Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH TENTANG BILYET GIRO

HUKUM SURAT BERHARGA


A. Pendahuluan

Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia

seutuhnya dan pembangunan masyarakat seluruhhnya. Untuk melaksanakan dan

mensukseskan program pembangunan tersebut diperlukan adanya peran aktif dari

seluruh anggota masyarakat. Disamping itu juga diperlukan pengerahan dana,

kemampuan modal dan potensi yang tersedia.

Dana-dana tersebut, baik dalam jumlah yang kecil atau pun dalam jumlah

yang besar, kemudian oleh Bank ditampung dalam bentuk simpanan uang yang

berupa Giro, Deposito, dan Tabungan. Pada masa sekarang ini dunia

perdagangan merupakan salah satu sector penghimpun dana yang cukup besar,

ini dapat terlaksana dengan baik apabila didukung beberapa faktor yang sangat

penting.

Kemajuan dibidang tehknologi juga sangat mempengaruhi perkembangan

dalam dunia perdagangan, khususnya dalam lalu lintas pembayaran. Ini dapat

kita lihat alat pembayaran kredit dan alat pembayaran tunia selain dengan mata

uang. Dalam perkembangan, masyarakat Indonesia sedikit banyak telah

mengenal dan mengetahui manfaat dari alat-alat pembayaran seperti itu. Didalam

dunia perdagangan baik diluar maupun didalam negeri, tidak lagi menggunakan

alat pembayaran kontan.


Didalam dunia perdagangan dan dunia perusahaan telah mengenal

berbagai macam surat yang pada umumnya orang menganggap itu sebagai surat

berharga, surat itu berupa Wesel, Cek, Saham, Obligasi, Giro, Kredit Card, dan

lain sebagainya.

Yang sekarang terjadi khususnya masyarakat perdagangan dan

perusahaan, mereka mempunyai berbagai alternatif yang dipandang

menguntungkan dalam transaksi perdagangaanya, seperti keinginan seseorang

yang bersifat praktis dan aman dalam lalu lintas pembayaran. Dan dalam

prakteknya didunia perusahaan dan perdagangan Bilyet Giro dianggap sebagai

salah satu pilihan yang dirasakan memberikan rasa aman dan praktis dalam lalu

lintas pembayaran.

Bilyet Giro termaksud surat berharga, yang tidak diatur di dalam KUHD.

Kalo dibandingkan dengan surat-surat berharga lainnya, Bilyet Giro ini tidak

dapat ditukarkan dengan uang secara langsung, oleh karena itu dirasakan lebih

aman dari pada surat berharga lainnya yang diatur dalam KUHD. Maka dalam

hal ini makalah kami akan membahas mengenai tentang Bilyet Giro.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan bilyet giro ?

2. Bagaimana proses rekonsiliasi Bilyet Giro?

3. Apa perbedaan Bilyet Giro dengan Cek ?


A. Pengertian Bilyet Giro

Secara umum, pengertian bilyet giro adalah merupakan surat perintah

pemindahbukuan. Surat perintah dari nasabah sebuah bank kepada bank yang

bersangkutan untuk memindahkan sejumlah uang atau dana dari rekening nasabah

tersebut ke rekening penerima. Nama dari rekening penerima yang juga sudah

disebutkan berikut juga nama bank penerima. Selain itu istilah tersebut juga

mengandung arti sebuah mekanisme pembayaran atau bisa disebut pencairan uang yang

berlaku pada rekening giro. Penggunaan bilyet ini sangat banyak manfaatnya dalam

transaksi perbankan. Salah satunya adalah kemudahan dalam melakukan transaksi dalam

jumlah besar.

1. Syarat Formal Bilyet Giro

Bank Indonesia (BI) menetapkan syarat dan standar formal penggunaan

bilyet giro sebagai alat pembayaran dan transaksi perbankan terkait dengan

rekening giro. Standar ini berfungsi untuk melindungi pengguna sekaligus

menghindari transaksi yang menjadi bagian dari pencucian uang. Berikut adalah

standar formal bilyet giro:

a. Nama dan nomor unik yang digunakan pada bilyet giro.

b. Nama bank atau pihak tertarik.

c. Adanya perintah yang jelas untuk pemindahbukuan dana atau uang dari

rekening penarik

d. Nama dan rincian nomor rekening pemegang bilyet giro.


e. Bank Tujuan.

f. Nominal atau jumlah dana yang dipindahbukukan.

g. Tanggal dan tempat penarikan.

h. Stempel dan tandatangan sesuai dengan kesepakatan dan persyaratan

pembukaan rekening.

2. Sifat Bilyet Giro

Sama dengan alat pembayaran non tunai lain, bilyet giro juga punya

sifat khusus. Sifat-sifat tersebut sekaligus dapat membedakannya dengan alat

pembayaran non tunai lain. Berikut apa saja sifat-sifat dari salah satu

instrumen pembayaran non tunai paling aman tersebut,

a. Tidak bisa dibayar dalam bentuk tunai

Sebenarnya jika kita lihat dari pengertiannya kita semua sudah

tau bahwa bilyet giro tidak bisa dibayarkan secara tunai, maka dari itu

Karena Sistemnya saja hanya bisa berjalan dengan pemindahbukuan.

b. Pembayaran bisa bilakukan saat jatuh tempo

Tidak seperti instrumen pembayaran non tunai lainnya, BG dapat

dibayar ketika jatuh tempo. Sebelum jatuh tempo maka tidak bisa

melakukan proses pembayaran.

c. Memiliki masa berlaku

Bilyet Giro punya masa berlaku yaitu 70 hari. Dihitung mulai dari

tanggal pembukaan bilyet itu sendiri.


B. Rekonsiliasi Bilyet Giro

Di zaman yang serba modern sekarang ini, banyak segala sesuatunya

harus diselesaikan dengan cepat, mudah dan aman, terutama dalam dunia usaha

atau perdagangan, khususnya dalam sebuah transaksi pembayaran. Sebuah

perusahaan paling sedikitnya akan melakukan rekonsiliasi bilyet giro sekali

setiap akhir bulan.

Apabila Anda menerima pembayaran dalam bentuk bilyet giro maka dana

tersebut akan dipindahkan ke bank untuk disimpan dalam jangka waktu cukup

lama, bank memanfaatkan uang ini untuk hal yang lainnya. Namun sebagai imbal

balik dari penggunaan uang simpanan giro tersebut, bank memberikan jasa giro

kepada Kita.Jumlah jasa giro ini langsung di masukan ke saldo kas yang ada di

bank tanpa sepengetahuan Anda. Akibatnya, pemasukan ini sudah tercatat di kas

bank tetapi belum ada di kasinternal perusahaan. Untuk mencocokkan nya, pihak

perusahaan harus mencatatnya di kas perusahaan.Proses pencocokan rekening

bank dan kas perusahaan ini sering disebut dengan proses rekonsiliasi bilyet giro

atau rekonsiliasi bank.

Rekonsiliasi bilyet giro merupakan suatu proses yang dilakukan pada

akhir periode, di mana pada akhir periode tersebut seorang akuntan akan

mencocokkan saldo pada bank dan saldo yang tercatat pada transaksi
bisnis.Proses rekonsiliasi bilyet giro biasanya bisa menghabiskan banyak waktu,

karena seorang akuntan harus mencocokkan transaksi satu per satu.

Sedangkan Akuntansi giro sendiri adalah pencatatan yang terkait dengan

transaksi yang terjadi pada rekenig giro. Pencatatan transaksi rekening giro dapat

terjadi pada saat pembukuan,setoran tunai,pemindah bukuan,setoran

kliring,penarikan tunai maupun penarikan kliring dan transaksi lainnya. Dan

sedangkan arti dari giro sendiri yakni simpanan yang dapat digunakan sebagai

alat pembayaran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan

menggunakan cek,sarana perintah lainnya atau dengan cara pemindah bukuan

(Menurut UU RI No 10 Tahun 1998).

C. Perbedaan Bilyet Giro dengan Cek

Cek dan giro merupakan produk perbankan yang sering kita dengar,

terutama bagi Anda yang bekerja di perusahaan dagang dimana biasanya proses

pembayaran supplier menggunakan cek ataupun giro.

Namun meskipun terlihat sama, cek dan giro memiliki beberapa

perbedaan di dalamnya. Beberapa di antaranya seperti :

1. Cek bisa dicairkan secara tunai melalui bank yang sudah ditunjuk.

Sedangkan bilyet giro tidak bisa dicairkan langsung secara tunai

sebagaimana sifatnya hanya memindahkan sejumlah uang ke rekening

penerima dan mencocokkan rekening tersebut terhadap cas perusahaan Anda

( rekonsiliasi bilyet giro )


2. Ketika Anda ingin melakukan transaksi melalui cek, setiap nasabah atau

seseorang yang ditunjuk atau berwenang dapat menarik sejumlah dana.

Sedangkan bilyet giro hanya dapat dilakukan atas nama nasabah yang

berwenang memberikan surat perintah kepada bank.

3. Jika seseorang ingin menarik atau mendapatkan pencairan dana

menggunakan cek, maka akan dikenakan biaya materai. Namun sementara

itu cara mencairkan bilyet giro bagi nasabah yang memiliki kuasa

dibebaskan dari biaya materai.

4. Cek dapat digunakan sebagai pencairan dana atau uang kepada nasabah atau

seseorang yang ditunjuk oleh nasabah. Namun, hal ini tidak berlaku pada

bilyet giro. Karena surat perintah nasabah untuk memindahkan dananya

kepada seseorang harus memiliki rekening bank yang jelas.

5. Walaupun terkesan mudah dilakukan, cek tidak akan dapat dicarikan pada

bank, sebelum diberikan tanggal penerbitannya. Sedangkan pada bilyet giro,

dapat langsung diserahkan kepada bank sebelum tanggal efektif dan lebih

awal.

6. Cek memiliki landasan atau dasar hukum yang memiliki sumber dari Kita

Undang-Undang hukum dagang atau KUHD. Sementara itu bilyet giro

memiliki dasar hukum yang berasal dari bank indonesia atau BI.

Anda mungkin juga menyukai