Kelompok 5 :
Febri Nur Fitriyani 1614190004
Puji-puji dan syukur kami panjatkan pada Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah kami
memuji dan hanya kepada-Nya lah kami memohon pertolongan. Tidak lupa shalawat
serta salam kami haturkan pada junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad SAW.
Risalah beliau lah yang bermanfaat bagi kita semua sebagai petunjuk menjalani
kehidupan.
Penyusun
A. Desentralisasi dan Pusat Pertanggungjawaban
datar. Struktur ini yangg mengandalkan tim-tim kerja menjai konsisten dengan
desentralisasi. GE Capital, sebagai contoh, pada intinya adalah suatu grup dari bisnis-
bisnis yang lebih kecil. Struktur organisasi dan sistem akuntansi pertenggungjawabannya
berhubungan erat. Sistem akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting
system) adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai setiap pusat
pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan para manajer untuk
mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. Idealnya, sistem akuntansi
pertanggungjawaban mencerminkan dan mendukung struktur dari sebuah organisasi.
Semua organisasi berada dalam rentang dari yang sangat tersentralisasi bingga sangat
terdesantralisasi. Kebanyakan perusahaan berada di tengah di antara kedua ujung
rentang tersebut dengan mayoritas cendrung ke arah desentralisasi. Alasan-alasan di
balik popularitas desentralisasi dan cara-cara yang dipilih perusahaan untuk
melaksanakan proses desentralisasi dibahas berikut ini.
1. Alasan-Alasan untuk Melakukan Desentralisasi
Melatih dan Memotivasi Para Manajer Organisasi selalu membutuhkan manajer yang
terlatih untuk menggantikan posisi manajer jenjang lebih tinggi yang keluar untuk
mengambil keuntungan dari peluang yang lain. Adakah cara yang lebih baik untuk
mempersiapkan generasi penerus manajer jenjang yang lebih tinggi, selain memberikan
mereka peluang membuat keputusan-keputusan penting? Peluang seperti itu juga
memungkinkan manajer puncak mengevaluasi kemampuan para manajer lokalnya.
Manajer-manajer yang menghasilkan keputusan terbaik adalah manajer yang bisa
dipromosikan.
Meningkatkan Daya Saing Pada perusahaan yang sangat tersentralisasi, margin laba
secara keseluruhan mampu menutupi ketidak efesienan yang terjadi di berbagai divisinya.
Perusahaan-perusahaan besar sekarang menemukan bahwa mereka tidak mampu
mempertahankan suatu divisi yang tidak berdaya saing. Salah satu cara terbaaik
menigkatkan kinerja sebuah divisi atau pabrik adalah memperkenalkannya lebih jauh
pada kekuatan-kekuatan pasar. Di Koch Industries, Inc., tiap unit diharapkan bertindak
sebagai unit bisnis mandiri yang menentukan harga untuk pihak eksternal dan internal.
Unit-unit yang pelayanannya tidak dibutuhkan oleh unit-unit Koch lainnya akan mati
dengan sendirinya.
Divisi-divisi dapat juga diciptakan menurut garis geografis. Sebaga contoh, UAL, Inc.
(induk perusahaan United Airlines) memiliki sejumlah divisi regional: Asia/Pasifik, Karibia,
Eropa, Amerrika Latin, dan Amerika Utara. Kehadiran divisi-divisi yang membentang di
suatu atau beberapa wilayah menciptakan kebutuhan akan evaluasi kinerja yang mampu
mempertimbangkan perbedaan lingkungan divisi. Cara ketiga unuk membedakan divisi
adalah berdasarkan jenis pertanggungjawaban yang diberikan kepada manajer divisi.
Saat perusahaan tumbuh, manajemen puncak biasanya menciptakan berbagai area
pertanggungjawaban yang dikenal sebagai pusat pertanggungjawaban dan menugaskan
manajer dibawahnya untuk menangani wilayah tersebut. Pusat pertanggungjawaban
(responsibility center) merupakan suatu segmen bisnis yang manaernya
bertanggungjawab terhadap serangkaian- serangkaian kegiatan tertentu.
Hasil-hasil dari setiap pusat pertanggungjawaban bisa diukur berdasarkan informasi yang
dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. Berikut
jenis utama pusat pertanggungjawaban.
• Pusat biaya (cost center) manajernya bertanggung jawab hanya terhadap biaya.
• Pusat laba (profit center) manajernya bertanggung jawab terhadap penjualan dan
biaya.
Departemen produksi di dalam sebuah pabrik, seperti perakitan atau penyelesaian akhir,
adalah sebuah contoh pusat biaya. Penyelia Departemen Produksi mengendalikan biaya
manufaktur, tetapi tidak mengatur harga atau membuat keputusan pemasaran. Oleh
karena itu, penyelia Departemen Produksi dievaluasi berdasarkan seberapa baik biaya
produksi dikendalikan.
Manajer Departemen pemasaran mengatur harga dan memproyeksikan penjualan. Oleh
karena itu, Departemen Pemasaran dievaluasi sebagai pusat pendapatan. Menempatkan
mereka pada kendali pusat laba. Olehkarena itu, laba operasi akan menjadi suatu ukuran
kinerja yang penting bagi para manajer pusat laba.
Pada akhirnya, divisi-divisi sering disebut sebagai contoh pusat investasi. Selain memiliki
kendali atas biaya dan keputusan penetapan harga, manajer divisi juga memiliki
kekuasaan untuk membuat keputusan-keputusan investasi, seperti penutupan dan pendirian
pabrik, seta keputusan untuk meneruskan mengehntikan suatu lini produk. Oleh karena itu, laba
operasi dan beberapa jenis imbal hasil atas investasi menjadi ukuran kinerja yang penting bagi
para manajer pusat investasi.
Perlu disadari bahwa meskipun manajer pusat mempertanggungjawaban memiliki tanggung
jawab hanya atas kegiatan-kegiatan pada pusat pertanggungjawabannya, keputusan yang dibuat
manajer tersebut dapat memengaruhi pusat pertanggungjawaban lainnya. Sebagai contoh, tenaga
penjualan dari perusahaan pembuat produk perawatan lantai secara rutin menawarkan diskon
harga pada setiap akhir bulan. Penjualan meningkat secara dramatis, baik bagi pendapatan
maupun tenaga penjualan. Akan tetapi, pabrik terpaksa kerja lembur untuk memenuhi permintaan.
Hal ini meningkatkan biaya pabrik dan biaya per unit produk.
Pengorganisasian divisi-divisi sebagai pusat pertanggungjawaban menciptakan peluang
untuk mengendalikan divisi-divisi untuk mengendalikan melalui penggunaan akuntansi
pertanggungjawaban. Pengendalian pusat pendapatan dicapai dengan mengevaluasi efesiensi
dan efektivitas dari manajer- manajer divisi berdasarkan pendapatan dari penjualan. Pengendalian
pusat biaya didasarkan pada pengendalian niaya dan sering menggunakan analisis variansi.
Overhead tetap
Beban administrasi
Tampilan 10-3 Klasifikasi Biaya sebagai Biaya Produk atau Periode Menurut Perhitungan Biaya
Variabel dan Absorpsi
Memberikan informasi biaya yang penting untuk pengambilan keptusan dan pengendalian.
Informasi seperti ini tidak dapat diperoleh dari perhitingan biaya absorpsi. Untuk tujuan internal,
perhitungan biaya variabel merupakan alat manajerial yang bermanfaat.
1. Penilaian Persediaan
Persediaan dinilai atas biaya produk atau produksi. Perhatikan data berikut dari Fairchild
Company untuk tahun lalu.
Data tersebut menunjukkan ada 2.000 unit di dalam perseniaan akhir (10.000 – 8.000).
Tampilan 10-4 menunjukkan cara menghitung biaya persediaan akhir dengan menggunakan
perhitungan biaya absorpsi dan variabel untuk Fairchild Company. Perhatikan bahwa ada
perhitungan biaya absorpsi, persediaan akhir mencakup biaya bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung, oberhead variabel, dan overhead tetap per unit. Pada metode perhotungan
variabel, persediaan akhir hanya mencakup biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,
dan overhead variabel. Tidak dimasukan overhead tetap dalam hasil biaya variabel membuat
penilaian persediaan yang lebih rendah daripada model absorpsi.
Perhitungan Biaya Perhitungan Biaya Variabel
Absorpsi
Bahan baku langsung $ 50 Bahan baku langsung $ 50
Tenaga tenaga kerja langsung 100 Biaya tenaga kerja langsung 100
Overhead variabel 50 Overhead variabel 50
Overhead tetap 25
Biaya produk per unit $225 Biaya produk per unit $200
Nilai persediaan akhir :
= 2.000 x $225 = $450.000 = 2.000 x $200 = $400.000
Tampilan 10-4 Biaya Persediaan Akhir di Fairchild Company Menurut Perhitungan Biaya
Absorpsi dan Variabel
Fairchild Company
Laporan Laba Rugi Menurut Perhitungan Biaya
Variabel
Penjualan ($300 x 8.000) $2.400.000
Dikurangi beban variabel
Tampilan 10-5 Laporan Laba-Rugi Fairchild Company Menurut Perhitungan Biaya Absorpsi dan
Variabel
3. Hubungan antara Produksi, Penjualan, dan Laba
Hubungan antara laba menurut perhitungan biaya variabel dan laba menurut perhitungan biaya
absorpsi berubah ketika hubungan antara produksi dan penjualan berubah. Jika barang yang
terjual lebih banyak dari yang produksi, maka laba menurut perhitungan biaya variabel akan
lebih tinggi dari laba menurut perhitungan biaya absorpsi. Situasinya adalah kebalikan dari
contoh Fairchild. Menjual lebih banyak dari yang diproduksi, dan unit produksi telah terjual.
Menurut perhitungan biaya absorpsi unit-unit yang keluar dari persediaan mengandung
overhead tetap dari periode sebelumnya. Selain itu unit-unit yang diproduksi seluruh overhead
tetap berjalan. Dengan demikian, jumlah beban overhead tetap menurut perhitungan biaya
absorpsi lebih besar dari overhead tetap periode berjalan, yaitu sebesar jumla overhead tetap
yang keliar dari persediaan. Oleh karena itu, laba menurut perhitungan biaya variabel lebih
tinggi dari laba menurut perhitungan biaya absorpsi sebesar jumlah overhead tetap yang
mengalir keliar dari persediaan awal.
Jika jumlah produksi dan penjualan sama, maka tidak ada perbedaan pada laba yang
dilaporkan. Karena unit-unit yang diproduksi terjual seluruhnya, perhitungan biaya absorpsi –
seperti juga perhitungan variabel – akan mengakui total overhead tetap periode tersebut
sebagai beban. Tidak ada overhead tetap yang masuk dan keluar dari persediaan.
Perhatikan bahwa jika produksi lebih besar dari penjualan, maka persediaan meningkat.
Jika produksi lebih kecil dari penjualan, maka persediaan berkurang. Jika produksi sama
dengan penjualan, maka persediaan awal sama dengan persediaan akhir.
Untuk mengilustrasikan hubunga-huungan tersebut, coba perhatikan contoh berikut
yang didasarkan pada data operasional Belnip, Inc. Pada tahun 2006, 2007, dan 2008.
Estimasi:
Volume produksi $150.000
Overhead tetap $150.000
Aktual (setiap tahun):
Volume produksi $150.000
Overhead tetap $150.000
Beban penjualan dan administrasi $ 50.000
tetap
Harga jual $10 per unit
Laporan laba rugi yang disusun menurut perhitungan biaya absorpsi dan variabel
diperlihatkan pada Tampilan 10-6.
Pada tahun 2006, laba bersih untuk setiap metode adalah sama. Kesimpulan kita adalah
kedua metode tersebut membebankan jumlah overhead tetap periode sebesar $150.000 telah
dibebankan. Menurut perhitungan biaya absorpsi, overhead tetap yang diperkirakan adalah
$150.000 per tahun. Tarif overhead tetap adalah $1 per unit ($150.000/150.000 unit produksi)
selama tiga tahun. Karena overhead tetap aktual per tahun juga $150.000, tidak ada variansi
overhead tetap pada setiap tahun. Dengan demikian, beban overhead tetap untuk setiap tahun
adalah tarif overhead dikalikan dengan jumlah unit terjual. Selama tahun 2006, total beban
overhead tetap menurut perhitungan biaya absorpsi adalah
$150.000 ($1 x 150.000 unit yang terjual). Kedua metode mengakui jumlah beban overhead
tetap yang sama.
Akan tetapi, keadaan pada tahun 2007 berbeda. Dati Tampilan 10-6, kita melihat bahwa
laba menurut perhitungan biaya absorpsi adalah $50.000 leih besar dari laba menurut
perhitungan biaya variabel ($225.000 - $175.000). selisih antara kedua laba ini terjadi karena
adanya $50.000 beban overhead tetap lebih sedikit menurut metode perhitungan biaya
absorpsi.
Pada perhitungan biaya absorpsi, setiap unit yang diproduksi dibebankan $1 overhead
tetap. Karena dari 150.000 unit diproduksi hanya 100.000 unit terjual, sisa 50.000 unit
dimasukkan dalam persediaan. Sebanyak 50.000 unit menjadi persediaan tersebut membawa
beban overhead tetap sebesar $1 sehingga totalnya $50.000. Overhead tetap periode berjalan
sebesar $50.000 ini tidak aan diakui sebagai beban sampai persediaan tersebut terjual.
Laporan Laba Rugi Menurut Perhitungan Biaya
Absorpsi
(dalam ribuan dolar)
2006 2007 2008
Dikurangi:
Dikurangi:
Tampilan 10-6 Laporan Laba-Rugi Belnip, Inc. Menurut Perhutungan Biaya Absorpsi dan
Variabel
Menurut perhitungan biaya absorpsi, $150.000 overhead tetap periode dapat dikelompokkan
kedalam dua kategori: $100.000 sebagai beban dan $50.000 sebagai persediaan.
Akan tetapi, menurut perhitungan biaya variabel, total overhead tetap sebesar $150.00
diakui sebagai beban karena dipandang sebagai biaya periode. Karena perhitungan biaya
variabel mengakui
$150.000 beban overhead tetap dan perhitungan biaya absorpsi hanya mengakui $100.000,
laba yang dilaporkan menurut perhitungan biaya absorpsi lebih besar $50.000.
Pada tahun 2008, hubungan antara kedua laba terbalik. Perbedaannya sekarang adalah
$50.000 menguntungkan untuk perhitungan biaya variabel. Perbedaan yang menguntungkan
tersebut terjadi karena perhitungan biaya absorpsi tidak hanya mengakui $150.000 beban
overhead tetap untuk unit yang diproduksi dan dijual pada periode ini, tetapi juga mnegakui
$50.000 overhead tetap yang dikandung dengan unit-unit persediaan yang diproduksi pada
2007 dan terjual pada tahun 2008. Dengan
demikian, total overhead tetap yang diakui sebagai beban adalah $200.000 menurut
perhitungan biaya basorpsi dan hanya $150.000 menurut perhitungan biaya variabel.
Kunci untuk menjelaskan perbedaan di antara kedua laba tersebut adalah analisis
terhadap arus overhead tetap. Perhitungan biaya variabel selalu mengakui total overhead tetap
periode sebagai beban. Di lain pihak, perhitungan biaya absorpsi hanya mengakui overhead
tetap yang ada pada unit- unit terjual. Jika jumlah yang diproduksi berbeda dari yang terjual,
overhead tetap mengalir ke luar atau ke dalam persediaan. Jika jumlah overhead tetap dalam
persediaan meningkat, maka laba menurut perhitungan biaya absorpsi lebih besar daripada
laba menurut perhitungan biaya variabel sebesar kenaikan bersihnya. Jika overhead tetap
persediaa berkuran, maka laba menurut perhitungan biaya variabel lebih besar daripada laba
menurut perhitungan biaya absorpsi sejumlah penurunan bersihnya.
Perubahan dalam overhead tetap dalam persediaan adalah tepat sama dengan selisih
diantara kedua laba. Perubahan ini dapat dihitung melalui perkalian tarif overhead tetap dengan
perubahan total unit persediaan awal dan akhir (yang merupakan selisih antara produksi dan
penjualan). Selisih antara laba operasi menurut perhitungan biaya absorpsi dan laba bersih
menurut perhitugan biaya variabel dapat dinyatakan sebagai berikut.
Laba menurut Laba menurut Tarif overhead (Unit diproduksi
-
perhitungan − perhitungan = tetap × Unit terjual)
biaya absorpsi biaya variabel
Tampilan 10-7 memperlihatkan bagaimana pendekatan praktis ini dapat digunakan
untuk menjelaskan selisih tersebut.
Selisih $ 0 $ 50 $(50)
Penjelasan:
Tampilan 10-7 Rekonsiliasi Perhitungan Biaya Variabel dan Absorpsi (dalam ribuan dolar)
4. Perlakuan Overhead Tetap pada Perhitungan Biaya Absorpsi
Perbedaan antara perhitungan biaya absorbsi dan variabel terletak pada pengakuan beban
yang berhubungan dengan overhead tetap harus dibebankan pada unit yang diproduksi. Hal ini
menciptakan dua masalah yang bekum kita bahas secara eksplisit. Pertama, bagaimana kita
mengonversi overhead pabrik yang dibebankan berdasarkan jam tenaga kerja langsung ata jam
mesin terhadap overhead pabrik yang ditetapkan untuk unit-unit yang diproduksi? Kedua, apa
yang dilakukan jika overhead pabrik ynag aktual tidak sama dengan overhead pabrik yang
dibebankan?
Masalah pertama dapat diatasi dengan relatif mudah. Misalkan, overhead pabrik
ditetapkan atas dasar jam tenaga kerja langsung. Selanjutnya, misalkan dibutuhkan 0,25 jam
tenaga kerja lansung untuk memproduksi satu unit. Jika tarif overhead pabrik tetap adalah $12
per jam tenaga kerja langsung, maka overhead tetap per unit adalah $3 (0,25 x $12).
Solusi untuk masalah kedua membutuhkan pemikiran yang lebih dalam. Pertama, kita
harus menghitung overhad tetap yang ditetapkan dan membedakannya pada unit yang
diproduksi. Selanjutnya, total overhead yang diteapkan dibandingkan dengan overhead tetap
aktual. Jika kelebihan atau kekutrangan overhead tetap yang ditetapkan tida material, maka
akan ditutp dalam Beban pokok penjualan. Setiap unit yang masuk dalam persediaan akhir
mengandung overhead tetap yang ditetapkan. Overhead variabel (yang juga dapat ditetapkan
terlalu tiggi atau terlalu rendah) diperlakukan dengan cara yang sama. Jika jumlah yang
ditetapka terlalu tinggi atau terlalu rendah itu material, maka dialokasikan diantara Barang
dalam Proses, Barang Jadi, dan Beban pokok penjualan. Masalah kompleks ini tidak dibahas
dalam buku ini.
Evaluasi terhadap para manjer sering diakitkan dengan profitabilitas unit-unit yang berada
dalam kendali mereka. Bagaimana laba berubah dari satu periode ke periode berikutnya dan
bagaimana laba aktual ibandingkan dengan laba yang direncanakan sering digunakan sebagai
petunjuk terhadap kemampuan manajerial. Akan tetapi, laba harus mencerminkan usaha
manjerial agar dapat menjadi petunjuk ya g bermakna. Misalnya, jika seorang manajer telah
bekerja keras dan berhasil meningkatkan penjualan, sementara biaya tidak berubah, maka laba
harus meningkat melebihi periode sebelunya yang mengisyaratkan keberhasilan. Secara
umum, jika kinerja laba diharapkan untuk mencerminkan kinerja manajerial, maka manajer
berhak mengharapkan berlakunya hal-hal berikut ini.
Biaya produk menurut perhitungan biaya variabel adala $10 per unit pada kedua tahun.
Dengan mengasumsikan volume aktual yang diharapkan digunakan untuk menghitung tarif
overhead tetap yang telah ditetapkan sebelumnya, biaya 2007 dan $30 per unit pada tahun
2008 [$10 + ($100.000/10) untuk tahun 2007; $10 + $100.000/5.000 untuk tahun 2008].
Laporan laba rugi menurut perhitungan biaya variabel dan perhitungan biaya absorpsi
disajikan pada Tampilan 10-8. Penjualan meningkat dari 5.000 menjadi 10.000 per unit. Total
biaya tetap, biaya manufaktur variabel per unit, dan harga jual per unit adalah sama untuk
kedua periode. Jadi, kenikan dua kali lipat dalam penjualan mencerminkan satu-satunya
perubahan yang terjadi dari periode ke periode berikutnya. Menurut perhitungan biaya variabel,
laba meningkat sebesar $75.000 dari taun 2007 ke 2008 (dari rugi $25.000 menjadi laba
$50.000). Menurut perhitungan biaya absorpsi, laba bersih turun sebesar $25.000 (dari laba
$25.000 menjadi laba $0) meskipun terjadi kenaikan penjualan.
Perusahaan meningkatkan kinerja penjualannya dari tahun 2007 ke 2008 (dua kali lipat
dari unit terjual sebelumnya), biaya tetap tidak berubah, dan biaya variabel per unit tetap sama.
Namun, perhitungan biaya variabel tidak mampu menunjukkan perbaikan kinerja ini. Di lain
pihak, perhitungan biaya variabel mampu menunjukkan kenaikan llaba sehubungan dengan
perbaikan kinerja penjualan.
Laporan Laba Rugi Segmen dengan Menggunakan Perhitungan Biaya Variabel
Perhitungan biaya variabel berguna untuk menyiapkan laporan laba rugi segmen karena
perhitungan ini menyediakan informasi penting mengenai beban variabel dan tetap. Sebuah
segmen adalah subunit dari suatu perusahaan yang cukup penting dalam pembuatan laporan
kinerja. Segmen dapat berupa divisi, departemen, lini produk, kelompok pelanggan dan lain-lain.
Dalam laporan laba rugi segmen beban tetap di bagi menjadi dua yaitu : beban tetap
langsung (direct fixed expenses) dan beban tetap umum. Pembagian tambahan ini
menggarisbawahi biaya yang dapatdikendalikan biaya yang tak dapat di kendalikan dan
meningkatkan kemampuan manajer untuk mengevaluasi konstribusi setiap segmen terhadap
kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Beban tetap langsung (direct fixed expenses) adalah beban tetap yang secara langsung
dapat ditelusuri ke suatu segmen (lini produk pada contoh ini). Beban ini terkadang disebut dengan
beban tetap yang dapat dihindari (avoidable fixed expenses) atau beban tetap yang dapat di
telusuri (traceable fixed expenses) karena beban ini akan hilang jika segmen ditutup atau dihapus.
Sebagai contoh, jika segmen adalah wilayah penjualan, beban tetap langsung untuk setiap wilayah
adalah sewa kantor penjualan, gaji manajer penjualan di setiap wilayah dan seterusnya.
Beban tetap umum (common fixed expenses) di sebabkan oleh dua atau lebih segmen
secara bersamaan. Beban-beban ini akan tetap muncul, bahkan ketika salah satu segmen di
hapus. Sebagai contoh : depresiasi gedung kantor pusat, gaji CEO, dan biaya untuk mencetak dan
mendistribusikan laporan tahunan kepada para pemegang saham adalah beban umum bagi Walt
Disney Company. Jika Walt Disney Company akan menjual sebuah taman tematis atau membuka
yang baru, maka beban tetap tersebut tidak akan terpengaruh.
Laporan laba rugi segmen dengan menggunakan perhitungan biaya variable memiliki satu
keistimewaan disamping laporan laba rugi perhitungan biaya variabel yang telah di sajikan
sebelumnya. Pembagiaan seluruh beban tetap dalam dua kategori : beban tetap langsung dan
beban tetap umum. Pembagian tambahan beban ini menggaris bawahi biaya yang dapat di
kendalikan dengan biaya yang tidakdapat dikendalikandan meningkatkan kemampuan manajer
untuk mengevaluasi setiap konstribusi segmen terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Meskipun margin turun, devisi electronics mampu meningkatkan tingkat pembeliannya. Hal ini di
sebabkan oleh peningkatan pemutaran yang lebih besar dari pada penurunan margin. Salah satu
sumber dari peningkatan perputaran adalah kebijakan yang sengaja mengurangi persediaan.
(perhatikan bahwa aktiva rata-rata yang digunakan tetap sama pada devisi electronics meskipun
penjualan meningkat $10juta).
Pengalaman Devisi Medical Supplies kurang menggembirakan. Karena tingkat perputarannya tidak
berubah, ROI-nya turun. Devisi ini berbeda dengan Devisi Electronics, tidak mampu mengatasi
marginnya.
Cara menghitung ROI
Keunggulan ROI
Sedikitnya ada tiga hasil positif dari penggunaan ROI :
1. ROI mendorong manajer untuk fokus pada hubungan antara penjualan, beban dan investasi
sebagaiman yang diharapkan seorang manajer pusat investasi.
2. ROI mendorong manajer untuk fokus pada efesiensi biaya.
3. ROI mendorong manajer untuk fokus pada efesiensi aktiva operasi.
Kelemahan pengukuran ROI
Penekanan yang berlebihan pada ROI dapat menghasilkan pemikiran yang sempit. Berikut dua
aspek negatif ROI yang sering disebutkan :
1. ROI mengakibatkan fokus yang sempit pada profitabilitas devisi dengan mengorbankan
profitabilitas keseluruhan perusahaan.
2. ROI mendorong para manajer untuk fokus pada kepentingan jangka pendek dengan
mengorbankan kepentingan jangka panjang.
Mengukur Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan Laba Residu
dan Nilai Tambah Ekonomi
untuk mengatasi kecenderungan ROI untuk menghalangi investasi yang menguntungkan bagi
perusahaan, tetapi menurunkan ROI devisi, beberapa perusahaan telah menerapkan alternatif
ukuran kinerja seperti laba residu. Nilai tambah ekonomi (economic value added-EVA) adalah cara
kerja alternatif untuk menghitung laba residu yang saat ini di gunakan di sejumlah perusahaan.
Laba Residu
Laba residu (residual income) adalah perbedan antara laba operasi dan pengembalian dolar
minimum yang di isyaratkan atas aktiva perusahaan.
Cara menghitung residu :
Laba residu = laba operasi – (Tingkat pengembalian minimum x Aktiva operasi rata rata)
Keunggulan Laba Residu adalah mendorong para manajer untuk menerima proyek apapun
yang menghasilkan tingkat diatas minimum.
Kelemahan Laba Residu adalah (1). Mendorong orientasi jangka pendek (2). Perbandingan
kinerja pada dua pusat investasi yang berbeda menjadi lebih sulit karena tingkat
investasinya bisa berbeda.
Nilai Tambah Ekonomi
Nilai Tambah ekonomi (economic value added-EVA) adalah laba bersih (laba operasi
dikurangi pajak) dikurangi total biaya modal tahunan. Jika EVA positif, maka perusahaan
sedang menciptakan kekayaan. Jika negatif, maka perusahaan sedang menyianyiakan
modal.
Cara mengitung EVA
Sebagai contoh, jika devisi penjual berada di negara yang pajaknya rendah
dan divisi pembeli beroperasi di negara yang pajaknya tinggi, maka biaya transfer
bisa ditetapkan cukup tinggi. Selanjutnya, laba akan masuk ke divisi yang berada di
negara yang pajaknya rendah dan biaya akan di bebankan pada divisi yang berasa
di negara dengan pajak tinggi hal ini menyebabkan pengurangan dari pihak badan
secara keseluruhan .
b. Kebijakan penetapan harga transfer
Dalam penyusunan sebuah kebijakan harga transfer, kedua pandangan dari
devisi penjual dan devisi pembeli harus di pertimbangkan. Berikut harga-harga yang
di tetapkan di setiap devisi :
Harga transfer minimum adalah harga transfer yang akan membuat
keadaan devisi penjual tidak menjadi buruk jika barang dijual pada
devisi internal daripada di jual pada pihak luar. Hal ini biasanya
disebut batas bawah (floor) dari rentang penawaran.
Harga transfer maksimum adalah harga transfer yang akan membuat
keadaan devisi pembeli tidak menjadi lebih buruk jika suatu input
dibeli dari devisi internal daripada jika barang yang sama di beli
secara eksternal. Hal ini biasanya di sebuut batas atas (ceiling) dari
rentang penawaran.
c. Harga pasar
Harga pasar adalah pendekatan terbaik untuk penetapan harga transfer.
Karena devisi penjual mampu menjual harga barangnya pada harga pasar, transfer
internal pada harga yang lebih rendah dari harga pasar akan mengakibatkan devisi
tersebut merugi. Devisi pembeli yang selalu mampu membeli barang pada harga
pasar untuk barang yang di transfer secara internal.
d. Harga transfer berdasarkan biaya
Ketika perusahaan telah menetapkan harga transfer berdasarkan biaya,
maka devisi matras akan membebankan biaya penuh mencangkup bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, overhead variable, dan bagian dari overhead
tetap.
e. Harga transfer yang dinegosiasikan
Pendekatan ini berguna pada saat kondisi pasar tidak sempurna, seperti
kemampuan devisi di dalam perusahaan untuk menghindari biaya penjualan dan
distribusi.
BAB lll
1. Kesimpulan
2. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut penulis
meminta kritik yang membangun dari para pembaca.
Nama : Nanda Sholikha
Nim : 1714190022
Berikut biaya overhead yang dianggarkan untuk dua tingkat aktivitas yang berbeda
Diminta :
Siapakan anggaran fleksibel untuk tingkat aktivitas 1.800 jam tenaga ketja langsung
Jawab :
• Pemeliharaan :
Pemeliharaan :
Biaya Variabel = ($13.100 -$10.100)/ (2.000 - 1.000) = $3
Biaya Tetap = $10.100 - $3(1.000) = 7.100 (jam tenaga kerja langsung 1.000)
Biaya Tetap = $13.100 - $3(2.000) = 7.100 (jam tenaga kerja langsung 2.000)
Perlengkapan :
Biaya Variabel = ( $4.800 — $2.400 ) / (2.000 -1.000) = $2,4
Biaya tetap = $2.400 - $2,4(1.000) = 0 (jam tenaga kerja langsung 1.000)
Biaya tetap = $4.800 - $2,4(2.000) = 0 (jam tenaga kerja langsung 2.000)
Jam tenaga kerja 1.800 = $2,4(1.800) + $0 = $4.320
Listrik :
Biaya Variabel = ( $2.000— $1.000 ) / (2.000 -1.000) = $1
Biaya tetap = $1.000 - $1(1.000) = $0(jam tenaga kerja langsung 1.000)
Biaya tetap = $2.000 - $1(2.000) = $0 (jam tenaga kerja langsung 2.000)
Jam tenaga kerja 1.800 = $1(1.800) + $0 = $1.800
Lainnya :
Biaya Variabel = ( $14.240 — $12.940) / (2.000 -1.000) = $1,3
Biaya tetap = $12.940 - $1.3(1.000) = $11.640(jam tenaga kerja langsung 1.000)
Biaya tetap = $14.240 - $1,3(2.000) = $11.640 (jam tenaga kerja langsung 2.000)
Jam tenaga kerja 1.800 = $1,3(1.800) + $11.640 = $13.980