasukkan dalam
biaya produk. Beban penjualan dan administrasi selalu dikeluarkan dari laporan laba-rugi dan tidak
pernah muncu di laporan posisi keuangan.
Fairchild Company
Laporan Laba Rugi Menurut Perhitungan Biaya Absoprsi
Penjualan ($300 x 8.000) $2.400.000
Dikurangi: Beban pokok penjualan* 1.800.000
Margin kotor $ 600.000
Dikurangi: Beban penjualan dan Administrasi 100.000
Laba operasi $ 500.000
*dengan menngunakan biaya unit produk variabel pada Tampilan 10-4,
Beban pokok penjualan = biaya unit produk variabel x unit terjual = $225 x 8.000 = $1.800.000

Fairchild Company
Laporan Laba Rugi Menurut Perhitungan Biaya Variabel
Penjualan ($300 x 8.000) $2.400.000
Dikurangi beban variabel
Beban pokok penjualan variabel** 1.600.000
Margin kontribusi $ 800.000
Dikurangi beban tetap
Overhead tetap $ 250.000
Penjualan dan administrasi tetap 100.000 350.000
Laba bersih $ 450.000
**dengan menggunakan biaya unit produk variabel pada Tampilan 10-4,
Beban pokok penjualan = biaya unit produk variabel x unit terjual = $200 x 8.000 = $1.600.000

Tampilan 10-5 Laporan Laba-Rugi Fairchild Company Menurut Perhitungan Biaya Absorpsi dan Variabel

3. Hubungan antara Produksi, Penjualan, dan Laba


Hubungan antara laba menurut perhitungan biaya variabel dan laba menurut perhitungan biaya
absorpsi berubah ketika hubungan antara produksi dan penjualan berubah. Jika barang yang terjual
lebih banyak dari yang produksi, maka laba menurut perhitungan biaya variabel akan lebih tinggi dari
laba menurut perhitungan biaya absorpsi. Situasinya adalah kebalikan dari contoh Fairchild. Menjual
lebih banyak dari yang diproduksi, dan unit produksi telah terjual. Menurut perhitungan biaya absorpsi
unit-unit yang keluar dari persediaan mengandung overhead tetap dari periode sebelumnya. Selain itu
unit-unit yang diproduksi seluruh overhead tetap berjalan. Dengan demikian, jumlah beban overhead
tetap menurut perhitungan biaya absorpsi lebih besar dari overhead tetap periode berjalan, yaitu
sebesar jumla overhead tetap yang keliar dari persediaan. Oleh karena itu, laba menurut perhitungan
biaya variabel lebih tinggi dari laba menurut perhitungan biaya absorpsi sebesar jumlah overhead tetap
yang mengalir keliar dari persediaan awal.
Jika jumlah produksi dan penjualan sama, maka tidak ada perbedaan pada laba yang dilaporkan.
Karena unit-unit yang diproduksi terjual seluruhnya, perhitungan biaya absorpsi – seperti juga
perhitungan variabel – akan mengakui total overhead tetap periode tersebut sebagai beban. Tidak ada
overhead tetap yang masuk dan keluar dari persediaan.
Perhatikan bahwa jika produksi lebih besar dari penjualan, maka persediaan meningkat. Jika
produksi lebih kecil dari penjualan, maka persediaan berkurang. Jika produksi sama dengan penjualan,
maka persediaan awal sama dengan persediaan akhir.
Untuk mengilustrasikan hubunga-huungan tersebut, coba perhatikan contoh berikut yang
didasarkan pada data operasional Belnip, Inc. Pada tahun 2006, 2007, dan 2008.

Biaya variabel per unit :


Bahan baku langsung $4,00
Tenaga kerja langsung 1,50
Overhead variabel ( estimasi dan aktual ) 0,50
Penjualan dan administrasi variabel 0,25

Estimasi:
Volume produksi $150.000
Overhead tetap $150.000
Aktual (setiap tahun):
Volume produksi $150.000
Overhead tetap $150.000
Beban penjualan dan administrasi tetap $ 50.000
Harga jual $10 per unit

Data operasional lainnya adalah sebagai berikut.


2006 2007 2008
Persediaan awal - - 50.000
Produksi 150.000 150.000 150.000
Penjualan 150.000 100.000 200.000
Persediaan akhir - 50.000 -

Laporan laba rugi yang disusun menurut perhitungan biaya absorpsi dan variabel diperlihatkan
pada Tampilan 10-6.

Pada tahun 2006, laba bersih untuk setiap metode adalah sama. Kesimpulan kita adalah kedua
metode tersebut membebankan jumlah overhead tetap periode sebesar $150.000 telah dibebankan.
Menurut perhitungan biaya absorpsi, overhead tetap yang diperkirakan adalah $150.000 per tahun. Tarif
overhead tetap adalah $1 per unit ($150.000/150.000 unit produksi) selama tiga tahun. Karena
overhead tetap aktual per tahun juga $150.000, tidak ada variansi overhead tetap pada setiap tahun.
Dengan demikian, beban overhead tetap untuk setiap tahun adalah tarif overhead dikalikan dengan
jumlah unit terjual. Selama tahun 2006, total beban overhead tetap menurut perhitungan biaya absorpsi
adalah $150.000 ($1 x 150.000 unit yang terjual). Kedua metode mengakui jumlah beban overhead tetap
yang sama.

Akan tetapi, keadaan pada tahun 2007 berbeda. Dati Tampilan 10-6, kita melihat bahwa laba
menurut perhitungan biaya absorpsi adalah $50.000 leih besar dari laba menurut perhitungan biaya
variabel ($225.000 - $175.000). selisih antara kedua laba ini terjadi karena adanya $50.000 beban
overhead tetap lebih sedikit menurut metode perhitungan biaya absorpsi.

Pada perhitungan biaya absorpsi, setiap unit yang diproduksi dibebankan $1 overhead tetap.
Karena dari 150.000 unit diproduksi hanya 100.000 unit terjual, sisa 50.000 unit dimasukkan dalam
persediaan. Sebanyak 50.000 unit menjadi persediaan tersebut membawa beban overhead tetap
sebesar $1 sehingga totalnya $50.000. Overhead tetap periode berjalan sebesar $50.000 ini tidak aan
diakui sebagai beban sampai persediaan tersebut terjual.

Laporan Laba Rugi Menurut Perhitungan Biaya Absorpsi


(dalam ribuan dolar)
2006 2007 2008

Penjualan $1.500,0 $1.000 $2.000

Dikurangi: Beban pokok penjualan 1.050,0 700 1.400

Margin kotor $ 450,0 $ 300 $ 600

Dikurangi: Beban penjualan dan administrasi 87,5 75 100

Laba operasi $ 362,5 $ 225 $ 500

Persediaan awal - - $ 300

Beban pokok produksi $1.050 $1.050 1.050

Barang yang tersedia untuk dijual 1.050 1.050 1.400

Dikurangi: Persediaan akhir - 350 -

Beban pokok penjualan $1.050 $ 700 $ 1.400


Laporan Laba Rugi Menurut Perhitungan Biaya Variabel
(dalam ribuan dolar)
2006 2007 2008

Penjualan $1.500,0 $1.000 $2.000

Dikurangi:

Beban pokok penjualan (900,0) (600) (1.200)

Penjualan dan administrasi variabel (37,5) (25) (50)

Margin kontribusi $ 362,5 $ 375 $ 750

Dikurangi:

Overhead tetap (150,0) (150) (150)

Beban penjualan dan administrasi (50,0) (50) (50)

Laba operasi $ 362,5 $ 175 $ 550

Persediaan awal - - $ 300

Beban pokok produksi variabel $900 $900 900

Barang yang tersedia untuk dijual 900 900 1.200

Dikurangi: Persediaan akhir - 300 -

Beban pokok penjualan $900 $ 600 $ 1.200

$0,25 per unit x Unit terjual

Tampilan 10-6 Laporan Laba-Rugi Belnip, Inc. Menurut Perhutungan Biaya Absorpsi dan Variabel

Menurut perhitungan biaya absorpsi, $150.000 overhead tetap periode dapat dikelompokkan kedalam
dua kategori: $100.000 sebagai beban dan $50.000 sebagai persediaan.

Akan tetapi, menurut perhitungan biaya variabel, total overhead tetap sebesar $150.00 diakui
sebagai beban karena dipandang sebagai biaya periode. Karena perhitungan biaya variabel mengakui
$150.000 beban overhead tetap dan perhitungan biaya absorpsi hanya mengakui $100.000, laba yang
dilaporkan menurut perhitungan biaya absorpsi lebih besar $50.000.

Pada tahun 2008, hubungan antara kedua laba terbalik. Perbedaannya sekarang adalah $50.000
menguntungkan untuk perhitungan biaya variabel. Perbedaan yang menguntungkan tersebut terjadi
karena perhitungan biaya absorpsi tidak hanya mengakui $150.000 beban overhead tetap untuk unit
yang diproduksi dan dijual pada periode ini, tetapi juga mnegakui $50.000 overhead tetap yang
dikandung dengan unit-unit persediaan yang diproduksi pada 2007 dan terjual pada tahun 2008. Dengan
demikian, total overhead tetap yang diakui sebagai beban adalah $200.000 menurut perhitungan biaya
basorpsi dan hanya $150.000 menurut perhitungan biaya variabel.

Kunci untuk menjelaskan perbedaan di antara kedua laba tersebut adalah analisis terhadap arus
overhead tetap. Perhitungan biaya variabel selalu mengakui total overhead tetap periode sebagai
beban. Di lain pihak, perhitungan biaya absorpsi hanya mengakui overhead tetap yang ada pada unit-
unit terjual. Jika jumlah yang diproduksi berbeda dari yang terjual, overhead tetap mengalir ke luar atau
ke dalam persediaan. Jika jumlah overhead tetap dalam persediaan meningkat, maka laba menurut
perhitungan biaya absorpsi lebih besar daripada laba menurut perhitungan biaya variabel sebesar
kenaikan bersihnya. Jika overhead tetap persediaa berkuran, maka laba menurut perhitungan biaya
variabel lebih besar daripada laba menurut perhitungan biaya absorpsi sejumlah penurunan bersihnya.

Perubahan dalam overhead tetap dalam persediaan adalah tepat sama dengan selisih diantara
kedua laba. Perubahan ini dapat dihitung melalui perkalian tarif overhead tetap dengan perubahan total
unit persediaan awal dan akhir (yang merupakan selisih antara produksi dan penjualan). Selisih antara
laba operasi menurut perhitungan biaya absorpsi dan laba bersih menurut perhitugan biaya variabel
dapat dinyatakan sebagai berikut.
Laba menurut Laba menurut Tarif overhead (Unit diproduksi -
perhitungan − perhitungan = tetap × Unit terjual)
biaya absorpsi biaya variabel
Tampilan 10-7 memperlihatkan bagaimana pendekatan praktis ini dapat digunakan untuk
menjelaskan selisih tersebut.

2006 007 2008

Laba Operasi:

Perhitungan biaya absorpsi $362,5 $225 $500

Perhitungan biaya variabel 362,5 175 550

Selisih $ 0 $ 50 $(50)

Penjelasan:

Unit produksi 150 150 150

Unit terjual 150 100 200

Perubahan dalam persediaan 0 50 (50)

Tarif overhead tetap X $1 X $1 X $1

Selisih yang dijelaskan $ 0 $ 50 $(50)

Tampilan 10-7 Rekonsiliasi Perhitungan Biaya Variabel dan Absorpsi (dalam ribuan dolar)

4. Perlakuan Overhead Tetap pada Perhitungan Biaya Absorpsi


Perbedaan antara perhitungan biaya absorbsi dan variabel terletak pada pengakuan beban yang
berhubungan dengan overhead tetap harus dibebankan pada unit yang diproduksi. Hal ini menciptakan
dua masalah yang bekum kita bahas secara eksplisit. Pertama, bagaimana kita mengonversi overhead
pabrik yang dibebankan berdasarkan jam tenaga kerja langsung ata jam mesin terhadap overhead pabrik
yang ditetapkan untuk unit-unit yang diproduksi? Kedua, apa yang dilakukan jika overhead pabrik ynag
aktual tidak sama dengan overhead pabrik yang dibebankan?

Masalah pertama dapat diatasi dengan relatif mudah. Misalkan, overhead pabrik ditetapkan atas
dasar jam tenaga kerja langsung. Selanjutnya, misalkan dibutuhkan 0,25 jam tenaga kerja lansung untuk
memproduksi satu unit. Jika tarif overhead pabrik tetap adalah $12 per jam tenaga kerja langsung, maka
overhead tetap per unit adalah $3 (0,25 x $12).

Solusi untuk masalah kedua membutuhkan pemikiran yang lebih dalam. Pertama, kita harus
menghitung overhad tetap yang ditetapkan dan membedakannya pada unit yang diproduksi.
Selanjutnya, total overhead yang diteapkan dibandingkan dengan overhead tetap aktual. Jika kelebihan
atau kekutrangan overhead tetap yang ditetapkan tida material, maka akan ditutp dalam Beban pokok
penjualan. Setiap unit yang masuk dalam persediaan akhir mengandung overhead tetap yang
ditetapkan. Overhead variabel (yang juga dapat ditetapkan terlalu tiggi atau terlalu rendah) diperlakukan
dengan cara yang sama. Jika jumlah yang ditetapka terlalu tinggi atau terlalu rendah itu material, maka
dialokasikan diantara Barang dalam Proses, Barang Jadi, dan Beban pokok penjualan. Masalah kompleks
ini tidak dibahas dalam buku ini.

5. Mengevaluasi Manajer Pusat Laba

Evaluasi terhadap para manjer sering diakitkan dengan profitabilitas unit-unit yang berada dalam
kendali mereka. Bagaimana laba berubah dari satu periode ke periode berikutnya dan bagaimana laba
aktual ibandingkan dengan laba yang direncanakan sering digunakan sebagai petunjuk terhadap
kemampuan manajerial. Akan tetapi, laba harus mencerminkan usaha manjerial agar dapat menjadi
petunjuk ya g bermakna. Misalnya, jika seorang manajer telah bekerja keras dan berhasil meningkatkan
penjualan, sementara biaya tidak berubah, maka laba harus meningkat melebihi periode sebelunya yang
mengisyaratkan keberhasilan. Secara umum, jika kinerja laba diharapkan untuk mencerminkan kinerja
manajerial, maka manajer berhak mengharapkan berlakunya hal-hal berikut ini.

1) Ketika pendapatan penjualan meningkat dari satu periode ke periode berikutnya,


sementara faktor-faktor lainnya menigkat maka laba akan meningkat.
2) Ketika penjualan menurun dari satu periode ke periode berikutnya, maka faktor-faktor
lainnya tetap, maka laba akan menurun.
3) Ketika pendapatan penjualan tidak berubah dari satu periode ke periode berikutnya,
sementara faktor-faktor lainnya tetap, maka laba akan tetp tidak berubah.

Perhitungan biaya variabel memang mamastikan hubungan diatas, tetapi menurut


perhitungan biaya absorpsi terkadang tidak demikian. Sebagai ilustrasi, anggaplah suatu
divisi memiliki data operasioanl berikut selama dua tahun pertama. (untuk alasan
penyederhanaan, dianggap tidak ada eban penjualan dan administratif).

2007 2008
Biaya manufaktur variabel per unit $ 10 $ 10

Produksi (unit yang diharapkan dan aktual) 10.000 5.000

Unit terjual ($25 per unit) 5.000 10.000

Overhead tetap (estimasi dan aktual) $100.000 $100.000

Biaya produk menurut perhitungan biaya variabel adala $10 per unit pada kedua tahun. Dengan
mengasumsikan volume aktual yang diharapkan digunakan untuk menghitung tarif overhead tetap yang
telah ditetapkan sebelumnya, biaya 2007 dan $30 per unit pada tahun 2008 [$10 + ($100.000/10) untuk
tahun 2007; $10 + $100.000/5.000 untuk tahun 2008].

Laporan laba rugi menurut perhitungan biaya variabel dan perhitungan biaya absorpsi disajikan
pada Tampilan 10-8. Penjualan meningkat dari 5.000 menjadi 10.000 per unit. Total biaya tetap, biaya
manufaktur variabel per unit, dan harga jual per unit adalah sama untuk kedua periode. Jadi, kenikan
dua kali lipat dalam penjualan mencerminkan satu-satunya perubahan yang terjadi dari periode ke
periode berikutnya. Menurut perhitungan biaya variabel, laba meningkat sebesar $75.000 dari taun
2007 ke 2008 (dari rugi $25.000 menjadi laba $50.000). Menurut perhitungan biaya absorpsi, laba bersih
turun sebesar $25.000 (dari laba $25.000 menjadi laba $0) meskipun terjadi kenaikan penjualan.

Perusahaan meningkatkan kinerja penjualannya dari tahun 2007 ke 2008 (dua kali lipat dari unit
terjual sebelumnya), biaya tetap tidak berubah, dan biaya variabel per unit tetap sama. Namun,
perhitungan biaya variabel tidak mampu menunjukkan perbaikan kinerja ini. Di lain pihak, perhitungan
biaya variabel mampu menunjukkan kenaikan llaba sehubungan dengan perbaikan kinerja penjualan.
BAB lll

1.Kesimpulan

Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa makalah Seminar Akuntansi


Manajemen. objek biaya yang cukup berpengaruh. Sebagaimana diinstruksikan pada
pengalaman LSI Logic, manajemen atas pelanggan dapat menghasilkan pendapatan
signifikan dalam laba.

2. Saran

Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut penulis
meminta kritik yang membangun dari para pembaca.
Nama : Syafira Tantri Adriyani

Nim : 1614190018

Latihan hal 471 BAB 8

8-22 Anggaran Fleksibel

Berikut biaya overhead yang dianggarkan untuk dua tingkat aktivitas yang berbeda

Jam Tenaga Kerja Langsung


1.000 2.000
Pemeliharaan $10.100 $ 13.100
Penvusutan 7.000 7.000
Pengawasan 16.000 16.000
Perlengkapan 2.400 4.800
Listrik 1.000 2.000
Lainnva 12.940 14.240

Diminta :

Siapakan anggaran fleksibel untuk tingkat aktivitas 1.800 jam tenaga ketja langsung
Jawab :
• Pemeliharaan :
Pemeliharaan :
Biaya Variabel = ($13.100 -$10.100)/ (2.000 - 1.000) = $3

Biaya Tetap = $10.100 - $3(1.000) = 7.100 (jam tenaga kerja langsung 1.000)

Biaya Tetap = $13.100 - $3(2.000) = 7.100 (jam tenaga kerja langsung 2.000)

Jam tenaga kerja 1.800 = $3(1.800) + $7100 = $12.500

Perlengkapan :
Biaya Variabel = ( $4.800 — $2.400 ) / (2.000 -1.000) = $2,4
Biaya tetap = $2.400 - $2,4(1.000) = 0 (jam tenaga kerja langsung 1.000)
Biaya tetap = $4.800 - $2,4(2.000) = 0 (jam tenaga kerja langsung 2.000)
Jam tenaga kerja 1.800 = $2,4(1.800) + $0 = $4.320

Listrik :
Biaya Variabel = ( $2.000— $1.000 ) / (2.000 -1.000) = $1
Biaya tetap = $1.000 - $1(1.000) = $0(jam tenaga kerja langsung 1.000)
Biaya tetap = $2.000 - $1(2.000) = $0 (jam tenaga kerja langsung 2.000)
Jam tenaga kerja 1.800 = $1(1.800) + $0 = $1.800

Lainnya :
Biaya Variabel = ( $14.240 — $12.940) / (2.000 -1.000) = $1,3
Biaya tetap = $12.940 - $1.3(1.000) = $11.640(jam tenaga kerja langsung 1.000)
Biaya tetap = $14.240 - $1,3(2.000) = $11.640 (jam tenaga kerja langsung 2.000)
Jam tenaga kerja 1.800 = $1,3(1.800) + $11.640 = $13.980

Anda mungkin juga menyukai