Anda di halaman 1dari 4

1

Tentang Bilyet Giro


April 19, 2012
bulyet giro dan travel cheque.doc
1.Dasar Hukum dan kedudukan                                                        
SEBI No4/670/UPPB/PBB, tanggal 24 Januari 1972 jo SK Direktur
BI No.28/32/KEP/DIR, tanggal 4 Kuli 1995. Kedudukan Bilyet Giro dengan cek hampir sama,
hanya bedanya cek adalah alat pembayaran tunai sedangkan bilyet giro merupakan alat pembayaran
yang bersifat giral, dengan cara memindah bukukan sejumlah dana dari si penerbit.
2.Pengertian      
Pasal 1 huruf d SK BI No.28/32/KEP/DIR/1995, Bilyet Giro adalah surat perintah dari
nasabah kepada bank penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang
bersangkutan pada rekening pemegang yang disebutkan namanya.
3.Syarat  Formil [Pasal 2 SKBI No.28/32/KEP/DIR/1995]

ü  nama bilyet giro dan nomor bilyet giro yang bersangkutan

ü   nama tertarik

ü  perintah yang  jelas tanpa syarat yang memindahbukukan dana atas beban rekening penarik

ü  nama dan nomor rekening pemegang

ü  nama bank penerima

ü  jumlah data yang dipindahbukukan baik dalam angka maupun dalam huruf selengkap-lengkapnya

ü   tempat dan  tanggal penarikan

ü   tanda tangan, nama jelas dan atau dilengkapi dengan cap/stempel sesuai dengan persyaratan
pembukuan rekening.

ü   dapat dicantumkan tanggal efektif dengan ketentuan harus dalam tenggang waktu penawaran.
Bila tidak ada maka tanggal penarikan Bilyet Giro berlaku sebagai tanggal efektif.

4.Kewajiban dan tanggung jawab Penerbit

ü  Penerbit harus bertanggung jawab terhadap pemegangBilyet Giro yang ia terbitkan dapat
dipindahbukukan pada tanggal efektif.

ü  penerbit juga wajib membuat catatan mengenai keadaan keuangan dalam rekeningnya sehingga
dapat diketahui kemampuan untuk memenuhi kewajiban sehubungan dengan penarikan Bilyet Giro.
2

5.Tenggang waktu Penawaran Bilyet Giro

ü  Tenggang 70 hari sejak tanggal penerbitan [pasal 6 ayat 1]. Yaitu antara tanggal penerbitan dan
tanggal efektif. Penerbit diberi kesempatan untuk mengusahakan dana dan memindahbukukan.

ü  Bilyet Giro yang ditawarkan pada bank sebelum tanggal efektif atau sebelum tanggal penarikan
harus ditolak oleh bank.

ü  Bilyet Giro yang diterima oleh bank setelah tanggal berakhir tenggang waktu penawaran dapat
dilaksanakan perintahnya sepanjang tersedia dan tidak dibatalkan oleh penarik [pasal 6 ayat 2 dan
3].

6.Penolakan dan Pembatalan

Terjadi atau dapat dilakukan setelah tanggal berakhirnya tenggang waktu penawaran denan surat 
pembatalan. Menurut pasal 7 ayat 1, penarik tidak boleh membatalkan bilyet giro selama dalam
tenggang waktu penawaran 70 hari.

SEBI No.28/32/UPG tanggal 4 Juli 1995, dapat ditolak bank jika

ü  tidak memenuhi syarat formal [pasal 3 ayat 1]

ü  Ditawarkan pada bank sebelum tanggal penarikan atau sebelum tanggal efektif [pasal 6 ayat 2]

ü  Tanggal efektif tidak dicantumkan tidak dalam tenggang waktu penawaran [pasal 2 ayat 2]

ü  Terdapat perubahan tapi tidak ditanda tangani oleh penarik di tempat kosong terdekat dengan
perubahan [pasaal 9]

ü  Telah daluwarsa

ü  Saldo rekening penarik tidak cukup

ü  Ditawarkan pada tertarik setelah penawaran dan telah diterima surat pembatalan Bilyet Giro oleh
bank yang bersangkutan dari penarik [pasal 7 ayat 2]

Prosedur :
ü  Dikembalikan pada pemegang dengan surat keterangan penolakan dalam rangkap 3,
masing-masing untuk pemegang, penarik, dan arsip bank yang bersangkutan.

ü  Isi surat pembatalan :

-          Nomor bilyet giro


3

-          Tanggal penarikan

-          Jumlah dana yang dipindahbukukan

7.Bilyet Giro Kosong


SKBI No.28/122/KEP/DIR/1996 pasal huruf i, bilyet giro yang diajukan kepada bank tidak
mencukupi untuk membayar atau memenuhi amanat pada Bilyet Giro yang bersangkutan atau yang
ditolak pada tenggang waktu adanya kewajiban penyedia dana oleh penarik karena dananya tidak
cukup.
SEBI No.28/137/UPG/1966, penatausahaan Bilyet Giro : penolakan pembayaran terhadap tiap-
tiap Bilyet Giro oleh bank, baik karena dananya tidak cukup maupun karena alasan lain, harus
disertai dengan surat keterangan penolakan [SKP].
Muatan SKP :

ü  Nama

ü  Alamat

ü  Nomor rekening

ü  NPWP

ü  Bila nasabah termasuk suatu Fa, CV, PT, Koperasi, Yayasan, Perkumpulan maka selain
dicantumkan nama perusahaan dicantumkan nama penarik.

Bank dalam hal Bilyet Giro Kosong :

ü  SP-I, untuk penolakan pertama

ü  SP-II, untuk penolakan kedua

ü  Surat Pemberitahuan Penutupan Rekening [SPPR] untuk nasabah [pasal 7]

ü  Tiap bank yang mengirim SP-I, SP-II, SP-III, SPPR pada nasabah, 1 tembusan pada Bank
IndonesianBagian Lalu Lintas Pembayaran Giral bagi bank di Jakarta atau diluar Jakarta

ü  Permohonan pembatalan atas bilyet giro dengan alas an kosong diajukan secara tertulis pada
Bank Indonesia dengan melampirkan bukti – bukti yang mendukung kesalahan administrasi bank.

ü  Permohonan diajukan paling lambat 1 bulan sejak tanggal penolakan, pelampauan terhadap batas
waktu tersebut diselesaikan secara kasus per kasus.

Konsekuensi :
4

ü  Bagi penerbit mendapat sanksi administrasi berupa pencantuman nama nasabah dalam “Daftar
Hitam Penarikan Bilyet Giro Kosong”

ü  Nasabah diwajibkan mengembalikan sisa blanko Bilyet Giro yang belum digunakan

ü   Nama nasabah yang masuk daftar hitam akan terhapus sendiri setelah masa berlaku daftar hitam
berakhir dan akan diterima kembali sebagai nasabah bank

ü  Si penerbit Bilyet Giro Kosong yang diindikasikan dan patut diduga dalam penyelidikan terdapat
unsur penipuan dapat dijatuhkan sanksi pidana sesuai KUHP.

About these ads

Anda mungkin juga menyukai