Anda di halaman 1dari 8

Nama : Hanifah Putri Radian Mata Kuliah : Hukum Bisnis

NPM : 2010631030021 Dosen Pengampu : Dr. Dailibas.,SE.,MM


Kelas : 4B Hari, Tanggal : Kamis, 26 Mei 2022

LEMBAR JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER

1. Agar saudara jelaskan dengan sejelas-jelasnya tentang:


a. Apakah yang dimaksud dengan hukum perbankan?
Jawaban :
Sekumpulan peraturan hukum yang menyangkut atau mengatur kegiatan yang
berkaitan dengan bank, meliputi segala aspek kegiatan usaha hingga proses
dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

b. Bagaimana cara penyelesaian kredit macet?


Jawaban :
Untuk mengatasi/menyelesaikan kredit macet pemerintah melakukan cara
melalui BI (Bank Indonesia) dengan menerbitkan PBI (Peraturan Bank
Indonesia) No. 14/2/PBI/2012 tentang APMK (Alat Pembayaran Menggunakan
Kartu).

Berikut beberapa ketentuan yang terdapat di dalam peraturan tersebut :


1. Pemegang kartu utama minimal berusia 21 tahun dan untuk pemegang
kartu tambahan berusia 17 tahun.
2. Pendapatan minimal pemegang kartu sebesar Rp 3.000.000/bulan
3. Maksimal plafon kredit adalah 3kali pendapatan/bulan

Adapun cara yang diberikan kepada debitur yang sudah terlanjur berada dalam
kredit macet, yaitu :
1. Penjadwalan Kembali ( Rescheduling), dengan menyesuaikan tenor
pinjaman agar dapat Kembali mencicil pembayaran kredit.
2. Persyaratan Kembali (Restructuring), dengan mengubah syarat-syarat
peminjaman, mencakup perubahan jadwal hingga jangka waktu.
3. Penataan Kembali (Reconditioning), dengan upaya pihak bank
mengubah kondisi kredit untuk meringankan tanggungjawab debitur
yang terlibat kredit macet.

c. Jelaskan perbedaan penting (sekurang-kurangnya 4 perbedaan) antara


Perkreditan (Bank Konvensional) dengan Pembiayaan (Bank Syariah)
Jawaban :

No Perkreditan Pembiayaan
(Bank Konvensional) (Bank Syariah)
1. Sistem operasionalnya bebas nilai Ssitem operasionalnya berdasarkan
prinsip syariah
2. Pembagian keuntungannya Pembagian keuntungannya
dilakukan dengan berbasis bunga ditanggung secara Bersama/kolektif
dalam setiap kegiatan
3. Menjalankan pembiayaan dengan Menjalankan pembiayaan dengan
menerapkan sistem kredit menerapkan prinsip jual beli asset
4. Menjadikan uang/bunga bank Tidak memiliki denda
sebagai beban untuk denda keterlambatan
keterlambatan
5. Tidak diharuskan untuk memiliki Diharuskan untuk memiliki dewan
dewan pengawas syariah pengawas syariah
6. Dasar hukumnya hanya patuh Dasar hukumnya terdapat dalam
pada UU Perbankan dan UU No.7 Tahun 1992, dan
peraturan-peraturan yang sebagainya
dikeluarkan oleh BI/OJK

2. Agar saudara jelaskan tentang:


a. Sebutkan Definisi Leasing
Jawaban :
Leasing merupakan suatu kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang
modal maupun asset bagi perusahaan atau perorangan dalam jangka waktu
tertentu.

b. Apa saja contoh leasing?


Jawaban :
Jika ditanya contoh mungkin barangnya ya pak,jadi contoh barang leasing yaitu :
1. Pengadaan alat-alat berat untuk perusahaan tambang
2. Pengadaan mesin produksi oleh perilaku industri
3. Pengadaan kendaraan untuk operasional perusahaan hingga perorangan
4. Pengadaan armada pesawat oleh maskapai penerbangan

Lalu, berikut saya lampirkan juga contoh perusahaannya, yaitu :


1. PT. Adira Dinamika Multi Finance, Tbk.
2. PT. Oto Multi Artha
3. PT. Astra Credit Companies (ACC)
4. PT. BCA Finance
5. PT. Wahana Ottomitra Multiartha (WOM)

c. Bagaimana cara penyelesaian kasus leasing?


Jawaban :
Apabila dikemudian hari timbul perselisihan antara lesse dan lessor berikut cara
penyelesaiannya :
1. Mengirim surat somasi,
2. Musyawarah,
3. Dialihkan kepada nasabah lain (over credit),
4. Eksekusi langsung dan pengadilan.

Lalu, agar tidak terjadinya perselisihan antara kedua belah pihak maka
seharusnya pada awal perjanjian agar dibuatkan surat perjanjian antara lesse dan
lessor yang isinya berupa hak dan kewajiban yang harus dilakukan oleh masing-
masing pihak.

d. Agar saudara jelaskan dalam hal, bagaimana akibat hukum dilakukannya over
kredit kendaraan bermotor tanpa sepengetahuan pihak leasing (bawah tangan)
Jawaban :
Dalam pasal 23 ayat (2) UU Fidusia menyatakan bahwa Pemberi Fidusia
dilarang mengalihkan, menggadaikan, atau menyewakan kepada pihak lain
benda yang menjadi obyek jaminan Fidusia yang tidak merupakan benda
persediaan, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Penerima
Fidusia. Lalu sebagai akibat hukumnya Perusahaan Leasing dapat melaporkan
Customer ke kepolisian (secara pidana) dan menggugat Customer (secara
perdata). Laporan Perusahaan Leasing terhadap Customer ke kepolisian akan
didasarkan pada Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), yaitu
mengenai penggelapan (Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum
memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang
lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan diancam
karena penggelapan, dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana
denda paling banyak sembilan ratus rupiah).

3. Agar saudara jelaskan tentang:


a. Apa yang dimaksud dengan waralaba dan contohnya.
Jawaban :
Waralaba atau franchise adalah sebuah kontrak atau perikatan atas suatu barang
yang dimiliki seseorang dalam bentuk kerjasama bisnis antara pemilik merk,
produk, ataupun sistem operasional dengan pihak kedua yang berupa pemberian
izin untuk pemakaian merk, produk, dan sitem operasional.

Contoh dari waralaba, yaitu :


1. Waralaba Produk,
Merupakan waralaba yang menawarkan produk, seperti makanan
(Sabana, Chatime, Lazatto, Jelly Potter, dll) atau pakaian (H&M, Zara,
Uniqlo, dll).

2. Waralaba Jasa,
Merupakan waralaba yang menawarkan jasa, seperti laundry (Melia
Laundry), Pendidikan (Gunadrama), Kursus (Cepat Tepat), dan lain
sebagainya.
3. Waralaba Gabungan,
Merupakan waralaba yang tidak hanya menawarkan produk, namun juga
menawarkan jasa dalam layanannya, seperti Martha Tilaar Salon Day
Spa.
b. Sebutkan Jenis- Jenis Bisnis Waralaba Secara Umum
Jawaban :

 Berdasarkan Produk yang Ditawarkan :


1. Waralaba Produk
2. Waralaba Jasa
3. Waralaba Gabungan

 Berdasarkan Negara Asal :


1. Waralaba Mancanegara
2. Waralaba Dalam Negeri

 Berdasarkan Internasional Franchise Association :


1. Product Franchise
2. Manufacturing Franchise
3. Business Opportunity Ventures
4. Business Format Franchising

c. Apa yang dimaksud dengan franchisor dan franchisee?


Jawaban :
▪ Franchisor adalah pemilik waralaba/franchise atau orang yang menyediakan
sistem bisnis.

▪ Franchisee adalah orang yang membeli atau menjalankan sistem bisnis tersebut.

d. Agar saudara menjelaskan dalam hal suatu saat customer pemegang kartu kredit
tidak sanggup membayar hutang dan bunganya, apa tindakan yang harus
dilakukan pihak bank yang dibenarkan oleh hukum.
Jawaban :

Salah satu caranya adalah dengan melakukan penyelesaian dengan


berdamai/diluar pengadilan (non litigasi), yaitu :
Bank secara internal memanggil atau mendatangi debitur agar
menyelesaikan kewajibannya; atau
Restrukturisasi: memperpanjang waktu pinjaman, memberikan potongan
denda, bunga atau Modal;
Bila penyebab macet dikarenakan gempa dan usahanya masih mempunyai
prospek yang baik, tentu Bank dapat melakukan pendapingan manajemen
dan atau menambah modal sehingga usaha dari debitur tetap berjalan.
Kemudian, penyelesaian Melalui Pengadilan (Litigasi), dimana bila
penyelesaian dengan cara berdamai/diluar pengadilan (non litigasi) tadi tidak
tercapai, maka cara berikutnya yaitu :
a) Melalui Pengadilan Negeri Eksekusi jaminan melalui Pengadilan Negeri
dengan dasar hukum :
 Pasal 1131 KUHPerdata yang intinya segala harta dari debitur baik yang
ada maupun yang akan ada menjadi jaminan dari hutang dari peminjam;
 Eksekusi Hak tanggungan (UU HT No. 4 thn 1996 Pasal 6 dan atau Fidusia
(UU No. 42 thn 1999 Pasal 29) yang dilanjutkan menjual melalui lelang.

b) Melalui Pengadilan Niaga


Untuk penyelesaian pengadilan niaga hal ini dilakukan dengan cara
mengajukan kepailitan atau PKPU dengan dasar hukum (UU No. 37 tahun
2004 Pasal 2 jo. Pasal 1131 KUH Perdata);

c) Bila Bank menemukan debitur melakukan data fiktif guna mengajukan


pinjaman, bank dapat menekan debitur dengan cara melaporkan debitur kepada
kepolisian.

4. Agar saudara jelaskan tentang :


a. Apakah defenisi hukum kepailitan ?
Jawaban :
Berdasarkan Pasal 1 nomor (1) Undang-Undang nomor 37 Tahun 2004 tentang
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (biasa disebut “UU
Kepailitan”), Kepailitan adalah sita awam/umum atas semua kekayaan Debitur
Pailit yang pengurusan serta pemberesannya dilakukan sang curator di bawah
supervise Haki Pengawas.

b. Dapatkah seseorang yang telah dinyatakan pailit menjalankan sebuah usaha


lagi?
Jawaban :
Masih bisa/dapat menjalankan perusahaannya kembali tetapi dalam hal tersebut
yang berwenang menjalankannya yaitu kurator.

c. Jelaskan apa akibat hukum bagi debitur bila dijatuhi pailit atas harta
kekayaannya?
Jawaban :
Akibat hukumnya yaitu kehilangan haknya untuk menguasai dan mengurus
kekayaannya yang termasuk dalam harta pailit sejak tanggal putusan pernyataan
pailit diucapkan, sebagaimana yang telah diatur dalam pasal 24 ayat (1) UU
37/2004.

d. Kapan seseorang dinyatakan pailit?


Jawaban :
Pada saat debitur (pemilik utang) mempunyai dua atau lebih kreditur (pemberi
utang) tidak membayarkan utangnya yang telah jatuh tempo.

5. Agar saudara jelaskan tentang:


a. Apakah Definisi Hukum Perlindungan Konsumen?
Jawaban :
Keseluruhan peraturan dan hukum yang mengatur akan hak dan kewajiban
konsumen dan produsen yang timbul dalam usahanya untuk memenuhi
kebutuhannya dan mengatur upaya-upaya untuk menjamin terwujudnya
perlindungan hukum terhadap kepentingan konsumen.

b. Bagaimana dasar hukum perlindungan konsumen?


Jawaban :
Dasar hukum yang menjadikan konsumen dapat mengajukan perlindungannya
yaitu, Undang Undang Dasar 1945 Pasal 5 ayat (1), Pasal 21 ayat (1), Pasal 27,
dan Pasal 33. Serta di atur dalam UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.

c. Sebutkan tujuannya dengan perlindungan konsumen ?


Jawaban :
Tujuan utama adanya perlindungan konsumen yaitu menciptakan rasa aman bagi
konsumen dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Lalu, perlindungan konsumen
juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian
konsumen, serta untuk mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara
menghindarkannya dari akses negative pemakaian barang dan/atau jasa.

d. Bagaimana Hukum Perlindungan Konsumen terhadap perokok?


Jawaban :

Pemerintah telah menetapkan batasan-batasan yang sesuai dengan peraturan


perundang undangan yang ada, antara lain :

o Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk


Tembakau wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Sehingga tidak semua orang bisa memproduksi
rokok untuk dikonsumsi masyarakat luas.

o Setiap orang yang memproduksi Produk Tembakau berupa Rokok harus


melakukan pengujian kandungan kadar Nikotin dan Tar per batang
untuk setiap varian yang diproduksi. Keharusan melakukan pengujian
kandungan kadar Nikotin dan Tar juga berlaku untuk importir.
Keharusan melakukan pengujian kandungan kadar Nikotin dan Tar
dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada konsumen mengenai
bahaya merokok.

o Kadar nikotin dan tar hasil pemeriksaan wajib dicantumkan pada label
dengan penempatan yang jelas dan mudah dibaca. Kewajiban
mencantumkan informasi kandungan kadar Nikotin dan Tar bertujuan
untuk memberikan informasi kepada konsumen tentang bahaya Tar dan
Nikotin bagi kesehatan. Selain menyebabkan ketergantungan (adiksi),
Nikotin dapat juga menyebabkan penyempitan pembuluh darah
termasuk pembuluh darah koroner yang memberi oksigen pada jantung
dan penggumpalan sel darah. Karena penyempitan pembuluh darah,
maka jantung akan memompa atau bekerja lebih keras, sehingga terjadi
kenaikan tekanan darah, karbondioksida akan mengikat hemoglobin
menggantikan oksigen. Tidak adanya aliran oksigen ke otot jantung
ditambah penyempitan dan penyumbatan arteri koroner yang
mengakibatkan serangan jantung. Sedangkan Tar yang bersifat
karsinogenik dapat menyebabkan penyakit kanker.

o Setiap orang yang memproduksi Produk Tembakau dilarang


menggunakan bahan tambahan kecuali telah dapat dibuktikan secara
ilmiah bahan tambahan tersebut tidak berbahaya bagi kesehatan.

o Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk


Tembakau berupa Rokok putih mesin dilarang mengemas kurang dari
20 (dua puluh) batang dalam setiap Kemasan. Maksud dari pelarangan
membuat Kemasan Rokok kurang dari 20 (dua puluh) batang bertujuan
agar harga Rokok tidak mudah terjangkau oleh konsumen. Setiap orang
yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk Tembakau ke wilayah
Indonesia wajib mencantumkan peringatan kesehatan yang berbentuk
gambar dan tulisan yang harus mempunyai satu makna yang tercetak
menjadi satu dengan Kemasan Produk Tembakau.

Anda mungkin juga menyukai