Anda di halaman 1dari 4

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PERUSAHAAN YANG

DIPAILITKAN ATAS DASAR PENERAPAN ASAS PEMBUKTIAN


SEDERHANA MENURUT UNDANG-UNDANG KEPAILITAN”

LATAR BELAKANG MASALAH


Dassolen :
1. Salah satu cara untuk menyelesaikan sengketa berkaitan dengan keadaan berhenti membayar
dan penagihan pelunasan utang debitur adalah melalui Kepailitan yang diajukan oleh pihak
yang berpiutang (Kreditor) sehingga mengakibatkan terjadi penyitaan atas harta (aset)
perusahaan (Debitur) untuk melunasi utang, yang diatur dalam UU Kepailitan.
2. Kepailitan merupakan suatu sitaan dan eksekusi atas seluruh kekayaan debitor dengan tujuan
untuk membagi harta tersebut untuk membayar utang-utang debitor kepada para kreditornya
secara pari passu atau berimbang, kecuali ada kreditor yang memiliki hak istimewa untuk
didahulukan.
3. Kepailitan dilakukan terhadap debitor yang tidak mampu membayar utang-utangnya.
Dassein :
1. Fenomena yang terjadi, pernyataan pailit bagi perusahaan bukan saja berakibat bagi
perusahaan yang dinyatakan pailit namun banyak aspek yang mengalami kerugian akibat dari
vonis pailit tersebut, sebagaimana Pailit Telkomsel, mengakibatkan karyawan dan mitra
Telkomsel mengalami kerugian, begitu juga dengan jutaan pelanggan Telkomsel. Tentunya
dengan begitu besarnya efek yang ditimbulkan akan pernyataan pailit maka tidak jarang
perusahaan dengan menempuh berbagai cara untuk menyelematkan perusahaan agar tidak
dinyatakan pailit.
2. Salah satu permasalahan yang terjadi dalam urusan kepailitan adalah penerapan asas
pembuktian sederhana. Hal ini dikarenakan tidak adanya definisi dan batasan yang jelas
dalam penggunaan pembuktian sederhana dalam UU Kepalitan.
3. Jika pernyataan kepailitan hanya dibuktikan secara sederhana saja, maka akan banyak
perusahan yang akan dipailitkan karena cukup dibuktikan dengan adanya hutang dan dua
debitur, maka perusahaan dapat dinyatakan pailit.

Pembuktian dalam kasus kepailian :


Pembuktian dalam kasus kepailitan yaitu pembuktian sederhana (Pasal 8 ayat (4) UU Kepailitan
dan PKPU).
Yang dimaksud Pembuktian sederhana, yaitu (Pasal 2 ayat (1) UU Kepailitan dan PKPU) :
- debitur yang mempunyai dua atau lebih kreditur
- tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih.
Menurut Pasal ini, pembuktian tentang debitur dalam keadaaan berhenti membayar harus
dilakukan secara sederhana (summier). Artinya, pengadilan di dalam memeriksa permohonan
pernyataan pailit tidak perlu terikat dengan sistem pembuktian dan alat-alat bukti yang
ditentukan dalam hukum acara perdata, dimana hal ini dapat dimaknakan pembuktian dalam
hukum acara perdata adalah suatu pembuktian tidak sederhana.
TEORI YANG DIGUNAKAN :

1. Kepastian Hukum menurut Gustav Radburch


Gustav Radburch menerangkan hukum harus mengandung 3 (tiga) nilai identitas,
yaitu :

a. Asas kepastian hukum (rechmatigheid), Asas ini meninjau dari sudut yuridis. Gustav
Radburch mengemukakan 4 (empat) hal mendasar yang berhubungan dengan makna
kepastian hukum, yaitu :
1) Hukum itu positif, artinya bahwa hukum positif itu adalah perundang-undangan.
2) Hukum itu didasarkan pada fakta, artinya didasarkan pada kenyataan.
3) Fakta harus dirumuskan dengan cara yang jelas sehingga menghindari kekeliruan
dalam pemaknaan, di samping mudah dilaksanakan.
4) hukum positif tidak boleh mudah diubah.
b. Asas keadilan hukum (gerectigheit), Asas ini meninjau dari sudut filosofis, dimana
keadilan adalah kesamaan hak untuk semua orang di depan pengadilan. Kata keadilan
dapat menjadi terma analog, sehingga tersaji istilah keadilan prosedural, keadilan legalis,
keadilan komutatif, keadilan distributif, keadilan vindikatif, keadilan kreatif, keadilan
substantif, dan sebagainya.
c. Asas kemanfaatan hukum (zwechmatigheid) atau doelmatigheid atau utility.

Kaitannya : yaitu pembuktian sederhana dalam kasus kepailitan harus pasti dalam hukum
nya, memberikan keadilan dan kemanfaatan hukum tidak hanya nagi kreditur tapi juga bagi
debitur yang dimohonkan pailit

2. Perlindungan Hukum menurut Philipus M. Hadjon


Menurut Philipus M. Hadjon, bahwa sarana perlindungan Hukum ada dua macam :
- Perlindungan Hukum Preventif yang bertujuan untuk mencegah terjadinya sengketa
- Perlindungan Hukum Represif yang bertujuan menyelesaiakn suatu sengketa

Relevansinya :
- debitur dapat melakukan upaya perlindungan secara preventif sebelum akhirnya diajukan
permohona pailit doleh kreditur yaitu dengan melakukan restrukturisasi hutang dan jika
sudah diajukan permohonan pailit maka dapat dengan jalan permohonan PKPU
- Adapun jika perkara telah diputus, maka upaya yang dilukan yaitu dengan perlindungan
hukum secara represif mengajukan kasasi atau pengajuan kembali atas perkara
permohonan pailit yang diajukan oleh kreditur

METODE PENELITIAN

- Metode penelitian yang digunakan adalah metode yuridis normatif terutama untuk
mengkaji peraturan Perundang-undangan dan Putusan Pengadilan
- Spesifikasi penelitian deskriptif analistis yaitu memberikan paparan mengenai data
berdasarkan studi kepustakaan
- Sumber data utama yang dipergunakan adalah data kepustakaan dari bahan hukum primer
(undang-undang), sekunder (makalah) dan tersier (kamus, internet) dan data lapangan
(wawancara)
- Teknik pengumpulan data yaitu kepustkaan didukung dengan wawancata
- Metode analisis yaitu dengan analisis kualitatif dengan merangkum data-data yang
didapat sehingga menjawab permasalahan
POSISI KASUS :

Kasus Pertama :
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 71 PK/Pdt.Sus-Pailit/2016.

Pemohon Pailit :
PT Nusantara Sentosa Raya dan PT Alam Abadi Perkasa

Termohon Pailit :
PT Siak Raya Timber

Kronologis :

PT Siak memiliki pinjaman kepada para pemohon pailit, selain itu juga memiliki hutang kepada
kreditur lainnya yaitu Sumatera Liang Lestari, yang sampai permohonan pailit diajukan belum
ada penyelesian terhadap hutang-hutan tersebut, maka berdasarkan Pasal 2 UU Kepailitan, maka
terhadap PT Siak dapat diajukan pailit nya.

1. Putusan PengadilanNIaga Medan No : 05/Pdt.Sus-Pailit/2015/PN


Pertimbangan Hakim :
- Bahwa terhadap hutang-hutang debitur telah dilakukan upaya perdamaian yang
dituangkan dalam Putusan Pengesahan Perdamaian (Homologasi) yang mengikat para
pihak.
- Dengan putusan tersebut, maka berakhir dengan perdamaian dan para pihak sepakat
akan diselesaikan setelah proses hukum di Artbitrase Singapura selesai
Putusan Pengadilan Niaga Medan ;
Menolak permohonan pernyataan pailiy para pemohon pailit, karena memerlukan
pembuktian tidak sederhana.

2. Putusan Kasasi Nomor 708 K/Pdt.Sus-Pailit/2015


Atas putusan Pengadilan Niagar, Para Pemohon Pailit mengajukan upaya hukum kasasi
Pertimbangan Majelis hakim :
- Para pemohon pailit tidak termasuk dalam proses PKPU, sehingga tidak mengikat
para pemohon pailit
- PKPU tidak menghentikan berjalannya perkara
- Dengan demikian perkara ini dapat dibuktikan secara sederhana, yaitu dengan adanya
hutang dan lebih dari dua dbitur
Putusan :
Membatalkan putusan Pengadilan Niaga Medan
Menyatakan Termohon Kasasi pailit

3. Putusan Pengajukan Kembali


Pertimbangan hakim :
Alasan-alasan yang disampaikan oleh Pemohon PK (Termohon Pailit) tidak dapat
dibenarkan, dan Majelis Hakim perkara Kasasi telah benar menerapkan hukum dalam
putusannya.

Putusan :
Permohonan PK ditolak
Termohon Pailit dinyatakan pailit
Kasus Kedua :

Pemohon Pailit PT Prima Jaya Informatika


Termohon Pailit PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel)

1. Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat

pokok masalah :

permohonan pernyataan pailit yang diajukan oleh pemohon pailit PT. Prima Jaya
Informatika terhadap termohon pailit PT. Telekomunikasi Selular, dengan dalil bahwa
PT. Telekomunikasi Selular mempunyai utang kepada PT. Extend Media dan kepada PT.
Prima Jaya Informatika dimana salah satu hutang tersebut telah jatuh tempo dan dapat
ditagih dan belum dibayar.

Pertimbangan Pengadilan Niaga Jakata Pusat :


“Menimbang, bahwa dari uraian pertimbangan di atas, ternyata pemohon pailit dapat
membuktikan terdapatnya fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana bahwa
persyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang telah terpenuhi.

Putusan : Mengabulkan permohona pailit

2. Putusan Kasasi Nomor 704 K/Pdt.Sus/2012

Perimbangan : Perkara ini memerlukanpembuktian tidak sederhana, karena telah ada


pembayaran dari PT Telokomsel, dari kewajiban bukan berasal dari perjanjian utang
piutang sehingga membutuhkan pembuktian tidak sederhana

Putusan : menyatakan telkomsel tidak pailit

Anda mungkin juga menyukai