Anda di halaman 1dari 2

Nama : Siti qomariyah

Nim : P17250221004

Pejabat DAMRI Bandung Tersangka Dugaan Penggelapan Dana


Perusahaan Rp814,3 Juta
Seorang pejabat dan pegawai DAMRI
Cabang Bandung ditetapkan sebagai
tersangka kasus dugaan penggelapan
dana perusahaan sebesar
Rp814.368.299 atau Rp814,3 juta.
Kedua tersangka adalah Sandi
Subiantoro, pegawai atau koordinator
penerimaan pendapatan, dan Atep
Sunandi yang menjabat Manajer
Keuangan Perum DAMRI Cabang
Bandung. Penetapan status tersangka
kepada Sandi Subiantoro dan Atep Sunandi dilakukan penyidik Asisten Pidana Khusus
(Aspidsus) Kejaksaan Negeri (Kejari) Bandung setelah melakukan serangkaian proses
penyelidikan dan penyidikan intensif yang dilakukan penyidik.
Kepala Kejari Bandung Rachmad Vidianto mengatakan, penggelapan dana pendapatan
perusahaan DAMRI Cabang Bandung itu diduga dilakukan kedua tersangka selama dua tahun.
Modus operandi yang dilakukan, kedua tersangka tidak menyetorkan dana UPP ke perusahaan.
"(modus operandinya) tidak menyetorkan atau menggelapkan uang pendapatan perusahaan
DAMRI Cabang Bandung dalam kurun waktu tahun 2016-2018," kata Kepala Kejari Bandung di
kantor Kejari Bandung, Jalan Jakarta, Kota Bandung, Senin (23/5/2022). Rachmad Vidianto
menyatakan, dalam aksinya, Sandi berperan selaku koordinator penerimaan UPP. Sandi bertugas
menerima setoran dari para kondektur bus kota di tujuh trayek, yakni Ledeng-Leuwipanjang,
Dago-Leuwipanjang, Tanjungsari-Kebon Kalapa dan Alun-alun-Ciburuy dengan tarif Rp5.000
per penumpang.
Kemudian lajur Elang-Jatinangor dan Dipatiukur-Jatinangor dengan tarif Rp8.000 per
penumpang. Kemudian lajur Kota Baru Parahyangan-Alun-alun Bandung dengan tarif Rp10.000
per penumpang.Sedangkan tersangka Atep berperan menutupi UPP yang tidak disetorkan
tersebut agar terlihat balance atau seimbang antara kredit dan debit. Atep melakukannya dengan
cara membuat catatan belanja fiktif pada pos pengeluaran dengan total nominal sebesar Rp330
juta lebih. "Selain itu, terdakwa Atep Sutendi juga melakukan catatan pengeluaran fiktif pada
pencatatan piutang usaha dan bisnis angkutan haji sebesar Rp600 juta,," ujar Rachmad Vidianto.
Tim Aspidsus Kejari Bandung menghitung kerugian negara akibat perbuatan kedua tersangka.
Total taksiran kerugian negara akibat pengelapan yang diduga dilakukan Sandi dan Atep sebesar
Rp814.368.299. "Untuk pasal yang digunakan Pasal 2 dan Pasal 3 (UU Tipikor)," tutur Kajari
Bandung.
https://jabar.inews.id/berita/pejabat-damri-bandung-tersangka-dugaan-penggelapan-dana-
perusahaan-rp8143-juta/3
1. Analisis Pada kasus Pejabat DAMRI Bandung Tersangka Dugaan Penggelapan Dana
Perusahaan Rp814,3 Juta.
Merupakan Jenis Korupsi Pengelapan dana yang dilakukan pegawai Negeri yaitu
Seorang pejabat dan pegawai DAMRI Cabang Bandung, yang bernama Sandi
Subiantoro, pegawai atau koordinator penerimaan pendapatan, dan Atep Sunandi
yang menjabat Manajer Keuangan Perum DAMRI Cabang Bandung. Pengelapan
Dana ini diperkirakan terjadi selama 2 tahun, dan modus Operadi yang dilakukan,
kedua tersangka tidak menyetorkan dana UPP ke perusahaan. Akibat dari kasus ini,
kerugian yang dialami negara ditaksir mencapai Rp814.368.299. dan para pelaku
dikenai Pasal 2 dan Pasal 3 (UU Tipikor).

Dan Sebagaimana diketahui Pasal 2 ayat (1) berbunyi:


"Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara, dipidana penjara dengan penjara seumur hidup atau
pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan denda paling
sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1 miliar.

Pasal 3:
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada
padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan Negara atau
perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 20 tahun dan atau denda paling sedikit
Rp 50 juta dan paling banyak Rp 1 miliar.

Cara menyelesaikan atau mengatasinya Mewajibkan Pemberlakuan pelaporan


transaksi keuangan tertentu. Dan Penyelidikan, penuntutan, peradilan, dan
penghukuman koruptor besar dengan efek jera.Sehingga Dapat mengurangi kasus-
kasus korupsi di Negara Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai