Anda di halaman 1dari 11

WANPRESTASI JASA KONSTRUKSI

Fakutas Teknik
Prodi Teknik Sipil UIR

Mata kuiah : ASPEK HUKUM DALAM PEMBANGUNAN


Dosen Pengasuh : Ir. H Rony Ardiansyah, MT, IPU, HAKI
(Associate Professor of Civil Engineering Universitas Islam Riau)
Wanprestasi adalah istilah untuk tindakan salah satu pihak
yang terikat di suatu perjanjian, tetapi tidak melakukan
kewajibannya sesuai dengan perjanjian awal.

Kata wanprestasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu


"Wanprestatie" yang berarti tidak dipenuhinya prestasi atau
kewajiban yang telah ditetapkan terhadap pihak-pihak tertentu di
suatu perikatan, baik yang dilahirkan dari suatu perjanjian
ataupun yang timbul karena undang-undang.
Mengutip laman Kemenkeu, definisi resmi wanprestasi ialah
tindakan yang tidak memenuhi atau lalai
kewajiban sebagaimana yang ditentukan dalam perjanjian
awal yang dibuat oleh kreditur dengan debitur. Ragam
bentuk wanprestasi ada 4. Pertama, tidak melakukan apa
yang disanggupi untuk dilakukan, sesuai dalam perjanjian.
Kedua, melakukan apa yang diperjanjikan tapi tidak
sebagaimana yang diperjanjikan dalam perjanjian. Ketiga,
melakukan apa yang sudah diperjanjikan tapi terlambat,
atau tidak sesuai tenggat waktu yang ditentukan dalam
perjanjian. Keempat, melakukan sesuatu yang oleh
perjanjian tidak boleh dilakukan. Adapun penyebab
waprestasi ada dua kemungkinan. Keduanya adalah: ada
keadaan memaksa atau force mejeur; dan karena ada
kesalahan debitur, baik sengaja maupun lalai.
Surat perintah, dalam praktiknya biasa disebut
dengan somasi. Kreditur mengirim somasi untuk
memperingatkan debitur agar memenuhi isi
perjanjian. Jika somasi tidak diindahkan, kreditur
bisa menyatakan telah terjadi wanprestasi,
dengan mengirim surat kepada debitur.

Baca selengkapnya di artikel "Wanprestasi:


Pengertian, Bentuk, Penyebab, dan Dampak
Hukumnya", https://tirto.id/f8kF
Merujuk Pasal 1239 KUHPerdata, jika terjadi wanprestasi
oleh debitur, ganti kerugian yang dapat dituntut oleh kreditur
adalah: Biaya (kosten),
1. yakni biaya yang telah dikeluarkan Rugi (Schaden),
2. yakni kerugian yang sungguh-sungguh menimpa harta
benda kreditur Bunga (Interessen),
3. yakni keuntungan yang akan didapatkan seandainya
debitur tidak lalai (winstdervening).

Sesuai dengan Pasal 1244 dan Pasal 1245 KUHPerdata, debitur dapat
terbebas dari tuntuan ganti rugi dari kreditur, jika terjadi suatu hal yang tidak
diduga (force mejeur). Dalam KUHPerdata telah ditetapkan unsur-unsur dari
keadaan memaksa, antara lain: Ada peristiwa yang menghalangi prestasi
debitur yang diterima sebagai halangan yang dapat membenarkan debitur
untuk tidak berprestasi atau tidak berprestasi sebagaimana mestinya Tidak
adanya unsur salah pada debitur atas timbulnya peristiwa halangan itu
Halangan tidak dapat diduga oleh debitur.

Anda mungkin juga menyukai