SOAL
Carilah kasus korupsi yang terjadi di provinsi Jambi dan nasional masing-masing 2.
Dan buatlah analisis : tipe korupsi, modus, jenis korupsi, dan upaya pemberantasan
yang sudah dilakukan oleh penegak hukum
JAWABAN
“Terdakwa juga dihukum membayar denda senilai Rp 50 juta subsider 2 bulan kurungan,”
kata ketua majelis hakim Yandri Roni saat membacakan amar putusan, Rabu. Selain denda,
Fathuri juga dihukum membayar uang pengganti senilai Rp 228 juta.
Fathuri didakwa atas kasus korupsi bantuan penguatan modal koperasi pengembangan usaha
produksi budidaya karet.. Dana tersebut berasal dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah tahun anggaran 2007. Fathuri terbukti bersalah melanggar Pasal 3 jo Pasal 18
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana diubah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat 1 KUHP.
Fathuri Rahman bersama penasehat hukumnya menyatakan akan pikir-pikir terkait putusan
ini. Majelis hakim memberikan waktu 7 hari pada kedua pihak untuk mempertimbangkan
upaya hukum lanjutan.
Analisis :
1. Tipe korupsi : tindak pidana korupsi yang terkait dengan penyalahgunaan anggaran.
4. Upaya pemberantasan yang sudah dilakukan oleh penegak hukum : Divonis 2,5 tahun
penjara
2. Kasus Korupsi Asrama Haji, Eks Kakanwil Kemenag Jambi Dituntut
8,5 Tahun Bui
Jambi - Jaksa penuntut umum (JPU) menuntut mantan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil)
Kementerian Agama (Kemenag) Jambi, M Thahir Rahman, dengan hukuman 8 tahun 6 bulan
penjara terkait kasus dugaan korupsi revitalisasi Asrama Haji Jambi. Jaksa menilai Thahir
bertanggung jawab atas korupsi yang merugikan negara. "Menuntut agar majelis hakim
menjatuhkan pidana penjara 8 tahun 6 bulan, dan denda uang Rp 500 juta serta subsider 6
bulan kurungan penjara kepada terdakwa," kata JPU Kejati Jambi Putu Eka Suyanta di
Pengadilan Tipikor Jambi, Senin (24/2/2020).
Menurut jaksa, Thahir terbukti secara sah bersalah dan meyakinkan melakukan tindak pidana
korupsi secara bersama-sama. Thahir juga dianggap bertanggung jawab atas perbuatan pidana
dalam proses revitalisasi Asrama Haji yang menimbulkan kerugian negara hingga Rp 11,7
miliar. Selain pidana penjara dan denda, JPU juga membebankan pidana tambah berupa uang
pengganti atas kerugian negara sebesar Rp 1,070 miliar subsider 5 tahun penjara kepada
terdakwa.
"Perbuatan terdakwa juga sebagaimana diatur dalam dakwaan subsider Pasal 3 Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHPidana," ujar jaksa.
Sementara itu, selain M Tahir, terdakwa lainnya adalah staf bidang Kemenag Jambi (PPK)
berinisial HD serta Kepala ULP Kemenag Jambi bernisial EDS.
Kemudian, Direktur PT Guna Karya Nusantara cabang Banten, Mulyadi; dan pihak swasta
selaku subkontraktor proyek berinisial HT; lalu pemilik proyek HJA serta pihak swasta
berinisial MBR yang masing-masing dituntut 2 tahun, 8 tahun, dan kurungan penjara dengan
denda Rp 50 juta serta RP 500 juta.
Proyek revitalisasi Asrama Haji Jambi ini juga dikerjakan oleh PT Guna Karya Nusantara
(GKN) cabang Banten pada 2016 dengan anggaran Rp 51 miliar, namun diduga terjadi
penyimpangan dalam proyek hingga akhirnya proyek pembangunan mangkrak sejak Maret
2017.
Analisis :
1. Tipe korupsi : korupsi yang berupa pungutan-pungutan liar oleh pejabat atau
penyelenggara negara.
4. Upaya pemberantasan yang sudah dilakukan oleh penegak hukum : hukuman 8 tahun
6 bulan penjara
B. KASUS KORUPSI NASIONAL
Mereka yang ditetapkan tersangka penerima suap yakni Safri (SAF) selaku Stafsus Menteri
KKP; Andreau Pribadi Misanta (APM) selaku Stafsus Menteri KKP; Siswadi (SWD) selaku
Pengurus PT Aero Citra Kargo (ACK); Ainul Faqih (AF) selaku Staf istri Menteri KKP; dan
Amiril Mukminin selaku swasta. Sementara diduga sebagai pihak pemberi, KPK menetapkan
Suharjito (SJT) selaku Direktur PT Dua Putra Perkasa Pratama (DPPP).
KPK menduga, Edhy Prabowo menerima suap dengan total Rp10,2 miliar dan 100.000 dolar
AS dari Suharjito. Suap tersebut diberikan agar Edhy selaku Menteri Kelautan dan Perikanan
memberikan izin kepada PT Dua Putra Perkasa Pratama untuk menerima izin sebagai
eksportir benih lobster atau benur.
Analisis :
4. Upaya pemberantasan yang sudah dilakukan oleh penegak hukum : masih ditahap
pengadilan
2. Kejaksaan Tangkap Buronan Kasus Korupsi Rp 22,45 Miliar
Setelah putusan MA inkrah, Lisa telah dipanggil secara patut selama tiga kali untuk
melaksanakan eksekusi.
“Namun, terpidana mengabaikan panggilan jaksa eksekutor, bahkan menghilang dari alamat
semula di Pondok Pinang, Jakarta Selatan,” ucapnya.
Saat ini, Lisa dititipkan di Rutan Salemba Cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan.
Selanjutnya, Lisa akan diterbangkan ke Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan untuk dieksekusi.
Analisis :
4. Upaya pemberantasan yang sudah dilakukan oleh penegak hukum : Pada 29 Juli 2019,
Mahkamah Agung (MA) memvonis Lisa dengan hukuman penjara selama tujuh tahun
dan denda Rp 200 juta subsider enam bulan kurungan. Selain itu, MA juga
menjatuhkan pidana tambahan, yaitu membayar uang pengganti sebesar Rp 8,9 miliar
dalam waktu satu bulan setelah putusan memperoleh kekuatan hukum tetap atau
inkrah.