1. Dalam hal ini, sebelumnya Rina harus cek lagi terlebih dahulu kenapa e-tiketnya
tersebut belum terbit. Jika seandainya jumlah pembayaran Rina telah sesuai dan
dilakukan tidak melewati batas waktu pembayaran, e-tiket/voucher biasanya akan terbit
dalam 60 menit. Setau saya dari kebijakan traveloka ada beberapa alasan kenapa hal
tersebut bisa terjadi, diantaranya:
Namun, jika Rina belum menerima e-tiket/voucher dalam 60 menit setelah melakukan
pembayaran, Rina mungkin telah memasukkan one-time password (OTP) yang salah
(jika menggunakan kartu kredit), nomor rekening tujuan yang salah, atau nominal
pembayaran yang tidak sesuai (jika menggunakan transfer bank), atau pembayaran
Rina dilakukan melewati batas waktu pembayaran.
Atau juga mungkin proses verifikasi pembayaran Rina tertunda karena adanya
gangguan pada sistem bank. Disini dari pihak Traveloka sendiri biasanya sudah
menyediakan fitur help general/information payment atau pusat bantuannya. Dan agar
tim Traveloka dapat melakukan pengecekan terhadap kendala yang dialami Rina, disini
Rina bisa unggah bukti pembayaran melalui menu Pesanan dengan mengetuk tombol Unggah
Bukti Pembayaran jika e-tiket belum juga terbit. Maka pembayaran Rina akan diverifikasi
dan e-tiket/voucher akan diterima kurang lebih 15 menit setelah Rina mengunggah bukti
pembayaran.
Namun, apabila semua ketentuan diatas sudah dilakukan Rina dengan benar tetapi e-tiket tetap
muncul maka sebagai konsumen Rina berhak melakukan komplen atau menghubungi cs
untuk melakukan proses refund (Pasal 4 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen yang belanja online). Nanti Rina tinggal mengikuti proses Refund
yang sudah tertera di aplikasi traveloka, tetapi nanti uang Rina tidak akan cair 100% dan ada
sedikit pengurangan biaya penanganannya berdasarkan kebijakan refund traveloka. Nah
disitulah sedikit kekurangannya jika memesan tiket melalui aplikasi/situs Traveloka.
Jika dikaitkan dengan Hukum Bisnis, Rina disini tidak bisa dibilang tertipu apabila
kesalahannya terjadi di pihak Rina. Dan disini Traveloka sudah memberi Hak Perlindungan
terhadap Konsumennya dengan fitur-fitur yang sudah diberikan. Karena seharusnya Rina sudah
tau bagaimana kebijakan di Traveloka sebelum membeli tiket menggunakan situsnya,
Traveloka sudah memiliki Perjanjian Pembelian yang Jelas, Transparansi Informasi,
Edukasi Konsumen, Memiliki Layanan Refund/Pengembalian dana atau barang,
Penyelesaian Sengketa atau Permasalahan setiap Customer dengan fitur Layanan
Pelanggan(Pusat Bantuan) atas semua keluhan pelanggannya, jadi tinggal bagaimana kita
mengikuti prosedur tersebut dengan baik, benar, dan tepat.
Tetapi, semisalnya jika emang semua prosedur sudah dilakukan dengan benar tetapi Rina tetap
tidak mendapatkan e-tiket sesuai yang telah dijanjikan maka disini berlaku Pasal 62 ayat
(1) UU Perlindungan Konsumen dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau
pidana denda paling banyak Rp2 miliar, yaitu mengenai perilaku usaha yang melanggar
larangan memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak sesuai janji dalam label,
etiket, keterangan, iklan atau promosi
3. Jawaban saya:
A. Penyelesainnya yaitu dengan beberapa cara :
1. Perdamaian
Setelah perusahaan yg Sari tagih/debitur tersebut dinyatakan pailit oleh
Pengadilan Niaga, debitur tersebut punya hak mengajukan damai kepada
perusahaan Sari/kreditur. Debitur mengajukan damai paling lambat 8 hari
sebelum rapat pencocokan piutang, yang akan dibahas dengan para kreditur
setelah pencocokan piutang. Nah apabila perdamaian ditolak oleh
perusahaab Sari, maka debitur pailit tidak dapat melanjutkan perdamaian.
2. Pemberesan Harta Pailit
Ini dilakukan jika posisinya jika debitur tidak dapat lagi membayar atau
dalam keadaab insolvensi, karena kebetulan kondisi Perusahaan yang
ditagih Sari dalam keadaan ini, maka kurator bisa mengambil tindakan
menyangkut pemberesan harta pailit, yaitu:
a. Melakukan pelelangan atas seluruh harta pailit dan melakukan
penagihan terhadap piutang debitur pailit. Penjualan terhadap
harta pailit itu dilakukan dibawah tangan sepanjang mendapat
persetujuan dari hakim pengawas.
b. Melanjutkan pengelolaan Perusahaan milik debitur pailit jika
dianggap masih menguntungkan, dan harus juga berdasrkana
persetujuan dari hakim pengawas.
c. Membuat daftar berisi jumlah uang yang diterima dan dikeluarkan
selama proses kepailitan.
d. Melakukan pembagian atas seluruh harta pailit yang telah dilelang
atau diuangkan.
Jadi, kesimpulannya jika seluruh harta pailit sudah terjual dan seluruh
kreditur termasuk Perusahaan Sari tadi sudah menerima piutangnya, maka
pailit berakhir. Tetapi jika setelah penjualan aset hutang masih belum
terbayar tetapi masih ada pihak yang masih merasa belum puas maka boleh
melakukan permohonan kasasi.
5. Menurut saya, penyelesaian kasus sengketa dapat dilakukan dengan beberapa langkah:
yang pertama yaitu perlu ditinjau lagi isi kontrak kerja sama antara Tono dan PT. ABC.
Ada ga disebutkan dalam kontraknya disebutkan konsekuensi keterlambatannya jika
lewat dari 30 hari. Sekiranya dalam kontrak ada klausal menyebut jika lewat dari 30hari
maka PT. ABC berhak meminta kembali uang muka, tetapi apabila tidak berarti PT.
ABC boleh memilih menyelesaikan proses sengketa ini dengan metode litigasi atau non
litigasi.
Yang kedua, komunikasi. Maksudnya yaitu antara dua belak pihak melakukan
komunikasi terbuka dan masing-masing pihak menjelaskan secara rinci kendalanya dan
menawarkan solusi apa yang dapat diterima bersama. Jika tetap belum ada
penyelesaian,bisa dilanjutkan dengan melakukan perundingan, buka ruang untuk
merundingkan apa emang PT. ABC benar-benar tidak bisa menambah perpanjangan
waktu lagi atau minta kompensasi deh paling tidak yang dapat mengatasi ketidakpuasan
PT. ABC.
Jika memang tok PT. ABC tidak mau memberikan perpanjangan waktu, penyelesaian
alternatifnya mungkin bisa dengan pengembalian sebagian uang muka atau
kompensasi lainnya yang dapat memuaskan kedua belah pihak. Naahhh jika masih
belum, bisa juga dengan metode mediasi. Pertimbangkan untuk melibatkan mediator
yang netral dan independent untuk membantu menyelesaikan sengketa dengan cara
yang adil.
Last but not least,yaitu HUKUM. Ini dilakukan jika semua upaya yang sebutkan diatas
gagal atau tidak membuahkan hasil.
Notes, penyelesaian yang adil dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak
merupakan tujuan utama dalam menyelesaikan sengketa bisnis.