a. Asas kepastian hukum (rechmatigheid), Asas ini meninjau dari sudut yuridis. Gustav
Radburch mengemukakan 4 (empat) hal mendasar yang berhubungan dengan makna
kepastian hukum, yaitu :
1) Hukum itu positif, artinya bahwa hukum positif itu adalah perundang-undangan.
2) Hukum itu didasarkan pada fakta, artinya didasarkan pada kenyataan.
3) Fakta harus dirumuskan dengan cara yang jelas sehingga menghindari kekeliruan
dalam pemaknaan, di samping mudah dilaksanakan.
4) hukum positif tidak boleh mudah diubah.
b. Asas keadilan hukum (gerectigheit), Asas ini meninjau dari sudut filosofis, dimana
keadilan adalah kesamaan hak untuk semua orang di depan pengadilan. Kata keadilan
dapat menjadi terma analog, sehingga tersaji istilah keadilan prosedural, keadilan legalis,
keadilan komutatif, keadilan distributif, keadilan vindikatif, keadilan kreatif, keadilan
substantif, dan sebagainya.
c. Asas kemanfaatan hukum (zwechmatigheid) atau doelmatigheid atau utility.
Kaitannya : yaitu pembuktian sederhana dalam kasus kepailitan harus pasti dalam hukum
nya, memberikan keadilan dan kemanfaatan hukum tidak hanya nagi kreditur tapi juga bagi
debitur yang dimohonkan pailit
Relevansinya :
- debitur dapat melakukan upaya perlindungan secara preventif sebelum akhirnya diajukan
permohona pailit doleh kreditur yaitu dengan melakukan restrukturisasi hutang dan jika
sudah diajukan permohonan pailit maka dapat dengan jalan permohonan PKPU
- Adapun jika perkara telah diputus, maka upaya yang dilukan yaitu dengan perlindungan
hukum secara represif mengajukan kasasi atau pengajuan kembali atas perkara
permohonan pailit yang diajukan oleh kreditur
METODE PENELITIAN
- Metode penelitian yang digunakan adalah metode yuridis normatif terutama untuk
mengkaji peraturan Perundang-undangan dan Putusan Pengadilan
- Spesifikasi penelitian deskriptif analistis yaitu memberikan paparan mengenai data
berdasarkan studi kepustakaan
- Sumber data utama yang dipergunakan adalah data kepustakaan dari bahan hukum primer
(undang-undang), sekunder (makalah) dan tersier (kamus, internet) dan data lapangan
(wawancara)
- Teknik pengumpulan data yaitu kepustkaan didukung dengan wawancata
- Metode analisis yaitu dengan analisis kualitatif dengan merangkum data-data yang
didapat sehingga menjawab permasalahan
POSISI KASUS :
Kasus Pertama :
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 71 PK/Pdt.Sus-Pailit/2016.
Pemohon Pailit :
PT Nusantara Sentosa Raya dan PT Alam Abadi Perkasa
Termohon Pailit :
PT Siak Raya Timber
Kronologis :
PT Siak memiliki pinjaman kepada para pemohon pailit, selain itu juga memiliki hutang kepada
kreditur lainnya yaitu Sumatera Liang Lestari, yang sampai permohonan pailit diajukan belum
ada penyelesian terhadap hutang-hutan tersebut, maka berdasarkan Pasal 2 UU Kepailitan, maka
terhadap PT Siak dapat diajukan pailit nya.
Putusan :
Permohonan PK ditolak
Termohon Pailit dinyatakan pailit
Kasus Kedua :
pokok masalah :
permohonan pernyataan pailit yang diajukan oleh pemohon pailit PT. Prima Jaya
Informatika terhadap termohon pailit PT. Telekomunikasi Selular, dengan dalil bahwa
PT. Telekomunikasi Selular mempunyai utang kepada PT. Extend Media dan kepada PT.
Prima Jaya Informatika dimana salah satu hutang tersebut telah jatuh tempo dan dapat
ditagih dan belum dibayar.