Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KASUS KORUPSI

“ KORUPSI ASET EKS BUPATI MANGGARAI BARAT NTT DIVONIS 7 TAHUN PENJARA”

I. PENDAHAHULUAN

Kasus korupsi di NTT kabupaten Manggarai Barat yang melibatkan Gusti Dula ini
menuai sorotan publik karena nilai proyek yang sangat besar dan dampaknya terhadap
pembangunan di wilayah tersebut. Kasus ini juga menunjukkan keseriusan pemerintah untuk
memberantas tindak korupsi di Indonesia.

Dugaan korupsi aset yang melibatkan Mantan Bupati Manggarai Barat, Nusa Tenggara
Timur (NTT), yang divonis 7 tahun penjara adalah sebuah kasus hukum di mana Mantan
Bupati tersebut dituduh melakukan penyimpangan atau penyalahgunaan kekuasaan terkait
dengan aset atau harta milik negara.

Selama persidangan, pihak jaksa penuntut mengajukan bukti-bukti dan argumen-argumen


yang kuat untuk membuktikan bahwa terdakwa, dalam hal ini Mantan Bupati Manggarai
Barat, terlibat dalam tindak korupsi terkait aset atau harta milik negara. Hal ini kemungkinan
mencakup penyimpangan dalam penggunaan dana publik, penyelewengan yang melibatkan
kontrak proyek, penggelapan dana, atau manipulasi dalam tata kelola aset negara.

Setelah mendengarkan bukti dan argumen dari kedua belah pihak, hakim memutuskan
bahwa terdakwa bersalah dan menjatuhkan hukuman 7 tahun penjara. Hukuman ini bertujuan
untuk memberikan sanksi kepada terdakwa sebagai akibat dari tindak pelanggaran hukum
yang dilakukan.
II. URAIAN KRONOLOGI

Pada tahun 2017, Kepolisian Resort Manggarai Barat menerima laporan dari masyarakat
tentang dugaan korupsi di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Laporan
tersebut menuduh Gusti Dula, mantan Bupati Manggarai Barat, terlibat dalam korupsi
proyek infrastruktur seperti pembangunan jalan, irigasi, dan bendungan. \

Setelah dilakukan penyelidikan, pada tahun 2018, Gusti Dula dan beberapa orang
lainnya, termasuk kontraktor proyek, ditangkap oleh Kepolisian Daerah NTT. Mereka
dituduh melakukan korupsi dengan cara memperoleh uang secara ilegal melalui proyek
infrastruktur tersebut yang mencapai total nilai sekitar Rp 1, 3 triliun

Sebelum ditahan oleh tim penyidik Tipidsus Kejati NTT, tersangka mantan Bupati Mabar
ini diperiksa terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh tim medis dari dokter
yang disiapkan oleh Kejati NTT. Tersangka Bupati Manggarai Barat, Agustinus CH Dulla
juga menjalani pemeriksaan antigen oleh tim medis dari Dinas Kesehataan Provinsi NTT
untuk memastikan tersangka sudah sembuh dari covid 19.

Usai pemeriksaan, tim medis menyatakan bahwa tersangka dinyatakan sehat dan layak
untuk dilakukan penahanan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Kupang. Mantan
Bupati Manggarai Barat ini ditahan, Rabu, 10 Maret 2021 sekitar pukul 13.30 WITA,
setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi jual beli aset negara
berupa tanah di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat yang merugikan negara Rp1, 3
Triliun. Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Manggarai Barat, Bambang Dwi yang
ditemui di Kantor Kejati NTT menegaskan tersangka merupakan orang ke 17 yang
ditahan penyidik Tipidsus dalam kasus dugaan korupsi jual beli aset negara di Labuan
Bajo, Manggarai Barat.
Pada tanggal 1 november 2021, Tim penyidik Tipidsus Kejati NTT melakukan tahap II
karena berkas telah dinyatakan lengkap (P-21)2) ke tangan Jaksa Penuntut Umum (JPU)
Kejari Mabar untuk dilimpahkan ke Pengadilan Tipikor Kupang. Tersangka ditahan 20
hari kedepan, sambil menunggu proses dakwaan untuk dilimpahkan ke Pengadilan
Tipikor Kupang.

Pada sabtu, 2 juli 2022 Agustinus CH . Dulla selaku Bupati Manggarai Barat Nusa
Tenggara Timur didakwa aksi pidana korupsi pengalihan asset Pemda Manggarai Barat.
Proses hukum dilanjutkan, dan pada tahun 2021, Gusti Dula divonis bersalah dan dijatuhi
hukuman 7 tahun penjara serta denda sebesar Rp 1,3 triliun. Selain itu, semua harta
kekayaannya disita oleh negara.

III. ANALISA HUKUM

Analisis hukum terhadap kasus korupsi Agustinus Dulla akan melibatkan


beberapa aspek berikut:
1. Pembuktian: Dalam suatu kasus korupsi, sistem hukum memerlukan pembuktian
yang kuat untuk menetapkan bahwa Agustinus Dulla terlibat dalam tindakan korupsi.
Hal ini melibatkan penyelidikan dan pengumpulan bukti oleh pihak yang berwenang,
seperti pemerintah atau lembaga anti-korupsi.
2. Peran Agustinus Dulla: Analisis hukum akan mempertimbangkan peran yang
dimainkan oleh Agustinus Dulla dalam kasus korupsi. Apakah dia merupakan pelaku
utama, penghubung, atau memiliki peran lain dalam melakukan tindakan korupsi.
Penilaian ini akan mempengaruhi tingkat keterlibatannya dan dampak hukum yang
dikenakan padanya.
3. Undang-undang yang melibatkan kasus ini: Analisis akan melibatkan penerapan
Undang-Undang yang berlaku terkait korupsi di negara tersebut. Undang-undang ini
mungkin mencakup tindakan pidana dan sanksi yang diterapkan pada pelaku korupsi.
4. Kerugian yang ditimbulkan: Analisis juga akan mempertimbangkan besarnya
kerugian yang ditimbulkan oleh tindakan korupsi Agustinus Dulla. Hal ini melibatkan
perhitungan kerugian finansial atau kerugian lainnya yang dialami oleh pemerintah
atau lembaga publik sebagai akibat dari tindakan korupsi.
5. Proses hukum: Setelah terbukti terlibat dalam tindakan korupsi, Agustinus Dulla akan
menjalani proses hukum yang sesuai dengan sistem peradilan pidana negara terkait.
Proses ini melibatkan pemeriksaan, persidangan, dan pertimbangan hukuman yang
sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
(Tipikor) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) memvonis Mantan Bupati Manggarai
Barat, Agustinus Ch Dullah 7 tahun penjara terkait kasus dugaan korupsi aset daerah
yang merugikan negara Rp1,3 triliun.

Putusan hakim ini disampaikan dalam sidang di Pengadilan Tipikor Kupang yang
dipimpin Hakim Wari Juniati. Sedangkan terdakwa Agustinus Ch Dullah mengikuti
sidang itu secara virtual, Rabu, 30 Juni 2021.Dalam amar putusannya hakim memvonis
Agus Dullah selama 7 tahun penjara dan denda sebesar Rp1 miliar subsidair 3 bulan
kurungan dan tidak dibebankan uang pengganti kerugian negara.

Menurut majelis hakim perbuatan terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan
melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana telah diatur dan diancam dalam pasal 2
ayat (1) Jo pasal 18 Undang – Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor
Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi Jo Pasal 55 ayat (1)
ke – 1 KUHPidana.

Usai majelis hakim membacakan putusan kepada terdakwa Agustinus CH. Dula,
ketua majelis hakim, Wari Juniati mengatakan jika terdakwa maupun jaksa penuntut
umum tidak sependapat dengan putusan ini, maka bisa mengambil upaya hukum lain
seperti banding sesuai dengan waktu yang diberikan.

Terdakwa Agustinus CH. Dula melalui kuasa hukumnya, Jefri menyatakan pikir –
pikir atas putusan majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Kupang.
Hal senada diungkapkan JPU Kejati NTT, Herry C. Franklin. Dimana, Herry C. Franklin
menyatakan pikir – pikir atas putusan majelis hakim.
IV. Kesimpulan

Kasus korupsi di NTT kabupaten Manggarai Barat yang melibatkan Gusti Dula
adalah sorotan publik karena melibatkan proyek besar dan dampaknya terhadap
pembangunan wilayah tersebut. Ini juga mencerminkan komitmen pemerintah dalam
memberantas korupsi di Indonesia. Mantan Bupati Manggarai Barat divonis 7 tahun
penjara dalam kasus korupsi aset negara, yang melibatkan penyimpangan dalam
penggunaan dana publik dan manipulasi dalam tata kelola aset negara. Keputusan hakim
untuk menjatuhkan hukuman tersebut adalah tindakan penegakan hukum untuk
pelanggaran yang dilakukan.

V. Saran
1. Sistem Pengadilan yang Efektif : Memastikan bahwa sistem peradilan berfungsi
dengan baik dan adil, dengan hakim yang tidak terpengaruh oleh tekanan politik atau
uang suap.
2. Kampanye Anti-Korupsi: Menggalakkan kampanye anti-korupsi di sekolah dan
masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya korupsi dan nilai-nilai
integritas.
3. Pengawasan Media: Mendorong media untuk berperan aktif dalam mengungkapkan
kasus korupsi dan memantau kinerja pemerintah.Audit Independen: Melakukan audit
independen secara berkala terhadap penggunaan dana publik dan proyek-proyek besar
untuk mendeteksi potensi penyimpangan.
4. Hukuman yang Tegas: Memberlakukan hukuman yang tegas dan mendeterrasi bagi
pelaku korupsi untuk mengurangi insentif melakukan tindakan korupsi.Partisipasi
Masyarakat: Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pemantauan
pemerintahan dan melaporkan tindakan korupsi yang mereka saksikan.

Anda mungkin juga menyukai