Anda di halaman 1dari 2

RUGIKAN NEGARA Rp3,26 M, MANTAN KEPALA PERUMDA BPR

DITAHAN KEJARI MAJALENGKA

MAJALENGKA - Kejaksaan Negeri (Kejari) Majalengka menahan F, mantan Kepala BPR


Majalengka cabang Sukahaji, Kamis (13/10/2022) petang. F ditahan terkait kasus dugaan
tindak pida korupsi (tipikor) di Perumda BPR yang mengakibatkan kerugian negara sekitar
Rp3,26 miliar Bersama F, Kejari Majalengka juga menahan Y, orang kepercayaan dari F.
Keduanya ditahan setelah pada 5 Oktober ditetapkan sebagai tersangka dalam dugaan
tipikor di Perusahaan Daerah (Perumda) BPR Sukahaji, sejak 2018-2020. Penahanan
keduanya dilakukan setelah menjalani pemeriksaan sejak Kamis siang.
Kepala Kejari (Kajari) Majalengka Eman Sulaeman mengatakan, pihaknya telah memeriksa
ratusan saksi atas dugaan korupsi tersebut. Para saksi berasal dari kalangan nasabah dan
nasabah dan Aparatur Sipil Negara (ASN). "Tersangka F selaku Kepala BPR memerintahkan
tersangka Y untuk mencari calon debitur. Selanjutnya Y mencari dan menginformasikan
kepada calon debitur, baik itu calon debitur yang datang sendiri kepada Y ataupun calon
debitur yang ditemukan sendiri oleh Y," kata Kajari, terkait peran keduanya. Dugaan korupsi
sendiri lantaran ditemukan adanya indikasi penyelewengan dalam pelaksanaan pencarian
debitur itu. Penyelewengan itu terletak pada ketidaksesuaian antar syarat yang ditentukan
bagi para calon debitur dengan praktik di lapangan. "Pihak BPR juga tidak pernah melakukan
survei terlebih dulu ketika ada nasabah yang akan meminjam uang ke BPR, namun pinjaman
langsung disetujui pihak pengelola BPR Sukahaji," jelas dia. Eman mengatakan, dalam
pengelolaan tidak ada prinsip kehati-hatian, agunan banyak yang palsu tidak terpantau.
Ketika ada agunan juga tidak sesuai dengan nilai kredit yang diberikan.
"Sehingga ketika diketahui kreditnya macet agunan yang dijaminkan minim tidak bisa
menutupi tunggakan utangnya, usahanya juga banyak yang tidak jelas. Padahal seharusnya
ada analisa kredit untuk meminimalisasi adanya kerugian akibat tunggakan,” lanjut Eman.
Akibat perbuatan para tersangka, negara dirugikan sekitar Rp3,26 miliar. Sebagai BUMD,
penyertaan modal Perumda BPR itu semuanya berasal dari Pemda Majalengka. Para
tersangka dijerat Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana Pasal
284 ayat 2 junto Pasal 20 ayat 1 junto Pasal 21 junto Pasal 22 junto Pasal 24 ayat 1.
Keduanya untuk sementara ditahan selama 20 hari ke depan.

Perihal kasus diatas dapat disimpulkan bahwasanya masih ada ditemukan oknum – oknum
diPemerintahan yang salah dalam menggukan hak,wewenang dan kuasa yang diamanahkan
kepadanya. Menurut pandangan saya pribadi Hal ini terjadi

Anda mungkin juga menyukai