Anda di halaman 1dari 5

HUKUM KONTRAK

AKIBAT TUNTUTAN TERHADAP WANPRESTASI

NAMA : DIYA PUTRIANA

NPM : 2108010315

KELAS : REG MALAM BJM 4

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN PERIODE 2023/2024
AKIBAT TUNTUTAN TEARHADAP WANPRESTASI

Wanprestasi dalam tata hukum perdata menentukan bahwa dalam tata hukum perdata, buku III
KUHPerdata, baik wanprestasi maupun perbuatan melawan hukum merupakan suatu perbuatan
yang lahir dari perikatan, dimana wanprstasi lahir dari perikatan karena perjanjian dan
perbuatan melawan hukum lahir dari perikatan karena undang-undang. Wanprestasi dapat
diartikan pelaksanaan kewajiban yang tidak tepat pada waktu yang ditentukan atau dalam
melaksanakan prestasi perjanjian telah lalai sehingga terlambat dari jadwal waktu yang
ditentukan atau dalam melaksanakan prestasi tidak menurut sepatutnya/selayaknya, dimana
kelalaian tersebut dapat berupa empat macam :
1) tidakmelakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya
2) melaksanakan apa yang diperjanjikan, tetapi tidak sebagaimana diperjanjikan
3) melaksanakan apa yang diperjanjikannya tetapi terlambat
4) melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya

Pasal wanprestasi 1234 dalam Kitab Undang Undang Hukum Perdata menyebutkan bahwa,
“Penggantian biaya, kerugian dan bunga karna tidak dipenuhinya suatau perikatan mulai
diwajibkan, bila debitur, walaupun telah dinyatakan lalai, tetap lalai untuk memenuhi perikatan
ini, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dilakukannya hanya dapat diberikan atau
dilakukannya dalam waktu yang melampaui waktu yang telah ditentukan”.

Sementara gugatan wanprestasi diajukan aturan KUHP pasal wanprestasi 1267.

Ada beberapa pasal – pasal wanprestasi lainnya, yaitu :

1. Pasal 1243 BW mengenai kewajiban mengganti kerugian yang diderita oleh salah satu
pihak
2. Pasal 1267 BW mengatur pemutusan kontrak perjanjian bersamaan dengan
pembayaran ganti kerugian
3. Pasal 1237 ayat (2) BW terkait penerimaan peralihan resiko sejak wanprestasi
4. Pasal 181 ayat (2) HIR tentag penanggungan biaya perkara di pengadilan
Akibat Tuntutan Wanprestasi

1. Debitur diwajibkan membayar ganti kerugian yang telah diderita oleh kreditur (pasal
1234 KUHPerdata).
2. Apabila perikatan itu timbal balik. Kreditur dapat menuntut pembatalan/dapat
dibatalkan perikatannya melalui hakim (pasal 1266 KUHPerdata ).
3. Dalam perikatan untuk memberikan sesuatu, resiko beralih kepada debitur sejak terjadi
wanprestasi (pasal 1237 ayat 2 KUHPerdata).
4. Debitur diwajibkan memenuhi perikatan jika masih dapat dilakukan, atau pembatalan
disertai pembayaran ganti kerugian (pasal 1267 KUHPerdata).
5. Debitur wajib membayar biaya perkara jika diperkarakan di muka Pengadilan
Negeri, dan debitur dinyatakan bersalah

Beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya wanprestasi adalah sebagai berikut;

a. Adanya Kelalaian Debitur (Nasabah)

Kerugian itu dapat dipersalahkan kepadanya (debitur) jika ada unsur kesengajaan atau kelalaian
dalam peristiwa yang merugikan pada diri debitur yang dapat dipertanggungjawabkan
kepadanya. Kelalaian adalah peristiwa dimana seorang debitur seharusnya tahu atau patut
menduga, bahwa dengan perbuatan atau sikap yang diambil olehnya akan timbul kerugian.

b. Karena Adanya Keadaan Memaksa (overmacht/force majure)

Keadaan memaksa ialah keadaan tidak dapat dipenuhinya prestasi oleh pihak debitur karena
terjadi suatu peristiwa bukan karena kesalahannya, peristiwa mana tidak dapat diketahui atau
tidak dapat diduga akan terjadi pada waktu membuat perikatan. Dalam keadaan memaksa ini
debitur tidak dapat dipersalahkan karena keadaan memaksa tersebut timbul di luar kemauan
dan kemampuan debitur.
Cara Mengajukan Gugatan Wanprestasi

1. Mendaftarkan gugatan wanprestasi ke pengadilan

Mengajukan gugatan wanprestasi dengan mendaftar gugatan secara tertulis kepada pengadilan.
Berdasarkan Pasal Wanprestasi 118 ayat 1 HIR, menjelaskan bahwa penggugat harus memilih
pengadilan negeri yang mempunyai tigkatan sesuai dengan kapasitas gugatan tersebut.

2. Membayar biaya panjar perkara

Apabila gugat diterima oleh pihak pengadilan, maka selanjutnya mengajukan wanprestasi
dengan melakukan pembayaran biaya panjar perkara. Biaya panjar tersebut merupakan dana
ketika final perkara diperhitungkan setelah terbit surat keputusan pengadilan.

Biaya akan dikeluarkan oleh penggugat. Tetapi di akhir keputusan pengadilan, pihak yang akal
akan menanggung biaya panjer. Biaya tersebut digunakan oleh pengadilan untuk memenuhi
hal administrasi misalnya pembuatan dokumen, materai, pemanggilan saksi dan biaya lainnya.

3. Melakukan registrasi perkara

Apabila sudah membayar biaya panjer, maka dilakukan registrasi perkara. Gugatan tersebut
akan di catat dalam Buku Register Perkara untuk memperoleh nomor gugatan. Penyelesaian
wanprestasi di pengadilan nantinya menggunakan nomor gugatan

4. Melimpahkan berkas perkara ke pengadilan

Gugatan akan diproses oleh Ketua Pengadilan Negeri sesuai nomor gugatan. Proses tersebut
dilakukan selambat-lambatnya 7 hari setelah registrasi. Hal ini agar tidak melanggar prinsip-
prinsip penyelesaian kasus perkara.

5. Menunggu penetapan majelis sidang

Setelah pemeriksaan, dokumen gugatan akan diputuskan oleh Hakim selambat-lambatnya 7


hari setelah penerimaan berkas
7. Mengikuti prosesi sidang dengan baik

Yang terakhir yaitu melaksanakan proses sidang sesuai aturan yang berlaku. Pihak-pihak yang
bersangkutan akan disidang oleh pihak pengadilan untuk menyelesaikan kasus tersebut.
Sehingga, diusahakan mengikuti prosesi sidang dengan baik serta kepala dingin.

Anda mungkin juga menyukai