Oleh:
Lady Ruby
2015-050-209
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS KATOLIK
ATMA JAYA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui salah satu contoh kasus yang menggambarkan praktek
penggunaan cek kosong dan untuk mengetahui bagaimana upaya penyelesaian masalah
terhadap kasus yang timbul dalam praktek penggunaan cek kosong.
BAB II
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
1.1 Contoh kasus apa yang terjadi dalam praktek penggunaan cek kosong?
Bagaimana upaya penyelesaian masalah terhadap kasus yang timbul dalam praktek
penggunaan cek kosong?
Contoh kasus
PALEMBANG - Dua kali tagihan utangnya dibayar dengan cek kosong, PT Pulau Hijau
Asri (PHA) melalui kuasa hukumnya, Chairul S Matdiah, SH melapor ke Polda Sumsel,
Rabu (2/7). Pelakunya tidak lain adalah Siti Faridah yang merupakan warga negara
Malaysia. Akibat perbuatan Siti, PT PHA diduga menderita kerugian hingga Rp 3,2
miliar. Tidak hanya Siti Fadilah yang kita laporkan tetapi juga dua orang lainnya yaitu
Muskani dan Zamzami. Muskani yang berjanji untuk bertanggungjawab dan Zamzami
yang memiliki cek kosong tersebut,” kata Chairul S Matdiah kepada wartawan, Rabu
(22/7) yang ditemui usai melapor ke Siaga Ops Polda Sumsel.
Menurutnya, kejadian itu berawal dari kontrak jual beli crude palm oil (CPO) antara
Siti dan PT PHA. Perjanjian kontrak itu senilai Rp 3,2 miliar. Selanjutnya, Siti tidak juga
melakukan pembayaran terhadap perjanjian jual beli tersebut dan baru pada minggu
pertama Juli 2009 memberikan dua lembar cek. Kedatangan Siti pada saat itu bersama
dengan Muskani dan Zamzami. Adapun masing-masing cek bernilai Rp 2 miliar dan Rp
1,2 miliar. Saat dicairkan oleh salah satu karyawan PT PHA pada tanggal 8 Juli 2009
ternyata cek tersebut kosong. Siti menemui kembali pihak PT PHA setelah dikonfirmasi
bahwa cek yang diberikannya kosong pada tanggal 20 Juli 2009. Siti pun memberikan
cek yang baru sebagai alat pembayaran atas perjanjian kontrak jual beli yang berimbas
menjadi hutang tersebut. Namun, lagi-lagi saat karyawan PT PHA hendak mencairkannya
pada tanggal 24 Juli 2009, cek itu pun merupakan cek kosong.
Upaya penyelesaian masalah
Sampai saat ini penulis belum mendapatkan perkembangan terakhir dari kasus cek
kosong antara Siti Fadilah dan PT PHA ini, namun penulis akan menjelaskan bagaimana
proses upaya yang dapat dilakukan jika terjadi kasus masalah cek kosong, dan akan di
lanjutkan dan dijelaskan di bagian analisis.
Penyelesaian masalah yang timbul dalam praktek penggunaan Cek kosong sebagai
alat pembayaran di Indonesia adalah bahwa cek tersebut dapat ditagihkan kemudian hari
sebelum habis masa pengunjukannya yaitu 70 hari. Tetapi apabila masa pengunjukkan
selama 70 hari cek telah lewat dan cek masih ditolak karena belum tersedianya dana,
maka masih dapat dimintakan dana sampai waktu selama 6 bulan terhitung mulai hari
penerbitan semula. Setelah waktu 6 bulan telah lewat (daluwarsa), pemegang cek masih
dapat melakukan Hak Regres.
Hak regres adalah hak yang diberikan oleh undang- undang kepada
pemegang surat beharga dalam hal terjadi non akseptasi atau non pembayaran. Hak regres
atau hak recourse dalam kamus Bank Indonesia adalah Hak Pemegang Surat
Wesel/cek/surat sanggup untuk menagih penarik/endosan/avalis guna mendapatkan
pembayaran jika pihak tertarik menolak melakukan pembayaran (recht van regres) dan
Recourse juga diartikan hak alih bayar. Hak regres diatur di dalam Pasal 142 sampai
dengan Pasal 153 KUHD.
Namun pada dasarnya, setelah hak regres ini ditempuh, tetapi masih belum
dilakukan pembayaran, maka pemegang surat beharga dapat kembali kepada perjanjian
pokok. Jika terjadi nya Wanprestasi yaitu secara lengkap adalah tidak memenuhi
kewajiban yang telah ditetapkan dalam perjanjian, atau melanggar perjanjian, yaitu
melakukan atau berbuat sesuatu yang tidak boleh dilakukan.
Gugatan atau sanksi bagi pelaku wanprestasi dapat berupa menuntut ganti
rugi(psl 1243 KUHPerdata) yg terdiri dari 3 unsur yaitu :
ANALISIS
Sampai saat ini penulis belum mendapatkan perkembangan terakhir dari kasus cek
kosong antara Siti Fadilah dan PT PHA ini. Karena itu penulis mencoba menganalisis
permasalah ini dan mencari jalan yang harus ditempuh oleh pihak-pihak yang bersengketa
diatas.
Pada asasnya setiap penerbit yang menerbitkan cek seharusnya berlatar
belakang suatu perbuatan dasar dimana penerbit sebagai seorang nasabah di Bank yang
mempunyai rekening tabungan mempunyai dana yang cukup terlebih dahulu sebelum
menerbitkan surat cek sebagai alat pembayaran. Namun seringkali di dalam praktek
penggunaan cek sering disalah gunakan sebagai tindakan penipuan yaitu cek kosong.
Faktor yang menjadi pendukung praktek penggunaan cek kosong adalah rahasia
Bank. Bank tidak akan memberikan informasi mengenai jumlah rekening nasabahnya.
Jadi apabila ternyata surat cek itu dananya tidak mencukupi atau kosong, penerima surat
cek tidak mungkin mengetahui hal itu. Penerima surat cek hanya percaya bahwa pada saat
diperlihatkan ia akan memperoleh pembayaran. Bagi penerbit surat cek yang
berspekulasi, hal ini merupakan kesempatan untuk memperoleh kenikmatan dengan
menerbitkan surat cek kosong atau membayar dengan cek kosong dalam transaksi
dagang.
Adapun di dalam perjanjian kontrak jual beli untuk sahnya suatu perjanjian
diperlukan 4 syarat sesuai dengan ketentuan psl 1320 KUHPerdata yaitu:
1. Sepakat mereka yang mengaitkan dirinya;
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3. Suatu hal tertentu;
4. Suatu sebab yang halal.
Bila sepakat sudah tercapai, maka perjanjian jual beli tersebut telah sah dan
mengikat serta berlaku sebagai Undang- Undang bagi mereka yaitu bagi Siti Faridah dan
PT. PMA. Kata sepakat ini juga menciptakan hak dan kewajiban bagi penjual dan
pembeli. Penjual dalam hal ini PT. PHA berkewajiban untuk menyerahkan hak milik atas
benda yang dijual belikan yaitu crude palm oil (CPO), menjamin kenikmatan tenteram
atas benda tsb dan menanggung cacat benda yang tersembunyi. Pembeli berhak untuk
menerima barang atau benda yang diperjualbelikan dari Penjual dan berkewajiban untuk
membayar harga sesuai dengan yang telah diperjanjikan. Jadi jika penjual sudah
melaksanakan kewajibannya aka penjual juga berhak menerima harga barang berupa
sejumlah uang pada waktu dan tempat sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian.
Dalam kasus ini upaya-upaya yang sudah dijelaskan diatas jika kita kaitkan dengan
kasus cek kosong antara Siti Fadilah dan PT PHA yaitu perjanjian kontrak jual beli crude
palm oil (CPO) antara Siti dan PT PHA yang senilai Rp 3,2 miliar. Di dalam perjanjian
kontrak jual beli tersebut, Siti Faridah yang merupakan warga negara Malaysia
berkewajiban membayar Rp 3,2 milyar terhadap pembelian crude palm oil (CPO)
terhadap PT Pulau Hijau Asri (PHA).
Namun dalam kasus “Utang Rp 3,2 Miliar Dibayar Cek Kosong” ini PT PHA tidak
mendapatkan hak nya yaitu uang pembayaran senilai Rp 3,2 milyar sesuai dengan
perjanjian jual beli yang telah mereka sepakati. Sehingga yg dapat dilakukan oleh PT
PHA adalah menggugat pihak tersebut dengan dasar wanprestasi yaitu secara lengkap
adalah tidak memenuhi kewajiban yang telah ditetapkan dalam perjanjian,atau melanggar
perjanjian, yaitu melakukan atau berbuat sesuatu yang tidak boleh dilakukan.
Dalam hal ini dengan dasarnya bahwa belum dipenuhinya prestasi dari pihak
pembeli yaitu Siti Faridah untuk melakukan pembayaran kepada pihak penjual (PT
PHA). Gugatan atau sanksi bagi pelaku wanprestasi dapat berupa menuntut ganti rugi(psl
Biaya, yaitu semua pengeluaran/ongkos yang secara nyata telah dikeluarkan oleh
PT PHA;
Ganti rugi, yakni kerugian karena kerusakan barang milik kreditur yg diakibatkan
kelalaian debitur;
PMA. Hal ini dapat juga dimintakan pembatalan perjanjian melalui pengadilan
pengadilan.
Selain menggugat di bidang perdata, PT PMA dapat juga menggugat Siti Faridah
di dalam bidang pidana yaitu terkait masalah penipuan. Penipuan adalah sebuah
kebohongan yang dibuat untuk keuntungan pribadi tetapi merugikan orang lain. Pasal 378
dengan melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu
menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling lama 4
tahun.”
BAB III
PENUTUP
Peraturan dan sanksi tegas harus segera diatur dalam Undang-undang. Peraturan
untuk cek kosong hanya sebatas penutupan rekening dan pelaporan kepada Bank
dalam maupun luar negeri. Itupun setelah pemilik rekening mengeluarkan cek kosong
selama 3 kali berturut-turut dalam kurun waktu enam bulan. Peraturan dan sanksi ini
meberikan hukuman yang berat diharapkan transaksi usaha tidak akan terganggu dan
mengurangi penyelewengan yang selama ini terjadi dalam ranah cek kosong. Negara
Indonesia memerlukan peraturan yang tegas dan benar-benar dijalankan di lapangan
Daftar Pustaka
Kansil, C.S.T & Kansil Christine, S.T. 2002. Pokok – Pokok Pengetahuan Hukum
Sriwijaya Post. 22 Juli, 2009. Utang Rp 3,2 Miliar Dibayar Cek Kosong, hlm 1.
Pradnya Paramita.