Anda di halaman 1dari 14

MIMBAR AGRIBISNIS

Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2022. 8(1): 168-181

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOMODITAS PADI


DI KABUPATEN KARAWANG PASCA PANDEMI COVID-19

RICE COMMODITY DEVELOPMENT STRATEGY


IN KARAWANG DISTRICT POST-COVID-19 PANDEMIC

Dinda Sahara*, Abubakar, Luthfi Nur’azkiya

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Singaperbangsa Karawang


Jl. HS Ronggowaluyo, Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang, 41361
*E-mail: ndsdin21@gmail.com
(Diterima 22-10-2021; Disetujui 15-12-2021)

ABSTRAK
Kabupaten Karawang merupakan salah satu lumbung padi yang ada di Jawa Barat, selain memiliki
luas areal pertanian mencapai 94.231 hektar, kabupaten ini juga memberikan kontribusi beras yang
di hasilkan Provinsi Jawa Barat. Semenjak tahun 2018 luas panen dan hasil produksi padi di
Kabupaten Karawang menurun, diikuti oleh berkurangnya lahan baku sawah setiap tahunnya.
Ditambah pandemi Covid-19 yang belum tahu kapan berakhir, berpotensi menganggu ketersediaan
dan rantai pasok pangan di Kabupaten Karawang. Permasalahan bertambah kompleks ketika masih
belum kuatnya kelembagaan petani, terutama dalam hal manajemen, pengelolaan keuangan, akses
pasar, dan rendahnya pendapatan buruh tani. Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi untuk
mengembangkan agribisnis khususnya pada komoditas padi di Kabupaten Karawang pasca
pandemi Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman dalam mengembangkan agribisnis komoditas padi, merumuskan alternatif
strategi, dan menentukan prioritas strategi yang seharusnya dipilih pemerintah Kabupaten
Karawang untuk mengembangkan komoditas padi dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan
pasca pandemi Covid-19. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penentuan lokasi penelitian dipilih secara purposive yaitu
kecamatan Tempuran, Rawamerta dan Pangkalan. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 16 orang.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dampak pandemi Covid-19 dilihat dari subsistem agribisnis
komoditas padi di Kabupaten Karawang yang paling berpengaruh adalah subsistem pendukung
(supporting agribusiness) khususnya pada bidang penyuluhan. Analisis QSPM menunjukan bahwa
prioritas strategi yang dapat dipilih adalah optimalisasi program pemerintah dalam peningkatan
produksi dengan total skor 6.251. Program pemerintah yang perlu dioptimalisasi meliputi
intensifikasi yang mencakup sapta usaha tani dan penggunaan teknologi pertanian.

Kata kunci: Padi, Strategi Pengembangan, Agribisnis, Karawang, SWOT

ABSTRACT
The Karawang Regency is one of the rice barns in West Java. Apart from having an agricultural
area of 94,231 hectares, this district also contributes to the rice produced by the Province of West
Java. Since 2018, the harvested area and yield of rice production in Karawang Regency have
decreased, followed by a decrease in raw rice fields every year. Plus, the Covid-19 pandemic,
which we do not know when it will end, has the potential to disrupt the availability and supply
chain of food in Karawang Regency. The problem becomes more complex when farmers'
institutions are still not strong, especially in terms of management, financial management, market
access, and the low income of farm workers. Therefore, a strategy is needed to develop
agribusiness, especially for rice commodities in Karawang Regency after the Covid-19 pandemic.
This study aims to analyze the strengths, weaknesses, opportunities and threats in developing rice
commodity agribusiness, formulate alternative strategies, and determine strategic priorities that
the Karawang Regency government should choose to develop rice commodities in an effort to

168
STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOMODITAS PADI
DI KABUPATEN KARAWANG PASCA PANDEMI COVID-19
Dinda Sahara, Abubakar, Luthfi Nur’azkiya

improve food security after the Covid-19 pandemic. The type of research used is descriptive
research with quantitative and qualitative approaches. The location of the research was chosen
purposively, namely Tempuran, Rawamerta and Pangkalan districts. The number of samples taken
was as many as 16. The results showed that the impact of the Covid-19 pandemic was seen in the
rice commodity agribusiness subsystem in Karawang Regency. The most influential was the
supporting agribusiness subsystem, especially in the field of extension. QSPM analysis shows that
the priority strategy that can be chosen is the optimization of government programs in increasing
production with a total score of 6,251. Government programs that need to be optimized include
intensification, which includes three farming businesses, and the use of agricultural technology.

Keywords: Paddy, Development Strategy, Agribusiness, Karawang, SWOT

PENDAHULUAN nasional sebesar 5,2 ton per hektar


Padi sebagai salah satu komoditas (Heryawan et al., 2016)
tanaman pangan yang hasil produksinya Kabupaten Karawang merupakan
menjadi bahan makanan pokok paling salah satu kabupaten yang ada di Provinsi
utama bagi sebagian masyarakat di Jawa Barat. Kabupaten ini dikenal
Indonesia masih didominasi oleh sistem masyarakat dengan sebutan kota lumbung
budidaya padi sawah. Pertumbuhan padi Jawa Barat karena memberikan
jumlah penduduk mendorong kontribusi beras hingga 9% dari produksi
meningkatnya kebutuhan manusia yang beras yang dihasilkan Provinsi Jawa
beranekaragam, salah satunya adalah Barat. Mempunyai luas areal pertanian
kebutuhan untuk mencukupi pangan dari lahan basah mencapai 94.321 hektar, dan
beras, oleh karena itu perlu digalakkan mampu memproduksi padi sekitar
usaha peningkatan produksi beras sebagai 1.485.298 ton GKP per tahun (Viali,
makanan pokok (Fatma, 2017). 2018).
Provinsi Jawa Barat menjadi salah Letak geografis yang strategis dan
satu lumbung padi utama nasional, memiliki sumber daya pendukung,
karena Jawa Barat menyumbang kurang menjadikan Kabupaten Karawang
lebih 17% dari total produksi padi berkembang dengan pesat. Tumbuhnya
Indonesia. 942.974 hektar atau 26,48% Kabupaten Karawang secara umum
total luas wilayah Jawa Barat memberikan tekanan pada aspek
dialokasikan untuk areal persawahan. lingkungan, kehidupan sosial, ekonomi
Produktivitas padi Kabupaten Karawang dan budaya masyarakat. Perkembangan
sebesar 6 ton per hektar, angka tersebut yang sedang dan terus berlangsung ini
di atas rata-rata produktivitas padi berpotensi menimbulkan ketidakteraturan

169
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2022. 8(1): 168-181

(Viali, 2018). Menurut data BPS, nasional mencapai 5% selama 13 tahun


semenjak tahun 2018 produksi padi di terakhir (Rukajat, 2018).
Kabupaten Karawang menurun drastis. Hal ini tidak sejalan dengan
Jumlah luas panen pada tahun 2018 pertambahan penduduk di Kabupaten
sebesar 201.223 hektar tidak sebanding Karawang, yang menurut data BPS pada
dengan hasil produksinya, yang hanya tahun 2019 mencapai 2.323,7 ribu jiwa.
sebesar 1.124.447 ton GKP. Pada tahun Bertambahnya jumlah penduduk setiap
2019 luas panen menurun menjadi tahunnya akan berpengaruh pada
185.807 ha, dan diikuti oleh turunnya meningkatnya kebutuhan pangan.
produksi, yang hanya 1.117.814 ton Ditambah saat pandemi Covid 19 seperti
GKP. Menurut Hasibuan, (2018) total sekarang yang tidak jelas kapan akan
produksi padi di Kabupaten Karawang berakhir, berpotensi mengganggu
yang hilang selama enam tahun terakhir ketersediaan, stabilitas dan rantai pasok
adalah sebesar 12.887,97 ton dan nilai pangan di Kabupaten Karawang. Hal
produksi padi yang hilang adalah sebesar yang paling dikhawatirkan jika kondisi
37,56 miliar rupiah. ini terus berlangsung adalah terjadinya
Penurunan jumlah produksi padi di krisis pangan setelah pandemi Covid 19
Kabupaten Karawang diikuti oleh ini berakhir.
berkurangnya luas baku sawah pada tiap Permasalahan bertambah kompleks
tahunnya. Menurut data Dinas Pertanian ketika masih belum kuatnya kelembagaan
Kabupaten Karawang, dalam 8 tahun di tingkat petani, terutama dalam hal
terakhir luas baku sawah di Kabupaten manajemen, pengelolaan keuangan, akses
Karawang berkurang sebanyak 4.064 pasar, dan rendahnya pendapatan buruh
hektar. Meningkatnya permintaan lahan tani. Hal ini merupakan salah satu arah
untuk kegiatan nonpertanian, pembangunan pertanian yang sebetulnya
menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan tertuang pada RPJPD Kabupaten
pertanian di Kabupaten Karawang Karawang, yakni: Revitalisasi pertanian
(Wicaksono, 2020). Penurunan luas lahan dengan sistem agribisnis melalui
sawah ini telah mengakibatkan penguatan kelembagaan petani,
pengurangan kontribusi Kabupaten penyuluhan dan pelatihan untuk
Karawang untuk ketahanan pangan peningkatan kualitas sumber daya

170
STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOMODITAS PADI
DI KABUPATEN KARAWANG PASCA PANDEMI COVID-19
Dinda Sahara, Abubakar, Luthfi Nur’azkiya

manusia, pemberian fasilitas sumber METODE PENELITIAN


pembiayaan/permodalan. Lokasi penelitian dilakukan di
Kabupaten Karawang dihadapkan Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
kepada suatu kompleksitas permasalahan Penelitian dilakukan selama 3 bulan sejak
yang saling terkait antar sektor, meskipun bulan Mei – Juli 2021. Metode yang
demikian cita-cita pembangunan digunakan dalam penelitian ini adalah
Kabupaten Karawang yang sebagaimana metode deskriptif analitik. Metode
amanat Peraturan Daerah Kabupaten deskriptif analitik yaitu metode penelitian
Karawang Nomor 2 Tahun 2010 tentang yang menuturkan dan menafsirkan data
Rencana Pembangunan Jangka Panjang yang tidak hanya mengumpulkan data
Daerah (RPJPD) Kabupaten Karawang dan menyusun data namun meliputi
tahun 2005-2025 yaitu Karawang analisis dan arti data tersebut. Data yang
Sejahtera berbasis pertanian dan industri dikumpulkan kemudian dijelaskan dan
adalah sebuah tujuan akhir yang harus dianalisis. (Rukajat, 2018).
dicapai menuju kemandirian. Jenis penelitian yang dilakukan
Berdasarkan uraian di atas, maka yaitu penelitian deskriptif dengan
penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
sebagai berikut: mengidentifikasi Metode penentuan lokasi penelitian
kekuatan, kelemahan, peluang dan dilakukan secara purposive (sengaja)
ancaman untuk mengembangkan yaitu di Kabupaten Karawang, yakni
komoditas padi di Kabupaten Karawang; Kecamatan Pangkalan, Rawamerta, dan
merumuskan alternatif strategi yang tepat Tempuran. Pemilihan daerah penelitian
untuk pengembangan komoditas padi ini dilakukan dengan sengaja (purposive)
dalam upaya meningkatkan ketahanan dengan beberapa pertimbangan.
pangan pasca pandemi Covid 19; Pertimbangan pertama, didasarkan atas
menentukan prioritas strategi yang peta Kabupaten Karawang yang terbagi
seharusnya dipilih oleh pemerintah dalam 3 kategori wilayah. Yaitu dataran
Kabupaten Karawang dalam upaya tinggi, dataran sedang, dan dataran
meningkatkan ketahanan pangan pasca rendah/pesisir. Pertimbangan kedua, 3
pandemi Covid 19. kecamatan terpilih merupakan kecamatan
yang luas lahan serta produksi padi nya
terbanyak dalam 3 tahun terakhir menurut

171
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2022. 8(1): 168-181

data RKSP Dinas Pertanian Karawang SWOT dan QSPM untuk merumuskan
(2018–2020). Kecamatan terpilih yaitu dan menetapkan prioritas strategi.
Kecamatan Pangkalan untuk mewakili Menurut David (2011), proses penentuan
wilayah dataran tinggi, Rawamerta untuk strategi dilakukan melalui tiga tahapan
mewakili wilayah dataran sedang, dan yaitu, tahap pertama pengumpulan data
Kecamatan Tempuran mewakili wilayah (input stage) tahap input meringkas
dataran rendah atau pesisir. Tepatnya di informasi dasar yang diperlukan untuk
Desa Mulangsari Kecamatan Pangkalan, merumuskan strategi. Terdiri atas
Desa Sukapura Kecamatan Rawamerta, identifikasi faktor-faktor eksternal dan
dan Desa Lemahduhur Kecamatan internal dari unit analisis penelitian.
Tempuran. Penentuan lokasi desa ini Kedua, tahap pencocokan (matching
dilakukan dengan pertimbangan bahwa stage), merupakan tahap perumusan
menurut data UPTD Pengelolaan alternatif strategi yang menggunakan
Pertanian, produksi padi di desa tersebut matriks SWOT. Mencocokan faktor-
merupakan yang terbesar pada masing- faktor keberhasilan penting eksternal dan
masing kecamatan. Responden pada internal merupakan kunci untuk
penelitian ini dipilih secara purposive menciptakan alternatif strategi yang
yang berjumlah 16 orang yang terdiri atas masuk akal. Dan yang ketiga tahap
petani, stakeholder agribisnis komoditas pengambilan keputusan (decision stage),
padi seperti dinas pertanian, dinas pada tahap pencocokan dihasilkan
pangan, dinas perdagangan, bappeda, berbagai alternatif strategi yang bisa di
DPRD Kabupaten Karawang, dan tempuh. Setiap strategi tambahan yang
akademisi. Data yang digunakan adalah dihasilkan dalam tahap pencocokan dapat
data primer seperti hasil wawancara dan didiskusikan dan ditambahkan dalam
pengisian kuesioner, dan data sekunder daftar pilihan strategi yang masuk akal.
seperti laporan dinas pertanian, BPS, Dengan memeringkat strategi tersebut
buku, jurnal, serta berbagai literatur dan dalam skala 1 sampai 4 maka daftar
sumber yang mendukung data penelitian. prioritas strategi terbaik dapat tercapai.
Analisis dalam penelitian meliputi Hal ini dapat dilakukan dengan Matriks
analisis faktor internal dan faktor Perencanaan Strategis Quantitatif
eksternal menggunakan Matriks IFE dan (QSPM).
EFE, dilanjutkan dengan analisis matriks

172
STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOMODITAS PADI
DI KABUPATEN KARAWANG PASCA PANDEMI COVID-19
Dinda Sahara, Abubakar, Luthfi Nur’azkiya

HASIL DAN PEMBAHASAN Covid-19 tidak memberikan dampak


Identifikasi Faktor Internal dan yang signifikan. Karena pada kegiatan
Eksternal
pengadaan alat mesin pertanian serta
Analisis faktor internal dilakukan
sarana produksi pertanian seperti pupuk,
untuk mengindentifikasi kekuatan dan
obat-obatan, atau benih dirasa cukup
kelemahan dan analisis faktor eksternal
tersedia. Pandemi Covid-19 juga tidak
dilakukan untuk mengindentifikasi
mempengaruhi bantuan alsintan dari
peluang dan ancaman yang ada sebagai
pemerintah ke petani yang ada di
bahan pertimbangan dalam penentuan
Kabupaten Karawang, bantuan alsintan
strategi. Faktor internal dan eksternal
tetap tersedia dan tersalurkan dengan
dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2.
baik.
Dampak Pandemi Covid-19 pada b. Subsistem Usahatani (on-farm
Agribisnis Padi di Kabupaten
Karawang agribusiness)

Sejak pandemi virus Covid-19 Pada subsistem usahatani, pandemi

mewabah di Indonesia, pemerintah Covid-19 tidak mempengaruhi petani

melakukan beberapa kebijakan untuk yang ada di Kabupaten Karawang. karena

mengurangi penyebaran virus Covid-19 pada pelaksanaannya petani tetap pergi

seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar ke sawah, penerapan social distancing

(PSBB), Pelaksanaan Pembatasan atau protokol kesehatan juga tidak

Kegiatan Masyarakat (PPKM), PPKM diterapkan pada kegiatan usahatani padi

Mikro, PPKM Darurat, dan PPKM 4 di Kabupaten Karawang.

Level. Banyak sektor yang terpengaruh c. Subsistem Hilir (down-stream

karena adanya kebijakan tersebut. salah agribusiness)

satunya adalah sektor pertanian Pada subsistem hilir, pandemi

khususnya pada komoditas padi. Adapun Covid-19 cukup berpengaruh. Pekerja di

dampak pandemi Covid-19 dilihat dari pabrik penggilingan padi tetap

subsistem agribisnis komoditas padi di melakukan tugas seperti biasa, tetapi

Kabupaten Karawang sebagai berikut: protokol kesehatan seperti penggunaan

a. Subsistem Hulu (up-stream masker dilakukan di tempat penggilingan,

agribusiness) dan disediakan tempat pencucian tangan.

Pada subsistem hulu, menurut Walau tidak dilakukan dengan ketat,

petani di Kabupaten Karawang pandemi

173
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2022. 8(1): 168-181

tetapi ada upaya untuk melakukan terganggu, penyuluh tidak bisa


protokol kesehatan Covid-19. melaksanakan kegiatan penyuluhan masal
d. Subsistem Pemasaran dan kelompok. Tetapi, sewaktu-waktu
Pada subsistem pemasaran, penyuluh dapat melakukan penyuluhan
pandemi Covid-19 mempengaruhi daya secara individu ke rumah anggota
beli masyarakat terhadap beras. Warung kelompok tani. Dengan tidak
nasi serta restoran yang tutup menjadi diadakannya penyuluhan menghambat
salah satu faktor yang membuat daya beli pemberian informasi mengenai program,
menurun. Selain itu, adanya bantuan bantuan dan inovasi dari penyuluh
beras pemerintah juga membuat sebagian kepada petani. Maka dari itu, penyuluhan
masyarakat tidak membeli beras. Ketika dialihkan menjadi penyuluhan online
diberlakukannya PSBB dan PPKM Level dengan dibuatnya grup Whatsapp yang
4 tengkulak dari daerah lain tidak dapat nantinya informasi mengenai program,
masuk ke desa yang sedang melakukan bantuan dan penyuluhan di sebar melalui
panen, yang sebenarnya apabila tidak ada Whatsapp grup. Tetapi hal ini memiliki
tengkulak lokal padi berpotensi hambatan karena tidak semua petani
menumpuk dan tidak terjual. Tetapi, memiliki Whatsapp. Pada subsistem
untuk distribusi tidak berpengaruh pendukung agribisnis di bidang kegiatan
walaupun diberlakukan kebijakan PSBB akses pembiayaan seperti Kredit Usaha
atau PPKM karena sudah ada peraturan Rakyat (KUR) dengan Kartu Tani tidak
pemerintah yang mengatur mengenai terpengaruh terhadap pandemi Covid-19.
distribusi pangan ketika PSBB dan
Analisis Matriks Internal Factor
PPKM diberlakukan. Adanya pandemi Evaluation dan Eksternal Factor
Evaluation
Covid-19 tidak berpengaruh terhadap
Hasil dari matriks Internal Factor
harga gabah atau beras.
Evaluation (IFE) diperoleh nilai indeks
e. Subsistem Pendukung Agribisnis
akumulatif untuk elemen kekuatan
(supporting agribusiness)
sebesar 1.55, sedangkan untuk elemen
Pandemi Covid-19 sangat
kelemahan diperoleh 0.84. Hal ini
mempengaruhi subsistem pendukung
menunjukkan bahwa responden
agribisnis khususnya pada bidang
memberikan respon yang tinggi terhadap
penyuluhan. Karena dengan adanya
faktor kekuatan dan respon yang kecil
pandemi Covid-19 kegiatan penyuluhan
terhadap faktor kelemahan, dengan total

174
STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOMODITAS PADI
DI KABUPATEN KARAWANG PASCA PANDEMI COVID-19
Dinda Sahara, Abubakar, Luthfi Nur’azkiya

nilai bobot skor untuk faktor internal pelaku agribisnis secara internal
secara keseluruhan adalah 2.39. Hasil (kekuatan dan kelemahan) belum kuat
tersebut menunjukkan bahwa dalam upaya pengembangan agribisnis
pengembangan agribisnis komoditas padi komoditas padi di Kabupaten Karawang.
di Kabupaten Karawang masih di bawah Analisis faktor kunci internal pada
rata-rata dalam kekuatan internal secara kekuatan dipilih dengan skor tertinggi
keseluruhannya, nilai bobot skor untuk dan pada faktor kelemahan dipilih dengan
elemen kekuatan lebih besar dibanding skor terendah. Kekuatan utama dalam
bobot skor elemen kelemahan, maka analisis lingkungan internal agribisnis
dapat dinyatakan bahwa dalam komoditas padi di Kabupaten Karawang
pengembangan agribisnis komoditas padi adalah adanya pasar beras karawang
di Kabupaten Karawang kekuatan yang dengan skor 0.39. Sedangkan kelemahan
dimiliki daerah mampu mengatasi utamanya adalah petani tidak dapat
kelemahan yang ada. Namun, hasil skor menentukan harga dengan skor terendah
pembobotan 2.39 (di bawah rata-rata) 0.08.
berarti kondisi pemerintah daerah, dan
Tabel 1. Analisis Matriks IFE
No. Faktor-faktor strategis Internal Rating Bobot Skor Rating x Bobot
Kekuatan
1. Tersedianya input usahatani padi 3.56 0.07 0.25
2. Produktivitas meningkat setiap tahunnya 3.19 0.066 0.21
3. Adanya Pasar Beras Karawang 3.25 0.117 0.38
4. Tersedianya Pabrik Penggilingan Padi 3.31 0.067 0.22
5. Tersedianya KUR 3.19 0.077 0.24
6. Tersedianya Penyuluh Pertanian yang handal 3.25 0.077 0.25
Jumlah Skor Faktor Kekuatan 1.55
Kelemahan
1. Keterbatasan input saat akan digunakan 1.94 0.073 0.14
2. Produktivitas tidak merata di tiap kecamatan 1.81 0.069 0.13
3. Belum diterapkannya kriteria mutu gabah dan beras 1.5 0.082 0.12
4. Petani tidak dapat menentukan harga 1.06 0.079 0.08
5. Kurangnya akses informasi pasar 1.56 0.078 0.12
6. Tidak meratanya adopsi teknologi 1.63 0.077 0.13
7. Tidak semua petani memiliki akses KUR yang 1.69 0.069 0.12
berintegrasi dengan kartu tani
Jumlah Skor Faktor Kelemahan 0.84
Jumlah Skor Faktor Internal 1 2.39
Sumber : Analisis Data Primer (2021)

175
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2022. 8(1): 168-181

Tabel 2. Analisis Matriks EFE


No. Faktor-faktor strategis Eksternal Rating Bobot Skor Rating x Bobot
Peluang
1. Tersedianya bantuan input 3.44 0.076 0.26
2. Adanya program pemerintah dalam peningkatan 2.88 0.078 0.23
produksi
3. Adanya inovasi pengolahan beras menjadi produk 1.69 0.071 0.12
jadi
4. Menjalin kemitraan pemasaran hasil pertanian 2.56 0.08 0.21
5. Penyuluh tersedia dengan gelar sarjana 3.31 0.071 0.23
6. Adanya asuransi agribisnis 2.56 0.061 0.16
Jumlah Skor Faktor Kekuatan 1.2
Ancaman
1. Naiknya harga input 2 0.078 0.16
2. Alih fungsi lahan 2.13 0.069 0.15
3. Adanya serangan hama 2.25 0.072 0.16
4. Perubahan cuaca ekstrem yang tidak menentu 2 0.072 0.14
5. Terbukanya keran impor beras 1.06 0.085 0.09
6. Penjadwalan penyuluhan tidak teratur 3.19 0.063 0.2
7. Tidak ada dana alat peraga penyuluhan 3.31 0.064 0.21
8. Bunga pinjaman tinggi 3.56 0.06 0.21
Jumlah Skor Faktor Kelemahan 1.33
Jumlah Skor Faktor Eksternal 1 2.53
Sumber : Analisis Data Primer (2021)

Hasil analisis matriks Eksternal komoditas padi. Peluang utama dalam


Factor Evaluation (EFE) untuk elemen analisis lingkungan eksternal agribisnis
peluang diperoleh nilai indeks kumulatif komoditas padi di Kabupaten Karawang
1.2, sedangkan nilai bobot skor elemen ditunjukkan oleh faktor peluang dengan
ancaman sebesar 1.33. Hal ini nilai tertimbang tertinggi yaitu
menunjukkan bahwa responden tersedianya bantuan input dengan skor
memberikan respon yang cukup tinggi 0.26 dengan rata-rata bobot 0.076 dan
terhadap faktor ancaman dan respon yang rata-rata rating 3.44. Nilai skor tertinggi
lebih kecil terhadap faktor peluang. Total pada faktor peluang sebesar 0.26
nilai bobot skor untuk faktor eksternal menunjukkan pemerintah pusat maupun
secara keseluruhan adalah 2.53, ada di pemerintah daerah Kabupaten Karawang
skor rata-rata yang berarti Kabupaten merespon baik penyediaan bantuan input
Karawang sudah cukup memanfaatkan kepada pelaku agribisnis khususnya
peluang untuk menghindari ancaman petani yang ada di Kabupaten Karawang.
dalam mengembangkan agribisnis Sedangkan ancaman utama ditunjukkan

176
STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOMODITAS PADI
DI KABUPATEN KARAWANG PASCA PANDEMI COVID-19
Dinda Sahara, Abubakar, Luthfi Nur’azkiya

oleh faktor ancaman dengan nilai strategi, yaitu (1) strategi SO (kekuatan-
tertimbang terendah adalah terbukanya peluang). Strategi ini dibuat berdasarkan
keran impor beras dengan skor sebesar jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
0.09 dengan rata-rata bobot 0.085 dan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk
rata-rata rating sebesar 1.06. Nilai skor merebut dan memanfaaatkan seluruh
terendah pada faktor ancaman sebesar kekuatan untuk merebut dan
0.09 menunjukkan bahwa terbukanya memanfaatkan peluang sebesar-besarnya,
keran impor beras sangat menjadi (2) strategi WO (kelemahan-peluang).
ancaman bagi pelaku agribisnis Strategi ini diterapkan berdasarkan
khususnya petani yang ada di Kabupaten pemanfaatan peluang yang ada dengan
Karawang, karena apabila dilakukan cara meminimalkan kelemahan yang ada,
impor beras, terlebih ketika panen raya, (3) Strategi ST (kekuatan-ancaman).
akan terjadi keanjlokan harga gabah di Strategi dalam menggunakan kekuatan
tingkat petani, selain itu juga beras yang yang dimiliki perusahaan untuk
dibeli petani berpotensi tertumpuk di mengatasi ancaman, dan (4) Strategi WT
gudang penggilingan karena tidak (kelemahan-ancaman). Strategi ini
terserap oleh pasar, yang pada akhirnya didasarkan pada kegiatan yang bersifat
akan berpengaruh kepada kesejahteraan defensif dan berusaha meminimalkan
para petani yang ada di Kabupaten kelemahan yang ada serta menghindari
Karawang. ancaman. Mencocokan faktor-faktor
eksternal dan internal utama merupakan
Analisis SWOT bagian tersulit dalam mengembangkan
Menurut David (2011), matriks matriks SWOT dan membutuhkan
SWOT adalah sebuah alat pencocokan penilaian yang baik dan tidak ada satu
yang penting yang membantu para pun paduan yang paling benar.
manajer mengembangkan empat jenis

177
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2022. 8(1): 168-181

Tabel 3. Penentuan Alternatif Strategi dengan Analisis SWOT


IFE STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)
1. Tersedianya input usahatani padi 1. Keterbatasan input saat akan
2. Produktivitas meningkat setiap digunakan
tahunnya 2. Produktivitas tidak merata di
3. Adanya Pasar Beras Karawang tiap kecamatan
4. Tersedianya Pabrik Penggilingan Padi 3. Belum diterapkannya kriteria
5. Tersedianya KUR mutu gabah dan beras
6. Tersedianya Penyuluh Pertanian yang 4. Petani tidak dapat menentukan
handal harga
EFE 5. Kurangnya akses informasi pasar
6. Tidak meratanya adopsi
teknologi
7. Tidak semua petani memiliki
akses KUR yang berintegrasi
dengan kartu tani.
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
1. Tersedianya bantuan input 1. Optimalisasi program pemerintah1. Membangun industri padi yg
2. Adanya program pemerintah dalam peningkatan produksi (S1,S2,S5, berkualitas (W3,W4, O4, O5)
dalam peningkatan produksi O1,O2,O6) 2. Optimalisasi peran penyuluh
3. Adanya inovasi pengolahan2. Membuat sentra agribisnis perberasan pertanian.
beras menjadi produk jadi pada kawasan sentra padi (W1,W2,W3,W4,W5,W6, W7,
4. Menjalin kemitraan pemasaran (S1,S2,S3,S4,S5,S6, O5)
hasil pertanian O1,O2,O3,O4,O5,O6)
5. Penyuluh tersedia dengan gelar3. Membuka agrowisata Padi Kabupaten
sarjana Karawang (S5,S6,O5)
6. Adanya asuransi agribisnis
THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
1. Naiknya harga input 1. Membuat BUMD di sektor pangan 1. Subsidi Harga (W4, T1,T4,T5)
2. Alih fungsi lahan (S2,S3, T5,T8) 2. Membuat kawasan pertanian
3. Adanya serangan hama 2. Optimalisasi penerapan regulasi (S6, berbasis korporasi petani (W1,
4. Perubahan cuaca ekstrem yang T2,T5,T6) W3, W4, W5, W6, T1, T2, T3,
tidak menentu T4,T6,T7,T8)
5. Terbukanya keran impor beras
6. Penjadwalan penyuluhan tidak
teratur
7. Tidak ada dana alat peraga
penyuluhan
8. Bunga pinjaman tinggi

Sumber: Analisis Data Primer (2021)

Analisis Matriks QSP Matriks) untuk pengambilan keputusan.


Dari hasil analisis matriks SWOT QSPM dapat memberikan gambaran
telah diperoleh sembilan alternatif kelebihan–kelebihan relatif dari masing-
strategi yang bisa diterapkan untuk masing strategi yang selanjutnya
pengembangan agribisnis komoditas padi memberikan dasar objektif untuk dapat
di Kabupaten Karawang. Untuk memilih salah satu atau beberapa strategi
menentukan prioritas strategi yang paling spesifik yang menjadi pilihan. Dari ke
tepat dan utama maka dilakukan analisis sembilan strategi maka terpilih lima
QSPM (Quantitatif Strategic Planning statregi yang dapat diimplementasikan.

178
STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOMODITAS PADI
DI KABUPATEN KARAWANG PASCA PANDEMI COVID-19
Dinda Sahara, Abubakar, Luthfi Nur’azkiya

Hasil QSPM menunjukkan bahwa terkecil adalah strategi “Membuat


strategi yang menjadi prioritas utama BUMD Sektor Pangan” dengan nilai
dengan Sum Total Attractiveness Score sebesar 4.044 Prioritas strategi disusun
(STAS) sebesar 6.251 adalah strategi berdasarkan urutan nilai STAS tertinggi
“Optimalisasi program pemerintah dalam sampai terendah. Adapun prioritas
peningkatan produksi” .Kemudian strategi yang dihasilkan matriks QSP
strategi yang memiliik nilai STAS dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Analisis QSPM
No Strategi Nilai STAS
1 Optimalisasi program pemerintah dalam peningkatan produksi 6.251
2 Optimalisasi peran penyuluh 6.202
3 Membuat sentra agribisnis perberasan pada kawasan sentra padi 6.031
4 Membangun industri yang berkualitas 5.409
5 Membuat BUMD sektor pangan 4.044
Sumber : Analisis Data Primer (2021)

KESIMPULAN DAN SARAN itu, penyuluhan dialihkan menjadi


Kesimpulan penyuluhan online dengan dibuatnya
Dampak pandemi Covid-19 dilihat grup Whatsapp dan nantinya informasi
dari subsistem agribisnis komoditas padi mengenai program, bantuan dan
di Kabupaten Karawang yang paling penyuluhan di sebar melalui Whatsapp
berpengaruh adalah subsistem pendukung grup. Tetapi hal ini memiliki hambatan
(supporting agribusiness) khususnya karena, tidak semua petani memiliki
pada bidang penyuluhan. Karena dengan Whatsapp. Adapun prioritas strategi
adanya pandemi Covid-19 kegiatan pengembangan agribisnis komoditas padi
penyuluhan terganggu, penyuluh tidak di Kabupaten Karawang pasca pandemi
bisa melaksanakan kegiatan penyuluhan Covid-19 sebagai berikut: Optimalisasi
masal dan kelompok. Tetapi, sewaktu- program pemerintah dalam peningkatan
waktu penyuluh melakukan penyuluhan produksi (STAS: 6.251), Optimalisasi
secara individu ke rumah anggota poktan. peran penyuluh (STAS: 6.202), Membuat
Dengan tidak diadakannya penyuluhan sentra agribisnis perberasan pada
menghambat pemberian informasi kawasan sentra padi (STAS: 6.031),
mengenai program, bantuan dan inovasi Membangun industri yang berkualitas
dari penyuluh kepada petani. Maka dari (STAS: 5.409), Membuat BUMD sektor

179
MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Januari 2022. 8(1): 168-181

pangan (STAS: 4.044). Strategi prioritas Nanang F., bapak Dedi Sudrajat, bapak
utama yang dapat diimplementasikan Professor Kadi Pirngadi, ibu Suhaeni,
oleh pelaku agribisnis di Kabupaten bapak Acim Mulyana, bapak Rustam,
Karawang dipilih berdasarkan hasil Sum bapak Irvan, bapak Udoy, dan bapak
Total Attractiveness Score (STAS) Anam yang telah bersedia membantu
tertinggi adalah Optimalisasi program penulis mendapatkan data yang
pemerintah dalam peningkatan produksi sebenarnya.
(STAS : 6.251).
DAFTAR PUSTAKA
Saran Aji, A. A., Satria, A., & Hariono, B.
(2014). Strategi Pengembangan
Program pemerintah dalam
Agribisnis Komoditas Padi Dalam
peningkatan produksi padi perlu Meningkatkan Ketahanan Pangan
Kabupaten Jember. Jurnal
dioptimalisasi karena belum semua petani
Manajemen Dan Agribisnis, 11(1),
melaksanakannya. Program pemerintah 60–67.
David, F. R. (2011). Manajemen
yang perlu dioptimalisasi meliputi
Strategis: Konsep-konsep. Salemba
intensifikasi yang mencakup sapta Empat.
Fatma, A. U. (2017). Analisis Penerapan
usahatani dan penggunaan teknologi
Sistem Agribisnis Terhadap
pertanian. Sapta usahatani tersebut Produksi dan Pendapatan Pada
Usahatani Padi di Kecamatan
meliputi pengolahan tanah yang baik,
Purwodadi Kabupaten Grobogan.
pengairan/irigasi yang teratur, pemilihan Universitas Diponegoro.
Hasibuan, A. S. (2018). Analisis faktor –
bibit unggul, pemupukan yang tepat,
faktor yang mempengaruhi
pengendalian hama dan penyakit secara konversi lahan pertanian sawah ke
non pertanian di Kabupaten
terpadu, penanganan pasca panen yang
Karawang. Sekolah Pascasarjana
effisien dan pemasaran (Aji et al., 2014). Institut Pertanian Bogor.
Heryawan, A., Fauzi, A., & Hidayat, A.
(2016). Analisis Ekonomi Dan
UCAPAN TERIMA KASIH Kebijakan Sumber Daya Alam
Provinsi Jawa Barat. Journal of
Penulis berterimakasih pada
Agriculture, Resource and
seluruh responden penelitian yakni bapak Environmental Economics, 1(2), 1–
11.
Muhrodi Suhrozi, bapak Edi Suryana,
Rukajat, A. (2018). Pendekatan
bapak Admin, bapak Ilman Nur Penelitian Kuantitatif. Deepublish.
Viali, G. (2018). Strategi Pemerintah
Syamsudin, bapak Hari Ahmad, bapak
Daerah Dalam Mempertahankan
Asep, bapak Udin, bapak Wahyu, bapak Karawang Sebagai Lumbung Padi
Tahun 2016 Studi Pada Dinas

180
STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOMODITAS PADI
DI KABUPATEN KARAWANG PASCA PANDEMI COVID-19
Dinda Sahara, Abubakar, Luthfi Nur’azkiya

Pertanian Kabupaten Karawang.


Universitas Padjajaran.
Wicaksono, A. (2020). Implementasi
Program Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (LP2B) Kabupaten
Karawang: Studi Kasus Penetapan
Luas Baku Sawah. Jejaring
Administrasi Publik, 12(9), 89–107.

181

Anda mungkin juga menyukai