Anda di halaman 1dari 2

Kasus Korupsi Bank Syariah Mandiri Simalungun Jalan di Tempat

Penulis Redaksi FIN - Oktober 8, 2019

JAKARTA – Kejaksaan Agung hingga kini tak kunjung menetapkan tersangka kasus dugaan
korupsi pemberian fasilitas pembiayaan PT Bank Syariah Mandiri kepada PT Tanjung Siram
senilai Rp 35 miliar. Pencairan dana ini diduga dilakukan secara melawan hukum.

Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman mengaku bingung
dengan sikap penyidik pidana Khusus Kejaksaan Agung yang belum menetapakan tersangka
dalam perkara ini. Padahal sejumlah saksi telah diperiksa.

“Kok fokusnya pemeriksaan saksi-saksi, rutin sekali, tapi tersangkanya belum ditetapkan,”
katanya di Jakarta, Senin (7/10).

Menurutnya, praktik dugaan korupsi dalam pemberian fasilitas kredit oleh Bank BUMN kepada
pihak swasta yang berujung pada kredit macet dan kerugian negara kerap terjadi di Indonesia.
Artinya untuk membongkar tuntas kasus ini tidak sulit.

Kejaksaan Agung, kata Boyamin, memiliki personil yang sudah sangat berpengalaman dalam
membongkar korupsi fasilitas kredit perbankan yang berakhir menimbulkan kerugian negara.

Dia berharap penyidik pidana khusus dalam waktu dekat menetapkan tersangka dalam kasus ini.
“Banyak sekali kasus kaya gini, segera tuntaskan tetapkanlah tersangka. Harusnya penetapan
tersangka sebentar oleh penyidik, sudah pengalaman,” ujarnya.

Biasanya, lanjut Boyamin, dalam korupsi fasilitas kredit menggunakan modus aset pemohon
kredit tidak sesuai dengan jumlah pinjaman yang diajukan. Bahkan tidak sedikit aset pemohon
adalah aset fiktif, namun dibuat seakan memiliki aset perusahaan yang luar biasa.

“Modusnya kan sama itu itu saja, punya aset Rp 5 juta tapi dikasih kredit sama bank Rp 20 juta.
Ini modusnya,” tutupnya.

Sementara, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapus Penkum) Kejaksaan Agung, Dr Mukri
mengatakan penyidikan kasus dugaan korupsi ini masih terus berjalan. Tim penyidik masih terus
mengumpulkan bukti sebelum masuk lama tahap penetapan tersangka.
“Masih jalan penyidikannya, pemeriksaan jalan terus,” katanya di Kejaksaan Agung.

Dia menegaskan penyidik juga telah memeriksa saksi Ngadimin Handrisanto selaku mantan
Direktur Utama PT Suka Damai Lestari periode tahun 2005-2009 terkait kasus ini.

“Saksi Ngadimin Handrisanto diperiksa terkait dengan penjualan lahan seluas 704 Ha dari PT.
Suka Damai Lestari kepada PT. Tanjung Siram, artinya penyidikan jalan terus,” tegasnya.

Dalam kasus ini, kata Mukri, pada 2009 PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu
Perdagangan Simalungun Sumatera Utara memberikan pembiayaan kepada PT Tanjung Siram.
Di mana dalam pemberian pembiayaan yang semestinya dicairkan secara bertahap namun,
dilakukan pencairan sekaligus sebesar Rp 35.000.000.0000, dengan agunan yang tidak
mencukupi untuk fasilitas pembiayaan selama 7 tahun hanya sebesar Rp 931.000.00.

“Kemudian pembiayaan mengalami kategori kolektibilitas 5 pada tahun 2014 dan agunan tidak
cukup untuk pengembalian pinjaman, sehingga diduga dapat mengakibatkan kerugian keuangan
negara,” tutupnya.

Sumber: https://fin.co.id/2019/10/08/kasus-korupsi-bank-syariah-mandiri-simalungun-jalan-di-
tempat/

Permasalahan dalam artikel tersebut yaitu:

1. Apa yang menyebabkan korupsi pada Bank Syariah Simalungun jalan ditempat?

2. Bagaimana solusi agar korupsi pada Bank Syariah Simalungun tidak jalan ditempat?

3. Berapa yang dikorup pada Bank Syariah Mandiri Simalungun?

Anda mungkin juga menyukai