Anda di halaman 1dari 26

1

TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG


ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI NO. 2730/PID.B/2009/PN.SBY

Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur II
Matakuliah Kejahatan Lintas Negara
Kelas A

Oleh:
Fachrun Nurrisya A. 115010100111099
Irfan Maulana Muharikin 115010100111129
Devi Kartika Sari 115010107111030
Patricia Debora Yunita 115010107111023
Agne Nia Dara 115010107111009
Fia Trysari Mardodo 115010107111097
Yosy Dewi Mahayanthi 115010107111141
Agus Khairi Pratama Putra 115010100111102
Rudi Hartama Butar Butar 115010100111139
Adhyaksa Abdillah 115010100111134

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS HUKUM
2014
2


RINGKASAN :
Bahwa setelah kita melihat kasus mengenai diatas dapat diketahui bahwa
pokok permasalahan yang terjadi itu ialah seseorang bernama Ir. Siti Aminah al.
Mimin yang pada saat ini menjadi terdakwa dan telah terbukti memasarkan produk
investasi di luar produk perbankan yang diizinkan oleh Bank Indonesia yaitu
Reksana Berlian dan Investasi Dana Tetap Terproteksi yang dikeluarkan oleh PT
Antaboga Deltasecuritas Indonesia yaitu perusahaan Secuntas yang dimiliki oleh
salah seorang pemegang saham PT Bank Century dimana uang nasabah yang
diinvestasikan pada produk reksadana berlian dan investasi dana tetap terproteksi PT
Antaboga Deltasecurutas Indonesia melalui Bank Century tersebut sebesar Rp
126.476.000.000. Pada saat investasi tersebut jatuh tempo sebagaimana yang telah
ditetapkan dalam konfirmasi informasi untuk para nasabah, ternyata uang tersebut
tidak dapat ditarik kembali oleh para nasabah yang telah membeli produk investasi
tersebut, sehingga para nasabah mengalami kerugian yang besarnya sejumlah uang
yang telah disetorkan kepada PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia melalui
terdakwa. Dengan dilakukannya tindakan ini Terdakwa mendapatkan imbalan/fee
sebesar Rp 860.251.215,00 dan menyimpan uang hasil pencucian uang yang ia ambil
dari para nasabah tersebut dengan cara menginvestasikan kedalam Bank (luar
negeri)sehingga PPATK mengalami kesulitan dalam melacak hasil kejahatan
terdakwa.Didalam Putusan Pengadilan sebenarnya dinyatakan bahwa terdakwa
dibebaskan dari dakwaan kedua primair dan dakwaan kedua subsidair yang terkait
dengan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Tetapi jika dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi berdasarkan TPPU dan Proses
Peradilan di Tingkat Pertama bahwa didalam perundang-undangan nasional
khususnya didalam hal tindak pidana pencucian uang belum ada pengaturan khusus
mengenai pengembalian aset yang diletakkan di luar dari teritorial Indonesia.
Sehingga adapun untuk mendapatkan aset nasional itu diperlukan suatu kerjasama
eksplisit antara negara yang bersangkutan untuk melakukan kerjasama dalam
pengembalian aset negara
Bentuk dari money laundering / tindak pidana pencucian uang yang dikenal
dalam praktek ada dua macam, yaitu:
1. Melakukan pembelian surat-surat berharga atau barang modal tertentu yang
dapat diperdagangkan dengan mempergunakan uang yang diperoleh dari
hasil tindak pidana untuk kemudian diperdagangkan kembali
2. Menggunakan uang yang diperoleh secara tidak sah untuk membeli barang-
barangtidak bergerak sehingga pemilik dapat menikmati kekayaannya
tanpa harus khawatir akan kethuan asal-usul uangnya

3

Dalam putusan No. 2730/Pid.B/2009/PN.Sby bahwa terdakwa Ir. Siti
Aminah al Mimin dikenakan pidana dalam pasal 55 ayat (1) ke-1 jo. pasal 378 jo.
Pasal 64 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana, yaitu terdakwa terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan perbuatan pidana penipuan
secara bersama- sama dan berlanjut.
Ir. Siti Aminah dikenakan pasal 55 ayat (1) ke-1 jo. pasal 378 jo. Pasal 64 ayat
[1] Kitab Undang-undang Hukum Pidana karena telah memenuhi unsur-unsur dalam
pasal tersebut, yaitu sebagai berikut:
a. Unsur Barang Siapa
b. Unsur dengan maksud menguntungkan diri sendiri/ orang lain dengan
melawan hukum
c. Unsur dengan melawan hal baik dengan memakai nama palsu atau keadaan
palsu, dengan akal atau tipu muslihat maupun dengan karangan perkataan
bohong membujuk supaya memberikan suatu barang, membuat hutang atau
menghapus piutang
d. Unsur orang yang turut melakukan
e. Unsur perbuatan berlanjut.
Dan permasalahan diatas dapat dikatakan sebagai kejahatan transnasional
dikarenakan Kejahatan yang dilakukan oleh Ir. Siti Aminah khusunya pada objeknya
tersebut memenuhi unsur kejahatan transnasional, yaitu uang yang didapat dari hasil
penipuan yang mana kemudian dilakukan pencucian uang, dilakukan dengan cara
menyimpan uang tersebut di Bank luar negeri dengan maksud agar uang itu sulit
dilacak. Keterlibatan suatu subjek dari luar batas nasional yaitu bank luar negeri ini
membuat kejahatan ini sudah termasuk sebagai kejahatan transnasional.Dalam hal
sudah melibatkan negara lain tidak hanya di Indonesia saja Kejahatan ini
berlangsung.











4

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI NO.
2730/Pid.B/2009/PN.Sby MENGENAI TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
ANTARA BANK CENTURY DENGAN PT. ANTABOGA DELTASECURITAS
INDONESIA

Posisi Kasus

Terdakwa Ir. Siti Aminah al Mimin yang menjabat sebagai pimpinan cabang
pembantu Bank Century Panglima Sudirman Surabaya, dalam pelaksanaan
operational sehari-hari berada dalam coordinator wilayah V Bank Century Jawa
Timur dan Bali yang berkedudukan di Surabaya. Terdakwa mempunyai tugas antara
lain membawahi bidang operasional dan marketing serta mengendalikan pencapaian
kredit dana dari pihak ketiga bersama AO dan marketing, dan bertanggungjawab
menjaga inventaris kantor dan dalam pelaksanaan tugas tersebut, terdakwa
bertanggungjawab kepada pimpinan cabang utama Bank Century Rajawali yang
dijabat oleh saksi dan selanjutnya pimpinan cabang utama bertanggungjawab kepada
kepala wilayah V Bank Century.
Sebagai pimpinan cabang pembantu Bank Century, terdakwa mengetahui
bahwa berdasarkan izin dari Bank Indonesia. Kegiatan Bank Century yaitu
melakukan operasional dengan kegiatan menghimpun dana masyarakat dalam bentuk
tabungan, giro, deposito dan menyalurkan kredit kepada masyarakat, serta
memasarkan produk-produk perbankan yang lain. Terdakwa telah memasarkan
produk investasi di luar produk perbankan yang diizinkan oleh Bank Indonesia yaitu
produk investasi yang diberi nama Reksana Berlian dan Investasi Dana Tetap
Terproteksi yang dikeluarkan oleh PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia yakni
perusahaan Secuntas yang dimiliki oleh salah seorang pemegang saham PT Bank
Century.
Untuk menyakinkan para nasabah, terdakwa bersama-sama dengan pimpinan
cabang Bank Century wilayah V mengadakan rapat yang membahas mengenai
5

pemasaran produk investasi PT Antaboga Deltasecuritas dengan memberikan
pengarahan bahwa produk investasi tersebut mempunyai bunga lebih tinggi
dibandingkan dengan produk perbankan dan tidak dikenakan pajak atas bunga. Serta
kepada terdakwa dan pimpinan cabang lainnya dijanjikan akan diberikan imbalan
berupa uang atau fee sebesar 100.000/bulan untuk pemasaran produk reksadana
berlian senilai 1.000.000.000 dan imbalan atau fee sebesar 200.000/bulan untuk
pemasaran produk investasi dana tetap terproteksi senilai 1.000.000.000.
Dengan rangkaian perkataan yang disampaikan oleh terdakwa menjadikan
para nasabah yang semula memiliki simpanan pada Bank Century, tergerak hatinya
untuk menyerahkan sejumlah uang atau mengalihkan uang yang disimpan dalam
deposito atau tabungan Bank Century kedalam produk investasi Reksana Berlian atau
Investasi Dana Tetap Terproteksi PT Antarboga Deltrasecuritas Indonesia.
Selanjutnya, terdakwa menganjurkan kepada nasabah untuk menyetorkan atau
mentransfer sejumlah uang ke PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia. Uang nasabah
tersebut terkumpul sebesar 126.476.000.000. uang tersebut seharusnya digunakan
untuk keperluan diinvestasikan kembali dalam pasar uang dalam bentuk deposito,
obligasi Negara/BUMN/swasta, surat utang Negara/BUMN/Swasta, maupun dalam
pasar modal yakni saham-saham bluechip di BEI, Repoobligasi/surat hutang/saham,
akan tetapi pelaksanaannya uang atau dana nasabah tersebut sebagian ada yang
digunakan untuk keperluan lain yang menguntungkan baik diri terdakwa sendiri
maupun orang lain, diantarannya untuk keperluan pribadi, yaitu secara berturut-turut
terdakwa telah menerima transfer dari PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia sebesar
860.251.215 sebagai imbalan atau fee atas pemasaran produk melalui rekening BCA.
Selanjutnya uang tersebut digunakan terdakwa untuk menguntungkan dirinya sendiri
atau orang lain.
Uang nasabah yang diinvestasikan pada produk reksadana berlian dan
investasi dana tetap terproteksi PT Antaboga Deltasecurutas Indonesia melalui Bank
Century sebesar 126.476.000.000. Pada saat investasi tersebut jatuh tempo
sebagaimana ditetapkan dalam konfirmasi informasi untuk masing-masing nasabah,
6

ternyata uang tersebut tidak dapat ditarik kembali oleh para nasabah yang membeli
produk investasi tersebut, sehingga para nasabah mengalami kerugian yang besarnya
sejumlah uang yang telah disetorkan kepada PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia
melalui terdakwa.
Dalam kasus ini, terdakwa menyimpan uang hasil pencucian uang yang ia
ambil dari para nasabah yang telah menginvestasikan dananya tersebut ke Bank (luar
negeri).sehingga PPATK mengalami kesulitan dalam melacak hasil kejahatan
terdakwa.

PERMASALAHAN
1. Bagaimana upaya aparat penegak hukum dalam melacak aliran dana
yang disimpan dalam tabungan bank (luar negeri) tersebut?
2. Apakah uang atau dana nasabah yang diinvestasikan tersebut dapat
kembali?
3. Bagaimana bentuk kerjasama antara Indonesia dengan Negara tempat
terdakwa menyimpan uang tersebut?













7



ANALISIS:

A. Analisa Berdasarkan TPPU dan Proses Peradilan di Tingkat Pertama

Kejahatan pencucian uang telah dinyatakan sebagai perbuatan kriminalisasi
yang diancam dengan sanksi pidana dalam Undang-Undang No.15 tahun 2002 yang
diubah dengan Undang-Undang No.25 tahun 2003 yang diubah dengan Undang-
Undang No. 8 Tahun 2010.
Bentuk dari money laundering / tindak pidana pencucian uang yang dikenal
dalam praktek ada dua macam, yaitu
1
:
3. Melakukan pembelian surat-surat berharga atau barang modal tertentu yang
dapat diperdagangkan dengan mempergunakan uang yang diperoleh dari
hasil tindak pidana untuk kemudian diperdagangkan kembali
4. Menggunakan uang yang diperoleh secara tidak sah untuk membeli barang-
barangtidak bergerak sehingga pemilik dapat menikmati kekayaannya
tanpa harus khawatir akan kethuan asal-usul uangnya
Menurut Jane E. Hughes dan Scott B. Macdonald, Pencucian uang terdiri
dari beberapa tahap sebagai berikut
2
:
a. The placement atau upaya menempatkan atau memasukan dana atau
investasi keuangan lainnya yang dihasilkan dari suatu aktivitas kejahatan
pada sistem keuangan, yakni mengubah dari uang tunai yang diperoleh
secara tidak sah kedalam berbagai aset seperti deposito bank, saham-saham
perusahaan atau ditukarkan ke valuta asing.

1
Winarno Budyatmodjo, Money Laundering Sebagai Bentuk Tindak Pidana di Bidang Ekonomi,
Arena Hukum, Volume 14, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang, 2001, hlm 264.
2
Teguh Sulistia & Aria Zurnetti, Hukum Pidana Horizon Baru Pasca Reformasi, Rajawali Pers,
Jakarta, 2011, hlm 112.
8

b. Layering adalah memindah-mindahkan hasil kejahatan dari suatu tempat ke
tempat lain dengan maksud sumber dan pemiliknya dapat dikaburkan atau
transfer uang dengan membuat transaksi transaksi finansial yang kompleks
dan berlapis-lapis serta berangkai dilindungi berbagai bentuk anominitas
dan kerahasiaan profesional.
c. The integration atau menggunakan harta kekayaan yakni tipu muslihat
untuk dapat memberikan legitimasi terhadap uang asal kejahatan. Pihak
pencuci uang mempergunakan uang yang menjadi halal (clean money)
diinvestasikan untuk setiap kegiatan bisnis legal sehingga tidak tampak
berkaitan dengan aktivitas kejahatan yang dilakukan sebelumnya. Pada
tahap ini uang yang telah dicuci dimasukkan ke dalam sirkulasi sejalan
dengan aturan hukum.

Dalam putusan No. 2730/Pid.B/2009/PN.Sby bahwa terdakwa Ir. Siti Aminah
al Mimin dikenakan pidana dalam pasal 55 ayat (1) ke-1 jo. pasal 378 jo. Pasal 64
ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana, yaitu terdakwa terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah telah melakukan perbuatan pidana penipuan secara bersama-
sama dan berlanjut.
Ir. Siti Aminah dikenakan pasal 55 ayat (1) ke-1 jo. pasal 378 jo. Pasal 64 ayat
[1] Kitab Undang-undang Hukum Pidana karena telah memenuhi unsur-unsur dalam
pasal tersebut, yaitu sebagai berikut:
f. Unsur Barang Siapa
Barang siapa adalah setiap orang atau siapa saja yang dapat menjadi subjek
hukum sebagai pendukung hak dan kewajiban atau pelaku dari suatu tindak pidana
yang mampu bertanggung jawab menurut hukum, tidak terkecuali Terdakwa dalam
persidangan diperoleh fakta hukum berupa keterangan para saksi, keterangan
Terdakwa dan adanya barang bukti, dalam hal ini yaitu:

Nama : Ir. Siti Aminah al Mimin
9

Tempat Lahir : Pamekasan
Umur/tanggal lahir : 43 tahun/18 januari 1966
Jenis Kelamin : Perempuan
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Jalan Taman Wiyata 31 RT.003 RT.004 Ds. Ketintang
Kec.Gayungan Surabaya
Agama : Islam
Pekerjaan : Mantan Pimpinan Cabang Pembantu Bank Century Panglima
Sudirman Surabaya
Pendidikan : S1

g. Unsur dengan maksud menguntungkan diri sendiri/ orang lain dengan
melawan hukum

Maksud si pelaku dalam melakukan perbuatan menggerakkan harus
ditujukan pada menguntungkan diri sendiri atau orang lain. Selain itu harus juga
ditujukan pada unsur lain dibelakangnya seperti unsur melawan hukum,
menggerakkan, menggunakan nama palsu dan sebagainya. Kesengajaan dalam
maksud ini harus sudah ada dalam diri si petindak, sebelum atau setidak-tidaknya
pada saat memperoleh perbuatan menggerakkan. Menguntungkan artinya menambah
kekayaan dari yang sudah ada baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
3

Dalam kasus ini Ir. Siti Aminah al Mimin telah memasarkan produk investasi
dana tetap terproteksi kepada 30 nasabah kemudian dana yang diterima ditampung
pada rekening penampungan milik Bank Century cabang pembantu Panglima
Sudirman yang ternyata tidak ada dananya dan Terdakwa sendiri telah mendapat
imbalan atau fee atas penjualan produk tersebut, kemudian Terdakwa menggunakan
untuk keperluan diri sendiri maupun orang lain termasuk karyawan di kantor Bank

3
Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Harta Benda, Bayumedia, Malang, 2011, hlm 129.
10

Century Cabang Pembantu Panglima Sudirman, dengan demikian unsur dengan
maksud untuk menguntungkan diri sendiri/ orang lain dengan melawan hukum telah
terpenuhi.

h. Unsur dengan melawan hal baik dengan memakai nama palsu atau keadaan
palsu, dengan akal atau tipu muslihat maupun dengan karangan perkataan
bohong membujuk supaya memberikan suatu barang, membuat hutang atau
menghapus piutang

Yang dimaksud dalam unsur ini adalah upaya-upaya penipuan yaitu
4
:
- Menggunakan nama palsu, diartikan sebagai nama bukan namanya
sendiri atau nama yang tidak diketahui secara pasti pemiliknya
atau tidak ada pemiliknya.
- Menggunakan keadaan palsu/ kedudukan palsu/ martabat palsu/
sifat palsu yaitu suatu kedudukan yang disebut/ digunakan
seseorang, yang dapat menciptakan/ mempunyai hak-hak tertentu,
padahal sesungguhnya ia tidak mempunyai hak tertentu itu.
- Menggunakan tipu muslihat dan rangkaian kebohongan, keduanya
menrupakan cara menggerakan orang lain yang sama-sama
bersifat menipu atau isinya tidak benar atau palsu, namun dapat
menimbulkan kepercayaan/kesan bagi orang lain bahwa semua itu
seolah-olah benar adanya. Namun ada perbedaaannya yaitu pada
tipu muslihat berupa perbuatan, sedangkan rangkaian kebohongan
berupa ucapan/ perkataan.
Dalam kasus ini Terdakwa terbukti dengan melawan hak baik dengan
memakai nama palsu atau keadaan palsu dengan akal atau tipu muslihat maupun
dengan karangan dan perkataan bohong membujuk supaya memberikan suatu barang,

4
Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Harta Benda, Bayumedia, Malang, 2011, hlm 125
11

membuat utang atau menghapus piutang karena Terdakwa selaku pimpinan Bank
Century Cabang Pembantu Panglima Sudirman yang seharusnya sudah mengetahui
tentang produk tersebut, namun Terdakwa tidak menjelaskannya kepada investor/
nasabah bahkan pihak Bank Century membujuk rayu kepada para nasabah/investor
untuk memindahkan dananya dari tabungan Bank Century ke produk investasi
tersebut dengan dalih bunganya lebih tinggi dan investasi dan ditawarkan tersebut
telah dijamin oleh pemerintah.

i. Unsur orang yang turut melakukan
Dalam kasus ini terdakwa Ir Siti Aminah al mimin telah bekerja sama dengan
PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia selaku agen penjual produk reksadana yang
mempunyai ijin dan terdaftar di BAPEPAM LK, sehingga diperbolehkan untuk
menjual reksadana dan Discretionary Fund, sedangkan Bank Century selaku sub agen
termasuk yang dipimpin oleh terdakwa yang menjual produk reksadana dan
Discretionary Fund tidak terdaftar sebagai sub agen penjual produk reksadana dan
Discretionary Fund dari BAPEPAM-LK karena BAPEPAM-LK tidak mengenal
istilah sub agen penjual reksadana. Lalu dana yang berhasil dihimpun oleh PT.
Antaboga Deltasecuritas Indonesia tidak seluruhnya disalurkan kepada Bank
Kustodian namun sebagian besar dipergunakan oleh PT. Antaboga Deltasecuritas
Indonesia yaitu oleh Robert Tantular, Anton Tantular, Hartawan Aluwi dan
perusahaan-perusahaan lainnya yang terkait. Dalam hal ini terdakwa Ir Siti Aminah al
mimin sendiri telah mendapatkan fee.

j. Unsur perbuatan berlanjut.
Menurut pasal 64 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dikatakan
perbuatan berlanjut apabila di antara beberapa perbuatan baik yang merupakan
kejahatan atau pelanggaran mempunyai hubungan sedemikian rupa sehingga dapat
dipandang sebagai suatu perbuatan berlanjut. Berdasarkan fakta-fakta hukum yang
telah terungkap bahwa pada awalnya Robert Tantular selaku pimpinan Bank Century
12

pusat yang sekaligus sebagai pemilik PT. Antaboga Deltasecuritas Indonesia telah
mengundang koordinator kepala wilayah V Bank Century Surabaya untuk
membicarakan produk baru yakni produk reksadana berlian dan Discretionary Fund
atau dana proteksi tetap yang kemudian diterima baik dan disanggupi dengan
mendapat imbalan atau fee apabila berhasil melakukan pemasran atau penjualan
kedua produk investasi tersebut. Selanjutnya koordinator kepala wilayah V Bank
Century mengadakan rapat yang dihadiri oleh seluruh pimpinan cabang Bank Century
yang berada di wilayah V Surabaya termasuk terdakwa Ir Siti Aminah al mimin,
sehingga terdakwa selama pemasaran atau penjualan produk investasi tersebut telah
menerima imbalan atau fee sebesar Rp 860.251.215,-. Selanjutnya para pimpinan
cabang Bank Century termasuk terdakwa menyampaikan atau menginstruksikan ke
staf dan jajaran khususnya tenaga kerja pemasaran untuk memasarkan produk
investasi tersebut dan bahkan mempengaruhi nasabah atau investor.
Dalam kasus ini sebenarnya Terdakwa didakwakan secara kumulatif oleh
Penuntut Umum, yaitu:
KESATU :
PRIMAIR : Melanggar apa yang diatur dan diancam pidana dalam pasal 55 ayat(1
) ke-1 jo pasal 378 jo pasal 64 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
SUBSIDAIR : Melanggar apa yang diatur dan diancam pidana dalam pasal 55 ayat
(1) ke-1 jo pasal 372 jo pasal 64 ayat 1 Kitab Undang Undang Hukum Pidana
KEDUA :
PRIMAIR : Melanggar apa yang diatur dan diancam pidana dalam pasal 55 ayat (1)
ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum pidana jo pasal 3 ayat (1) huruf a, b Undang-
Undang Republik Indonesia No. 15 Tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang RINo.25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang jo
Pasal 64 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
SUBSIDAIR : Melanggar apa yang diatur dan diancam pidana dalam pasal 55 ayat
(1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum pidana jo pasal 6 ayat (1) huruf a, b Undang-
Undang Republik Indonesia No. 15 Tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan
13

Undang-Undang Republik Indonesia No.25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang jo Pasal 64 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Namun hakim membebaskan terdakwa dari dakwaan kedua primair dan
dakwaan kedua subsidair yang terkait dengan Tindak Pidana Pencucian Uang. Maka
dalam penulisan makalah ini, kasus diatas akan direkayasa agar sesuai dengan Tindak
Pidana Pencucian sebagai Tindak Pidana Transnasional, yaitu sebagai berikut:
Terdakwa Ir. Siti Aminah al. Mimin terbukti telah memasarkan produk
investasi di luar produk perbankan yang diizinkan oleh Bank Indonesia yaitu produk
investasi yang diberi nama Reksana Berlian dan Investasi Dana Tetap Terproteksi
yang dikeluarkan oleh PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia yakni perusahaan
Secuntas yang dimiliki oleh salah seorang pemegang saham PT Bank Century.Uang
nasabah yang diinvestasikan pada produk reksadana berlian dan investasi dana tetap
terproteksi PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia melalui Bank Century sebesar Rp
126.476.000.000. Pada saat investasi tersebut jatuh tempo sebagaimana ditetapkan
dalam konfirmasi informasi untuk masing-masing nasabah, ternyata uang tersebut
tidak dapat ditarik kembali oleh para nasabah yang membeli produk investasi
tersebut, sehingga para nasabah mengalami kerugian yang besarnya sejumlah uang
yang telah disetorkan kepada PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia melalui
terdakwa. Atas tindakannya ini Terdakwa mendapatkan imbalan/fee sebesar Rp
860.251.215,00 dan terdakwa menyimpan uang hasil pencucian uang yang ia ambil
dari para nasabah dengan menginvestasikan dananya tersebut ke Bank (luar
negeri)sehingga PPATK mengalami kesulitan dalam melacak hasil kejahatan
terdakwa.
Atas tindakannya tersebut maka Terdakwa telah melanggar apa yang diatur
dan diancam pidana dalam pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum
pidana jo pasal 3 ayat (1) huruf a, b Undang-Undang Republik Indonesia No. 15
Tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI No.25 Tahun
14

2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang jo Pasal 64 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana dengan unsur-unsur sebagai berikut:


- Unsur setiap orang
Barang siapa adalah setiap orang atau siapa saja yang dapat menjadi subjek
hukum sebagai pendukung hak dan kewajiban atau pelaku dari suatu tindak
pidana yang mampu bertanggung jawab menurut hukum, tidak terkecuali
Terdakwa dalam persidangan diperoleh fakta hukum berupa keterangan para
saksi, keterangan Terdakwa dan adanya barang bukti, dalam hal ini yaitu:

Nama : Ir. Siti Aminah al Mimin
Tempat Lahir : Pamekasan
Umur/tanggal lahir : 43 tahun/18 januari 1966
Jenis Kelamin : Perempuan
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Jalan Taman Wiyata 31 RT.003 RT.004 Ds. Ketintang
Kec.Gayungan Surabaya
Agama : Islam
Pekerjaan : Mantan Pimpinan Cabang Pembantu Bank Century
Panglima Sudirman Surabaya
Pendidikan : S1

- Unsur dengan sengaja
Sengaja berartiterkandung niat atau maksud terhadap suatu perbuatan
yang oleh pelakunya diinsyafi, disadari, dikehendaki dan diketahui akan
akibatnya sebelum perbuatan tersebut dilakukan. Terdakwa Ir. Siti Aminah
al. Mimin telah memuhi unsur ini karena saat diberi perintah oleh Pimpinan
Bank Century Pusat terdakwa telah mengetahui akan akibatnyaatau tidak
15

menyadari kemungkinan yang mungkin akan terjadi atas tindakan yang
dilakukannya.

- Unsur menempatkan dan mentransferkan harta kekayaan yang diketahuinya
atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana dalam penyedia jasa
keuangan, baik atas nama sendiri maupun pihak lain

Yang dimaksud dengan diketahui atau patut diduga adalah menunjuk pada
unsur kebatinan Terdakwa. Menurut Penjelasan Pasal 5 Ayat (1) UU Tindak
Pidana Pencucian Uang yang dimaksud dengan patut diduga adalah suatu
kondisi yang memenuhi setidak-tidaknya pengetahuan, keinginan, atau tujuan
pada saat terjadinya transaksi yang diketahuinya mengisyaratkan adanya
pelanggaran hukum.

Sejak awal Terdakwa telah mengetahui bahwa produk investasi dalam bentuk
reksadana berlian maupun investasi dana tetap terproteksi bukan merupakan
suatu produk investasi perbankan. Kemudian hasil penjualan produk tersebut
ditempatkan Terdakwake dalam rekening perantara (RAU) pada Bank
Century CabangPembantu Panglima Sudirman, dan selanjutnya secara
berangsur-angsur uang yang tersimpan dalam rekening Siti perantara (RAU)
tersebut ditransfer terdakwa Ir. Siti Aminah alias Mimin ke rekening PT.
Antaboga Deltasekuritas Indonesia pada Bank Century Pusat A/C Nomor
1022-272272-004 (rekening Investasi Dana Tetap Terproteksi) dan A/C
Nomor 1022-217573-003 (rekening reksadana berlian) melalui Bank
Century Cabang Pembantu Panglima Sudirman.

Terdakwa Ir. Siti Aminah alias Mimin secara berturut-turut mentransfer
uang tersebut ke rekening PT. Antaboga Deltasekuritas Indonesia dan
uang tersebut telah diterima PT. Antaboga Deltasekuritas Indonesia, lalu
16

sebagian dari jumlah uang tersebut yaitu sebesar Rp. 860.251.215,- atau
sekitar jumlah itu ditransfer kembali oleh PT. Antaboga Deltasekuritas
Indonesia melalui saksi Esterlita Wijaya ke rekening terdakwa Ir. Siti
Aminah alias Mimin pada Bank BCA Nomor 364-0869908, dengan dalih
sebagai imbalan atau fee etas penjualan produkinvestasi Reksadana Berlian
dan Discrenatory Fund PT. Antaboga Deltasekuritas Indonesia tersebut,
sedangkan sebagian dana yang lain telah digunakan oleh Direksi PT.
Antaboga Deltasekuritas Indonesia antara lain Robert Tantular, Anton
Tantular, dan Hartawan Aluwi untuk keperluan yang menyimpang dari
tujuan investasi reksadana berlian dan discrenatory fund, sehingga pada
saat investasi Reksadana Berlian maupun Discrenatory Fund tersebut
jatuh tempo, para nasabah diantaranya saksi Sri Gayatri, saksi Ho
Melinda Utomo tidak dapat mengambil atau menarik kembali dana atau
uang nya yang semula telah diserahkan atau disetorkan melalui terdakwa Ir.
Siti Aminah alias Mimin, sehingga akibat perbuatan terdakwa para
nasabah tersebut menderita kerugian sejumlah uang yang telah
disetorkannya yakni seluruhnya sebesar Rp. 126.476.000.000,- atau sekitar
jumlah itu. Dan atas perbuatannya tersebut Terdakwa mendapatkan fee atau
imbalan sebesar Rp 860.251.215,- yang lalu ditempatkan Terdakwa di Bank
Luar Negeri dengan rekening rahasia.
- Unsur dengan maksud menyembunyikan atau menyamarkan asal usul
kekayaan yang diketahui atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana
itu.
Menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul harta kekayaan tersebut
dilakukan agar asal-usul harta kekayaan tersebut tidak akan mungkin dapat
dilacak oleh otoritas keuangan atau para penegak hukum sekalipun.
17

Dalam kasus ini Terdakwa sengaja menempatkan uangnya di Bank Luar
Negeri agar tidak diketahui bahwa uang tersebut berasal dari tindak pidana
asal yaitu penipuan secara bersama-sama


- Unsur orang yang turut melakukan

Dalam kasus ini terdakwa Ir Siti Aminah al Mimin telah bekerja sama dengan
PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia selaku agen penjual produk reksadana
yang mempunyai ijin dan terdaftar di BAPEPAMLK, sehingga
diperbolehkan untuk menjual reksadana dan Discretionary Fund, sedangkan
Bank Century selaku sub agen termasuk yang dipimpin oleh terdakwa yang
menjual produk reksadana dan Discretionary Fund tidak terdaftar sebagai sub
agen penjual produk reksadana dan Discretionary Fund dari BAPEPAM-LK
karena BAPEPAM-LK tidak mengenal istilah sub agen penjual reksadana.
Lalu dana yang berhasil dihimpun oleh PT. Antaboga Deltasecuritas Indonesia
tidak seluruhnya disalurkan kepada Bank Kustodian namun sebagian besar
dipergunakan oleh PT. Antaboga Deltasecuritas Indonesia yaitu oleh Robert
Tantular, Anton Tantular, Hartawan Aluwi dan perusahaan-perusahaan
lainnya yang terkait. Dalam hal ini terdakwa Ir Siti Aminah al mimin sendiri
telah mendapatkan fee.

- Unsur yang dilakukan secara berlanjut

Menurut pasal 64 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dikatakan
perbuatan berlanjut apabila di antara beberapa perbuatan baik yang
merupakan kejahatan atau pelanggaran mempunyai hubungan sedemikian
rupa sehingga dapat dipandang sebagai suatu perbuatan berlanjut.
Berdasarkan fakta-fakta hukum yang telah terungkap bahwa pada awalnya
18

Robert Tantular selaku pimpinan Bank Century pusat yang sekaligus sebagai
pemilik PT. Antaboga Deltasecuritas Indonesia telah mengundang koordinator
kepala wilayah V Bank Century Surabaya untuk membicarakan produk baru
yakni produk reksadana berlian dan Discretionary Fund atau dana proteksi
tetap yang kemudian diterima baik dan disanggupi dengan mendapat imbalan
atau fee apabila berhasil melakukan pemasran atau penjualan kedua produk
investasi tersebut. Selanjutnya koordinator kepala wilayah V Bank Century
mengadakan rapat yang dihadiri oleh seluruh pimpinan cabang Bank Century
yang berada di wilayah V Surabaya termasuk terdakwa Ir Siti Aminah al
mimin, sehingga terdakwa selama pemasaran atau penjualan produk investasi
tersebut telah menerima imbalan atau fee sebesar Rp 860.251.215,-.
Selanjutnya para pimpinan cabang Bank Century termasuk terdakwa
menyampaikan atau menginstruksikan ke staf dan jajaran khususnya tenaga
kerja pemasaran untuk memasarkan produk investasi tersebut dan bahkan
mempengaruhi nasabah atau investor.

B. Analisa Berdasarkan Unsur Kejahatan Lintas Negara

Kejahatan yang dilakukan oleh Ir. Siti Aminah memenuhi unsur kejahatan
transnasional. Dikarenakan objek dari kejahatan yang dilakukan Ir. Siti Aminah, yaitu
uang yang didapat dari hasil penipuan yang mana kemudian dilakukan pencucian
uang, dilakukan dengan cara menyimpan uang tersebut di Bank luar negeri dengan
maksud agar uang itu sulit dilacak. Keterlibatan suatu subjek dari luar batas nasional
yaitu bank luar negeri ini membuat kejahatan ini sudah termasuk sebagai kejahatan
transnasional.
19

Definisi dari kejahatan transnasional tidaklah sama antara satu negara dengan
yang lainnya. Berbagai negara cenderung memiliki definisi kejahatan transnasional
yang sangat berbeda tergantung pada filosofi tertentu. Menurut Martin dan Romano;
5

transnational crime may defined as the behavior of ongoing
organizations that involves two or more nations, with such behaviors
being defined as criminal by at least one of these nations.
Definisi tersebut mengisyaratkan bahwa setidaknya kejahatan lintas negara
itu dilakukan di lebih dari satu negara yang mana salah satunya mendiskripsikan
bahwa kejahatan tersebut adalah suatu tindakan kriminal. Indonesia jelas
menganggap kejahatan yang dilakukan Ir. Siti Aminah yaitu pencucian uang sebagai
suatu tindakan kriminal
6
.
Tindakan kriminal ini didefinisikan sebagai kejahatan transnasional
dikarenakan adanya tindakan Ir. Siti Aminah yang menyimpan uang ilegal tersebut ke
luar negeri. Dikarenakan tindakan ini melewati batas negara, maka diperlukan pula
hukum yang dapat melewati batas nasionalitas. Philip C. Jessup mengatakan bahwa
diperlukannya hukum yang mengatur semua tindakan atau kejadian yang melampaui
batas teritorial negara untuk mengatasi kejahatan transnasional
7
.
Kejahatan transnasional adalah kejahatan serius yang mana ia telah melanggar
batas yurisdiksi suatu negara. Kejahatan ini amat berbahaya karena ia melibatkan
lebih dari suatu entetitas yang masing-masing memiliki kedaulatan akan tindakan

5
Oentoeng Wahjoe, Perkembangan Tindak Pidana I nternasional dan Proses Penegakannya,
Penerbit Erlangga: Jakarta, hal. 30
6
Pasal 3 Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang
7
Romli Atmasasmita, 1997, Tindak Pidana narkotika Transnasional dalam Sistem Hukum Pidana
I ndonesiaCitra Aditya Bhakti: Bandung, hal. 27
20

yang dilakukan didalam tapak batas teritorialnya. Passas menjelaskan sebagai
berikut
8
:
Kesalahan yang harus dihindari, yang menyebabkan bahaya cukup
serius untuk menjamin intervensi negara dan mirip dengan jenis lain dari
tindakan kriminal di negara-negara yang bersangkutan atau oleh hukum
internasional (...) Apa yang membuat kejahatan transnasional adalah
bahwa pelaku atau korban menemukan dirinya dalam atau beroperasi
melalui yurisdiksi yang berbeda.
Dikarenakan adanya yurisdiksi yang berbeda maka dimungkinkan bahwa
penanganan atas kejahatan itu juga berbeda. Indonesia tidak bisa semena mena
meminta kembali uang yang disimpan di Bank luar negeri tersebut dengan cara
masuk ke wilayah negara lain tersebut dan langsung meminta tanpa ada persetujuan
dengan negara dimana bank itu berkedudukan. Hal ini disebabkan negara tersebut
juga memiliki kedaulatan atas apa yang terjadi di wilayah teritorialnya.
Sehingga untuk PPATK bisa mengambil alih kembali aset yang disimpan
diluar negeri tersebut, dibutuhkan suatu kerjasama antara kedua negara. Secara
internasional pengembalian aset yang dilarikan ke negara lain didukung oleh United
Nation Convention againts Corruption pada tahun 2003 yang kemudian disahkan
oleh Undang Undang No. 7 Tahun 2006. Didalam Chapter V (Bab V) UNCAC
menyatakan sebagai berikut mengenai pengembalian aset
9
:
The return of assets pursuant to this chapter is a fundamental principle
of this Convention, and State Parties shall afford one another the widest
measures of cooperation and assistance in this regard.

8
Passas, N., 1998, Transnational Crime: The Interface between legal and illegal actor Presented at
the NRC workshop on Transnational Organized Crime, Washington, D.C., hal. 3
9
Article 51 of the United Nation Convention Againts Corruption 2003
21

Sehingga memang dibutuhkan suatu kerjasama bilateral maupun regional agar
pengembalian aset itu bisa dilakukan dan agar kepentingan kepentingan yang ada
bisa terpenuhi. Biasanya pengembalian aset bisa dilakukan setelah terjadinya suatu
pemidanaan dikarenakan perlunya suatu putusan pengadilan yang sah untuk dapat
mengambil aset tersebut. Namun UNCAC memungkinkan dilakukannya tindakan-
tindakan perampasan atas kekayaan tanpa pemidanaan (without a criminal
conviction), dalam hal pelaku tidak dapat dituntut dengan alasan meninggal dunia,
lari (kabur) atau tidak hadir atau dalam kasus-kasus lain yang sama. Prinsip ini
menunjukkan bahwa gugatan perdata dilakukan ketika mekanisme peradilan pidana
gagal melakukan penuntutan karena kondisi-kondisi terdakwa meninggal dunia, lari
(kabur), atau inabsentia. Dalam kata lain UNCAC merekomendasi Negara Peserta
menggunakan/mengatur non-criminal systems of confiscation, seperti yang
disebutkan sebagai berikut
10
:
Each State Party, in order to provide mutual legal assistance pursuant
to article 55 of this Convention with respect to property acquired through
or involved in the commission of an offence established in accordance
with this convention, shall, in accordance with its domestic law : consider
taking such measures as may be necessary to allow confiscation of such
property without a criminal conviction in cases in wich the offender
cannot be prosecuted by reason of death, fligh or absence or in other
appropriate cases.
Prinsip sebagaimana diatur dalam Article 54 (1) (c) of the UNCAC kemudian
bersinergi dengan konsep In Rem forfeiture atau forfeiture actions to be brought
against the stolen property it self, seperti diterapkan di Afrika Selatan dan Amerika
Serikat
11
. In rem forfeiture lebih condong pada civil forfeiture, yaitu perampasan atau

10
I dem, Article 54 (1)(c)
11
U4 Anti-Corruption Resource Centre, <http://www.u4.no/themes/uncac/asset-recovery.ctm>,
diakses pada tanggal 09 Mei 2014 jam 20:01 WIB.
22

pengambilalihan aset melalui gugatan in rem atau gugatan terhadap aset. Konsep civil
forfeiture didasarkan pada taint doctrine suatu tindak pidana dianggap taint
(menodai) suatu aset yang dipakai atau merupakan hasil dari tindak pidana tersebut.
Walaupun mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk merampas atau mengambil alih
aset hasil kejahatan, civil forfeiture berbeda dengan criminal forfeiture yang
menggunakan tuntutan in personam (tuntutan terhadap orang) untuk merampas dan
mengambil alih suatu aset.
12

Didalam perundang-undangan nasional khususnya didalam hal tindak pidana
pencucian uang belum ada pengaturan khusus mengenai pengembalian aset yang
diletakkan di luar dari teritorial Indonesia. Sehingga adapun untuk mendapatkan aset
nasional itu diperlukan suatu kerjasama eksplisit antara negara yang bersangkutan
untuk melakukan kerjasama dalam pengembalian aset negara. Didalam Undang
Undang No.8 Tahun 2010 memang disebutkan mengenai kerjasama antara PPATK
dengan lembaga lain di luar negeri yang sejenis untuk masalah pertukaran informasi
dan kerjasama
13
, namun tidak secara eksplisit kerjasama seperti apa yang dilakukan.
Proses bagaimana PPATK mendapatkan informasi aset yang disimpan di luar negeri
itu diperjelas dengan subbab selanjutnya.
C. Wewenang PPATK Dalam Melaksanakan Fungsi Pencegahan Dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
Sesuai dengan apa yang tercantum dalam pasal 41, dalam melaksanakan fungsi
pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang, PPATK berwenang
untuk
14
:
A. Meminta dan mendapatkan data dan informasi dari instansi pemerintah
dan/atau lembaga swasta yang memiliki kewenangan mengelola data dan

12
Ario Wandatama dan Detania Sukarja, I mplementasi I nstrumen Civil Forfeiture di I ndonesia
untuk Mendukung Stolen Asset Recovery (StAR) I nitiative, (Seminar Pengkajian Hukum Nasional
2007, Hotel Millenium, Jakarta, 28 Nopember 2007)
13
Pasal 89 Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang.
14
I bid. Pasal 41.
23

informasi, termasuk dari instansi pemerintah dan/atau lembaga swasta yang
menerima laporan dari profesi tertentu.
B. Menetapkan pedoman identifikasi transaksi keuangan mencurigakan.
C. Menggordinasikan upaya pencegahan tindak pidana pencucian uang dengan
instansi terkait.
D. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah mengenai upaya pencegahan
tindak pidana pencucian uang.
E. Mewakili pemerintah republik indonesia dalam organisasi dan forum
internasional yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak
pidana pencucian uang
F. Menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan anti pencucian uang;
dan
G. Menyelenggarakan sosialisasi pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang.

Selanjutnya penjelasan mengenai proses PPATK dalam melakukan analisis dan
pemeriksaan laporan dan informasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 40 UU
No 8 Tahun 2010.
15

Dalam prosesnya agar lebih mudah akan dibagi menjadi 5 bagian. Yaitu terima
laporan, skala prioritas, analisis, pemeriksaan, dan diseminasi.
1. PPATK menerima laporan dari pihak pelapor atau menerima laporan dan
informasi dari masyarakat. (terima laporan).
2. PPATK membuat skala prioritas. (skala prioritas)
3. PPATK meminta dan menerima laporan dan informasi dari pihak pelapor.
PPATK meminta informasi kepada pihak pelaporan berdasarkan
pengembangan hasil analisis PPATK. (analisis).

15
Pasal 44Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang.

24

4. PPATK meminta informasi kepada instansi atau pihak terkait, kemudian
PPATK meminta keterangan kepada pihak pelapor dan pihak lain.
Selanjutnya PPATK meminta penyedia jasa keuangan untuk menghentikan
sementara transaksi keuangan. (pemeriksaan).
5. PPATK meneruskan hasil analisis atau pemeriksaan kepada penyidik, dapat
merekomendasikan intersepsi dan penyadapan juga meminta informasi
perkembangan penyidikan. (diseminasi).




KESIMPULAN:

1. Dalam melacak aliran dana yang disimpan dalam tabungan bank (luar negeri),
yaitu:
a. PPATK menerima laporan dari pihak pelapor atau menerima laporan dan
informasi dari masyarakat. (terima laporan).
b. PPATK membuat skala prioritas. (skala prioritas)
c. PPATK meminta dan menerima laporan dan informasi dari pihak pelapor.
PPATK meminta informasi kepada pihak pelaporan berdasarkan
pengembangan hasil analisis PPATK. (analisis).
d. PPATK meminta informasi kepada instansi atau pihak terkait, kemudian
PPATK meminta keterangan kepada pihak pelapor dan pihak lain.
Selanjutnya PPATK meminta penyedia jasa keuangan untuk
menghentikan sementara transaksi keuangan. (pemeriksaan).
e. PPATK meneruskan hasil analisis atau pemeriksaan kepada penyidik,
dapat merekomendasikan intersepsi dan penyadapan juga meminta
informasi perkembangan penyidikan. (diseminasi).

25

2. Dikarenakan adanya yurisdiksi yang berbeda Indonesia tidak bisa semena
mena meminta kembali uang yang disimpan di Bank luar negeri tersebut
dengan cara masuk ke wilayah negara lain tersebut dan langsung meminta
tanpa ada persetujuan dengan negara dimana bank itu berkedudukan. Hal ini
disebabkan negara tersebut juga memiliki kedaulatan atas apa yang terjadi di
wilayah teritorialnya.
3. Bentuk kerjasama antara Indonesia dengan Negara tempat terdakwa
menyimpan uang tersebut dapat melalui kerjasama bilateral maupun regional
agar pengembalian aset itu bisa dilakukan dan agar kepentingan kepentingan
yang ada bisa terpenuhi. Kerjasama tersebut harus terjalin secara eksplisit
dalam perjanjian kerjasama kedua negara.












26

DAFTAR PUSTAKA

Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Harta Benda, Bayumedia, Malang, 2011.
Ario Wandatama dan Detania Sukarja, I mplementasi I nstrumen Civil Forfeiture di
I ndonesia untuk Mendukung Stolen Asset Recovery (StAR) I nitiative,
(Seminar Pengkajian Hukum Nasional 2007, Hotel Millenium, Jakarta, 28
Nopember 2007)
Oentoeng Wahjoe, Perkembangan Tindak Pidana I nternasional dan Proses
Penegakannya, Penerbit Erlangga: Jakarta.
Romli Atmasasmita, 1997, Tindak Pidana narkotika Transnasional dalam Sistem
Hukum Pidana I ndonesiaCitra Aditya Bhakti: Bandung.
Teguh Sulistia & Aria Zurnetti, Hukum Pidana Horizon Baru Pasca Reformasi,
Rajawali Pers, Jakarta, 2011.
Winarno Budyatmodjo, Money Laundering Sebagai Bentuk Tindak Pidana di
Bidang Ekonomi, Arena Hukum, Volume 14, Fakultas Hukum Universitas
Brawijaya, Malang, 2001.
Passas, N., 1998, Transnational Crime: The Interface between legal and illegal
actor Presented at the NRC workshop on Transnational Organized Crime,
Washington, D.C..
Article 51 of the United Nation Convention Againts Corruption 2003
U4 Anti-Corruption Resource Centre, <http://www.u4.no/themes/uncac/asset-
recovery.ctm>, diakses pada tanggal 09 Mei 2014 jam 20:01 WIB.
Undang -Undang No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Tindak Pidana Pencucian Uang.

Anda mungkin juga menyukai