Anda di halaman 1dari 1

Pembayaran Piutang dengan Cek Kosong

Di dalam dunia usaha, pembayaran mnggunakan cek sudah merupakan sebuah


kelaziman. Cek membantu proses jual beli yang melibatkan uang dengan jumlah cukup
besar. Meskipun demikian, pembayaran dengan cek juga memiliki risiko tersendiri, salah
satu risiko tersebut adalah pihak penjual dibayar dengan cek kosong. Menurut Surat
Edaran Bank Indonesia No. 2/10/DASP tanggal 8 Juni 2000 tentang Tata Usaha
Penarikan Cek/Bilyet Giro kosong, cek/bilyet giro kosong adalah cek/bilyet giro yang
ditunjukkan dan ditolak tertarik dalam tenggang waktu adanya kewajiban penyediaan
dana oleh penarik karena saldo tidak cukup atau rekening telah ditutup.
Seandainya Anda terlibat dalam sebuah transaksi dan menerima pembayran dengan cek
kosong, Anda bisa melakukan proses hukum. Jika pembayaran cek kosong itu terkait
utang si pembayar maka si pembayar bisa dikatakan telah gagal membayar utang.
Tindakan itu bisa dituntut ke pengadilan dengan tuduhan wanprestasi. Si pembayar juga
bisa dituntut secara pidana dengan tuduhan penipuan, seperti yang terdapat pada pasal
378 KUHP, yaitu barangsiapa dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau
orang lain dengan melawan hak, baik dengan memakai nama palsu, baik dengan akal dan
tipu muslihat, maupun dengan karang pernyataan-pernyataan bohong, membujuk orang
supaya memberikan suatu barang, membuat utang atau menghapuskan piutang, dihukum
karena penipuan, dengan hukuman penjara selama-lamanya empat (4) tahun.

Anda mungkin juga menyukai