Anda di halaman 1dari 9

AKUNTANSI UNTUK REORGANISASI DAN LIKUIDASI

Tanda-tanda kepailitan

1. Equity Insolvency Keadaan dimana perusahaan tidak mampu membayar utang dalam waktu

yang telah ditetapkan.

2. Bankruptcy Insolvency Suatu keadaan dimana perusahaan memiliki utang yang nilainya lebih

besar dibandingkan dengan fair value asetnya.

Voluntary bankruptcy proceedings (Sukarela)

– Diajukan oleh Debtor/ Pihak yang berhutang

• Involuntary bankruptcy proceedings (Tidak Sukarela)

– Diajukan oleh Creditor (Pemberi hutang) atau grup kreditor

• Court action

– Membebaskan/menghilangkan kasusnya

– Menerima surat permohonan

– Berubah bentuk

Trustee adalah pihak ketiga yang mengurusi proses likuidasi perusahaan (ganti rugi dan

sebagainya)

Kewajiban trustee adalah:

• Dalam kasus likuidasi

 Menyelidiki urusan keuangan debtor (pihak yang berhutang)

 Menyediakan informasi

 Memeriksa klaim dari kreditor


 Melaporkan berkas-berkas dalam perwalian

 Jika diotorisasi untuk menjalankan bisnis debtor, maka dibutuhkan laporan di periode

selanjutnya

• Dalam kasus reorganisasi, sebagai tambahan kewajiban trustee untuk yang di atas adalah:

 Mengarsipkan rencana reorganisasi atau pernyataan mengapa salah satu tidak bisa

terpenuhi

Undang-Undang yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan kepailitan adalah Undang-

Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

(“UU Kepailitan”). Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit yang

pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

Syarat dan Putusan Kepailitan

• Menurut UU Kepailitan adalah jika suatu perusahaan memenuhi syarat-syarat yuridis

kepailitan. • Syarat-syarat tersebut menurut Pasal 2 UU Kepailitan meliputi:

adanya debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak membayar lunas

sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih.

dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan. Kreditor dalam hal ini adalah kreditor baik

konkuren, kreditor separatis maupun kreditor preferen. Sedangkan utang yang telah jatuh waktu

berarti kewajiban untuk membayar utang yang telah jatuh waktu, baik karena telah diperjanjikan,

karena percepatan waktu penagihan sesuai perjanjian ataupun karena putusan pengadilan, arbiter

atau majelis arbitrase.


• Permohonan pailit menurut UU Kepailitan dapat diajukan oleh debitor, satu atau lebih kreditor,

jaksa, Bank Indonesia, Perusahaan Efek atau Perusahaan Asuransi.

Prosedur permohonan Pailit pada Pengadilan Niaga sebagai berikut:

1. Permohonan pernyataan pailit diajukan kepada Ketua Pengadilan melalui Panitera. (Pasal 6

ayat

2. Panitera menyampaikan permohonan pernyataan pailit kepada Ketua Pengadilan paling lambat

2 (dua) hari setelah tanggal permohonan didaftarkan. Dalam jangka waktu 3 (tiga) hari setelah

tanggal permohonan didaftarkan, pengadilan menetapkan hari sidang.

3. Sidang pemeriksaan dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah

tanggal permohonan didaftarkan (pasal 6).

4. Pengadilan wajib memanggil Debitor jika permohonan pailit diajukan oleh Kreditor,

Kejaksaan, Bank Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal atau Menteri Keuangan (Pasal 8).

5. Pengadilan dapat memanggil Kreditor jika pernyataan pailit diajukan oleh Debitor dan

terdapat keraguan bahwa persyaratan pailit telah dipenuhi (Pasal 8).

6. Pemanggilan tersebut dilakukan oleh juru sita dengan surat kilat tercatat paling lama 7 hari

sebelum persidangan pertama diselenggarakan (Pasal 8 ayat 2).

7. Putusan Pengadilan atas permohonan pailit harus dikabulkan apabila terdapat fakta terbukti

bahwa persyaratan pailit telah terpenuhi dan putusan tersebut harus diucapkan paling lambat 60

(enam puluh) hari setelah didaftarkan (Pasal 8).

8. Putusan atas permohonan pernyataan pailit tersebut harus memuat secara lengkap

pertimbangan hukum yang mendasari putusan tersebut berikut pendapat dari majelis hakim dan
harus diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum dan dapat dilaksanakan terlebih dahulu,

sekalipun terhadap putusan tersebut ada upaya hukum (Pasal 8 ayat 7).

Likuidasi

Tugas Kurator dalam Kasus Likuidasi

 Menyelidiki masalah keuangan yang dialami debitur

 Memberikan informasi mengenai harta debitur dan administrasinya kepada pihak yang

berkepentingan

 Memeriksa klaim kreditur dan menolak klaim yang tidak sesuai

 Jika diotorisasi untuk mengoperasikan bisnis debitur, kurator harus memberikan laporan

periodik dan ikhtisar operasi, laporan penerimaan dan pengeluaran, serta informasi lain seperti

yang ditentukan pengadilan

 Mengajukan laporan akhir menyangkut trusteeship seperti yang diminta oleh pengadilan

Biaya dalam proses Likuidasi

 Terdapat beban administratif yang dikeluarkan dalam proses mempertahankan dan melikuidasi

perusahaan, termasuk biaya kurator dan biaya hukum serta akuntansi.

Peringkat 1: Klaim yang Dijamin

• Yaitu klaim yang dijamin dengan suatu agunan yang valid, misalnya: aset tetap (tanah/

bangunan)

Peringkat 2: Klaim Prioritas yang Tidak Dijamin

1. Klaim yang terjadi antara tanggal pengajuan petisi tidak sukarela dengan tanggal kurator

ditunjuk.
2. Klaim atas upah, gaji, dan komisi yang dihasilkan dalam waktu 90 hari dari pengajuan petisi

dan tidak melampaui nilai tertentu (sesuai peraturan yang berlaku) per individu.

3. Klaim kontribusi bagi rencana imbalan karyawan yang berasal dari jasa yang diberikan dalam

180 hari sejak pengajuan petisi dan dibatasi sebesar nilai tertentu per karyawan (sesuai

peraturan).

4. Klaim individu, yang tidak melampaui nilai tertentu (sesuai peraturan), yang berasal dari

pembelian, lease, atau sewa properti yang belum dikirimkan atau pembelian jasa yang belum

diserahkan oleh debitur

5. Klaim pemerintah atas pajak.

Peringkat 3: Klaim Nonprioritas yang Tidak Dijamin

1. Klaim yang diajukan tepat waktu.

2. Klaim yang bukti klaimnya terlambat diajukan.

3. Klaim (dijamin atau tidak dijamin) untuk semua bentuk denda yang berasal dari perintah

pembebasan atau penunjukan kurator.

4. Klaim terhadap bunga atas klaim prioritas yang tidak dijamin atau nonprioritas yang tidak

dijamin.

Peringkat 4: Klaim Pemegang Saham

• Aset yang tersisa dikembalikan ke korporasi atau pemegang sahamnya.

Statement of Affairs

• Statement of affairs disusun pada tanggal tertentu dan menunjukkan informasi neraca dengan

aset yang dinilai dengan expected net-realizable values dan diklasifikasikan berdasarkan pada :

1. Availability for fully secured


2. Partially secured

3. Priority and unsecured creditors.

• Liabilities diklasifikasikan berdasarkan :

1. Fully Secured

2. Partially Secured

3. Priority

4. Unsecured

Reorganisasi

• Rencana reorganisasi harus dibicarakan dengan:

a. Kreditur

b. Pemegang saham

c. Karyawan

• Selama proses reorganisasi, perusahaan dapat tetap melanjutkan usahanya sehingga diharapkan

dapat keluar dari kepailitan.

Debtor in Possesion

Pengurusan likuidasi dilakukan oleh:

a. Trustee (wali) yang ditunjuk

b. Perusahaan itu sendiri yang melakukan tugas-tugas trustee (debtor in possesion)

Debtor in Possesion Financing

• Pinjaman baru yang dilakukan perusahaan agar dapat melanjutkan operasinya.


• Pinjaman tersebut harus disetujui pengadilan.

Kerugian reorganisasi

Perusahaan kehilangan kepercayaan dari kreditor, supplier, konsumen, dan karyawan.

Perusahaan harus membiayai proses kepailitan (biaya pengacara dll) baik dari pihak perusahaan

maupun pihak kreditur.

• Harus disetujui seluruh stakehoder perusahaan serta pengadilan.

• Rencana tersebut harus “fair and equitable”

• Rencana reorganisasi harus:

a. Mengidentifikasikan tingkatan claim

b. Dalam tingkatan claim yang sama harus diperlakukan secara adil.

c. Menyediakan sarana yang memadai untuk pelaksanaan rencana tersebut

d. Melarang penerbitan non-voting equity securities

e. Memuat ketentuan untuk pemilihan manajemen dan direktur yang sesuai kepentingan kreditur,

pemegang saham dan kebijakan publik.

Laporan Keuangan Reorganisasi

• Bertujuan untuk mengetahui perkembangan keuangan perusahaan selama proses reorganisasi

berlangsung.

Efek reorganisasi pada Neraca:


 Kewajiban yang terjadi sebelum reorganisasi dapat dinegosiasi sehingga mungkin saja

dikurangi jumlahnya (prepetition liabilities to compromise), dan harus disajikan sebagai item

terpisah.

Efek reorganisasi pada Income Statement dan Laporan Arus Kas:

 Biaya-biaya untuk reorganisasi disajikan terpisah sebagai reorganization items.

 Arus kas terkait reorganisasi disajikan terpisah dengan arus kas operasi.

Reorganization Value

• Mendekati Fair Value entitas tanpa mempertimbangkan kewajiban-kewajiban. • Dinilai dengan

discount future cash flow dari bisnis yang direorganisasi ditambah jumlah yang diharapkan dapat

diterima dari penjualan aset yang tidak dibutuhkan bisnis baru.

Fresh-start Reporting

• Memulai pembukuan baru dari awal.

• Menghasilkan RE/Deficit Balance = nol

• Ada 2 kondisi yang harus dipenuhi:

1. Nilai reorganisasi harus lebih kecil dari total kewajiban dan klaim-klaim yang diperbolehkan.

2. Pemegang saham dengan hak voting sebelum reorganisasi menerima lebih kecil 50% dari

emerging entity.

Aplikasi First-Start Reporting

• Nilai reorganisasi dialokasikan ke aset-aset berwujud yang teridentifikasi terlebih dahulu

kemudian ke aset tidak berwujud

• Kewajiban dinilai pada Current Value per tanggal konfirmasi reorganisasi.


• Menyiapkan laporan akhir entitas lama.

Laporan Akhir Entitas Lama mengungkapkan:

 Efek penyesuaian pada akun aset dan kewajiban sebagai hasil dari mengadopsi “fresh-start

reporting”

 Efek penghapusan hutang

Pelaporan Entitas yang tidak menggunakan “first-start reporting”

 Melaporkan kewajiban pada nilai Present Valuenya

 Mengklasifikasikan penghapusan Hutang sebagai “extraordinary items”

Anda mungkin juga menyukai