Anda di halaman 1dari 30

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Artikel ilmiah dalam KBBI artikel ialah karya tulis lengkap misalnya:
laporan berita atau esai dalam majalah, surat kabar dan sebagainya. Menurut M.
Badri 1) Karya tulis yang disusun untuk mengungkapkan pendapat seorang penuli
atas suatu fakta/ data/ pendapat orang lain berdasarkan rangkaian logika tersendiri.
2) Tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah
tertentu yang sifatnya aktual dan atau kontroversial dengan tujuan untuk
memberitahu (informatif), memengaruhi dan menyakinkan (perseuasif
argumentatif), atau menghibur khalayak pembaca (rekreatif).1
Jadi, artikel ilmiah adalah karya tulis yang disusun untuk mengunkapkan
suatu fakta yang didasarkan pada pendapat atau opini dengan tujuan untuk
memberitahu, meyakinkan atau menghibur pembaca. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penulisan artikel ilmiah, diantaranya: Topik Artikel Ilmiah.,
Bahasa Artikel Ilmiah.

1.2 Rumusan Masalah.


Dalam makalah ini Penulis mengidentifikasi rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara merangkum sebuah artikel ilmiah?
2. Apa saja teknik dalam pembuatan sebuah artikel ilmiah?

1.3 Tujuan Penulisan.


Melalui pembahasan makalah ini, mahasiswa/i diharapkan mampu
memahami pembahasan sebagai berikut:
1. Bagaimana cara merangkum sebuah artikel ilmiah.
2. Apa saja teknik dalam pembuatan sebuah artikel ilmiah.

1
Mangatur Sinaga, Kompotensi Berbahasa Indonesia, Hasbi Press, 2015, hlm. 141.
2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Cara Merangkum Artikel Ilmiah.


Ringkasan artikel memberi pembaca sebuah pemahaman mengenai sumber
atau artikel yang Anda ringkas dengan cara yang lebih menyeluruh dan lebih
lengkap daripada dengan parafrase atau kutipan langsung. Jika Anda perlu
meringkas sebuah artikel untuk esai Anda selanjutnya, inilah yang harus Anda
lakukan.
Bagian 1 - Membaca Artikel
1. Baca artikel tersebut dengan cara memindainya (scanning) atau
menandainya (highlight). Sebelum duduk untuk membaca artikel
secara keseluruhan, pindai dan tandailah atau garisbawahi poin-poin
utamanya.
a. Tulis atau tandai (highlight) pertanyaan yang ditanyakan atau
tujuan dari artikel tersebut,
b. Catat pernyataan tesis atau hipotesisnya,
c. Tandai poin-poin pendukungnya,
d. Tulis atau tandai cara yang digunakan untuk melaksanakan
penelitiannya, jika ditulis dalam artikel tersebut,
e. Tulis penemuan-penemuannya, kesimpulannya, atau hasilnya.
2. Baca artikel tersebut secara menyeluruh. 
Setelah mencatat dasar-dasarnya, baca artikel tersebut dengan cermat,
sambil memperhatikan detilnya.
a. Pertimbangkan untuk membaca tiap-tiap bagian beberapa kali
untuk lebih memperkaya pemahaman.
b. Tanyai diri Anda sendiri mengenai artikel tersebut, sambil Anda
membacanya. Telusuri secara intelektual kemajuan atau
perkembangan artikel tersebut untuk menentukan apakah hasil dan
kesimpulan yang ditarik atau dihasilkan tampak lengkap dan masuk
akal.
3

3. Buatlah catatan dengan kalimat Anda sendiri. 


Ketika Anda membaca artikel tersebut secara menyeluruh, buatlah
catatan mengenai fakta-fakta penting atau detil-detil yang menarik dengan
kalimat Anda sendiri.
a. Dengan cara menulis informasi tersebut dengan kalimat Anda
sendiri, Anda meminimalkan resiko menjiplak artikel tersebut
tanpa sengaja.
b. Jangan sekedar “mengulang” pernyataan yang sama persis dengan
cara memindah-mindahkan beberapa kata. Sebagai gantinya, benar-
benar tulis ulang kembali informasi tersebut. Jangan melihat teks
tersebut saat Anda menulis ulang informasinya.
c. Jika Anda mengalami kesulitan dalam menulis hal-hal tersebut
dengan kalimat Anda sendiri, fokuslah menulis dengan frasa
singkat, bukannya kalimat lengkap.
4. Ringkaslah setiap bagian. 
Pada akhir setiap rangkaian pemikiran utama, berhentilah sejenak
untuk meringkas poin-poin utama bagian tersebut dalam satu kalimat. [2]
a. Jika artikel tersebut mendadak mulai beralih pada poin utama
lainnya, berhentilah cukup lama untuk menulis poin utama bagian
sebelumnya, sebelum Anda melanjutkan membaca.

Bagian 2 - Teknik-teknik Meringkas yang Penting


1. Pahami tujuan ringkasan Anda. 
Sebuah ringkasan yang ditujukan untuk catatan pribadi Anda sendiri
harus dilihat dari sebuah sudut pandang yang berbeda daripada ringkasan
yang Anda rencanakan untuk dimasukkan ke dalam esai Anda.
a. Jika Anda menulis sebuah ringkasan untuk Anda gunakan sendiri,
masukkan detil sebanyak mungkin, sehingga Anda mendapatkan
manfaat yang sangat banyak dari ringkasan tersebut di kemudian
hari.
4

b. Jika Anda menulis ringkasan untuk dimasukkan sebagai bagian dari


sebuah esai, fokuskan ringkasan tersebut pada informasi yang
secara khusus berkaitan dengan tesis Anda sendiri.
2. Sampaikan informasi biografi. 
Pada pengantar ringkasan Anda, sebutkan judul lengkap artikel dan
nama lengkap penulisnya.
a. Anda tidak perlu menyebutkan tanggal publikasi atau jurnal, buku,
koran, atau majalah yang Anda temukan dalam artikel tersebut.
Namun demikian, informasi ini perlu dimasukkan pada halaman
“Referensi” atau halaman “Kutipan”.
b. Masukkan tanggal publikasi dan sumbernya hanya jika hal itu
boleh dilakukan dalam laporan Anda. Misalnya, jika seorang
penulis yang menulis artikel membuat sebuah pernyataan, namun
beberapa tahun kemudian menulis artikel kedua yang membantah
pernyataan sebelumnya, sebutkan jika sebuah artikel muncul
beberapa tahun setelah artikel satunya.
3. Masukkan juga topik dan tesis pada bagian pengantar. 
Dalam paragraf pertama ringkasan Anda, Anda juga harus
menyebutkan topik dari artikel asli dan hipotesis atau tesis penulisnya.
a. Buatlah hubungan yang jelas antara artikel tersebut dan esai Anda.
Misalnya, jika esai Anda tentang kondisi kesehatan tertentu dan
Anda meringkas artikel tentang obat tertentu yang digunakan untuk
mengobati kondisi kesehatan tersebut, pastikan pembaca Anda
mengetahui bahwa obat yang dimaksud dihubungkan dengan
kondisi yang dibahas pada tugas atau laporan Anda.
4. Berilah detil pendukung. 
Tinjaulah catatan Anda dan tulis kembali detil pendukung dalam
paragraf selanjutnya.
a. Sebutkan semua poin utama dan semua detil pendukung yang
penting untuk memahami poin-poin tersebut.
b. Tulislah informasi yang benar-benar penting saja dalam
mengembangkan sebuah pemahaman mengenai isi artikel tersebut.
5

5. Nyatakan atau tuliskan kesimpulannya. Dalam kesimpulan


ringkasan Anda, tulis kembali kesimpulan yang ditarik oleh penulis
artikel aslinya.
a. Perhatikan bahwa kesimpulan-kesimpulan ini mencakup hasil,
analisis penelitian atau gagasan, dan pernyataan atau kalimat-
kalimat yang membujuk pembaca untuk bertindak.
6. Gunakan kutipan singkat penulis ketika Anda menulis. 
Ketika Anda menulis ringkasan Anda, teruslah nyatakan kembali fakta
bahwa informasi yang Anda tulis berasal dari sumber lainnya.
a. Misalnya, masukkan frasa seperti “Smith percaya,” “Smith
menemukan bahwa,” dan “Smith menyatakan ketidakpercayaan
tentang.”
7. Hindari kutipan langsung. 
Sebuah ringkasan harus ditulis dengan kalimat Anda sendiri. Oleh
karena itu, Anda harus menggunakan kutipan langsung hanya jika informasi
tersebut tidak dapat diformulasi (ditulis) ulang secara bermakna dengan cara
lain. Jika mungkin, jangan gunakan kutipan langsung pada ringkasan Anda.
8. Periksalah dengan cara membandingkan ringkasan tersebut
dengan artikelnya.
Ringkasan harus singkat, lengkap, benar, dan objektif (takbias).
a. Teks ringkasan Anda paling tidak harus seperempat panjang artikel
asli, jika tidak lebih pendek. Mengaculah pada parameter tugas
Anda untuk mendapatkan pedoman lebih lanjut.
b. Ringkasan tersebut harus memasukkan semua gagasan utama yang
ada pada artikel tersebut, tanpa mengulang persis frasa atau
kalimat-kalimatnya.
c. Ringkasan tersebut harus menggambarkan secara akurat pemikiran
dan pernyataan yang digambarkan dalam artikel yang asli.
d. Ringkasan tersebut tidak boleh memasukkan analisis atau pendapat
pribadi Anda mengenai artikel aslinya. Jika Anda memang
memutuskan untuk menganalisis temuan artikel tersebut, lakukan
dalam bagian lain esai Anda.
6

Bagian 3 - Meringkas Artikel Ilmiah atau Penelitian


1. Sebutkan tujuan dari studi penelitian atau eksperimen
tersebut.Tujuan ini pada dasarnya adalah “topik” dari artikel
tersebut. 
Jelaskan mengenai apa penelitian tersebut, dan mengapa si peneliti
merasa tertarik untuk menelitinya.
a. Tunjukkan apakah atau bagaimana tujuan peneliti tersebut sesuai
dengan tujuan esai Anda sendiri, ketika Anda memperkenalkan
artikel Anda.
b. Untuk menambah validitas pada artikel dan ringkasan itu, sebutkan
dengan singkat kewenangan dari si peneliti yang melakukan
penelitian tersebut.
2. Sebutkan hipotesis penelitinya. 
Dalam bagian pengantar ringkasan Anda, sebutkan apa yang
diharapkan ditemukan oleh peneliti di akhir penelitiannya. Jangan memberi
isyarat jika hipotesis tersebut benar.
3. Jelaskan cara yang digunakan untuk menemukan hasilnya. 
Dalam rangka menambah kredibilitas pada artikel penelitian yang
dimaksud, Anda perlu menjelaskan bagaimana eksperimen tersebut
dilaksanakan dalam istilah yang jelas dan sederhana.
a. Sebutkan siapa subjeknya.
b. Jelaskan desain eksperimennya. Hal ini termasuk jangka waktu
penelitiannya, bagaimana subjek-subjeknya dipisahkan, dan apa
yang membedakan kelompok eksperimental (yang diberi stimulus)
dari kelompok kontrol (yang tidak diberi stimulus).
c. Jelaskan juga tugas-tugas atau tindakan yang perlu dilakukan
subjek-subjek tersebut selama durasi eksperimen.
4. Sebutkan hasilnya. 
Setelah menjelaskan cara yang digunakan, sebutkan hasil dari
penelitian itu.
a. Tuliskan prosentase dan rata-ratanya jika ada.
7

b. Sebutkan penyimpangan yang terjadi dalam hasilnya.


5. Jelaskan bagaimana peneliti menganalisis hasil tersebut. 
Sebutkan apa yang disimpulkan peneliti mengenai hasilnya. Jangan
memasukkan analisis pribadi Anda dalam ringkasan. Jika Anda memang
menganalisis hasilnya, lakukan pada bagian lain laporan Anda.

Bagian 4 - Meringkas Artikel Argumentatif atau Teoritis


1. Identifikasi tesis penulis. 
Dalam pengantar Anda, tulis kembali tesis artikel asli dengan kalimat
Anda sendiri.
a. Tesis tersebut harus dalam kalimat tunggal yang meringkas
gagasan atau keyakinan yang coba dibuat oleh penulis aslinya.
b. Anda juga dapat memberikan konteks yang singkat mengenai
bagaimana tesis ini sesuai dengan topik secara keseluruhan, atau
ringkasan singkat tentang topik tersebut secara umum, namun ini
tidak perlu dilakukan jika Anda telah menjelaskan topik umum
tersebut dalam pengantar esai Anda secara keseluruhan.
2. Sebutkan masing-masing poin utama si penulis. 
Jelaskan masing-masing poin utama yang ditemukan dalam artikel,
dan masukkan detil pendukung yang cukup untuk membuat poin-poin ini
masuk akal.
a. Bagian dari ringkasan ini bisa menjadi rumit. Penulis esai asli akan
memasukkan banyak detil dalam usahanya untuk mendukung
argumennya, dan Anda perlu memilih satu atau beberapa dari detil
ini untuk menentukan mana yang penting dan mana yang dapat
dilewatkan demi keringkasannya.
b. Pusatkan perhatian untuk meringkas poin-poin yang paling besar
dan poin yang dapat dihubungkan langsung dengan esai Anda
sendiri. Jika sebuah poin tidak ada hubungannya dengan esai Anda
sendiri, Anda dapat melewatkannya, sepanjang tesis penulis asli
tidak tergantung pada poin itu.
8

3. Identifikasi argumentasi tandingan atau bantahan yang


digunakan penulis untuk membantah argumen lain. 
Karena artikel argumentatif sering kali mendebat pandangan yang
lain, Anda harus menyebutkan bukti-bukti atau gagasan yang digunakan
artikel tersebut dalam usahanya menjawab argumentasi lawan.
a. Namun demikian, jika artikel tersebut tidak ditujukan untuk
menjawab bantahan tertentu atau yang spesifik, ketika Anda
menulis ringkasan Anda, jangan berspekulasi tentang argumentasi
tandingan yang dapat digunakan artikel ini untuk mengalahkan
argumentasi yang lain. Jika Anda ingin berspekulasi tentang
informasi semacam itu, tunggulah hingga ringkasan tersebut
selesai.
4. Sebutkan kesimpulan si penulis. 
Biasanya, hal ini berarti menyebutkan kembali tesis tersebut dalam
istilah baru. Jangan menarik kesimpulan Anda sendiri dalam ringkasan
tersebut. Sebutkan kesimpulan atau gagasan si penulis artikel saja.

Bagian 5 - Meringkas Artikel Jurnalistik Atau Berita


1. Catat kejadian-kejadian utamanya. 
Dalam catatan pra-menulis Anda, sebutkan semua kejadian utama
yang dijelaskan dalam artikel berita tersebut.
a. Kejadian-kejadian dalam artikel tersebut mungkin tidak ditulis
secara kronologis. Ketika Anda menulis semua kejadian utama
tersebut dalam catatan Anda, tulis masing-masing kejadian yang
diberikan dan urutkanlah secara kronologis sebelum Anda menulis
ringkasan Anda.
2. Atur kejadian utama tersebut secara kronologis. 
Jika artikel berita tidak ditulis secara kronologis, aturlah kembali
urutan kejadiannya ketika Anda menulisnya, sehingga semua kejadian
tersebut benar-benar ditulis secara kronologis.
a. Ringkasan artikel asli tersebut, pada dasarnya, merupakan sebuah
ringkasan cerita atau kejadian yang terjadi. Meskipun artikel itu
9

mungkin memusatkan perhatian pada elemen yang khusus dari


kejadian itu, ringkasan Anda harus merinci seluruh cakupan cerita
tersebut.
3. Berilah konteks untuk cerita tersebut, 
Jika artikel berita tunggal merupakan bagian dari sebuah rangkaian
besar kejadian, Anda juga harus menjelaskan bagaimana artikel berita
tersebut terkait dengan rangkaian kejadian ini.
a. Hal ini penting, terutama jika artikel berita tersebut adalah sebuah
rangkaian beberapa kejadian, bukannya satu artikel tunggal yang
sesungguhnya sedang dikaitkan dengan esai Anda.
b. Misalnya, jika Anda meringkas sebuah artikel tentang sekolah yang
melarang siswa membawa roti lapis isi selai kacang, Anda dapat
mempertimbangkan untuk menyebutkan sekolah-sekolah lain di
daerah itu yang melakukan hal yang sama.
4. Sebutkan kesimpulan atau pendapat editorial yang ada. 
Jika si jurnalis atau editor yang menulis artikel tersebut sampai pada
sebuah kesimpulan atau memiliki sebuah pendapat tentang berita tersebut,
masukkan ke dalam ringkasan Anda.
a. Jangan menyebutkan pendapat atau analisis pribadi Anda mengenai
artikel tersebut dalam ringkasan Anda.

2.2 Menulis Teknis/ Praktis Artikel Ilmiah.


Menulis praktis Artikel Ilmiah merupakan cara menulis sebuah cerita artikel
secara lebih mudah dan sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditentukan.
Dengan demikian akan adanya kepraktisan dalam menulis artikel, sehingga pesan
yang akan disampaikan melalui artikel tersebut dapat tersampaikan. Bagaimana
membuat cerita artikel ilmiah tersebut secara mudah tetapi pesan yang
disampaikan kepada pembaca dapat tercapai. Adapun langkah-langkah menulis
teknis/ praktis artikel sebagai berikut:
10

1. Judul Artikel.
Judul artikel hendaknya mencerminkan dengan tepat masalah yang
dibahas. Pilihan kata-kata harus tepat, mengandung unsur-unsur utama
masalah, jelas dan setelah disusun dalam bentuk judul harus memiliki daya
tarik yang cukup kuat bagi pembaca. Judul dapat ditulis dalam bentuk
kalimat berita atau kalimat tanya. Salah satu ciri penting artikel adalah
provokatif, dalam arti merangsang pembaca untuk membaca artikel yang
ditulis.
2. Nama Penulis.
Untuk menghindari bias terhadap senioritas dan wibawa atau
inferioritas penulis, nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar
akademik atau gelar profesional yang lain. Jika dikehendaki gelar
kebangsaan atau keagamaan boleh disertakan. Nama lembaga tempat
penulis bekerja ditulis sebagai catatan kaki di halaman pertama. Jika penulis
lebih dari dua orang, hanya nama penulis utama saja yang dicantumkan
disertai tambahan dkk (dan kawan-kawan). Nama penulis lain ditulis dalam
catatan kaki atau di dalam catatan akhir jika tempat pada catatan kaki tidak
mencukupi.
3. Sponsor.
Nama sponsor penelitian ditulis sebagai catatan kaki pada halaman
pertama, diletakkan diatas nama lembaga asal peneliti.
4. Abstrak.
Abstrak artikel adalah ringkasan dari isi artikel yang dituangkan
secara padat, bukan komentar atau pengantar penulis. Panjang abstrak
biasanya sekitar 50-75 kata yang disusun dalam satu paragraf, diketik
dengan spasi tunggal. Format lebih sempit dari teks utama. Dengan
membaca abstrak diharapkan pembaca segera memperoleh gambaran umum
dari masalah dibahas di dalam artikel.
5. Kata Kunci.
Kata kunci hendaknya diambil dari teasaurus bidang ilmu terkait.
Perlu dicatat bahwa kata-kata kunci tidak hanya dapat dipetik dari judul
artikel, tetapi juga dari tubuh artikel walaupun ide-ide atau konsep-konsep
11

yang diwakili secara eksplisit dinyatakan atau dipaparkan di dalam judul


atau tubuh artikel.
6. Pendahuluan.
Bagian ini menguraikan hal-hal penting dengan singkat dan padat
tentang poin latar belakang masalah. Bagian kajian pustaka harus disertai
rujukan yang bisa dijamin otoritas penulisannya. Jumlah rujukan harus
proporsional. Pembahasan kepustakaan harus disajikan secara ringkat,
padat, dan langsung mengenai masalah yang diteliti. Aspek yang dibahas
dapat mencakup landasan teorinya, segi historisnya, atau segi lainnya.
Penyajian latar belakang atau rasional penelitian hendaknya sedemikian
rupa sehingga mengarahkan pembaca ke rumusan masalah penelitian yang
dilengkapi denan rencana pemecahan masalah dan akhir ke rumusan tujuan.
Untuk penelitian kualitatif dibagian ini dijelaskan juga fokus penelitian dan
uraian konsep yang berkaitan dengan fokus penelitian.
7. Metode Penelitian.
Pada bagian in berisikan tentang metode penelitian, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data. Setiap bagian tersebut cukup
dijelaskan secaara singkat dan padat.
8. Hasil dan Penelitian.
Isi bagian ini sangat bervariasi, lazimnya berisi kupasan, analisis,
argumentasi, komparasi, keputusan dan pendirian atau sikap penulis
mengenai masalah yang dibicarakan. Banyaknya sub bagian juga tidak
ditentukan, tergantung kepada kecukupan kebutuhan penulis untuk
menyampaikan pikiran-pikirannya. Diantara sifat-sifat artikel terpenting
yang seharusnya ditampilkan di dalam bagian ini adalah kupasan yang
argumentatif, analitik, dan kritis dengan sistematika yang runtut dan logis,
sejauh mungkin juga berciri komparatif dan menjauhi sifat tertutup dan
instruktif. Walaupun demikian, perlu dijaga agar tampilan ini tidak terlalu
panjang atau sebaliknya menjadi bersifat enumeratif seperti diktat.
9. Penutupan/ Simpulan.
Penutup biasanya diisi dengan simpulan atau penegasan pendirian
penulis atau masalah yang dibahas pada bagian sebelumnya. Banyak juga
12

penulis yang berusaha menampilkan segala apa yang telah dibahas


terdahulu, secara ringkar.
10. Daftar Pustaka/ Rujukan.
Bahan rujukan yang dimaksukan dalam daftar rujukan hanya benar-
benar yang dirujuk di dalam tubuh artikel. Sebaliknya, semua rujukan yang
telah disebutkan dalam tubuh artikel harus tercatat di dalam daftar rujukan.

Adapun hasil dari langkah-langkah yang tertera diatas dapat kita menulis
artikel ilmiah yang praktis. Contoh artikel ilmiah tersebut adalah pembelajaran
sastra.
Dibawah ini merupakan contoh penulisan artikel ilmiah.
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 12 KOTA
PEKANBARU
M. Nur Mustafa, Mangatur Sinaga, Hadi Rumadi, Charlina, Hermandra
Dosen FKIP Universitas Riau
ABSTRACT: This study was entitled Implementation of Curriculum 2013 in
SMA 12 Pekanbaru. This research was motivated by determination of SMAN 12
as one of the schools established by the Department of Education Pekanbaru from
eight high schools in the city of Pekanbaru for the academic year 2013/2014. With
that establishment, SMA 12 has imposed a comprehensive Curriculum 2013.
Against this background, this study was directed to answer questions on the
implementation of a scientific approach to learning which includes observe, ask,
gather information, associates, communicate, as well as teachers’ understanding
of the curriculum, 2013. The source of data was the study of learning four
teachers, who was videotaped and questionnaires. Video learning consists of
learning Indonesian, PPKn, Education History, and Mathematics. Questionnaires
were returned and analyzed 28 copies. The theory is used as a reference study is
Learning Steps with Studying and Meaning that the content of Attachment IV
Permendikbud Number 81A Year 2013 on the Implementation of the Curriculum,
General Guidelines for Learning. The research method was an analysis of the
behavior of teachers and students in the study and analysis of questionnaires. The
results of this study showed that of 28 respondents, 25 respondents (89.3%) had
13

attended the training curriculum in 2013 and 3 respondents (10.7%) who have not
been trained. However, of the 28 respondents, who deeply understand the new
2013 curriculum of the respondents and respondents who understand totaled 18
(67.95%) Thus, there are still teachers (32.05%) which was required the attention
of the head of the school in terms of understanding the Curriculum 2013. The
presence of teachers who do not understand the general guidelines of learning
results in the failure to understand all aspects of the curriculum, such as the
determination of Graduation Standards and learning process. Thus, the
implementation of Curriculum 2013 in SMA 12 Pekanbaru has not been
implemented properly and effectively.2
ABSTRAK: Penelitian ini berjudul Implementasi Kurikulum 2013 di SMA
Negeri 12 Kota Pekanbaru. Penelitian ini dilatarbelakangi penetapan SMAN 12
sebagai salah satu sekolah yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru
dari delapan SMA di Kota Pekanbaru untuk tahun ajaran 2013/2014. Dengan
penetapan itu guru SMA Negeri 12 telah memberlakukan Kurikulum 2013 secara
menyeluruh. Dengan latar belakang itu, penelitian ini diarahkan menjawab
pertanyaan implementasi pendekatan saintifik di dalam pembelajaran yang
mencakup mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi,
mengomunikasikan, serta pemahaman guru terhadap Kurikulum 2013. Sumber
data penelitian adalah pembelajaran empat guru, yang divideokan dan kuesioner.
Video pembelajaran terdiri atas pembelajaran bahasa Indonesia, PPKn,
Pendidikan Sejarah, dan Matematika. Kuesioner yang dikembalikan dan dianalisis
28 eksemplar. Teori yang digunakan sebagai acuan penelitian adalah Langkah
Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya yang merupakan isi
Lampiran IV Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum, Pedoman Umum Pembelajaran. Metode penelitian adalah analisis
terhadap perilaku guru dan siswa di dalam pembelajaran dan analisis kuesioner.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dari 28 responden, 25 responden
(89,3%) telah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 dan 3 responden (10,7%) yang
belum mengikuti pelatihan. Namun demikian, dari 28 responden, yang sangat
memahami Kurikulum 2013 baru satu responden dan responden yang paham

2
Keywords: implementation, Curriculum 2013, the scientific learning
14

berjumlah 18 orang (67,95%) Dengan demikian, 2 masih ada guru (32,05%) yang
memerlukan perhatian kepala sekolah dalam hal pemahaman Kurikulum 2013.
Adanya guru yang belum memahami pedoman umum pembelajaran
mengakibatkan mereka belum memahami semua aspek kurikulum, seperti
penentuan Standar Kelulusan dan proses pembelajaran. Dengan demikian belum
terlaksana dengan baik dan efektif.

PENDAHULUAN
Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru telah menetapkan Sekolah Menengah
Atas yang memberlakukan kurikulum 2013 untuk tahun ajaran 2013/2014.
Penentuan tersebut diasumsikan berdasarkan (a) kesiapan guru berdasarkan
sosialisasi yang telah dilakukan, (b) kesiapan manajemen sekolah, dan (c)
kesiapan dana yang diperlukan. Sekolah Menengah Atas yang direkomendasikan
menggunakan kurikulum 2013 adalah (1) SMA Negeri 1, (2) SMA Negeri 2, (3)
SMA Negeri 6, (4) SMA Negeri 8, (5) SMA Negeri 12, (6) SMA Plus, (7) SMA
Cendana, (8) SMA Swasta Babussalam.
Berdasarkan prapenelitian, dengan wawancara dengan guru Sekolah
Menengah Atas Negeri 12 Dra. Wismar Asturiyah, M.Pd , untuk tahun ajaran
2013/2014, SMA Negeri 12 Kota Pekanbaru telah mengimplementasikan
Kurikulum untuk siswa kelas 10. Untuk tahun ajaran 2014/ 2015, sekolah juga
sudah siap merealisasikan Kurikulum 2013. Perlu ditegaskan, SMA Negeri 12
adalah satu di antara tujuh SMA yang mulai menggunakan Kurikulum 2013 sejak
tahun ajaran 2013/ 2014. Implementasi Kurikulum 2013 tentu saja perlu
diketahui, meliputi (a) Persiapan sekolah meliputi (a) sumber daya manusia, (b)
prasarana dan sarana sekolah, dan (c) sarana pembelajaran.
Berkaitan dengan penelitian ini, masalah yang mungkin muncul di dalam
pembelajaran adalah (1) apakah guru sudah memahami konsep Kurikulum 2013?,
(2) apakah guru sudah mengusai materi yang harus disampaikan kepada siswa
melalui pembelajaran?, (3) apakah guru telah memiliki kemampuan melaksanakan
pembelajaran berbasis saintifik? (4) bagainanakah cara guru melaksanakan
pembelajaran yang memiliki lima unsur kesaintifikan?, (5) bagaimanakah
kreativitas guru menciptakan media pembelajaran?, (6) bagaimanakah
15

kemampuan guru melaksanakan penilaian otentik sebagai bagian yang tidak


terpisahkan dengan pembelajaran saintifik? (7) bagaimanakah sikap guru di dalam
membimbing siswa dalam pembelajaran? atau (8) bagaimanakah cara guru
bertindak agar siswanya dapat secara kreatif mengamati sesuatu, menanyakan
sesuatu setelah mengamati, mengumpulkan informasi untuk menyelesaikan
persoalan yang ditanyakan siswa, mengasosiasikan atau menalar sesuai dengan
pertanyaan, dan mengomunikasikan hasil pengumpulan informasi (data) dan hasil
nalarnya, baik secara lisan, tulisan, atau perbuatan.
Permasalahan yang dapat dikaji atau diteliti terkait dengan implementasi
Kurikulum 2013 sangat banyak antara lain seperti yang dideskripsikan di dalam
butir 1.2. Di dalam penelitian ini, peneliti membatasi objek penelitian pada proses
pembelajaran, yang terfokus pada lima unsur saintifik dalam pembelajaran yaitu
yang diamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan
mengomunikasikan berkaitan dengan pembelajaran saintifik.
Berdasarkan identifiksi masalah dan pembatasan masalah, masalah
penelitian ini ada lima, yakni (1) Apa yang diamati siswa, (2) Bagaimanakah
keaktifan siswa dalam menanya, (3) Bagaimanakah cara siswa mengumpulkan
informasi, (4) Bagaimanakah cara siswa mengasosiasi, (5) Bagaimanakah cara
siswa mengomunikasikan, dan (6) Bagaimanakah pemahaman guru terhadap
Kurikulum 2013? Berdasarkan perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian
ini adalah mendeskripsikan (1) tentang/ hal/ peristiwa yang diamati siswa di
dalam pembelajaran, (2) keaktifan siswa dalam menanya di dalam, (3) cara siswa
mengumpulkan informasi di dalam pembelajaran, (4) cara siswa mengasosiasi di
dalam pembelajaran, (5) cara siswa mengomunikasikan di dalam pembelajaran,
dan (6) pemahaman guru SMA Negeri 12 terhadap Kurikulum 2103.

TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Hakikat Pendekatan Ilmiah
Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi,
menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran
diterapkan berdasarkan teori tertentu. Oleh karena itu, banyak pandangan yang
menyatakan bahwa pendekatan sama artinya dengan metode. Pendekatan ilmiah
16

berarti konep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode


mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Pendekatan pembelajaran
ilmiah (scientific teaching) merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada
pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang melandasi penerapan metode ilmiah.

1.2 Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah.


Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah
(scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi
mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan
mencipta untuk semua mata pelajaran.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Data penelitian dikumpulkan
dengan dua cara. Pertama, melakukan perekaman pembelajaran. Kedua, meminta
guru SMA Negeri 12 Kota Pekanbaru mengisi kuesioner. Produk perekaman
adalah empat video pembelajaran, yakni video pembelajaran mata pelajaran
bahasa Indonesia, kelas X Jurusan MIA, video pembelajaran mata pelajaran
Sejarah, kelas XII Jurusan IIS.2, video pembelajaran mata pelajaran Matematika,
kelas X Jurusan MIA.4, dan video pembelajaran mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan, kelas XI Jurusan MIA.4. Guru yang dilibatkan di dalam
perekaman berdasarkan penetapan Kepala dan Wakil Kepala SMA Negeri 12
Kota Pekanbaru.Perekaman berlangsung selama dua hari, yakni Senin, 23
September 2014 dan Selasa, 24 September 2014.
Kuesioner yang terkumpul dari informan (guru SMA Negeri 12 Kota
Pekanbaru) berjumlah dua puluh delapan. Kuesioner terdiri atas tiga jenis, yakni
(A) pengetahuan guru terhadap Kurikulum 2013, berjumlah 29 butir pernyataan,
(B) pendapat guru terhadap buku teks pembelajaran dan buku panduan guru,
terdiri enam untuk pendapat guru tentang buku teks pembelajaran dan enam untuk
pendapat guru tentang buku panduan guru, dan (C) dampak Kurikulum 2013,
yang terbagi atas satu pertanyaan untuk pengaruh terhadap siswa dan satu
pertanyaan untuk pengaruh terhadap guru.
17

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hal/ Peristiwa yang Diamati Siswa di dalam Pembelajaran dan yang
Dilakukan Guru terhadap yang Diamati Berkaitan dengan Pembelajaran Saintifik
berdasarkan Kurikulum 2013 Peristiwa atau hal yang diamati siswa di dalam
pembelajaran bahasa Indonesia, PPKn, dan Pendidikan Sejarah adalah tayangan
video. Berbeda dengan ketiga pelajaran itu, yang diamati siswa di dalam
pembelajaran matematika adalah penjelasan lisan guru. Berikut ini disajikan
peristiwa atau hal yang diamati siswa dalam empat pembelajaran tersebut.
a. Peristiwa/ Hal yang Diamati dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Berdasarkan acuan Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan
Kegiatan belajar dan Maknanya, aktivitas mengamati dapat berupa (a)
membaca, (b) mendengar, (c) menyimak, dan (d) melihat (tanpa atau dengan
alat).
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa mengamati sebuah
tayangan video. Tayangan itu mengisahkan tiga orang sedang bekerja.
Ketiga orang tokoh peristiwa itu memindahkan batu bata. Dua orang sibuk
memindahkan batu bata. Keduanya sangat sibuk. Kesibukan itu dapat
dipahami bertujuan agar pekerjaan itu cepat selesai. Yang seorang lagi
duduk-duduk. Dia seakan tidak memperdulikan kedua temannya yang tekun
bekerja. Melihat temannya hanya duduk-duduk, salah seorang dari yang
sibuk bekerja menegur temannya. Teguran itu seolah-olah tidak senang
melibat temannya tidak bekerja padahal temannya sudah lelah. Teguran itu
tidak berterima. Keduanya terlibat dalam pertengkaran. Pertengkaran itu
berlanjut dengan perkelahian. Keduanya bertinju dan bergulat di tanah.
Perkelahian itu tidak dilerai temannya, bahkan ikut menyalahkan temannya
yang malas bekerja itu.
Siswa mengamati video itu dengan penuh perhatian. Antarsiswa
mengadakan reaksi sesamanya dengan cara saling memberikan pendapat,
tertawa, dan mencatat sesuatu. Tayangan tersebut menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan, bukan karena pertengkaran dan perkelahian itu
18

tetapi karena mereka langsung dapat menerima sebuah peristiwa nyata,


bukan hanya cerita lisan gurunya atau bukan peristiwa yang mereka peroleh
melalui membaca cerita.
b. Peristiwa/ Hal yang Diamati dalam Pembelajaran PPKn.
Dalam pembelajaran PPKn siswa menyaksikan tanyangan berita
tentang Pulau Bali. Diberitakan bahwa di samping Bali sebagai daerah
wisata, Bali juga dikenal dengan sebuah provinsi yang memiliki sebuah
wilayah, di mana terdapat rumah ibadah agama yang ada di Indonesia. Sang
pembaca berita menyampaikan bahwa di Bali terjalin kehidupan masyarakat
yang rukun dengan agama dan kepercayaan dan tempat ibadah yang
berbeda.
Berita itu dilengkapi dengan tayangan beberapa pendapat tentang
kerukunan kehidupan beragama di Bali dan selipan tayangan keragaman
kehidupan beragama melalui anakanak yang sedang bermain dan
memberikan kesempatan kepada teman-temannya melaksanakan ibadah
ketika waktu beribadah mereka sudah tiba.
c. Peristiwa/ Hal yang Diamati dalam Pembelajaran Pendidikan Sejarah.
Dalam pembelajaran sejarah siswa mengamati gambar yang disajikan
guru melalui LCD. Di dalam gambar terdapat beberapa aktivitas masyarakat
zaman praaksara sesuai dengan materi pembelajaran. Gambar disertai
dengan kalimat LAGI NGAPAIN YAA???”, TANGAN SIAPA, BRO?
Sambil menayangkan gambar, guru meminta perhatian siswa untuk
mengamati gambar yang ditayangkan melalui LCD tersebut.
Dengan tayangan gambar guru mengadakan tanya-jawab tentang
kehidupan masyarakat praaksara. Di dalam pembelajaran ini unsur menanya
tidak mencul dari siswa melainkan pertanyaan diajukan kepada siswa.
Proses ini tidak sesuai dengan proses pembelajaran, khususnya dalam
menanya, yang seharusnya muncul dari pihak siswa setelah mengamati
sesuatu, dalam hal ini gambar.
Guru memimpin siswa tentang gambar yang ditayangkan dengan cara
bertanya-jawab. Guru bertanya, “Gambar apa ini?” sambil menunjuk
gambar di tayangan. Di tanyangan terdapat sebuah gambar aktivitas
19

masyarakat zaman praaksara. Di dalam gambar itu tertulis LAGI NGAPAIN


YAA???.
Setelah mendengarkan jawaban beberapa siswa, guru menyampaikan
pesan bahwa manusia pada zaman praaksara itu hidup seadanya: rumah
sederhana. Guru menayangkan gambar yang ada bekas telapak tangan
dengan tulisan Tangan siapa Bro? Guru dan siswa berdiskusi. Yang
didiskusikan adalah perilaku manusia dalam memanfaatkan hutan. Manusia
zaman praaksara membuka hutan dengan menebang tetapi tidak membakar,
yang berbeda dengan perilaku manusia zaman sekarang, seperti perusahaan
yang membakar hutan untuk keperluannya. Manusia zaman praaksara
menebang pohon dengan kapak yang terbuat dari batu.
Berdasarkan data, guru masih terpengaruh dengan proses
pembelajaran berdasarkan KTSP. Hal itu ditandai oleh proses
memperhatikan gambar dan diikuti dengan aktivitas tanya-jawab.
4. Peristiwa/ Hal yang Diamati dalam Pembelajaran Matematika.
Dalam pembelajaran matematika siswa dalam kelompok membaca
sumber belajar untuk mendapatkan pengertian dan manfaat matrik dalam
kehidupan. Guru membagikan kertas materi yang akan dibaca siswa.
Dengan demikian, yang diamati siswa adalah teks tertulis. Selama siswa
berdiskusi, yang ditetapkan selama 30 menit, guru mengawasi siswa dengan
cara mendampingi siswa dari kelompok ke kelompok lain.

Keaktifan Siswa dalam Menanya di dalam Pembelajaran dan yang


Dilakukan Guru untuk Memotivasi Siswa Menanya Berkaitan dengan
Pembelajaran Saintifik berdasarkan Kurikulum 2013 .
1. Peristiwa/ Hal yang Diamati dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa aktif menanyakan
mengenai anekdot. Setelah mengamati tayangan, guru mempersilakan siswa
menanyakan hal-hal yang tertentu dari tayangan. Guru mempersilakan
setiap kelompok mengajukan pertanyaan melalui juru bicara. Artinya,
pertanyaan merupakan pertanyaan kelompok kepada kelompok lain. Yang
menanyakan (1) juru bicara kelompok Misbul Abdillah (2) juru bicara
20

kelompok Idrus Tintin, (3) juru bicara kelompok Sutardji Calzoum Bahri
(Ainun), (4) juru bicara kelompok Tien Marni, dan (5) juru bicara kelompok
Tenas Efendy. Pertanyaan antar kelompok, antara lain
a. Bagaimana penyelesaian dalam anekdot itu?
b. Apakah adegan kekerasan itu (perkelahian) dapat dicontoh?
c. Apakah struktur anekdot itu terpisah atau tergabung?
d. Bagaimanakah struktur anekdot itu?
e. Bagaimana kaidah anekdot itu?
Guru mengulang lima pertanyaan yang diajukan siswa. Tujuannya
adalah untuk memperjelas hal yang ditanyakan. Kejelasan itu tentu perlu
agar siswa dapat dengan baik dan jelas ketika melakukan aktivitas
mengumpulkan infoemasi sebagai jawaban pertanyaan kelima siswa yang
masing-masing mewakili kelompoknya.
2. Peristiwa/ Hal yang Diamati dalam Pembelajaran PPKn.
Dalam pembelajaran, guru PPKn tidak memberikan kesempatan
bertanya kepada siswa. Sebaliknya, guru memberikan masalah untuk
diselesaikan/dijawab siswa, yakni:
a. Apa dasar hukum diperlukan kepercayaan kepada Tuhan Yang
Mahaesa?
b. Apa yang harus dilakukan?
Dengan demikian, guru menggunakan kaidah (b) yakni pertanyaan
untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati dengan
versi pertanyaan (menanya) berasal dari guru, bukan dari siswa.
3. Peristiwa/ Hal yang Diamati dalam Pembelajaran Pendidikan Sejarah.
Di dalam Pembelajaran tidak tampak proses menanya dari siswa.
Sebaliknya, guru mengajukan pertanyaan. Setelah menyaksikan tayangan,
guru bertanya, “Gambar apa ini?” sambil menunjuk gambar di tayangan. Di
tanyangan terdapat sebuah gambar aktivitas masyarakat zaman praaksara.
Di dalam gambar itu tertulis LAGI NGAPAIN YAA???.
Melalui gambar, guru menyampaikan pesan bahwa manusia pada
zaman praaksara itu hidup seadanya: rumah sederhana. Guru menayangkan
gambar yang ada bekas telapak tangan dengan tulisan Tangan siapa Bro?
21

Guru dan siswa berdiskusi. Yang didiskusikan adalah perilaku manusia


dalam memanfaatkan hutan. Manusia zaman praaksara membuka hutan
dengan menebang tetapi tidak membakar, yang berbeda dengan perilaku
manusia zaman sekarang, seperti perusahaan yang membakar hutan untuk
keperluannya. Manusia zaman praaksara menebang pohon dengan kapak
yang terbuat dari batu.
4. Peristiwa/ Hal yang Diamati dalam Pembelajaran Matematika.
Tidak terjadi proses menanya dari siswa kepada guru atau antarsiswa
di dalam kegiatan pembelajaran. Guru tidak melakukan aktivitas untuk
membangkitkan kemauan siswa untuk mempertanyakan sesuatu yang telah
dijelaskan. Memang, di dalam kegiatan mengamati, siswa memperhatikan
penjelasan guru tentang matrik dan membaca bahan/materi dari buku
sumber yang sudah dimiliki siswa, sehingga mereka tidak mengajukan
pertanyaan. Mungkin pula, materi matrik sudah dipahami sebagian besar
siswa, sehingga tidak menimbulkan persoalan bagi setiap siswa.

Cara Siswa Mengumpulkan Informasi di dalam Pembelajaran dan


yang Dilakukan Guru agar Siswa Aktif Mengumpulkan Informasi
Berkaitan dengan Pembelajaran Saintifik berdasarkan Kurikulum
2013.
1. Peristiwa/ Hal yang Diamati dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Guru menugaskan kelompok menjawab pertanyaan kelompok lain
berdasarkan pertanyaan yang diajukan. Sebelumnya, guru telah menetapkan
pertanyaan yang harus dijawab oleh setiap kelompok. Dengan penetapan
tersebut, setiap kelompok mengumpulkan informasi yang berbeda dari
kelompok lain. Meskipun di dalam menanggapi jawaban kelompok lain,
guru memberikan kesempatan kepada semua siswa tanpa mewakili
kelompoknya. Artinya, pertanyaan dijawab dengan unsur mengumpulkan
data/ informasi.
Ketika siswa di dalam kelompok mengumpulkan informasi, guru
mendampingi siswa dari satu kelompok ke kelompok lain. Guru
mengadakan tanya jawab dan memberikan arahan kepada setiap anggota di
22

setiap kelompok. Ketika berdiskusi di dalam kelompok, siswa sudah


melakukan aktivitas bernalar.
2. Peristiwa/ Hal yang Diamati dalam Pembelajaran PPKn.
Siswa mengumpulkan informasi untuk menjawab dua pertanyaan.
Siswa mengumpulkan informasi dari buku pelajaran yang sudah dimiliki
siswa. Ketika siswa berdiskusi guru mengulang tayangan tentang kehidupan
beragama di Bali. Siswa kembali memperhatikan tayangan sambil bekerja di
dalam kelompok. Tampaknya, siswa bekerja di dalam kelompok tetapi
sangat individual. Artinya, siswa tidak tampak bertukar pikiran. Mereka
sibuk bekerja perorangan.
3. Peristiwa/ Hal yang Diamati dalam Pembelajaran Pendidikan Sejarah.
Guru membagi siswa atas lima kelompok sekaligus memberi arahan
agar siswa dalam membentuk kelompok tidak ribut dan tidak mengangkat
kursi. Instruksi tersebut dilanjjutkan siswa dengan membentuk kelompok.
Guru meminta setiap kelompok menunjuk satu orang juru bicara.
Guru membagikan soal yang berbeda untuk setiap kelompok. Guru
menyampaikan pesan bahwa selama siswa berdiskusi beliau akan
mengamati, menilai, dan mencatat aktivitas siswa. Guru mengamati
aktivitas siswa dengan cara mengamati setiap kelompok. Guru berbicara
dengan anggota kelompok, guru memberikan arahan ketika mengamati
diskusi kelompok. Guru mengamati setiap siswa di dalam kelompok dan
mencatat hasil pengamatannya dan memberikan nilai di lembar penilaian.
4. Peristiwa/ Hal yang Diamati dalam Pembelajaran Pendidikan
Matematika.
Guru meminta siswa dalam kelompok membaca sumber belajar untuk
mendapatkan pengertian dan manfaat matrik dalam kehidupan. Guru
membagikan kertas materi yang akan dibaca siswa. Dengan demikian, yang
diamati siswa adalah teks tertulis. Selama siswa berdiskusi, yang ditetapkan
selama 30 menit, guru mengawasi siswa dengan cara mendampingi siswa
dari kelompok ke kelompok lain.
23

Cara Siswa Mengasosiasi/ Menalar di dalam Pembelajaran dan yang


Dilakukan Guru agar Siswa Mampu Mengasosiasi Berkaitan dengan
Pembelajaran Saintifik berdasarkan Kurikulum 2013.
1. Peristiwa/ Hal yang Diamati dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Berdasarkan acuan Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan
Kegiatan belajar dan Maknanya, aktivitas mengasosiasi/ menalar terdiri atas
dua, yakni (1) mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas
dari hasil kegiatan mengumpulkan/ eksperimen maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi dan (2) Pengolahan
informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari
solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan.
Kegiatan mengasosiasi/ menalar dilakukan siswa berkaitan dengan
kegiatan guru. Pada tahap ini guru memberikan teks berjudul KUHP dalam
Anekdot. Siswa diminta membaca teks tersebut. Siswa dalam kelompok
yang sama diminta menentukan struktur dan kaidah anekdot dalam teks
anekdot. Setiap siswa di dalam kelompok mendapatkan sebuah teks yang
sama. Hal ini mempermudah siswa karena dapat membaca secara mandiri.
Kembali guru mendampingi setiap kelompok. Di dalam kelompok, guru
berdialog mendampingi dan membantu siswa.
Juru bicara setiap kelompok mengomunikasikan hasil diskusi mereka
tentang struktur dan kaidah teks anekdot yang mereka baca.
Pengomunikasian hasil diskusi diikuti dengan tanggapan peserta diskusi.
Guru mengambil bagian di dalam diskusi untuk membantu juru bicara.
2. Peristiwa/ Hal yang Diamati dalam Pembelajaran PPKn.
Dalam mengasosiasi atau menalar berdiskusi di dalam kelompok.
Sumber informasi yang diasosiaikan berasal dari buku pelajaran yang sudah
dimiliki siswa. Ketika siswa berdiskusi guru mengulang tayangan tentang
kehidupan beragama di Bali. Siswa kembali memperhatikan tayangan
sambil bekerja di dalam kelompok. Tampaknya, siswa bekerja di dalam
kelompok tetapi sangat individual. Artinya, siswa tidak tampak bertukar
24

pikiran. Mereka bernalar secara perorangan, karena tidak terjadi dialog


antaranggota kelompok.
3. Peristiwa/ Hal yang Diamati dalam Pembelajaran Pendidikan Sejarah.
Proses mengasosiai atau menalar siswa berlangsung dengan cara
berdiskusi. Yang didiskusikan adalah perilaku manusia dalam
memanfaatkan hutan. Manusia zaman praaksara membuka hutan dengan
menebang tetapi tidak membakar, yang berbeda dengan perilaku manusia
zaman sekarang, seperti perusahaan yang membakar hutan untuk
keperluannya. Manusia zaman praaksara menebang pohon dengan kapak
yang terbuat dari batu.
4. Peristiwa/ Hal yang Diamati dalam Pembelajaran Matematika.
Proses menalar siswa terjadi dengan membaca sumber belajar untuk
mendapatkan pengertian dan manfaat matrik dalam kehidupan. Guru
membagikan kertas materi yang akan dibaca siswa. Dengan demikian, yang
diamati siswa adalah teks tertulis.

Cara Siswa Mengomunikasikan di dalam Pembelajaran dan yang


Dilakukan Guru agar Siswa Mampu Mengomunikasikan Berkaitan
dengan Pembelajaran Saintifik berdasarkan Kurikulum 2013.
1. Peristiwa/ Hal yang Diamati dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Setiap kelompok mengomunikasikan hasil diskusi kelompoknya
berdasarkan lima pertanyaan. Perlu diberitahukan bahwa satu kelompok
tidak menjawab kelima pertanyaan, tetapi gurunya menetapkan kelompok
yang menjawab pertanyaan tertentu. Dengan demikian, waktu yang tersedia
cukup untuk digunakan dalam pembelajaran. Siswa mengomunikasikan
secara lisan. Kelompok menunjuk juru bicara untuk menyampaikan hasil
diskusi. Juru bicara setiap kelompok mengomunikasikan hasil diskusi
mereka tentang struktur dan kaidah teks anekdot yang mereka baca.
Pengomunikasian hasil diskusi diikuti dengan tanggapan peserta diskusi.
Guru mengambil bagian di dalam diskusi untuk membantu juru bicara.
25

2. Peristiwa/ Hal yang Diamati dalam Pembelajaran PPKn.


Anggota kelompok 2 mempresentasikan hasil kerjanya, yakni adanya
beberapa rumah ibadah, yang menunjukkan sikap toleransi masyarakat Bali
dalam kehidupan sehari-hari. Komplek ibadah menandakan pula kerukunan
beragama di Bali. Masyarakat Bali sangat saling menghormati dengan
beberapa contoh yang diambil dari tayangan, sebagai contoh penghormatan
masyarakat terhadap orang yang beragama yang berbeda.
Anggota kelompok 1 mengomunikasikan pendapatnya tentang
kehidupan beragama di Bali. Pendapat anggota kelompok 1 dilengkapi
siswa dari anggota lain yang menyarankan perlunya semua orang
menghormati orang yang beragama lain. Seorang siswa menyatakan
perlunya sikap toleransi beragama. Seorang siswa menanggapi pertanyaan
temannya. Di dalam kehidupan, persahabatan perlu dilandasi dengan sikap
toleransi.
3. Peristiwa/ Hal yang Diamati dalam Pendidikan Sejarah.
Guru mempersilakan setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusi. Anggota kelompok lain dipersilakan memberikan tanggapan
terhadap hasil presentasi kelompok penyaji. Setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan menanggapi hasil presentasi
kelompok lain. Hampir semua siswa aktif memberikan pertanyaan dan
tanggapan. Hanya saja, siswa lebih sering menanyakan daripada
menanggapi.
Guru memimpin siswa menyimpulkan pembelajaran. Sayangnya, guru
tidak melibatkan siswa mengomunikasikan simpulan tetapi didominasi guru.
4. Peristiwa/ Hal yang Diamati dalam Pembelajaran Matematika.
Untuk mengomunikasikan hasil kerja siswa Siswa mengerjakan
latihan di papan tulis, yakni memindahkan data ke dalam matrik. Dengan
cara tersebut, siswa mengomunikasikan hasil kerja mereka. Hasil yang
dikomunikasikan langsung ditanggapi oleh siswa dan guru. Di samping
mengamati video pembelajaran, peneliti mengumpulkan data dengan
kuesioner. Berikut ini disajikan data berdasarkan kuesioner yang
dikembalikan, yakni 28 eksempar (28 guru).
26

Pembahasan pembelajaran dimaksudkan adalah membahas unsur


mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi/menalar, dan
mengomunikasikan yang terjadi di dalam pembelajaran. Kelima unsur
tersebut diperoleh dari video pembelajaran.

Pengetahuan dan Pemahaman Guru tentang Kurikulum 2013.


Pembahasan pengetahuan guru SMA Negeri 12 tentang Kurikulum
2013 dilakukan berdasarkan 42 kuesioner. Dari 28 responden, 25 responden
(89,3%) telah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 dan 3 responden
(10,7%) yang belum mengikuti pelatihan. Namun demikian, dari 28
responden, yang sangat memahami Kurikulum 2013 baru satu responden
dan yang responden yang paham berjumlah 18 orang (67,95%) Dengan
demikian, masih ada guru (32,05%) yang memerlukan perhatian kepala
sekolah dalam hal pemahaman Kurikulum 2013. Jika tidak ada perhatian,
maka pembelajaran belum sepenuhnya mengikuti kaidah pembelajaran yang
ditetapkan, seperti yang ditetapkan di dalam Permendikbud 81A tentang
proses pembelajaran.
Persentase guru yang memahami Kurikulum 2013 berkaitan dengan
pengetahunaguru tentang komponen yang berubah pada Kurikulum 2013
dibandingkan dengan Kurikulum 2006. Guru yang memahami adanya empat
perbedaan adalah 10 responden, yakni menyatakan bahwa yang berubah
adalah standar Kompetensi Lulusan (SKL), materi/Isi pembelajaran (Buku),
proses pembelajaran dengan Pendekatan Tematik dan Saintifik, dan
penilaian pembelajaran.
Berdasarkan hasil kuesioner dapat diketahui bahwa kemampuan guru
dalam memahami Kurikulum 203 masih harus ditingkatkan. Peningkatan
dapat dilakukan baik secara internal, yakni di lingkungan sekolah, maupun
melibatkan pihak ketiga, seperti pengawas atau pihak lain yang dianggap
dapat meningkatkan kompetensi pedagogi, profesional, sosial, dan
kompetensi kepribadian. Jika peningkatan tidak dilakukan maka masih akan
terjadi sikap guru yang cenderung menggurui siswa, memerintah siswa
tanpa memilih pendekatan atau metode pembelajaran yang secara tidak
27

langsung siswa digurui atau diperintah secara tidak sadar. Artinya, jika
menggunakan pendekatan, model, atau metode yang tepat, ditambah
ditambah dengan kompetensi sosial yang baik, maka siswa tidak merasa
diperintah atau digurui. Mereka aktif tanpa terpaksa atau dipaksa. Siswa
yang dihadapkan dengan objek pembelajaran yang menyenangkan akan
lebih gembira menyelesaikan masalah atau akan senang berdiskusi di dalam
kelompok atau secara individu mencari berbagai sumber untuk
mendapatkan fakta dan atau data penyelesaian masalah.

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian, tim peneliti mendeskripsikan simpulan.
Belum semua guru SMA Negeri 12 mengikuti sosialisasi Kurikulum 2013.
Guru yang sudah mengikuti sosialisasi pun belum memahami semua aspek
Kurikulum 2013. Kompetensi guru dalam hal proses pembelajaran dengan
pendekatan saintifik masih memerlukan perbaikan. Berdasarkan analisis
video pembelajaran, disimpulkan bahwa proses pembelajaran sudah ada
yang menggunakan lima unsur pembelajaran secara baik, yakni mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan
secara baik. Namun demikian, masih ada guru yang memfasilitasi siswa
tanpa media pembelajaran sehingga tampak masih pembelajaran berpusat
pada guru.
Pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik tampak
membuat proses pembelajaran yang menyenangkan. Siswa aktif mengamati
objek, aktif berdiskusi, aktif bertanya, dan aktif menanggapi pendapat siswa
dan atau guru.

DAFTAR PUSTAKA
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.
28

2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
4. Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Pedoman Umum
Pembelajaran.
29

BAB III
PENUTUPAN
3.1 Simpulan.
Secara keseluruhan cara penulisan karya ilmiah yang baik sudah ditentukan
yaitu sesuai dengan tata bahasa (EYD) dan tata tulis yang disepakati oleh
masyarakat akademik. Adapun yang masuk ke dalam penelitian meliputi masalah
penelitian, tujuan, metode , kajian teori, objek data variabel dan hasil penelitian.
Kemudian cara-cara penulisan karya ilmiah yang baik adalah:
1. Judul Artikel.
2. Nama Penulis.
3. Sponsor.
4. Abstrak.
5. Kata Kunci.
6. Pendahuluan.
7. Metode Penelitian.
8. Hasil dan Penelitian.
9. Penutupan/ Simpulan.
10. Daftar Pustaka/ Rujukan.

3.2 Saran.
Saran yang bisa disampaikan melalui makalah ini adalah sebaiknya dan
sudah sepatutnya bagi semua orang untuk mempelajari dan mengembangkannya,
jangan hanya sekedar mengetahui nama tanpa mengenalnya.
30

DAFTAR PUSTAKA

Sinaga, Magatur. 2015. Kompetensi Berbahasa Indonesia. Pekanbaru: Hasbi


Press

Rahardi, Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.


Jakarta: Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai