Anda di halaman 1dari 7

TUGAS AKHIR SEMESTER

SURAT-SURAT BERGHARGA

ANALISA KASUS PENIPUAN BILYET GIRO, IMELDA DAN

REINALDO RESMI TAHANAN POLDA SULUT

OLEH:

Nama : Aditya Fortuna Olia

NIM : 16-082

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT

2019/2020
BILYET GIRO (CEK KOSONG)

A. Konsep Dasar Cek atau Bilyet Giro

Terdapat beberapa definisi dan ketentuan tentang hal ini, yaitu:

a. Defini cek dalam KUHD

Cek adalah surat berharga yang memuat kata cek/cheque

dalam mana penerbitannya memerintahkan kepada bank

tertentu untuk membayar sejumlah uang kepada orang yang

namanya disebut dalam cek, penggantinya, pembawanya,

pada saat ditunjukan.

b. Definisi cek dan bilyet giro pada link Bank Indonesia.

1) Cek adalah surat perintah tidak bersyarat untuk membayar

sejumlah dana yang tercantum dalam cek dimana penarikan

cek dapat dilakukan baik atas nama maupun atas tunjuk dan

merupakan surat berharga yang dapat diperdagangkan.

2) Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank

penyimpan dana untuk memindahkan bukukan sejumlah

dana dari rekening yang bersdangkutan kepada rekening

pemegang yang disebutkan namanya.

c. Definisi cek dan bilyet giro pada surat edaran Bank Indonesia No.

2/10/DASP tanggal 8 Juni 2000.

Cek/bilyet giro kosong adalah cek/bilyet giro yang

ditujukan dan ditolak tertarik dalam tenggang waktu adanya


kewajiaban penyediaan dana oleh penarik karena saldo

tidak cukup atau rekening telah ditutup.

B. Contoh Kasus

KASUS PENIPUAN BILYET GIRO, IMELDA DAN REINALDO RESMI

TAHANAN POLDA SULUT

Laporan Wartawan Tribun Manado Kevrent Sumurung

TRIBUNMANADO.CO.ID, setelah proses pemeriksaan yang

cukup panjang, dua tersangka kasus Bilyet Giro (Cek kosong) yang

merupakan pasangan suami istri masing-masing Reinaldo dan Imelda

akhirnya resmi ditahan oleh tim penyidik Jantanras, Polda Sulut.

Mereka ditahan, Kamis (2/12/2011) sekitar pukul 23.00 WITA.

Keduanya ditahan karena telah terbukti melakukan tindak pidana penipuan

Bilyet Giro yang korbannya adalah Ratna.

Sebelumnya, dari informasi yang diterima melalui seseorang

pemyidik Jatanras, kasus yang menyeret tiga orang tersangka yakni

pasangan suami istri tersebut beserta supirnya Stanly telah ditemukan

bahwa kasus tersebut merupakan tindak pidana murni dan sama sekali

tidak bisa dialihkan ke ranah perdata.

Ini sesuai dengan hasil gelar perkara penetapan tersangka. Kalau

sudah ada tersangka berarti telah terjadi pidana, sehingga tak bisa ke
perdata lagi karena terindikasi pidana murni dari hasil pengembangan,

ungkapnya.

Seperti yang diketahui, kasus ini dilaporkan korban Ratna

Waliliong pada Agustus 2011 lalu. Kasus ini sendiri berawal pada tahun

2008. Ketika itu Imelda Baguna menawarkan jasa kepada Ratna Djuwita

Waliliong untuk menjualkan brilian ,ilik pelapor. Tawaran jasa tersebut

disetujui oleh pelapor.

Ratna yang awalnya percaya dengan dua tersangka tersbut,

akhirnya melakukan transaksi. Pada transaksi pertama, pembayaran hasil

penjualan berlian tersebut pun berjalan lancar dengan jumlah pembayaran

1 miliar rupiah. Pembayaran pun dilakukan dengan menggunakan bilyet

giro. Kesepakatannya membayar dengan menggunakan bilyet giro dengan

nomor rekening giro milik Imelda atau pun suaminya Reinaldo.

Transaksi pembayaran awalnya berjalan lancar. Akan tetapi sejak

Mei 2011 ketika jumlah berlian yang diambil telah mencapai nilai 3,2

miliar rupiah terlapor hanya sanggup membayar 700 juta rupiah. Sisanya

2,5 miliar rupiah oleh terlapor coba dilunasi dengan memberikan kepada

pelapor 45 lembar bilyet giro.

Ternyata setelah dikliring oleh bank yang bersangkutan ditolak

dengan keterangan saldo tidak cukup. Belakangan rekening giro milik

Reinaldo Sanyoto di Bank BCA melalui sejumlah bilyet giro oleh Bank
Mandiri saat dikliring ditolak karena rekening no 0261618833 telah

ditutup.

Keduanya diduga telah melakukan penipuan, diancam pidana

dalam pasal 378 KUHP dengan memberikan sejumlah bilyet giro kosong

untuk melunasi sisa utangnya.

Sumber kasus: https://manado.tribunnews.com/2011/12/02/kasus-penipuan-bilyet-

giro-imelda-dan-reinaldo-resmi-tahanan-polda-sulut

C. Analisa Kasus

Didalam penjabaran kasus diatas dapat diketahui bahwasanya

permasalahan hukum yang terjadi disana adalah masalah hukum pidana

murni dimana terjadinya tindak pidana penipuan bilyet giro yang

korbannya adalah Ratna dan kasus ini tidak bisa dialihkan ke ranah

perdata. Dimana menurut penyidik Jantanras dalam hasil gelar perkara

telah ditentukannya beberapa tersangka, dan apabila sudah

membicarakan tersangka berarti telah terjadi suatu pidana, sehingga hal

tersebut tidak bisa ke ranah perdata lagi karena terindikasi pidana murni

dari hasil pengembangan perkara tersebut.

Seperti yang diketahui pada kasus diatas antara Imelda dan Ratna

telah terjadi suatu kesepakatan. Dimana si Ratna ini menerima jasa yang

diberikan oleh Imelda.


Pada transaksi pertama semua berjalan lancar, akan tetapi seiring

berjalannya waktu dimana jumlah berlian yang diambil sudah bernilai 3,2

miliar rupiah Imelda hanya sanggup membayar 700 juta rupiah saja, dan

sisanya 2,5 miliar rupiah akan dibayar melalui 45 lembar bilyet giro.

Dan setelah itu Ratna selaku pemegang bilyet giro dari Imelda tadi

melakukan pengecekan cek pada bank yang bersangkutan ditolak dengan

keterangan bank yaitu saldo pihak yang bersangkutan tidak mencukupi.

Begitu juga dengan rekening giro milik Reinaldo selaku suami Imelda

juga ditolak dengan keterangan rekening tersbut telah ditutup.

Keduanya diduga telah melakukan penipuan, diancam pidana dalam

pasal 378 KUHP dengan ancaman pidana paling lama 4 tahun, yaitu

terkait membrikan bilyet giro kosong untuk melunasi sisa utangnya.

Dalam pasal 378 KUHP tersebut menjelaskan bahwa:

Barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri


atau orang lain secara melawan hukum dengan menggunakan
nama palsu atau martabat (hoedaningheid) palsu; dengan tipu
muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang
lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau
supaya memberi utang maupun menghapuskan piutang,
diancam, karena penipuan, dengan pidana penjara paling lama
empat tahun.
D. Contoh Cek Kosong

Anda mungkin juga menyukai