Anda di halaman 1dari 25

PELAPORAN SEGMEN, EVALUASI PUSAT

INVESTASI, DAN PENETAPAN HARGA


TRANSFER

Kelompok 5 :
Febri Nur Fitriyani 1614190004

Nanda Sholikha 171419002

UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA YAI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji-puji dan syukur kami panjatkan pada Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah kami
memuji dan hanya kepada-Nya lah kami memohon pertolongan. Tidak lupa shalawat
serta salam kami haturkan pada junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad SAW.
Risalah beliau lah yang bermanfaat bagi kita semua sebagai petunjuk menjalani
kehidupan.

Dengan pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah disusun guna memenuhi


tugas Mata Kuliah Seminar Akuntansi Manajemen. Kami menantikan kritik dan saran
yang membangun dari setiap pembaca agar perbaikan dapat dilakukan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta, 26 Oktober 2020

Penyusun
A. Desentralisasi dan Pusat Pertanggungjawaban

Secara umum, sebuah perusahaan diatur menurut garis-garis pertanggungjawaban.


Bagan organisasi tradisional dengan bentuk piramidanya mengilustrasikan garis
pertanggungjawaban yang mengalir dari CEO turun melewati wakil direktur menuju
manajer madya dan manajer yang lebih rendah. Seperti yang ditunjukkan pada skenario
yang mengawali bab ini, ketika ukuran organisasi yang lebih banyak. Struktur tradisional
menjadi tidak praktis. Saat ini, praktik kontemporer bergerak menuju suatu hierarki yang

datar. Struktur ini yangg mengandalkan tim-tim kerja menjai konsisten dengan
desentralisasi. GE Capital, sebagai contoh, pada intinya adalah suatu grup dari bisnis-
bisnis yang lebih kecil. Struktur organisasi dan sistem akuntansi pertenggungjawabannya
berhubungan erat. Sistem akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting
system) adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai setiap pusat
pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan para manajer untuk
mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. Idealnya, sistem akuntansi
pertanggungjawaban mencerminkan dan mendukung struktur dari sebuah organisasi.

Perusahaan yang memiliki beberapa pusat pertanggungjawaban biasanya memilih salah


satu dari dua pendekatan pengambilan keputusan untuk mengelola kegiatan mereka yang
rumit dan beragam: tersentralisasi atau desentralisasi. Pada pengambilan keputusan
tersentralisasi (centralized decision making), berbagai keputusan dibuat pada tingkat
manajemen puncak dan manajer pada jenjang yang

Tampilan 10-1 Sentralisasi dan Desentralisasi

lebih rendah bertanggung jawab atas pengimplementasian keputusan-keputusan tersebut.


Di lain pihak, pengambilan keputusan terdesentralisasi (decentralized decision making)
memperkenankan manajer pada jenjang yang lebih rendah untuk membuat dan
mengimplementasikan keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan wilayah
pertanggungjawaban mereka. Desentralisasi adalah praktik pendelegasian wewenang
pengambilan keputusan pada jenjang yang lebih rendah. Tampila 10-1 mengilustrasikan
perbedaan antara perusahaan tersentralisasi dan terdesentralisasi.

Semua organisasi berada dalam rentang dari yang sangat tersentralisasi bingga sangat
terdesantralisasi. Kebanyakan perusahaan berada di tengah di antara kedua ujung
rentang tersebut dengan mayoritas cendrung ke arah desentralisasi. Alasan-alasan di
balik popularitas desentralisasi dan cara-cara yang dipilih perusahaan untuk
melaksanakan proses desentralisasi dibahas berikut ini.
1. Alasan-Alasan untuk Melakukan Desentralisasi

Perusahaan memutuskan untuk melakukan desentralisasi karena berbagai alasan


diantaranya kemudahan mengumpulkan dan menggunakan informasi lokal, memfokuskan
manajemen pusat, melatih dan memotivasi para manajer segmen, meningkatkan daya
saing, serta membuka segmen- segmen ke berbagai kekuatan pasar.

Mengumpulkan dan Menggunakan Informasi Lokal Kualitas dari berbagai keputusan


dipengaruhi oleh kualitas informasi yan tersedia. Sejalan dengan pertumbuhan
perusahaan dan penambahan operasi di pasar dan arena yang berbeda, manajemen
pusat mungkin tidak memahami kondisi lokal. Akan tetapi, para menajer tingkai rendah
yang berhubungan dengan kondisi operasional langsung (seerti kekuatan dan sifat
persaingan lokal, sifat tenaga kerja lokal, dan seterusnya) memiliki akses terhadap
informasi ini akibatnya, mereka sering berada dalam suatu posisi yang lebih baik
membuat keputusan lokal. McDonald’s memiliki restoran di seluruh dunia. Selera orang di
Cina atau Prancis berbeda dengan orang di Amerika Serikat. Oleh sebab itu McDonald’s
menyesuaikan menunya dengan selera di setiap negara. Hasilnya adalah McDonald’s di
setiap negara bisa melakukan diferensiasi untuk memenuhi kebutuhan lokalnya.

Memfokuskan Manajemen Pusat Dengan mendesentralisasikan keputusan-keputusan


operasional, manajemen pusat bebas menangani perencanaan dan pengambilan
keputusan strategis. Keberlangsungan jangka panjang dari perusahaan harus lebih
penting bagi manajemen pusat daripada operasional sehari-hari.

Melatih dan Memotivasi Para Manajer Organisasi selalu membutuhkan manajer yang
terlatih untuk menggantikan posisi manajer jenjang lebih tinggi yang keluar untuk
mengambil keuntungan dari peluang yang lain. Adakah cara yang lebih baik untuk
mempersiapkan generasi penerus manajer jenjang yang lebih tinggi, selain memberikan
mereka peluang membuat keputusan-keputusan penting? Peluang seperti itu juga
memungkinkan manajer puncak mengevaluasi kemampuan para manajer lokalnya.
Manajer-manajer yang menghasilkan keputusan terbaik adalah manajer yang bisa
dipromosikan.

Meningkatkan Daya Saing Pada perusahaan yang sangat tersentralisasi, margin laba
secara keseluruhan mampu menutupi ketidak efesienan yang terjadi di berbagai divisinya.
Perusahaan-perusahaan besar sekarang menemukan bahwa mereka tidak mampu
mempertahankan suatu divisi yang tidak berdaya saing. Salah satu cara terbaaik
menigkatkan kinerja sebuah divisi atau pabrik adalah memperkenalkannya lebih jauh
pada kekuatan-kekuatan pasar. Di Koch Industries, Inc., tiap unit diharapkan bertindak
sebagai unit bisnis mandiri yang menentukan harga untuk pihak eksternal dan internal.
Unit-unit yang pelayanannya tidak dibutuhkan oleh unit-unit Koch lainnya akan mati
dengan sendirinya.

1. Divisi-Divisi dalam Perusahaan yang Terdesentralisasi

Desentralisasi biasanya diwujudkan melalui pembentukan unit-unit yang disebut divisi.


Satu cara pembagian divisi adalah berdasarkan jenis barang atau jasa yang diproduksi.
Sebagai contoh, divisi- divisii PepsiCo mencakup Frito-Lay, Gatorade, Quaker, dan
Tropicana, serta divisi minuman ringan utamanya. Tampilan 10-2 menunjukan divisi
PepsiCo yang terdesentralisasi. Divisi-divisi ini diatur atas dasar lini produk. Perhatikan
beberapa divisi bergantung pada divisi lainnya. Sebagai contoh, PepsiCo
mengembangkan divisi rumah makannya menjadi Tricon Global Restaurant (sekarang
bernama Yum! Brands, Inc). Hasilnya, minuman cola yang Anda minum di Pizza Hut,
Taco Bell, dan KFC adalah Pepsi, bukan Coke. Dalam latar desentralisasi, biasanya
terdapat beberapa saling kebergantungan. Jika tidak, suatu perusahaan hanya akan
menyerupai kumpulan entitas yang terpisah secara total.

Divisi-divisi dapat juga diciptakan menurut garis geografis. Sebaga contoh, UAL, Inc.
(induk perusahaan United Airlines) memiliki sejumlah divisi regional: Asia/Pasifik, Karibia,
Eropa, Amerrika Latin, dan Amerika Utara. Kehadiran divisi-divisi yang membentang di
suatu atau beberapa wilayah menciptakan kebutuhan akan evaluasi kinerja yang mampu
mempertimbangkan perbedaan lingkungan divisi. Cara ketiga unuk membedakan divisi
adalah berdasarkan jenis pertanggungjawaban yang diberikan kepada manajer divisi.
Saat perusahaan tumbuh, manajemen puncak biasanya menciptakan berbagai area
pertanggungjawaban yang dikenal sebagai pusat pertanggungjawaban dan menugaskan
manajer dibawahnya untuk menangani wilayah tersebut. Pusat pertanggungjawaban
(responsibility center) merupakan suatu segmen bisnis yang manaernya
bertanggungjawab terhadap serangkaian- serangkaian kegiatan tertentu.

Tampilan 10-2 Divisi-Divisi yang Terdesentralisasi

Hasil-hasil dari setiap pusat pertanggungjawaban bisa diukur berdasarkan informasi yang
dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. Berikut
jenis utama pusat pertanggungjawaban.

• Pusat biaya (cost center) manajernya bertanggung jawab hanya terhadap biaya.

• Pusat pendapatan (revenue center) manajernya bertanggung jawab hanya


terhadap penjualan.

• Pusat laba (profit center) manajernya bertanggung jawab terhadap penjualan dan
biaya.

• Pusat investasi (investment center) manajernya bertanggung jawab terhadap


penjualan, biaya, dan investasi modal.

Cara pusat-pusat pertanggungjawaban dibebankan mencerminkan situasi aktual dan jenis


informasi yang tersedia bagi manajer. Informasi adalah kunci bagi para manaer yang
bertanggung jawab pada hasil-hasilnya. Sebagai contoh, manajer Departemen produksi
bertanggung jawab atas biaya departemen, tetapi tidak untuk penjualan. Hal tersebut
dikarenakan manajer Departemen Produksi tidak hanya mengendalikan beberapa biaya
ini secara langsung, tetapi juga mengetahui dan memahaminya. Perbedaan antara biaya
aktual dan biaya yang diharapkan paling baik dijelaskan pada tingkat ini. Tampilan 10-1
menampilkan keempat pusat pertanggungjawaban dan jenis informasi yang dibutuhkan
dalam mengelola pengoperasiannya. Pusat investasi menunjukkan tingkat desentralisasi
tertinggi (diikuti pusat laba, akhirnya oleh pusat biaya dan pendapatan) karena
manajernya bebas menmbuat berbagai keputusan.

Departemen produksi di dalam sebuah pabrik, seperti perakitan atau penyelesaian akhir,
adalah sebuah contoh pusat biaya. Penyelia Departemen Produksi mengendalikan biaya
manufaktur, tetapi tidak mengatur harga atau membuat keputusan pemasaran. Oleh
karena itu, penyelia Departemen Produksi dievaluasi berdasarkan seberapa baik biaya
produksi dikendalikan.
Manajer Departemen pemasaran mengatur harga dan memproyeksikan penjualan. Oleh
karena itu, Departemen Pemasaran dievaluasi sebagai pusat pendapatan. Menempatkan
mereka pada kendali pusat laba. Olehkarena itu, laba operasi akan menjadi suatu ukuran
kinerja yang penting bagi para manajer pusat laba.
Pada akhirnya, divisi-divisi sering disebut sebagai contoh pusat investasi. Selain memiliki
kendali atas biaya dan keputusan penetapan harga, manajer divisi juga memiliki
kekuasaan untuk membuat keputusan-keputusan investasi, seperti penutupan dan pendirian
pabrik, seta keputusan untuk meneruskan mengehntikan suatu lini produk. Oleh karena itu, laba
operasi dan beberapa jenis imbal hasil atas investasi menjadi ukuran kinerja yang penting bagi
para manajer pusat investasi.
Perlu disadari bahwa meskipun manajer pusat mempertanggungjawaban memiliki tanggung
jawab hanya atas kegiatan-kegiatan pada pusat pertanggungjawabannya, keputusan yang dibuat
manajer tersebut dapat memengaruhi pusat pertanggungjawaban lainnya. Sebagai contoh, tenaga
penjualan dari perusahaan pembuat produk perawatan lantai secara rutin menawarkan diskon
harga pada setiap akhir bulan. Penjualan meningkat secara dramatis, baik bagi pendapatan
maupun tenaga penjualan. Akan tetapi, pabrik terpaksa kerja lembur untuk memenuhi permintaan.
Hal ini meningkatkan biaya pabrik dan biaya per unit produk.
Pengorganisasian divisi-divisi sebagai pusat pertanggungjawaban menciptakan peluang
untuk mengendalikan divisi-divisi untuk mengendalikan melalui penggunaan akuntansi
pertanggungjawaban. Pengendalian pusat pendapatan dicapai dengan mengevaluasi efesiensi
dan efektivitas dari manajer- manajer divisi berdasarkan pendapatan dari penjualan. Pengendalian
pusat biaya didasarkan pada pengendalian niaya dan sering menggunakan analisis variansi.

A. Pengukuran Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan


Laporan Laba- Rugi Variabel dan Absorpsi
Pusat laba dinilai berdasarkan laporan laba-rugi. Akan tetapi, laporan laba-rugi perusahaan secara
keseluruhan tidak terlalu berguna untuk tujuan ini. Oleh sebab itu, mengembangkan laporan laba-
rugi segmen untk setiap rusat adalah suatu hal penting. Dua metode penghitungan laba yang
telah dikembangkan, yaitu satu berdasarkan perhitungan biaya variabel dan yang lainnya
berdasarkan perhitungan biaya penuh atau absorpsi. Keduanya merupakan metode penghitungan
biaya karena berkaitan dengan cara menentukan biaya produk. Ingat kembali bahwa biaya produk
diinvestariskan; mencakup di dalamnya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead. Biaya periode, seperti beban penjualan dan administrasi, dibebankan saat biaya itu
dikeluarkan. Perbedaan antara perhitungan biaya variabel dan absorpsi bergantung pada
perlakuan terhadap suatu biaya tertentu, yaitu overhead tetap.
Perhitungan biaya variabel menekankan perbedaan antara biaya manufaktur variabel tetap.
Perhitungan biaya variabel (variabel costing( yang juga disebut perhitungan biaya langsung
(direct costing), hanya membebankan biaya tenaga kerja langsung, dan overhead variabel.
Overhead tetap diperlakukan sebagai beban periode dan tidak disertakan dalam penentuan biaya
produk. Dasar pemikiran dalam hal ini adalah overhead tetap merupakan biaya kapasitas atau
tetap ada dalam bisnis. Setelah periodenya berlalu, seiap manfaat yang diberikan oleh kapasitas
akan habis dan tidak boleh diinventarisasi. Menurut perhitungan biaya variabel, overhead tetap
dari suatu periode dipandang habis pada akhir periode itu dan dibebankan secara total terhadap
pendapatan periode tersebut. Perhitungan biaya variabel juga dikenal sebagai perhitungan biaya
langsung. Akan tetapi, tidak semua biaya variabel merupakan biaya produk langsung. Sebagai
contoh, menurut definisi, ovrhead variabel merupakan biaya tak langsung. Dengan demikian,
sebutan yang lebih deskriptif untuk metode ini adalah perhitungan biaya variabel yang juga
merupakan istilah yang akan digunakan dalam makalah ini.
Perhitungan biaya absorpsi (absorption costing) membebankan semua biaya manufaktur pada
produk. Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel, dan overhead tetap
adalah hal yang menetukan biaya produk. Menurut perhitungan biaya absorpsi, overhead tetap
dipandang sebagai
biaya produk, bukan biaya periode. Menurut metode ini, overhead tetap dibebankan pada
produk melalui penggunaan tarif overhead tetap yang ditetapkan terlebih dulu dan tidak
dibebankan sampai produk terjual. Dengan kata lain, overhead tetap adalah biaya yang dapat
diinventarisasi. Tampila 10-3 mengilustrasikan klasifikasi biaya-biaya sebagai biaya produk atau
periode menurut perhitungan biaya variabel dan absorpsi.
GAAP (Generally Accepted Accounting Principales) mensyaratkan perhitunagn biaya
absorpsi untuk pelaporan eksternal. FASB (Financial Accounting Standards Boards), IRS
(Internal Revene Service), dan lembaga pengatur lainnya tidak menerima perhitungan biaya
variabel sebagai metode perhitungan biaya produk untuk pelaporan eksternal. Akan tetapi,
perhitungan biaya variabel mampu
Perhitungan Perhitungan
Biaya Biaya
Absorpsi Variabel
Biaya Produk Bahan baku langsung Bahan baku langsung

Tenaga kerja langsung Tenaga kerja langsung

Overhead variabel Overhead variabel

Overhead tetap

Biaya periode Beban penjualan Overhead tetap

Beban administrasi Beban penjualan

Beban administrasi

Tampilan 10-3 Klasifikasi Biaya sebagai Biaya Produk atau Periode Menurut Perhitungan Biaya
Variabel dan Absorpsi
Memberikan informasi biaya yang penting untuk pengambilan keptusan dan pengendalian.
Informasi seperti ini tidak dapat diperoleh dari perhitingan biaya absorpsi. Untuk tujuan internal,
perhitungan biaya variabel merupakan alat manajerial yang bermanfaat.
1. Penilaian Persediaan
Persediaan dinilai atas biaya produk atau produksi. Perhatikan data berikut dari Fairchild
Company untuk tahun lalu.

Unit di persediaan awal


Unit di produksi 10.000
Unit terjual ($300 per unit) 8.000
Biaya variabel per unit :
Bahan baku langsung $ 50
Tenaga kerja langsung 100
Overhead variabel 50
Biaya tetap:
Overhead tetap per unit produksi 25
Penjualan dan administrasi tetap 100.000

Data tersebut menunjukkan ada 2.000 unit di dalam perseniaan akhir (10.000 – 8.000).
Tampilan 10-4 menunjukkan cara menghitung biaya persediaan akhir dengan menggunakan
perhitungan biaya absorpsi dan variabel untuk Fairchild Company. Perhatikan bahwa ada
perhitungan biaya absorpsi, persediaan akhir mencakup biaya bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung, oberhead variabel, dan overhead tetap per unit. Pada metode perhotungan
variabel, persediaan akhir hanya mencakup biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,
dan overhead variabel. Tidak dimasukan overhead tetap dalam hasil biaya variabel membuat
penilaian persediaan yang lebih rendah daripada model absorpsi.
Perhitungan Biaya Perhitungan Biaya Variabel
Absorpsi
Bahan baku langsung $ 50 Bahan baku langsung $ 50
Tenaga tenaga kerja langsung 100 Biaya tenaga kerja langsung 100
Overhead variabel 50 Overhead variabel 50
Overhead tetap 25
Biaya produk per unit $225 Biaya produk per unit $200
Nilai persediaan akhir :
= 2.000 x $225 = $450.000 = 2.000 x $200 = $400.000

Tampilan 10-4 Biaya Persediaan Akhir di Fairchild Company Menurut Perhitungan Biaya
Absorpsi dan Variabel

2. Laporan Laba Rugi dengan Menggunakan Biaya Variabel dan Absorpsi


Karena biaya produk per unit merupakan dasar bagi penghitungan beban pokok penjualan,
metode perhitungan biaya variabel dan absorpsi dapat mengakibatkan angka laba bersih yang
berbeda. Perbedaan tersebut terjadi karena jumlah overhead tetap yang diakui sebagai beban
pada kedua metode. Dengan menggunakan data dari Fairchild Company sebagai contoh,
Tampilan 10-5
menunjukkan cara menghitung beban pokok penjualan dan laporan laba-rugi dengan
menggunakan penghitungan biaya variabel dan absorpsi.
Tampilan 10-5 menunjukkan laba menurut penghitungan biaya absorpsi adalah $50.000
lebih tinggi daripada laba menurut perhitungan biaya variabel. Perbedaan ini karena sebagian
overhead tetap periode tersebut masuk dalam persediaan ketika perhitungan biaya absorpsi
digunakan. Bahkan, hanya
$200.000 ($25 x 8.000) dari overhead tetap yang dimasukkan dalam beban pokok penjualan
pada perhitungan biaya absorpsi; sisanya, yaitu $50.000 ($25 x 2.000) ditambah ke persediaan.
Akan tetapi perhitungan biaya variabel, semua biaya overhead tetap sebesar $250.000 untuk
periode tersebut ditambahkan ke beban laporan laba-rugi.
Perhatikan bahwa jumlah beban penjualan dan administrasi tidak pernah dimasukkan
dalam biaya produk. Beban penjualan dan administrasi selalu dikeluarkan dari laporan laba-rugi
dan tidak pernah muncu di laporan posisi keuangan.
Fairchild Company
Laporan Laba Rugi Menurut Perhitungan Biaya
Absoprsi
Penjualan ($300 x 8.000) $2.400.000
Dikurangi: Beban pokok penjualan* 1.800.000

Margin kotor $ 600.000

Dikurangi: Beban penjualan dan Administrasi 100.000

Laba operasi $ 500.000

*dengan menngunakan biaya unit produk variabel pada Tampilan 10-4,


Beban pokok penjualan = biaya unit produk variabel x unit terjual = $225 x 8.000 =
$1.800.000

Fairchild Company
Laporan Laba Rugi Menurut Perhitungan Biaya
Variabel
Penjualan ($300 x 8.000) $2.400.000
Dikurangi beban variabel

Beban pokok penjualan variabel** 1.600.000

Margin kontribusi $ 800.000

Dikurangi beban tetap

Overhead tetap $ 250.000

Penjualan dan administrasi tetap 100.000 350.000

Laba bersih $ 450.000

**dengan menggunakan biaya unit produk variabel pada Tampilan 10-4,


Beban pokok penjualan = biaya unit produk variabel x unit terjual = $200 x 8.000 =
$1.600.000

Tampilan 10-5 Laporan Laba-Rugi Fairchild Company Menurut Perhitungan Biaya Absorpsi dan
Variabel
3. Hubungan antara Produksi, Penjualan, dan Laba
Hubungan antara laba menurut perhitungan biaya variabel dan laba menurut perhitungan biaya
absorpsi berubah ketika hubungan antara produksi dan penjualan berubah. Jika barang yang
terjual lebih banyak dari yang produksi, maka laba menurut perhitungan biaya variabel akan
lebih tinggi dari laba menurut perhitungan biaya absorpsi. Situasinya adalah kebalikan dari
contoh Fairchild. Menjual lebih banyak dari yang diproduksi, dan unit produksi telah terjual.
Menurut perhitungan biaya absorpsi unit-unit yang keluar dari persediaan mengandung
overhead tetap dari periode sebelumnya. Selain itu unit-unit yang diproduksi seluruh overhead
tetap berjalan. Dengan demikian, jumlah beban overhead tetap menurut perhitungan biaya
absorpsi lebih besar dari overhead tetap periode berjalan, yaitu sebesar jumla overhead tetap
yang keliar dari persediaan. Oleh karena itu, laba menurut perhitungan biaya variabel lebih
tinggi dari laba menurut perhitungan biaya absorpsi sebesar jumlah overhead tetap yang
mengalir keliar dari persediaan awal.
Jika jumlah produksi dan penjualan sama, maka tidak ada perbedaan pada laba yang
dilaporkan. Karena unit-unit yang diproduksi terjual seluruhnya, perhitungan biaya absorpsi –
seperti juga perhitungan variabel – akan mengakui total overhead tetap periode tersebut
sebagai beban. Tidak ada overhead tetap yang masuk dan keluar dari persediaan.
Perhatikan bahwa jika produksi lebih besar dari penjualan, maka persediaan meningkat.
Jika produksi lebih kecil dari penjualan, maka persediaan berkurang. Jika produksi sama
dengan penjualan, maka persediaan awal sama dengan persediaan akhir.
Untuk mengilustrasikan hubunga-huungan tersebut, coba perhatikan contoh berikut
yang didasarkan pada data operasional Belnip, Inc. Pada tahun 2006, 2007, dan 2008.

Biaya variabel per unit :


Bahan baku langsung $4,00
Tenaga kerja langsung 1,50
Overhead variabel ( estimasi dan aktual 0,50
)
Penjualan dan administrasi variabel 0,25

Estimasi:
Volume produksi $150.000
Overhead tetap $150.000
Aktual (setiap tahun):
Volume produksi $150.000
Overhead tetap $150.000
Beban penjualan dan administrasi $ 50.000
tetap
Harga jual $10 per unit

Data operasional lainnya adalah sebagai berikut.


2006 2007 200
8
Persediaan awal - - 50.000
Produksi 150.00 150.00 150.000
0 0
Penjualan 150.00 100.00 200.000
0 0
Persediaan akhir - 50.000 -

Laporan laba rugi yang disusun menurut perhitungan biaya absorpsi dan variabel
diperlihatkan pada Tampilan 10-6.

Pada tahun 2006, laba bersih untuk setiap metode adalah sama. Kesimpulan kita adalah
kedua metode tersebut membebankan jumlah overhead tetap periode sebesar $150.000 telah
dibebankan. Menurut perhitungan biaya absorpsi, overhead tetap yang diperkirakan adalah
$150.000 per tahun. Tarif overhead tetap adalah $1 per unit ($150.000/150.000 unit produksi)
selama tiga tahun. Karena overhead tetap aktual per tahun juga $150.000, tidak ada variansi
overhead tetap pada setiap tahun. Dengan demikian, beban overhead tetap untuk setiap tahun
adalah tarif overhead dikalikan dengan jumlah unit terjual. Selama tahun 2006, total beban
overhead tetap menurut perhitungan biaya absorpsi adalah
$150.000 ($1 x 150.000 unit yang terjual). Kedua metode mengakui jumlah beban overhead
tetap yang sama.

Akan tetapi, keadaan pada tahun 2007 berbeda. Dati Tampilan 10-6, kita melihat bahwa
laba menurut perhitungan biaya absorpsi adalah $50.000 leih besar dari laba menurut
perhitungan biaya variabel ($225.000 - $175.000). selisih antara kedua laba ini terjadi karena
adanya $50.000 beban overhead tetap lebih sedikit menurut metode perhitungan biaya
absorpsi.

Pada perhitungan biaya absorpsi, setiap unit yang diproduksi dibebankan $1 overhead
tetap. Karena dari 150.000 unit diproduksi hanya 100.000 unit terjual, sisa 50.000 unit
dimasukkan dalam persediaan. Sebanyak 50.000 unit menjadi persediaan tersebut membawa
beban overhead tetap sebesar $1 sehingga totalnya $50.000. Overhead tetap periode berjalan
sebesar $50.000 ini tidak aan diakui sebagai beban sampai persediaan tersebut terjual.
Laporan Laba Rugi Menurut Perhitungan Biaya
Absorpsi
(dalam ribuan dolar)
2006 2007 2008

Penjualan $1.500,0 $1.000 $2.000

Dikurangi: Beban pokok penjualan 1.050,0 700 1.400

Margin kotor $ 450,0 $ 300 $ 600

Dikurangi: Beban penjualan dan administrasi 87,5 75 100

Laba operasi $ 362,5 $ 225 $ 500

Persediaan awal - - $ 300

Beban pokok produksi $1.05 $1.050 1.050


0
Barang yang tersedia untuk 1.05 1.050 1.400
dijual 0
Dikurangi: Persediaan akhir - 350 -

Beban pokok penjualan $1.05 $ 700 $ 1.400


0
Laporan Laba Rugi Menurut Perhitungan Biaya
Variabel
(dalam ribuan dolar)
2006 2007 2008

Penjualan $1.500,0 $1.000 $2.000

Dikurangi:

Beban pokok penjualan (900,0) (600) (1.200)

Penjualan dan administrasi (37,5) (25) (50)


variabel
Margin kontribusi $ 362,5 $ 375 $ 750

Dikurangi:

Overhead tetap (150,0) (150) (150)

Beban penjualan dan (50,0) (50) (50)


administrasi
Laba operasi $ 362,5 $ 175 $ 550

Persediaan awal - - $ 300

Beban pokok produksi variabel $900 $900 900

Barang yang tersedia untuk 900 900 1.200


dijual

Dikurangi: Persediaan akhir - 300 -

Beban pokok penjualan $900 $ $ 1.200


600
$0,25 per unit x Unit terjual

Tampilan 10-6 Laporan Laba-Rugi Belnip, Inc. Menurut Perhutungan Biaya Absorpsi dan
Variabel

Menurut perhitungan biaya absorpsi, $150.000 overhead tetap periode dapat dikelompokkan
kedalam dua kategori: $100.000 sebagai beban dan $50.000 sebagai persediaan.
Akan tetapi, menurut perhitungan biaya variabel, total overhead tetap sebesar $150.00
diakui sebagai beban karena dipandang sebagai biaya periode. Karena perhitungan biaya
variabel mengakui
$150.000 beban overhead tetap dan perhitungan biaya absorpsi hanya mengakui $100.000,
laba yang dilaporkan menurut perhitungan biaya absorpsi lebih besar $50.000.
Pada tahun 2008, hubungan antara kedua laba terbalik. Perbedaannya sekarang adalah
$50.000 menguntungkan untuk perhitungan biaya variabel. Perbedaan yang menguntungkan
tersebut terjadi karena perhitungan biaya absorpsi tidak hanya mengakui $150.000 beban
overhead tetap untuk unit yang diproduksi dan dijual pada periode ini, tetapi juga mnegakui
$50.000 overhead tetap yang dikandung dengan unit-unit persediaan yang diproduksi pada
2007 dan terjual pada tahun 2008. Dengan
demikian, total overhead tetap yang diakui sebagai beban adalah $200.000 menurut
perhitungan biaya basorpsi dan hanya $150.000 menurut perhitungan biaya variabel.
Kunci untuk menjelaskan perbedaan di antara kedua laba tersebut adalah analisis
terhadap arus overhead tetap. Perhitungan biaya variabel selalu mengakui total overhead tetap
periode sebagai beban. Di lain pihak, perhitungan biaya absorpsi hanya mengakui overhead
tetap yang ada pada unit- unit terjual. Jika jumlah yang diproduksi berbeda dari yang terjual,
overhead tetap mengalir ke luar atau ke dalam persediaan. Jika jumlah overhead tetap dalam
persediaan meningkat, maka laba menurut perhitungan biaya absorpsi lebih besar daripada
laba menurut perhitungan biaya variabel sebesar kenaikan bersihnya. Jika overhead tetap
persediaa berkuran, maka laba menurut perhitungan biaya variabel lebih besar daripada laba
menurut perhitungan biaya absorpsi sejumlah penurunan bersihnya.
Perubahan dalam overhead tetap dalam persediaan adalah tepat sama dengan selisih
diantara kedua laba. Perubahan ini dapat dihitung melalui perkalian tarif overhead tetap dengan
perubahan total unit persediaan awal dan akhir (yang merupakan selisih antara produksi dan
penjualan). Selisih antara laba operasi menurut perhitungan biaya absorpsi dan laba bersih
menurut perhitugan biaya variabel dapat dinyatakan sebagai berikut.
Laba menurut Laba menurut Tarif overhead (Unit diproduksi
-
perhitungan − perhitungan = tetap × Unit terjual)
biaya absorpsi biaya variabel
Tampilan 10-7 memperlihatkan bagaimana pendekatan praktis ini dapat digunakan
untuk menjelaskan selisih tersebut.

200 007 2008


6
Laba Operasi:

Perhitungan biaya absorpsi $362,5 $225 $500

Perhitungan biaya variabel 362,5 175 550

Selisih $ 0 $ 50 $(50)

Penjelasan:

Unit produksi 150 150 150

Unit terjual 150 100 200

Perubahan dalam persediaan 0 50 (50)

Tarif overhead tetap X $1 X $1 X $1

Selisih yang dijelaskan $ 0 $ 50 $(50)

Tampilan 10-7 Rekonsiliasi Perhitungan Biaya Variabel dan Absorpsi (dalam ribuan dolar)
4. Perlakuan Overhead Tetap pada Perhitungan Biaya Absorpsi

Perbedaan antara perhitungan biaya absorbsi dan variabel terletak pada pengakuan beban
yang berhubungan dengan overhead tetap harus dibebankan pada unit yang diproduksi. Hal ini
menciptakan dua masalah yang bekum kita bahas secara eksplisit. Pertama, bagaimana kita
mengonversi overhead pabrik yang dibebankan berdasarkan jam tenaga kerja langsung ata jam
mesin terhadap overhead pabrik yang ditetapkan untuk unit-unit yang diproduksi? Kedua, apa
yang dilakukan jika overhead pabrik ynag aktual tidak sama dengan overhead pabrik yang
dibebankan?

Masalah pertama dapat diatasi dengan relatif mudah. Misalkan, overhead pabrik
ditetapkan atas dasar jam tenaga kerja langsung. Selanjutnya, misalkan dibutuhkan 0,25 jam
tenaga kerja lansung untuk memproduksi satu unit. Jika tarif overhead pabrik tetap adalah $12
per jam tenaga kerja langsung, maka overhead tetap per unit adalah $3 (0,25 x $12).

Solusi untuk masalah kedua membutuhkan pemikiran yang lebih dalam. Pertama, kita
harus menghitung overhad tetap yang ditetapkan dan membedakannya pada unit yang
diproduksi. Selanjutnya, total overhead yang diteapkan dibandingkan dengan overhead tetap
aktual. Jika kelebihan atau kekutrangan overhead tetap yang ditetapkan tida material, maka
akan ditutp dalam Beban pokok penjualan. Setiap unit yang masuk dalam persediaan akhir
mengandung overhead tetap yang ditetapkan. Overhead variabel (yang juga dapat ditetapkan
terlalu tiggi atau terlalu rendah) diperlakukan dengan cara yang sama. Jika jumlah yang
ditetapka terlalu tinggi atau terlalu rendah itu material, maka dialokasikan diantara Barang
dalam Proses, Barang Jadi, dan Beban pokok penjualan. Masalah kompleks ini tidak dibahas
dalam buku ini.

5. Mengevaluasi Manajer Pusat Laba

Evaluasi terhadap para manjer sering diakitkan dengan profitabilitas unit-unit yang berada
dalam kendali mereka. Bagaimana laba berubah dari satu periode ke periode berikutnya dan
bagaimana laba aktual ibandingkan dengan laba yang direncanakan sering digunakan sebagai
petunjuk terhadap kemampuan manajerial. Akan tetapi, laba harus mencerminkan usaha
manjerial agar dapat menjadi petunjuk ya g bermakna. Misalnya, jika seorang manajer telah
bekerja keras dan berhasil meningkatkan penjualan, sementara biaya tidak berubah, maka laba
harus meningkat melebihi periode sebelunya yang mengisyaratkan keberhasilan. Secara
umum, jika kinerja laba diharapkan untuk mencerminkan kinerja manajerial, maka manajer
berhak mengharapkan berlakunya hal-hal berikut ini.

1) Ketika pendapatan penjualan meningkat dari satu periode ke periode berikutnya,


sementara faktor-faktor lainnya menigkat maka laba akan meningkat.
2) Ketika penjualan menurun dari satu periode ke periode berikutnya, maka faktor-
faktor lainnya tetap, maka laba akan menurun.
3) Ketika pendapatan penjualan tidak berubah dari satu periode ke periode
berikutnya, sementara faktor-faktor lainnya tetap, maka laba akan tetp tidak
berubah.

Perhitungan biaya variabel memang mamastikan hubungan diatas, tetapi


menurut perhitungan biaya absorpsi terkadang tidak demikian. Sebagai ilustrasi,
anggaplah suatu divisi memiliki data operasioanl berikut selama dua tahun
pertama. (untuk alasan penyederhanaan, dianggap tidak ada eban penjualan
dan administratif).
2007 2008

Biaya manufaktur variabel per unit $ 10 $ 10

Produksi (unit yang diharapkan dan aktual) 10.000 5.000

Unit terjual ($25 per unit) 5.000 10.000

Overhead tetap (estimasi dan aktual) $100.000 $100.000

Biaya produk menurut perhitungan biaya variabel adala $10 per unit pada kedua tahun.
Dengan mengasumsikan volume aktual yang diharapkan digunakan untuk menghitung tarif
overhead tetap yang telah ditetapkan sebelumnya, biaya 2007 dan $30 per unit pada tahun
2008 [$10 + ($100.000/10) untuk tahun 2007; $10 + $100.000/5.000 untuk tahun 2008].

Laporan laba rugi menurut perhitungan biaya variabel dan perhitungan biaya absorpsi
disajikan pada Tampilan 10-8. Penjualan meningkat dari 5.000 menjadi 10.000 per unit. Total
biaya tetap, biaya manufaktur variabel per unit, dan harga jual per unit adalah sama untuk
kedua periode. Jadi, kenikan dua kali lipat dalam penjualan mencerminkan satu-satunya
perubahan yang terjadi dari periode ke periode berikutnya. Menurut perhitungan biaya variabel,
laba meningkat sebesar $75.000 dari taun 2007 ke 2008 (dari rugi $25.000 menjadi laba
$50.000). Menurut perhitungan biaya absorpsi, laba bersih turun sebesar $25.000 (dari laba
$25.000 menjadi laba $0) meskipun terjadi kenaikan penjualan.

Perusahaan meningkatkan kinerja penjualannya dari tahun 2007 ke 2008 (dua kali lipat
dari unit terjual sebelumnya), biaya tetap tidak berubah, dan biaya variabel per unit tetap sama.
Namun, perhitungan biaya variabel tidak mampu menunjukkan perbaikan kinerja ini. Di lain
pihak, perhitungan biaya variabel mampu menunjukkan kenaikan llaba sehubungan dengan
perbaikan kinerja penjualan.
Laporan Laba Rugi Segmen dengan Menggunakan Perhitungan Biaya Variabel
Perhitungan biaya variabel berguna untuk menyiapkan laporan laba rugi segmen karena
perhitungan ini menyediakan informasi penting mengenai beban variabel dan tetap. Sebuah
segmen adalah subunit dari suatu perusahaan yang cukup penting dalam pembuatan laporan
kinerja. Segmen dapat berupa divisi, departemen, lini produk, kelompok pelanggan dan lain-lain.
Dalam laporan laba rugi segmen beban tetap di bagi menjadi dua yaitu : beban tetap
langsung (direct fixed expenses) dan beban tetap umum. Pembagian tambahan ini
menggarisbawahi biaya yang dapatdikendalikan biaya yang tak dapat di kendalikan dan
meningkatkan kemampuan manajer untuk mengevaluasi konstribusi setiap segmen terhadap
kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Beban tetap langsung (direct fixed expenses) adalah beban tetap yang secara langsung
dapat ditelusuri ke suatu segmen (lini produk pada contoh ini). Beban ini terkadang disebut dengan
beban tetap yang dapat dihindari (avoidable fixed expenses) atau beban tetap yang dapat di
telusuri (traceable fixed expenses) karena beban ini akan hilang jika segmen ditutup atau dihapus.
Sebagai contoh, jika segmen adalah wilayah penjualan, beban tetap langsung untuk setiap wilayah
adalah sewa kantor penjualan, gaji manajer penjualan di setiap wilayah dan seterusnya.
Beban tetap umum (common fixed expenses) di sebabkan oleh dua atau lebih segmen
secara bersamaan. Beban-beban ini akan tetap muncul, bahkan ketika salah satu segmen di
hapus. Sebagai contoh : depresiasi gedung kantor pusat, gaji CEO, dan biaya untuk mencetak dan
mendistribusikan laporan tahunan kepada para pemegang saham adalah beban umum bagi Walt
Disney Company. Jika Walt Disney Company akan menjual sebuah taman tematis atau membuka
yang baru, maka beban tetap tersebut tidak akan terpengaruh.
Laporan laba rugi segmen dengan menggunakan perhitungan biaya variable memiliki satu
keistimewaan disamping laporan laba rugi perhitungan biaya variabel yang telah di sajikan
sebelumnya. Pembagiaan seluruh beban tetap dalam dua kategori : beban tetap langsung dan
beban tetap umum. Pembagian tambahan beban ini menggaris bawahi biaya yang dapat di
kendalikan dengan biaya yang tidakdapat dikendalikandan meningkatkan kemampuan manajer
untuk mengevaluasi setiap konstribusi segmen terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Meskipun margin turun, devisi electronics mampu meningkatkan tingkat pembeliannya. Hal ini di
sebabkan oleh peningkatan pemutaran yang lebih besar dari pada penurunan margin. Salah satu
sumber dari peningkatan perputaran adalah kebijakan yang sengaja mengurangi persediaan.
(perhatikan bahwa aktiva rata-rata yang digunakan tetap sama pada devisi electronics meskipun
penjualan meningkat $10juta).
Pengalaman Devisi Medical Supplies kurang menggembirakan. Karena tingkat perputarannya tidak
berubah, ROI-nya turun. Devisi ini berbeda dengan Devisi Electronics, tidak mampu mengatasi
marginnya.
Cara menghitung ROI

Keunggulan ROI
Sedikitnya ada tiga hasil positif dari penggunaan ROI :
1. ROI mendorong manajer untuk fokus pada hubungan antara penjualan, beban dan investasi
sebagaiman yang diharapkan seorang manajer pusat investasi.
2. ROI mendorong manajer untuk fokus pada efesiensi biaya.
3. ROI mendorong manajer untuk fokus pada efesiensi aktiva operasi.
Kelemahan pengukuran ROI
Penekanan yang berlebihan pada ROI dapat menghasilkan pemikiran yang sempit. Berikut dua
aspek negatif ROI yang sering disebutkan :
1. ROI mengakibatkan fokus yang sempit pada profitabilitas devisi dengan mengorbankan
profitabilitas keseluruhan perusahaan.
2. ROI mendorong para manajer untuk fokus pada kepentingan jangka pendek dengan
mengorbankan kepentingan jangka panjang.
Mengukur Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan Laba Residu
dan Nilai Tambah Ekonomi
untuk mengatasi kecenderungan ROI untuk menghalangi investasi yang menguntungkan bagi
perusahaan, tetapi menurunkan ROI devisi, beberapa perusahaan telah menerapkan alternatif
ukuran kinerja seperti laba residu. Nilai tambah ekonomi (economic value added-EVA) adalah cara
kerja alternatif untuk menghitung laba residu yang saat ini di gunakan di sejumlah perusahaan.
 Laba Residu
Laba residu (residual income) adalah perbedan antara laba operasi dan pengembalian dolar
minimum yang di isyaratkan atas aktiva perusahaan.
Cara menghitung residu :
Laba residu = laba operasi – (Tingkat pengembalian minimum x Aktiva operasi rata rata)
Keunggulan Laba Residu adalah mendorong para manajer untuk menerima proyek apapun
yang menghasilkan tingkat diatas minimum.
Kelemahan Laba Residu adalah (1). Mendorong orientasi jangka pendek (2). Perbandingan
kinerja pada dua pusat investasi yang berbeda menjadi lebih sulit karena tingkat
investasinya bisa berbeda.
 Nilai Tambah Ekonomi
Nilai Tambah ekonomi (economic value added-EVA) adalah laba bersih (laba operasi
dikurangi pajak) dikurangi total biaya modal tahunan. Jika EVA positif, maka perusahaan
sedang menciptakan kekayaan. Jika negatif, maka perusahaan sedang menyianyiakan
modal.
Cara mengitung EVA

Aspek Perilaku EVA


Sejumlah perusahaan telah menemukan bahwa EVA membantu mendorong jenis perilaku
yang sesuai dari berbagai devisi dengan menunjukan penekanan semata-mata pada
pendapatan operasi tidaklah mencukupi
Kelebihan EVA :
 Dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk
perbandingan investasi.
 Jika kinerja suatu pusat insvestasi diukur dengan EVA, maka investasi-investasi
yang menghasikan laba diatas biaya modal akan meningkatkan EVA oleh karena itu
akan menarik bagi manajer.
 Tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aktiva yang berbeda
pula.
 EVA memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan dalam nilai pasar
perusahaan.
Kelemahan EVA :
 Analisis EVA tidak menyelesaikan seluruh masalah yang berkaitan dengan
perhitungan aktiva tetap.
 EVA akan tertekan sementara oleh investasi baru kerena tingginya nilai buku bersih
untuk tahun-tahun awal.
 Secara praktis penerapan EVA masih sulit, karena proses perhitungan EVA
memerlukan estimasi atas biaya modal dan estimasi ini terutama untuk perusahaan
yang belum go public sulit dilakukan.
Penetapan Harga Transfer
Harga transfer adalah harga yang dibebankan untuk suatu komponen oleh divisi penjual
kepada divisi pembeli di perusahaan yang sama. Penetapan harga transfer adalah
masalah yang rumit. Dampak dari harga transfer terhadap divisi-devisi dan perusahaan
secara keseluruhan, seta penetapan harga transfer akan dibahas pada bagian berikut ini :
a. Dampak penetapan harga transfer terhadap devisi dan perusahaan secara
keseluruhan.
Harga yang di tetapkan untuk barang yang ditransfer mempengaruhi biaya
devisi pembeli dan pendapatan devisi penjual. Artinya laba kedua devisi tersebut
sebagaimana juga akan dievaluasi dan kompensasi para manajer mereka
dipengaruhi oleh harga transfer.

Sebagai contoh, jika devisi penjual berada di negara yang pajaknya rendah
dan divisi pembeli beroperasi di negara yang pajaknya tinggi, maka biaya transfer
bisa ditetapkan cukup tinggi. Selanjutnya, laba akan masuk ke divisi yang berada di
negara yang pajaknya rendah dan biaya akan di bebankan pada divisi yang berasa
di negara dengan pajak tinggi hal ini menyebabkan pengurangan dari pihak badan
secara keseluruhan .
b. Kebijakan penetapan harga transfer
Dalam penyusunan sebuah kebijakan harga transfer, kedua pandangan dari
devisi penjual dan devisi pembeli harus di pertimbangkan. Berikut harga-harga yang
di tetapkan di setiap devisi :
 Harga transfer minimum adalah harga transfer yang akan membuat
keadaan devisi penjual tidak menjadi buruk jika barang dijual pada
devisi internal daripada di jual pada pihak luar. Hal ini biasanya
disebut batas bawah (floor) dari rentang penawaran.
 Harga transfer maksimum adalah harga transfer yang akan membuat
keadaan devisi pembeli tidak menjadi lebih buruk jika suatu input
dibeli dari devisi internal daripada jika barang yang sama di beli
secara eksternal. Hal ini biasanya di sebuut batas atas (ceiling) dari
rentang penawaran.
c. Harga pasar
Harga pasar adalah pendekatan terbaik untuk penetapan harga transfer.
Karena devisi penjual mampu menjual harga barangnya pada harga pasar, transfer
internal pada harga yang lebih rendah dari harga pasar akan mengakibatkan devisi
tersebut merugi. Devisi pembeli yang selalu mampu membeli barang pada harga
pasar untuk barang yang di transfer secara internal.
d. Harga transfer berdasarkan biaya
Ketika perusahaan telah menetapkan harga transfer berdasarkan biaya,
maka devisi matras akan membebankan biaya penuh mencangkup bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, overhead variable, dan bagian dari overhead
tetap.
e. Harga transfer yang dinegosiasikan
Pendekatan ini berguna pada saat kondisi pasar tidak sempurna, seperti
kemampuan devisi di dalam perusahaan untuk menghindari biaya penjualan dan
distribusi.
BAB lll

1. Kesimpulan

Untuk meningkatkan efesiensi secara keseluruhan, banyak perusahaan memilih desentralisasi,


inti desentralisasi adalah kebebasan pengambilan keputusan. Perusahaan yang
terdesentralisasi membentuk pusat pertanggung jawaban. Tempat pusat pertanggung jawaban
adalah pusat pendapatan, pusat laba dan pusat rugi. Hasil akrual dari setiap pusat
pertanggung jawaban bisa di bandingkan dengan akrual yang diharapkan.
Perhitungan biaya variabel memperlakukan overhead tetap sebagai beban periode. Oleh
karena itu, biaya unit produksi menurut perhitungan biaya variabel terdiri dari atas bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung dan overhead variable. Perhitungan biaya absorsi
memperlakukan overhead tetap sebagai biaya produk. Jadi, biaya unit produksi menurut
perhitungan biaya absorsi terdiri atas bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead
variabel dan bagian dari overhead tetap.
Laporan laba rugi menurut perhitungan biaya variabel memisahkan beban menurut perilaku
biaya, pertama beban variabel proses produksi, penjualan dan adminisrasi dikurangi dari
penjualan yang mendapatkan margin konstribusi kemudian, beban tetap dikurangi dari margin
konstribusi untuk mendapatkan laba bersih perhitungan biaya variabel. Laporan laba rugi
menurut perhitungan biaya absorsi memisahkan beban menurut fungsi. Pertama, harga pokok
penjualan di kurangi dari penjualan untuk mendapatkan laba kotor kemudian beban penjualan
dan administrasi dikurangi dari laba kotor untuk mendapatkan laba bersih perhitungan biaya
absorsi. Laporan laba rugi segmen memungkinkan pihak manajemen untuk mengevaluasi
konstribusi setiap segmen terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan.
ROI adalah rasio laba operasi terhadap aktiva operasi rata-rata. Rasio ini dapat dibagi menjadi
dua komponen : margin (rasio laba operasi terhadap penjualan dan perputaran (rasio
penjualan terhadapaktiva operasi rata-rata). Laba residu adalah perbedaan antara laba dan
tingkat pengembalian minimum yang diminta perusahaan dikalikan dengan modal yang
dipakai. EVA sangat mirip dengan laba residu, tetapi laba setelah pajak dan presentasi
aktualdari biaya modal yang digunakan dalam perhitungan.
Pegembalian atas investasi adalah ukuran kinerja manajer yang paling lazim pada unit-unit
desentralisasi. Pengembalian atas investasi mendorong manajer untuk untuk memperhatikan
perbaikan profitabilitas devisinya melalui peningkatan penjualan , pengendalian biaya, dan
pemanfaatan aktiva secara efesien. Sayangnya, ukuran kinerja ini juga dapat mendorong
manajer meningkatkan ROI dengan mengorbankan mafaat jangka panjang demi mafaat jangka
pendek.
Laba residu adalah laba operasi dikurangi presentase minimum dari laba modaldikalikan modal
yang dipakai. Laba residu positif berarti divisi memperoleh lebih banyak dari biaya modal
minimum. Laba residu negatif berarti divisi memperoleh lebih sedikit dari biaya modal
minimum. Laba residu sama dengan nol menunjukan divisi memperoleh tepat sama dengan
biaya modal minimum.
EVA adalah laba operasi setelah pajak dikurangi total biaya modal tahunan. Jika EVA positif,
perusahaan menciptakan kekayaan. Jika negatif, maka perusahaan merusak modalnya. EVA
adalah dalam satuan dolar, bukan presentase tingkat pengembaliaan. Fitur utama EVA adalah
penekanan laba operasi setelah pajak dan biaya modal aktual. Para investor menyukai EVA
karena menghubungkan laba dengan jumlah sumber daya yang dibutuhkan untuk
mencapainya.
Perusahaan yang terdesentralisasi mampu menghasilkan kesesuaian tujuan dengan
menciptakan program kompensasi manajemen yang memberi penghargaan bagi para manajer
karena melakukan tindakan yang menguntungkan perusahaan. Sistem penghargaan yang
mungkin meliputi kompensasi tunai dan tunjangan nonkeuangan.
Ketika satu divisi dari suatu perusahaan menghasilkan produk yang digunakan dalam proses
produksi divisi lain, timbul proses penetapan harga transfer. Harga transfer merupakan
pendapatan bagi divisi yang menjual dan biaya pada divisi yang membeli. Jadi, harga yang
dikenakan terhadap barang tersebut mempengaruhi laba operasi kedua divisi. Kerena kedua
divisi dievaluasi menurut profitabilitasnya, harga yang dikenakan terhadap barang dapat
menjadi masalah yang sangat serius. Ada tiga kebijakan penetapan harga transfer yang lazim
digunakan : (1). Harga pasar, (2). Harga transfer berdasarkan biaya, dan (3). Harga transfer
yang di negosiasikan.

2. Saran

Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut penulis
meminta kritik yang membangun dari para pembaca.
Nama : Nanda Sholikha

Nim : 1714190022

Latihan hal 471 BAB 8

8-22 Anggaran Fleksibel

Berikut biaya overhead yang dianggarkan untuk dua tingkat aktivitas yang berbeda

Jam Tenaga Kerja Langsung


1.000 2.000
Pemeliharaan $10.100 $ 13.100
Penvusutan 7.000 7.000
Pengawasan 16.000 16.000
Perlengkapan 2.400 4.800
Listrik 1.000 2.000
Lainnva 12.940 14.240

Diminta :

Siapakan anggaran fleksibel untuk tingkat aktivitas 1.800 jam tenaga ketja langsung

Jawab :
• Pemeliharaan :
Pemeliharaan :
Biaya Variabel = ($13.100 -$10.100)/ (2.000 - 1.000) = $3

Biaya Tetap = $10.100 - $3(1.000) = 7.100 (jam tenaga kerja langsung 1.000)

Biaya Tetap = $13.100 - $3(2.000) = 7.100 (jam tenaga kerja langsung 2.000)

Jam tenaga kerja 1.800 = $3(1.800) + $7100 = $12.500

Perlengkapan :
Biaya Variabel = ( $4.800 — $2.400 ) / (2.000 -1.000) = $2,4
Biaya tetap = $2.400 - $2,4(1.000) = 0 (jam tenaga kerja langsung 1.000)
Biaya tetap = $4.800 - $2,4(2.000) = 0 (jam tenaga kerja langsung 2.000)
Jam tenaga kerja 1.800 = $2,4(1.800) + $0 = $4.320

Listrik :
Biaya Variabel = ( $2.000— $1.000 ) / (2.000 -1.000) = $1
Biaya tetap = $1.000 - $1(1.000) = $0(jam tenaga kerja langsung 1.000)
Biaya tetap = $2.000 - $1(2.000) = $0 (jam tenaga kerja langsung 2.000)
Jam tenaga kerja 1.800 = $1(1.800) + $0 = $1.800

Lainnya :
Biaya Variabel = ( $14.240 — $12.940) / (2.000 -1.000) = $1,3
Biaya tetap = $12.940 - $1.3(1.000) = $11.640(jam tenaga kerja langsung 1.000)
Biaya tetap = $14.240 - $1,3(2.000) = $11.640 (jam tenaga kerja langsung 2.000)
Jam tenaga kerja 1.800 = $1,3(1.800) + $11.640 = $13.980

Anda mungkin juga menyukai