BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Evaluasi kinerja merupakan salah satu elemen pokok dari pengukuran
kinerja Pemerintah Daerah. Pengukuran kinerja sangat penting perannya guna
mengetahui prestasi organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.
Disamping itu, pengukuran kinerja juga penting untuk menilai akuntabilitas dalam
menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik (Mardiasmo, 2009). Akuntabilitas
merujuk pada kemampuan pemerintah untuk mempertanggungjawabkan uang
publik yang dibelanjakan dengan ekonomis, efisien dan efektif. Efektivitas
tersebut dapat dicapai jika pemerintah memiliki fokus pada tujuan dan sasaran
program dari unit kerja, yang dapat diukur dengan pengukuran kinerja yang
handal. Kehandalan dari pengukuran kinerja, dapat dimanfaatkan oleh legislatif
untuk menentukan biaya pelayanan yang dibebankan masyarakat pengguna
pelayanan publik. Selain itu, pengukuran kinerja juga merupakan wujud
pertanggungjawaban pemerintah terhadap masyarakat yang memberikan sumber
dana bagi segala kegiatan pelayanannya.
Pelayanan publik di Indonesia telah mengalami reformasi dengan diawali
adanya fenomena krisis keuangan negara dan resesi ekonomi global, yang
mendorong pemerintah melakukan berbagai upaya deregulasi dan debirokratisasi
(Sinambela, 2014). Upaya tersebut termasuk pula perubahan sistem pemerintahan
yaitu penerapan sistem desentralisasi yang memberikan harapan akan tercapainya
tata pemerintahan yang lebih baik pada tingkat daerah. Tata pemerintahan yang
baik dalam paradigma New Public Service (NPS), mengandung prinsip-prinsip;
melayani warga masyarakat, mengutamakan kepentingan publik, menghargai
kewarganegaraan, berpikir strategis dan bertindak demokratis, menyadari bahwa
akuntabilitas bukanlah sesuatu yang mudah, melayani bukannya mengendalikan
dan menghargai orang, bukan produktivitas semata (Keban, 2014).
2
BAB II
PEMBAHASAN
b. Garis Geografis
Dalam pengaturan desentralisasi, beberapa saling ketergantungan
biasanya ada; sebaliknya, perusahaan hanya akan menjadi koleksi entitas
yang sama sekali terpisah. Kehadiran divisi mencakup satu atau lebih daerah
menciptakan kebutuhan untuk evaluasi kinerja yang dapat
memperhitungkan perbedaan dalam lingkungan divisi.
c. Pusat Tanggung Jawab
Sebuah pusat tanggung jawab adalah segmen bisnis yang manajer
bertanggung jawab untuk set tertentu kegiatan. Hasil setiap pusat tanggung
5
ROI
Laba Operasi $ 250.000
Aset Operasi Rata-Rata $ 1.250.000
ROI 20%
ROI dan EVA merupakan alat ukur kinerja yang penting namun tidak
mampu memberikan gambaran tentang perusahaan secara keseluruhan. Pada
akhirnya perusahaan juga harus mengembangkan ukuran kinerja non keuangan.
Balanced Scorecard merupakan suatu alat bantu manajerial yang tersedia untuk
itu. Mengukur dan Memberikan Reward atas Kinerja Manajer Kompensasi yang
diberikan kepada manajer harus dihubungkan dengan hal- hal yang berada dalam
kendali/kekuasaan manajer. Perancangan sistem kompensasi juga harus
9
EVA
Laba operasi setelah pajak $ 600.000
Persentase Biaya Modal Aktual 8%
Total Modal yang Digunakan $ 6.000.000
EVA $ 120.000
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Evaluasi kinerja bertujuan untuk memberikan informasi yang dapat
digunakan untuk menilai efektivitas suatu keputusan dimasa lalu sehingga
keputusan dimasa depan dapat ditingkatkan.
Desentralisasi bertujuan utnuk memudahkan pengambilan informasi dan
keputusan yang lebih baik.
14
DAFTAR PUSTAKA