JASA PERBANKAN
✓ Rekening koran dan giro (demand deposit)
✓ Cek dan Bilyet Giro
✓ Mekanisme Bank Garansi
✓ Mekanisme Letter of Credit (L/C)
✓ Penjaminan Efek (underwriting)
✓ Proses Kliring
✓ Transaksi valuta asing
REKENING KORAN DAN GIRO
Rekening koran adalah laporan yang memuat rincian atas transaksi
rekening giro.
Seluruh penarikan harus dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyet
giro
Dalam rekening koran akan tampak :
- Saldo awal bulan (yang diambil dari saldo akhir bulan sebelumnya),
- Mutasi debet,
- Mutasi kredit,
- Saldo akhir bulan (yang akan menjadi saldo awal bulan berikutnya).
- Dalam rekening koran juga biasanya memuat mengenai ringkasan
transaksi
Contoh Rekening Koran
Rekening Giro/Demand
Deposit/Checking Account
adalah simpanan dana masyarakat pada bank yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek/cheque (pasal 178 KUHD) atau dipindah
bukukan dengan surat perintah pemindahbukuan (SPPB-
bilyet giro).
GIRO dapat dibuka atas perorangan,
bersama-sama (joint account) atau atas perusahaan,
badan hukum (PT, CV, yayasan, koperasi).
CEK DAN BILYET GIRO
cek adalah surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang
memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah
uang kepada pihak yang disebutkan di dalamnya atau kepada pemegang
cek tersebut
Cek dapat terbilang sah dan resmi apabila sudah ditandatangani dan/atau
distempel oleh yang bersangkutan
Cek dapat diuangkan langsung secara tunai.
Pembayaran oleh bank dapat dilakukan atas unjuk (Dapat
diendorsmentkan)
Dikenakan biaya materai
Cek berfungsi sebagai surat perintah dari nasabah kepada bank untuk
membayar dengan uang tunai kepada orang yang ditunjuk atau pembawa
cek tersebut.
Cek tidak dapat diuangkan pada bank yang bersangkutan sebelum di beri
tanggal penerbitanya.
Hanya tercantum tanggal penerbitan karena dikenal adanya cek mundur
Sumber hukum KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang)
Syarat hukum dan penggunaan cek diatur dalam KUH Dagang
Pasal 178 dengan syarat :
• 1. Pada surat cek harus tertulis perkataan “ CEK”
• 2. Surat cek harus berisi perintah tak bersyarat untuk membayar
sejumlah uang tertentu
• 3. Nama Bank yang harus membayar
• 4. Penyambutan Tanggal dan tempat cek dikeluarkan
• 5. Tanda tangan penarik
B. Irrevocable L/C
C. Sight L/C
E. Restricted L/C
F. Unrestricted L/C
Transferable L/C
Dan lain-lain
Dokumen L/C yang dibutuhkan meliputi :
Kliring adalah suatu tata cara perhitungan utang piutang dalam bentuk
surat-surat dagang dan surat-surat berharga dari suatu bank terhadap
bank lainnya, dengan maksud agar penyelesaiannya dapat
terselenggara dengan mudah dan aman, serta untuk memperluas dan
memperlancar lalu lintas pembayaran giral.
• Lalu lintas pembayaran giral adalah, suatu proses kegiatan bayar
membayar dengan warkat atau nota kliring, yang dilakukan dengan
cara saling memperhitungkan di antara bank-bank, baik atas beban
maupun untuk keuntungan nasabah ybs.
• Giral adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,
Kliring ada tiga jenis, yakni antara lain:
1. Kliring umum, adalah : sarana perhitungan warkat-warkat antar bank
yang pelaksanaannya diatur oleh BI.
2. Kliring lokal, adalah : sarana perhitungan warkat-warkat antar bank
yang berada dalam suatu wilayah kliring (wilayah yang ditentukan).
3. Kliring antar cabang, adalah : sarana perhitungan warkat antar kantor
cabang suatu bank peserta yang biasanya berada dalam satu wilayah
kota. Kliring ini dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh
perhitungan dari suatu kantor cabang untuk kantor cabang lainnya yang
bersangkutan pada kantor induk yang bersangkutan.
Proses kliring ketika seseorang transfer antara bank:
• Nasabah mengisi form pengiriman dana dengan metode kliring pada bank dimana
ia memiliki rekening misalnya bank A. Dalam form tersebut, dicantumkan pula
bank lain yang dituju termasuk nomor rekening dan nama pemiliknya, misalnya
bank B.
• Bank A kemudian memproses data administratif tersebut, mengurangi saldo
rekening pengirim dan mengajukan permintaan kliring ke bank B pada Bank
Indonesia sebagai bank sentral pengatur kliring.
• Bank Indonesia kemudian memproses data tersebut dan “memerintahkan” bank B
menambahkan saldo kepada nomer rekening yang dituju.
• Saldo rekening nasabah yang dituju di bank B akan bertambah.
Proses kliring ketika seseorang mencairkan cek :
Kliring terjadi ketika seseorang mencairkan cek dari bank lain, baik dalam
maupun luar negeri. Prosesnya adalah sebagai berikut:
• Nasabah membawa cek dan mengisi formulir pencairan cek di Bank A,
sedangkan cek diterbitkan Bank B.
• Bank akan memproses dan melakukan kliring terhadap cek tersebut. Cek dan
bukti administratif lainnya akan diajukan ke Bank Indonesia.
• Bank Indonesia akan memeriksa dokumen dan meneruskan kliring tersebut
kepada bank penerbit cek (bank B).
• Bank penerbit cek memberikan persetujuan dan validasi bahwa cek tersebut sah
dan dananya ada.
• Bank Indonesia akan meneruskan hal diatas kepada bank A yang dapat segera
mencairkan dana nasabah dalam bentuk tunai atau saldo rekening sesuai
keinginan nasabah.
Proses Kliring
Membebani
2 6 nasabah
1
Tuan Setyo Tuan Azis
Friday,
Novemb
Akuntansi Perbankan Chapter 5 43
er 13,
2020
1. Dalam suatu transaksi antara Tuan Azis dan Tuan Setyo, Tuan Aziz
menerbitkan cek yang diserahkan Tuan Setyo
2. Tuan Setyo yang merupakan nasabah Bank Angkasa Cabang Malang
menyerahkan cek kepada Bank Angkasa untuk di kliringkan
3. Bank Angkasa Cabang Malang menyerahkan warkat tersebut kepada PT.
Bank Mega. Penyerahan ini dilakukan petugas Bank yang mewakili Bank
tersebut melalui lembaga kliring, yakni Bank Indonesia
4. Bank Mega Cabang Malang melalui petugas kliring membawa pulang
warkat dan memeriksa keabsahan serta saldo nasabah, bila segalanya
benar dan saldo nasabah mencukupi maka rekening Tuan Azis pada Bank
Mega Cabang Malang akan di debet sebesar nilai yang tertera pada
cek/BG yang ditariknya. Dengan demikian saldo Tuan Aziz akan
berkurang.
5. Bila tidak ada tolakan Bank Mega Cabang Malang akan mengkreditkan
rekening Bank Angkasa Cabang Malang di Bank Indonesia.
6. Bank Angkasa Cabang Malang memberitahu hasil kliringnya pada Tuan
Setyo sekaligus mengkredit rekening Tuan Setyo.
Kliring Otomatisasi :
Dalam pelaksanaan kegiatan kliring secara otomatisasi melalui ACH
(Automatic Clearing House), bank penarik tidak perlu bertemu langsung
dengan bank tertarik.
Bank peserta kliring yang terlibat dalam transaksi Kliring akan saling
mengkliringkan warkat-warkatnya
melalui media elektronik komputer yang on line dengan ACH. Warkat secara
fisik akan dikirim langsung ke Bank Indonesia untuk tujuan pengendalian dan
pemantauan kegiatan kliring ACH.
Bank penarik akan bersikap lebih agresif dalam melakukan kliring keluar atas
warkat debet keluarnya.
Bank penarik bersikap mempercepat (accelerate) penarikan dana dari warkat
kliring karena harus memperhitungkan jumlah hari atau jam pengendapan
dana kliring tersebut.
Bank penarik tidak akan membiarkan dananya menganggur belum tertarik
walau sehari.
Bank tertarik akan bersikap pasif, tidak akan mempermasalahkan kapan Bank
penarik akan melakukan kliring.
Warkat Kliring adalah alat yang
digunakan dalam transaksi kliring,
yaitu :
1. Cek
2. Bilyet Giro
3. Surat Perintah Kiriman Uang (Bukti
Transfer)
4. Nota Debet
5. Nota Kredit / Lalu Lintas Giral
Hasil kliring dilakukan setiap hari
Untuk mengetahui apakah bank
Tersebut menang atau kalah
kliring
Menutupi sejumlah
Kekalahannya pada hari itu,
Bila tidak terpenuhi maka
Dapat memperoleh pinjaman
Dari call of money
Tolakan kliring merupakan ketidaksediaan Bank tertagih untuk membayar
tagihan masuk oleh karena sebab-sebab tertentu, yaitu :
✓ Saldo tidak cukup
✓ Rekening telah ditutup
✓ Bea materai belum dipenuhi
✓ Tanda tangan tidak cocok dengan specimen
✓ Coretan tidak ditanda tangani penarik
✓ Warkat di blokir
✓ Jumlah angka dan huruf tidak sama
✓ Resi buku cek/BG belum dikembalikan
✓ Tanggal efektif Bilyet Giro belum aktif
✓ Tanda tangan meragukan
Transaksi Valuta Asing