Kelompok 5:
JURUSAN AKUNTANSI
PEKANBARU
2019
i
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Perumusan strategi
Pengawasan (monitoring)
“indikator kerja”. Ukuran kinerja mengacu pada penilaian kerja secara langsung,
sedangkan indikator kerja penilaiannya tidak secara langsung.
Konsep dasar indikator input, output, dan outcome terdiri atas dasar
definisi dan konsep pengukuran masing-masing jenis indikatornya. Untuk
menentukan indikator kinerja perlu mempertimbangkan komponen sebagai
berikut (Mahmudi, 2007: 90; Mardiasmo, 2009: 125) :
1. Biaya pelayanan
2. Tingkat penggunaan
3. Kualitas dan standar pelayanan
4. Cakupan pelayanan
5. Kepuasan
Indikator kinerja yang dikembangkan meliputi:
1. Indikator Input, Input adalah semua jenis sumber daya masukan
yang digunakan dalam suatu proses tertentu untuk menghasilkan
output. Pengukuran input adalah pengukuran sumber daya yang
dikonsumsi oleh suatu proses dalam rangka menghasilkan output.
Proses tersebut dapat berbentuk program atau kegiatan. Ukuran
input mengindikasikan jumlah sumber daya yang dikonsumsi oleh
suatu program, aktivitas, dan organisasi.
2. Indikator Ouput, Output adalah hasil langsung dari suatu proses.
Pengukuran ouput adalah pengukuran keluaran yang dihasilkan dari
proses. Ukuran output menunjukkan hasil implementasi program
atau akivitas. Sudrajat (2007: 197) menyatakan bahwa pengukuran
output harus memiliki karakteritik sebagai berikut:
1. Ditujukan ke bidang kinerja sesungguhnya
2. Tepat sasaran
3. Tepat waktu
4. Objektif.
Jika pengukuran output tidak memiliki salah satu dari ke empat
karakteristik diatas, maka sistem pengendalian yang berorientasi
12
Indikator kerja ditetapkan untuk menilai kinerja dan kesehatan organisasi secara
keseluruhan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan.
Pengukuran kinerja sektor public bukan hanya bagaimana kemampuan
uang publik dibelanjakan, tetapi dilihat juga dari segi ekonomis, efisiensi dan
efektifitas, dan tentunya dari segi outcome. Pengukuran kinerja sektor publik
dilaksanakan untuk menilai pencapaian organisasi melalui alat ukur keuangan
dan nonkeuangan. Untuk melakukan pengukuran kinerja dengan melihat variabel
kunci kemudian dikembangkan pada unit kinerja yang bersangkutan untuk dapat
diketahui tingkat pencapaian kinerja, dari isnilah kita bisa mengetahui apakah
kinerja suatu organisasi telah sesuai dengan apa yang direncakan meliputi
ekonomi, efisensi, efektivitas, dan lain-lain atau tidak. Jika tidak tercapai maka
dikatakan bahwa pengukuran kinerja suatu organisasi tidak berjalan
sebagaimana mestinya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul dan M. Syam Kusufi. 2012. Teori, Konsep dan Aplikasi:
Akuntansi Sektor Publik: Dari Anggaran Hingga Laporan Keuangan, Dari
Pemerintah Hingga Tempat Ibadah, Edisi Ke-2. Jakarta: Salemba Empat.