Anda di halaman 1dari 5

Soal 1

Dalam membangun sebuah bisnis, skill dan pengalaman saja tidak cukup. Memiliki
investor juga merupakan hal paling penting dalam membangun dan mengembangkan
usaha. Karena urusan modal belum tentu bisa di-cover oleh pemilik bisnis seorang,
khususnya untuk jenis bisnis yang sudah masuk kedalam bisnis skala menengah dan
besar.
Investasi sendiri dalam bisnis memiliki peran penting sebagai tambahan modal,
modal utama untuk ekspansi, dana untuk melengkapi fasilitas usaha, meningkatkan aset
sampai launching produk atau tempat baru.
Contoh Jika saya diberikan dana 100.000.000
Maka saya lebih berinvestasi ke bisnis Cofee atau laundry
a. Cofee
Bisnis modal 100 juta selanjutnya yang bisa kamu coba, yaitu mendirikan
Coffe Shop yang saat ini sedang banyak diminati. Coffe Shop, seperti kedai kopi
merupakan ide usaha yang sedang populer akhir-akhir ini. Bisa kamu lihat dari
banyaknya Coffe Shop yang baru dibuka di berbagai wilayah, terutama lokasi-
lokasi yang strategis. Dengan modal 100 juta, kamu sudah dapat mendirikan
Coffe Shop sesuai keinginan.
Untuk menarik lebih banyak pelanggan yang datang ke Coffe Shop dapat
menggunakan desain cafe yang berbeda dari lainnya. Semakin unik desain dan
nyaman tempatnya, semakin besar pula potensi Coffe Shop ramai dikunjungi,
dan tidak lupa juga perhatikan kualitas makanan dan minuman yang akan kamu
jual.
b. Laundry
Dengan uang 100 juta, sudah bisa membeli mesin cuci, pengering, setrika,
dan peralatan untuk usaha laundry lainnya. Dengan catatan membeli alat usaha
laundry dengan kualitas terbaik sehingga lebih awet penggunaannya dalam
jangka panjang. Bisnis laundry termasuk dalam jenis usaha yang
menguntungkan karena banyak masyarakat yang membutuhkan jasa cuci kering
pakaian, apalagi bagi mereka pendatang di Bali.
Terutama, bagi berada di kota-kota besar seperti Denpasar, mayoritas
masyarakatnya memiliki tingkat mobilitas yang tinggi sehingga adanya laundry
sangat membantu kehidupan mereka sehari-hari.

Soal 2
Untuk itu, pebisnis harus tahu berbagai macam surat perjanjian kerja sama demi
kelancaran proses pengembangan bisnisnya, termasuk salah satunya adalah surat
perjanjian investasi.
Pada umumnya terdapat 3 jenis investasi pada perusahaan yang membutuhkan
suntikan dana dari investor yaitu:
1. Investasi pertama yang harus dilakukan perusahaan atau bisnis adalah membeli
aset, dapat berupa tanah atau tempat tinggal yang nantinya dijadikan kantor.
2. Di mana, pemegang saham atas bisnis tersebut investor dapat memiliki kontrol
atas bisnis tersebut dan juga dapat menjual sahamnya kepada pihak lain dan
memperoleh keuntungan dari hasil penjualan tersebut.
3. Yaitu jenis investasi dimana pemodal atau investor dan pengelola modal
(pengusaha yang diberikan modal) menjalankan kegiatan bisnis dan terikat
dalam kontrak yang menyatakan bahwa keuntungan akan dibagi kedua pihak
sesuai kesepakatan di awal perjanjian, dan akan menanggung kerugian sesuai
porsi masing-masing.
Tapi pada perjanjian investasi, profit tidak selalu berbentuk uang, bisa juga
berbentuk partnership position (keterlibatan), tax avoidance (penghindaran pajak),
sponsorship (iklan), bahkan ada yang hanya menginginkan appreciation (penghargaan
atau pengakuan) dari komunitas yang terlibat dalam usaha.

Soal 3
Perjanjian investasi merupakan perjanjian yang umumnya dibuat antara investor
dengan perusahaan sebelum investor menanamkan modalnya pada startup. Hal-hal yang
diatur dalam perjanjian investasi antara lain berkaitan dengan jumlah investasi, skema
investasi, return, serta peran investor dalam bisnis tersebut.
Isi dari perjanjian investasi ini juga mengandung kesepakatan antara investor dan
pemilik bisnis yang diinvestasikan mengenai pembagian keuntungan berikut sanksi jika
salah satu pihak melanggar kesepakatan dan peraturan pada perjanjian tersebut.
Berikut beberapa manfaat yang didapatkan dengan membuat surat perjanjian investasi
pada kerjasama bisnis antara pemilik bisnis dan investor/penanam modal:
1. Melindungi bisnis dari kecurangan salah satu pihak.
2. Melindungi hak investor sebagai penanam modal dan pemegang saham.
3. Melindungi hak pemilik bisnis sebagai orang yang berperan dalam mengolah
dana yang ditanam dan menjalankan bisnis/perusahaan tersebut.
4. Memberikan nilai hukum pada setiap kesepakatan, kebijakan, aturan dan sanksi
pada isi perjanjian investasi. Sehingga pelanggaran yang dilakukan oleh salah
satu pihak pada perjanjian investasi bisa ditindak secara hukum.
5. Memberikan keabsahan/legalitas pada setiap pasal yang jadi kesepakatan pada
surat perjanjian investasi agar setiap pihak bisa bertanggung jawab secara penuh
setiap hak dan kewajiban yang tercantum pada surat perjanjian investasi
tersebut.
6. Bisa menjadi aset bisnis kedepannya, jika memiliki keinginan untuk ekspansi
atau mengembangkan bisnis lebih besar lagi.

Soal 4
Pengertian perjanjian berdasarkan Pasal 1313 Kitab Undang – Undang Hukum
Perdata (yang selanjutnya disebut KUHPer) adalah perbuatan hukum oleh seorang yang
berjanji kepada orang lain atau kedua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan
prestasi. Selanjutnya keabsahan perjanjian pada prinsipnya telah diatur di Pasal 1320
yakni harus terpenuhinya syarat kesepakatan, kecakapan, objek yang spesifik, dan sebab
yang halal sebagaimana terurai di pasal tersebut. Dengan mengetahui pengertian
perjanjian dan syarat keabsahan perjanjian, para pihak akan mempunyai acuan atau
gambaran bentuk dari perjanjian yang merupakan unsur yang dapat memicu terjadinya
wanprestasi.
Apabila telah terjadi wanprestasi maka langkah yang dapat diambil adalah
melakukan somasi/teguran atas tindakan ingkar janji tersebut. Somasi/teguran ini
bermanfaat untuk mengingatkan pihak yang telah wanprestasi terhadap kewajiban yang
harus dipenuhi sesuai perjanjian.
1. Untuk menuntut pembatalan suatu kontrak dan ganti rugi dari debitur, pertama-
tama debitur harus wanprestasi, dan wanprestasi itu terjadi karena kesalahan atau
kelalaiannya. Tidak dilaksanakannya kewajiban kontrak tidak membuat debitur
serta merta (otomatis) berada dalam keadaan wanprestasi.
2. Untuk membuatnya berada dalam keadaan wanprestasi, kreditur harus
melakukan langkah pendahuluan berupa penyerahan surat peringatan (somasi)
kepada debitur.
Dalam doktrin dan yurisprudensi, surat peringatan ini dikenal dengan somasi.
Somasi yang tidak dipenuhi oleh debitur tanpa alasan yang sah akan membawa debitur
berada dalam keadaan lalai, dan sejak saat itu semua akibat wanprestasi mulai berlaku
terhadap debitur. Dengan terjadinya keadaan wanprestasi, maka terbitlah hak kreditur
untuk menuntut pembatalan kontrak dan ganti rugi. Karena tak ada ketentuan berapa
kali somasi harus diajukan, maka dalam praktek, somasi itu umumnya diajukan tiga kali
yaitu: Somasi I, Somasi II, Somasi III bisa juga Somasi I dan Somasi II (Terakhir).
a. Somasi pertama umumnya berupa peringatan yang masih bersifat soft, karena
kreditur biasanya masih meyakini bahwa dengan peringatan tersebut debitur
akan dengan sukarela melaksanakan isi somasi.Jika somasi pertama tak
dihiraukan, atau dijawab tapi jawabannya tidak memuaskan, atau kreditur dan
debitur berhasil melakukan perundingan tapi tidak mencapai kesepakatan, maka
kreditur dapat melayangkan Somasi II.
b. Somasi II memberikan peringatan yang lebih tegas dari sebelumnya, dimana
kreditur telah mengarahkan wanprestasi kontrak langsung pada alternatif-
alternatif penyelesaian yang diharapkan.
c. Dalam Somasi III, yang diajukan karena debitur tak juga memberikan
penyelesaian yang memuaskan, ancaman kreditur sudah menjadi sangat tegas.
Dalam somasi III kreditur hanya memberi dua pilihan: laksanakan atau digugat.
Dan jika Somasi III inipun tak memberi penyelesaian yang memuaskan
kreditur, barulah kreditur dapat meminta pengacaranya untuk membuatkan surat
gugatan ke pengadilan guna menuntut pembatalan kontrak dan, jika kreditur
memang di rugikan, sekaligus menuntut ganti ruginya (biaya, rugi, dan bunga).
Somasi ini diatur di dalam Pasal 1238 KUHPerdata dan Pasal 1243
KUHPerdata.Akibat hukum dari debitur yang telah melakukan wanprestasi adalah
hukuman atau sanksi berupa:
a. Membayar kerugian yang diderita oleh kreditur (ganti rugi);Pembatalan
perjanjian; Peralihan resiko.
b. Benda yang dijanjikan obyek perjanjian sejak saat tidak dipenuhinya
kewajiban menjadi tanggung jawab dar debitur;
c. Membayar biaya perkara, kalau sampai diperkarakan di depan hakim.
Disamping debitur harus menanggung hal tesebut diatas, maka yang dapat
dilakukan oleh krediturdalam menghadapi debitur yang wanprestasi ada lima
kemungkinan sebagai berikut (Pasal 1276 KUHPerdata):
a. Memenuhi/melaksanakan perjanjian;
b. Memenuhi perjanjian disertai keharusan membayar ganti rugi;
c. Membayar ganti rugi;
d. Membatalkan perjanjian;
e. Membatalkan perjanjian disertai dengan ganti rugi.
Debitur wajib membayar ganti rugi, setelah dinyatakan lalai ia tetap tidak
memenuhi prestasi itu”. (Pasal 1243 KUHPerdata). “Ganti rugi terdiri dari biaya, rugi,
dan bunga” (Pasal 1244 s.d. 1246 KUHPerdata).
Ganti rugi harus mempunyai hubungan langsung (hubungan kausal) dengan
ingkar janji” (Pasal 1248 KUHPerdata) dan kerugian dapat diduga atau sepatutnya
diduga pada saat waktu perikatan dibuat. Ada kemungkinan bahwa ingkar janji
(wanprestasi) itu terjadi bukan hanya karena kesalahan debitur (lalai atau kesengajaan),
tetapi juga terjadi karena keadaan memaksa.

Anda mungkin juga menyukai