Disusun oleh
Analisis Kasus:
Munurut majelis hakim, kedua terdakwa telah melanggar pasal 2 ayat 1 dan pasal 3
junto pasal 18 Undang- undang Nomer 20 tahun 2001, tentang perubahan atas
undang- undang nomer 31 tahun 1999 tentang tindak pidana korupsi.
Seperti yang telah diajarkan dalam pembelajaran PBAK bahwa “Tindak pidana
terhadap penyalahgunaan wewenang, khususnya korupsi salah satunya pada
pengadaan barang dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar terhadap
pembangunan bangsa”. Untuk menciptakan sistem yang baik, diperlukan peran
pengawasan untuk tegaknya peraturan pengadaan barang dan jasa. Pengadaan barang
dan jasa dilaksanakan untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat.
Namun pada pelaksanaannya, banyak menimbulkan permasalahan hukum dan
menyebabkan kerugian negara yang tidak sedikit salah satu contoh kasusnya seperti
yang sudah dipaparkan diatas. Pengadaan yang dilakukan oleh orang yang benar,
artinya pengadaan dilakukan dengan proses yang tepat, oleh pegawai yang memiliki
keahlian sesuai kualifikasi yang ditentukan agar dapat meminimalisir penyelewengan
kasus seperti contoh.
KASUS 2
Analisis:
Dalam hal ini sudah menjadi pelajaran bagi Indonesia bahwa lemahnya perhatian
yang dilakukan pihak yang berwenang terhadap kasus pajak sebelumnya. Kasus
pajak ini bisa mencoret nama baik pegawai pajak lain yang tidak melakukan
penggelapan pajak seperti yang dilakukan Gayus Tambunan. Penggelapan pajak dan
penghindaran Pajak merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya penerimaan
Pajak Pertambahan Nilai. Hal ini harus menjadi perhatian lebih bagi Kantor
Pelayanan Pajak dikarenakan Pajak Pertambahan Nilai merupakan penerimaan
negara yang cukup besar. Untuk meminimalisir terjadinya hal serupa maka penulis
menyarankan pemerintah harus tegas dalam menghukum pelaku korupsi dan dalam
memberantas korupsi yang tidak hanya berfokus pada intansi atau jabatan tinggi
tetapi juga harus fokus memberantas korupsi yang mungkin dapat dilakukan oleh
pegawai biasa.