ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI NO. 2730/PID.B/2009/PN.SBY
Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur II Matakuliah Kejahatan Lintas Negara Kelas A
Oleh: Fachrun Nurrisya A. 115010100111099 Irfan Maulana Muharikin 115010100111129 Devi Kartika Sari 115010107111030 Patricia Debora Yunita 115010107111023 Agne Nia Dara 115010107111009 Fia Trysari Mardodo 115010107111097 Yosy Dewi Mahayanthi 115010107111141 Agus Khairi Pratama Putra 115010100111102 Rudi Hartama Butar Butar 115010100111139 Adhyaksa Abdillah 115010100111134
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS HUKUM 2014 2
RINGKASAN : Bahwa setelah kita melihat kasus mengenai diatas dapat diketahui bahwa pokok permasalahan yang terjadi itu ialah seseorang bernama Ir. Siti Aminah al. Mimin yang pada saat ini menjadi terdakwa dan telah terbukti memasarkan produk investasi di luar produk perbankan yang diizinkan oleh Bank Indonesia yaitu Reksana Berlian dan Investasi Dana Tetap Terproteksi yang dikeluarkan oleh PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia yaitu perusahaan Secuntas yang dimiliki oleh salah seorang pemegang saham PT Bank Century dimana uang nasabah yang diinvestasikan pada produk reksadana berlian dan investasi dana tetap terproteksi PT Antaboga Deltasecurutas Indonesia melalui Bank Century tersebut sebesar Rp 126.476.000.000. Pada saat investasi tersebut jatuh tempo sebagaimana yang telah ditetapkan dalam konfirmasi informasi untuk para nasabah, ternyata uang tersebut tidak dapat ditarik kembali oleh para nasabah yang telah membeli produk investasi tersebut, sehingga para nasabah mengalami kerugian yang besarnya sejumlah uang yang telah disetorkan kepada PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia melalui terdakwa. Dengan dilakukannya tindakan ini Terdakwa mendapatkan imbalan/fee sebesar Rp 860.251.215,00 dan menyimpan uang hasil pencucian uang yang ia ambil dari para nasabah tersebut dengan cara menginvestasikan kedalam Bank (luar negeri)sehingga PPATK mengalami kesulitan dalam melacak hasil kejahatan terdakwa.Didalam Putusan Pengadilan sebenarnya dinyatakan bahwa terdakwa dibebaskan dari dakwaan kedua primair dan dakwaan kedua subsidair yang terkait dengan Tindak Pidana Pencucian Uang. Tetapi jika dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi berdasarkan TPPU dan Proses Peradilan di Tingkat Pertama bahwa didalam perundang-undangan nasional khususnya didalam hal tindak pidana pencucian uang belum ada pengaturan khusus mengenai pengembalian aset yang diletakkan di luar dari teritorial Indonesia. Sehingga adapun untuk mendapatkan aset nasional itu diperlukan suatu kerjasama eksplisit antara negara yang bersangkutan untuk melakukan kerjasama dalam pengembalian aset negara Bentuk dari money laundering / tindak pidana pencucian uang yang dikenal dalam praktek ada dua macam, yaitu: 1. Melakukan pembelian surat-surat berharga atau barang modal tertentu yang dapat diperdagangkan dengan mempergunakan uang yang diperoleh dari hasil tindak pidana untuk kemudian diperdagangkan kembali 2. Menggunakan uang yang diperoleh secara tidak sah untuk membeli barang- barangtidak bergerak sehingga pemilik dapat menikmati kekayaannya tanpa harus khawatir akan kethuan asal-usul uangnya
3
Dalam putusan No. 2730/Pid.B/2009/PN.Sby bahwa terdakwa Ir. Siti Aminah al Mimin dikenakan pidana dalam pasal 55 ayat (1) ke-1 jo. pasal 378 jo. Pasal 64 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana, yaitu terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan perbuatan pidana penipuan secara bersama- sama dan berlanjut. Ir. Siti Aminah dikenakan pasal 55 ayat (1) ke-1 jo. pasal 378 jo. Pasal 64 ayat [1] Kitab Undang-undang Hukum Pidana karena telah memenuhi unsur-unsur dalam pasal tersebut, yaitu sebagai berikut: a. Unsur Barang Siapa b. Unsur dengan maksud menguntungkan diri sendiri/ orang lain dengan melawan hukum c. Unsur dengan melawan hal baik dengan memakai nama palsu atau keadaan palsu, dengan akal atau tipu muslihat maupun dengan karangan perkataan bohong membujuk supaya memberikan suatu barang, membuat hutang atau menghapus piutang d. Unsur orang yang turut melakukan e. Unsur perbuatan berlanjut. Dan permasalahan diatas dapat dikatakan sebagai kejahatan transnasional dikarenakan Kejahatan yang dilakukan oleh Ir. Siti Aminah khusunya pada objeknya tersebut memenuhi unsur kejahatan transnasional, yaitu uang yang didapat dari hasil penipuan yang mana kemudian dilakukan pencucian uang, dilakukan dengan cara menyimpan uang tersebut di Bank luar negeri dengan maksud agar uang itu sulit dilacak. Keterlibatan suatu subjek dari luar batas nasional yaitu bank luar negeri ini membuat kejahatan ini sudah termasuk sebagai kejahatan transnasional.Dalam hal sudah melibatkan negara lain tidak hanya di Indonesia saja Kejahatan ini berlangsung.
4
ANALISIS YURIDIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI NO. 2730/Pid.B/2009/PN.Sby MENGENAI TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG ANTARA BANK CENTURY DENGAN PT. ANTABOGA DELTASECURITAS INDONESIA
Posisi Kasus
Terdakwa Ir. Siti Aminah al Mimin yang menjabat sebagai pimpinan cabang pembantu Bank Century Panglima Sudirman Surabaya, dalam pelaksanaan operational sehari-hari berada dalam coordinator wilayah V Bank Century Jawa Timur dan Bali yang berkedudukan di Surabaya. Terdakwa mempunyai tugas antara lain membawahi bidang operasional dan marketing serta mengendalikan pencapaian kredit dana dari pihak ketiga bersama AO dan marketing, dan bertanggungjawab menjaga inventaris kantor dan dalam pelaksanaan tugas tersebut, terdakwa bertanggungjawab kepada pimpinan cabang utama Bank Century Rajawali yang dijabat oleh saksi dan selanjutnya pimpinan cabang utama bertanggungjawab kepada kepala wilayah V Bank Century. Sebagai pimpinan cabang pembantu Bank Century, terdakwa mengetahui bahwa berdasarkan izin dari Bank Indonesia. Kegiatan Bank Century yaitu melakukan operasional dengan kegiatan menghimpun dana masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, deposito dan menyalurkan kredit kepada masyarakat, serta memasarkan produk-produk perbankan yang lain. Terdakwa telah memasarkan produk investasi di luar produk perbankan yang diizinkan oleh Bank Indonesia yaitu produk investasi yang diberi nama Reksana Berlian dan Investasi Dana Tetap Terproteksi yang dikeluarkan oleh PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia yakni perusahaan Secuntas yang dimiliki oleh salah seorang pemegang saham PT Bank Century. Untuk menyakinkan para nasabah, terdakwa bersama-sama dengan pimpinan cabang Bank Century wilayah V mengadakan rapat yang membahas mengenai 5
pemasaran produk investasi PT Antaboga Deltasecuritas dengan memberikan pengarahan bahwa produk investasi tersebut mempunyai bunga lebih tinggi dibandingkan dengan produk perbankan dan tidak dikenakan pajak atas bunga. Serta kepada terdakwa dan pimpinan cabang lainnya dijanjikan akan diberikan imbalan berupa uang atau fee sebesar 100.000/bulan untuk pemasaran produk reksadana berlian senilai 1.000.000.000 dan imbalan atau fee sebesar 200.000/bulan untuk pemasaran produk investasi dana tetap terproteksi senilai 1.000.000.000. Dengan rangkaian perkataan yang disampaikan oleh terdakwa menjadikan para nasabah yang semula memiliki simpanan pada Bank Century, tergerak hatinya untuk menyerahkan sejumlah uang atau mengalihkan uang yang disimpan dalam deposito atau tabungan Bank Century kedalam produk investasi Reksana Berlian atau Investasi Dana Tetap Terproteksi PT Antarboga Deltrasecuritas Indonesia. Selanjutnya, terdakwa menganjurkan kepada nasabah untuk menyetorkan atau mentransfer sejumlah uang ke PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia. Uang nasabah tersebut terkumpul sebesar 126.476.000.000. uang tersebut seharusnya digunakan untuk keperluan diinvestasikan kembali dalam pasar uang dalam bentuk deposito, obligasi Negara/BUMN/swasta, surat utang Negara/BUMN/Swasta, maupun dalam pasar modal yakni saham-saham bluechip di BEI, Repoobligasi/surat hutang/saham, akan tetapi pelaksanaannya uang atau dana nasabah tersebut sebagian ada yang digunakan untuk keperluan lain yang menguntungkan baik diri terdakwa sendiri maupun orang lain, diantarannya untuk keperluan pribadi, yaitu secara berturut-turut terdakwa telah menerima transfer dari PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia sebesar 860.251.215 sebagai imbalan atau fee atas pemasaran produk melalui rekening BCA. Selanjutnya uang tersebut digunakan terdakwa untuk menguntungkan dirinya sendiri atau orang lain. Uang nasabah yang diinvestasikan pada produk reksadana berlian dan investasi dana tetap terproteksi PT Antaboga Deltasecurutas Indonesia melalui Bank Century sebesar 126.476.000.000. Pada saat investasi tersebut jatuh tempo sebagaimana ditetapkan dalam konfirmasi informasi untuk masing-masing nasabah, 6
ternyata uang tersebut tidak dapat ditarik kembali oleh para nasabah yang membeli produk investasi tersebut, sehingga para nasabah mengalami kerugian yang besarnya sejumlah uang yang telah disetorkan kepada PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia melalui terdakwa. Dalam kasus ini, terdakwa menyimpan uang hasil pencucian uang yang ia ambil dari para nasabah yang telah menginvestasikan dananya tersebut ke Bank (luar negeri).sehingga PPATK mengalami kesulitan dalam melacak hasil kejahatan terdakwa.
PERMASALAHAN 1. Bagaimana upaya aparat penegak hukum dalam melacak aliran dana yang disimpan dalam tabungan bank (luar negeri) tersebut? 2. Apakah uang atau dana nasabah yang diinvestasikan tersebut dapat kembali? 3. Bagaimana bentuk kerjasama antara Indonesia dengan Negara tempat terdakwa menyimpan uang tersebut?
7
ANALISIS:
A. Analisa Berdasarkan TPPU dan Proses Peradilan di Tingkat Pertama
Kejahatan pencucian uang telah dinyatakan sebagai perbuatan kriminalisasi yang diancam dengan sanksi pidana dalam Undang-Undang No.15 tahun 2002 yang diubah dengan Undang-Undang No.25 tahun 2003 yang diubah dengan Undang- Undang No. 8 Tahun 2010. Bentuk dari money laundering / tindak pidana pencucian uang yang dikenal dalam praktek ada dua macam, yaitu 1 : 3. Melakukan pembelian surat-surat berharga atau barang modal tertentu yang dapat diperdagangkan dengan mempergunakan uang yang diperoleh dari hasil tindak pidana untuk kemudian diperdagangkan kembali 4. Menggunakan uang yang diperoleh secara tidak sah untuk membeli barang- barangtidak bergerak sehingga pemilik dapat menikmati kekayaannya tanpa harus khawatir akan kethuan asal-usul uangnya Menurut Jane E. Hughes dan Scott B. Macdonald, Pencucian uang terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut 2 : a. The placement atau upaya menempatkan atau memasukan dana atau investasi keuangan lainnya yang dihasilkan dari suatu aktivitas kejahatan pada sistem keuangan, yakni mengubah dari uang tunai yang diperoleh secara tidak sah kedalam berbagai aset seperti deposito bank, saham-saham perusahaan atau ditukarkan ke valuta asing.
1 Winarno Budyatmodjo, Money Laundering Sebagai Bentuk Tindak Pidana di Bidang Ekonomi, Arena Hukum, Volume 14, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang, 2001, hlm 264. 2 Teguh Sulistia & Aria Zurnetti, Hukum Pidana Horizon Baru Pasca Reformasi, Rajawali Pers, Jakarta, 2011, hlm 112. 8
b. Layering adalah memindah-mindahkan hasil kejahatan dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud sumber dan pemiliknya dapat dikaburkan atau transfer uang dengan membuat transaksi transaksi finansial yang kompleks dan berlapis-lapis serta berangkai dilindungi berbagai bentuk anominitas dan kerahasiaan profesional. c. The integration atau menggunakan harta kekayaan yakni tipu muslihat untuk dapat memberikan legitimasi terhadap uang asal kejahatan. Pihak pencuci uang mempergunakan uang yang menjadi halal (clean money) diinvestasikan untuk setiap kegiatan bisnis legal sehingga tidak tampak berkaitan dengan aktivitas kejahatan yang dilakukan sebelumnya. Pada tahap ini uang yang telah dicuci dimasukkan ke dalam sirkulasi sejalan dengan aturan hukum.
Dalam putusan No. 2730/Pid.B/2009/PN.Sby bahwa terdakwa Ir. Siti Aminah al Mimin dikenakan pidana dalam pasal 55 ayat (1) ke-1 jo. pasal 378 jo. Pasal 64 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana, yaitu terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan perbuatan pidana penipuan secara bersama- sama dan berlanjut. Ir. Siti Aminah dikenakan pasal 55 ayat (1) ke-1 jo. pasal 378 jo. Pasal 64 ayat [1] Kitab Undang-undang Hukum Pidana karena telah memenuhi unsur-unsur dalam pasal tersebut, yaitu sebagai berikut: f. Unsur Barang Siapa Barang siapa adalah setiap orang atau siapa saja yang dapat menjadi subjek hukum sebagai pendukung hak dan kewajiban atau pelaku dari suatu tindak pidana yang mampu bertanggung jawab menurut hukum, tidak terkecuali Terdakwa dalam persidangan diperoleh fakta hukum berupa keterangan para saksi, keterangan Terdakwa dan adanya barang bukti, dalam hal ini yaitu:
Nama : Ir. Siti Aminah al Mimin 9
Tempat Lahir : Pamekasan Umur/tanggal lahir : 43 tahun/18 januari 1966 Jenis Kelamin : Perempuan Kebangsaan : Indonesia Tempat tinggal : Jalan Taman Wiyata 31 RT.003 RT.004 Ds. Ketintang Kec.Gayungan Surabaya Agama : Islam Pekerjaan : Mantan Pimpinan Cabang Pembantu Bank Century Panglima Sudirman Surabaya Pendidikan : S1
g. Unsur dengan maksud menguntungkan diri sendiri/ orang lain dengan melawan hukum
Maksud si pelaku dalam melakukan perbuatan menggerakkan harus ditujukan pada menguntungkan diri sendiri atau orang lain. Selain itu harus juga ditujukan pada unsur lain dibelakangnya seperti unsur melawan hukum, menggerakkan, menggunakan nama palsu dan sebagainya. Kesengajaan dalam maksud ini harus sudah ada dalam diri si petindak, sebelum atau setidak-tidaknya pada saat memperoleh perbuatan menggerakkan. Menguntungkan artinya menambah kekayaan dari yang sudah ada baik bagi diri sendiri maupun orang lain. 3
Dalam kasus ini Ir. Siti Aminah al Mimin telah memasarkan produk investasi dana tetap terproteksi kepada 30 nasabah kemudian dana yang diterima ditampung pada rekening penampungan milik Bank Century cabang pembantu Panglima Sudirman yang ternyata tidak ada dananya dan Terdakwa sendiri telah mendapat imbalan atau fee atas penjualan produk tersebut, kemudian Terdakwa menggunakan untuk keperluan diri sendiri maupun orang lain termasuk karyawan di kantor Bank
Century Cabang Pembantu Panglima Sudirman, dengan demikian unsur dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri/ orang lain dengan melawan hukum telah terpenuhi.
h. Unsur dengan melawan hal baik dengan memakai nama palsu atau keadaan palsu, dengan akal atau tipu muslihat maupun dengan karangan perkataan bohong membujuk supaya memberikan suatu barang, membuat hutang atau menghapus piutang
Yang dimaksud dalam unsur ini adalah upaya-upaya penipuan yaitu 4 : - Menggunakan nama palsu, diartikan sebagai nama bukan namanya sendiri atau nama yang tidak diketahui secara pasti pemiliknya atau tidak ada pemiliknya. - Menggunakan keadaan palsu/ kedudukan palsu/ martabat palsu/ sifat palsu yaitu suatu kedudukan yang disebut/ digunakan seseorang, yang dapat menciptakan/ mempunyai hak-hak tertentu, padahal sesungguhnya ia tidak mempunyai hak tertentu itu. - Menggunakan tipu muslihat dan rangkaian kebohongan, keduanya menrupakan cara menggerakan orang lain yang sama-sama bersifat menipu atau isinya tidak benar atau palsu, namun dapat menimbulkan kepercayaan/kesan bagi orang lain bahwa semua itu seolah-olah benar adanya. Namun ada perbedaaannya yaitu pada tipu muslihat berupa perbuatan, sedangkan rangkaian kebohongan berupa ucapan/ perkataan. Dalam kasus ini Terdakwa terbukti dengan melawan hak baik dengan memakai nama palsu atau keadaan palsu dengan akal atau tipu muslihat maupun dengan karangan dan perkataan bohong membujuk supaya memberikan suatu barang,
membuat utang atau menghapus piutang karena Terdakwa selaku pimpinan Bank Century Cabang Pembantu Panglima Sudirman yang seharusnya sudah mengetahui tentang produk tersebut, namun Terdakwa tidak menjelaskannya kepada investor/ nasabah bahkan pihak Bank Century membujuk rayu kepada para nasabah/investor untuk memindahkan dananya dari tabungan Bank Century ke produk investasi tersebut dengan dalih bunganya lebih tinggi dan investasi dan ditawarkan tersebut telah dijamin oleh pemerintah.
i. Unsur orang yang turut melakukan Dalam kasus ini terdakwa Ir Siti Aminah al mimin telah bekerja sama dengan PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia selaku agen penjual produk reksadana yang mempunyai ijin dan terdaftar di BAPEPAM LK, sehingga diperbolehkan untuk menjual reksadana dan Discretionary Fund, sedangkan Bank Century selaku sub agen termasuk yang dipimpin oleh terdakwa yang menjual produk reksadana dan Discretionary Fund tidak terdaftar sebagai sub agen penjual produk reksadana dan Discretionary Fund dari BAPEPAM-LK karena BAPEPAM-LK tidak mengenal istilah sub agen penjual reksadana. Lalu dana yang berhasil dihimpun oleh PT. Antaboga Deltasecuritas Indonesia tidak seluruhnya disalurkan kepada Bank Kustodian namun sebagian besar dipergunakan oleh PT. Antaboga Deltasecuritas Indonesia yaitu oleh Robert Tantular, Anton Tantular, Hartawan Aluwi dan perusahaan-perusahaan lainnya yang terkait. Dalam hal ini terdakwa Ir Siti Aminah al mimin sendiri telah mendapatkan fee.
j. Unsur perbuatan berlanjut. Menurut pasal 64 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dikatakan perbuatan berlanjut apabila di antara beberapa perbuatan baik yang merupakan kejahatan atau pelanggaran mempunyai hubungan sedemikian rupa sehingga dapat dipandang sebagai suatu perbuatan berlanjut. Berdasarkan fakta-fakta hukum yang telah terungkap bahwa pada awalnya Robert Tantular selaku pimpinan Bank Century 12
pusat yang sekaligus sebagai pemilik PT. Antaboga Deltasecuritas Indonesia telah mengundang koordinator kepala wilayah V Bank Century Surabaya untuk membicarakan produk baru yakni produk reksadana berlian dan Discretionary Fund atau dana proteksi tetap yang kemudian diterima baik dan disanggupi dengan mendapat imbalan atau fee apabila berhasil melakukan pemasran atau penjualan kedua produk investasi tersebut. Selanjutnya koordinator kepala wilayah V Bank Century mengadakan rapat yang dihadiri oleh seluruh pimpinan cabang Bank Century yang berada di wilayah V Surabaya termasuk terdakwa Ir Siti Aminah al mimin, sehingga terdakwa selama pemasaran atau penjualan produk investasi tersebut telah menerima imbalan atau fee sebesar Rp 860.251.215,-. Selanjutnya para pimpinan cabang Bank Century termasuk terdakwa menyampaikan atau menginstruksikan ke staf dan jajaran khususnya tenaga kerja pemasaran untuk memasarkan produk investasi tersebut dan bahkan mempengaruhi nasabah atau investor. Dalam kasus ini sebenarnya Terdakwa didakwakan secara kumulatif oleh Penuntut Umum, yaitu: KESATU : PRIMAIR : Melanggar apa yang diatur dan diancam pidana dalam pasal 55 ayat(1 ) ke-1 jo pasal 378 jo pasal 64 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana SUBSIDAIR : Melanggar apa yang diatur dan diancam pidana dalam pasal 55 ayat (1) ke-1 jo pasal 372 jo pasal 64 ayat 1 Kitab Undang Undang Hukum Pidana KEDUA : PRIMAIR : Melanggar apa yang diatur dan diancam pidana dalam pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum pidana jo pasal 3 ayat (1) huruf a, b Undang- Undang Republik Indonesia No. 15 Tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RINo.25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang jo Pasal 64 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana SUBSIDAIR : Melanggar apa yang diatur dan diancam pidana dalam pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum pidana jo pasal 6 ayat (1) huruf a, b Undang- Undang Republik Indonesia No. 15 Tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan 13
Undang-Undang Republik Indonesia No.25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang jo Pasal 64 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Namun hakim membebaskan terdakwa dari dakwaan kedua primair dan dakwaan kedua subsidair yang terkait dengan Tindak Pidana Pencucian Uang. Maka dalam penulisan makalah ini, kasus diatas akan direkayasa agar sesuai dengan Tindak Pidana Pencucian sebagai Tindak Pidana Transnasional, yaitu sebagai berikut: Terdakwa Ir. Siti Aminah al. Mimin terbukti telah memasarkan produk investasi di luar produk perbankan yang diizinkan oleh Bank Indonesia yaitu produk investasi yang diberi nama Reksana Berlian dan Investasi Dana Tetap Terproteksi yang dikeluarkan oleh PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia yakni perusahaan Secuntas yang dimiliki oleh salah seorang pemegang saham PT Bank Century.Uang nasabah yang diinvestasikan pada produk reksadana berlian dan investasi dana tetap terproteksi PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia melalui Bank Century sebesar Rp 126.476.000.000. Pada saat investasi tersebut jatuh tempo sebagaimana ditetapkan dalam konfirmasi informasi untuk masing-masing nasabah, ternyata uang tersebut tidak dapat ditarik kembali oleh para nasabah yang membeli produk investasi tersebut, sehingga para nasabah mengalami kerugian yang besarnya sejumlah uang yang telah disetorkan kepada PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia melalui terdakwa. Atas tindakannya ini Terdakwa mendapatkan imbalan/fee sebesar Rp 860.251.215,00 dan terdakwa menyimpan uang hasil pencucian uang yang ia ambil dari para nasabah dengan menginvestasikan dananya tersebut ke Bank (luar negeri)sehingga PPATK mengalami kesulitan dalam melacak hasil kejahatan terdakwa. Atas tindakannya tersebut maka Terdakwa telah melanggar apa yang diatur dan diancam pidana dalam pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum pidana jo pasal 3 ayat (1) huruf a, b Undang-Undang Republik Indonesia No. 15 Tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI No.25 Tahun 14
2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang jo Pasal 64 ayat (1) Kitab Undang- Undang Hukum Pidana dengan unsur-unsur sebagai berikut:
- Unsur setiap orang Barang siapa adalah setiap orang atau siapa saja yang dapat menjadi subjek hukum sebagai pendukung hak dan kewajiban atau pelaku dari suatu tindak pidana yang mampu bertanggung jawab menurut hukum, tidak terkecuali Terdakwa dalam persidangan diperoleh fakta hukum berupa keterangan para saksi, keterangan Terdakwa dan adanya barang bukti, dalam hal ini yaitu:
Nama : Ir. Siti Aminah al Mimin Tempat Lahir : Pamekasan Umur/tanggal lahir : 43 tahun/18 januari 1966 Jenis Kelamin : Perempuan Kebangsaan : Indonesia Tempat tinggal : Jalan Taman Wiyata 31 RT.003 RT.004 Ds. Ketintang Kec.Gayungan Surabaya Agama : Islam Pekerjaan : Mantan Pimpinan Cabang Pembantu Bank Century Panglima Sudirman Surabaya Pendidikan : S1
- Unsur dengan sengaja Sengaja berartiterkandung niat atau maksud terhadap suatu perbuatan yang oleh pelakunya diinsyafi, disadari, dikehendaki dan diketahui akan akibatnya sebelum perbuatan tersebut dilakukan. Terdakwa Ir. Siti Aminah al. Mimin telah memuhi unsur ini karena saat diberi perintah oleh Pimpinan Bank Century Pusat terdakwa telah mengetahui akan akibatnyaatau tidak 15
menyadari kemungkinan yang mungkin akan terjadi atas tindakan yang dilakukannya.
- Unsur menempatkan dan mentransferkan harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana dalam penyedia jasa keuangan, baik atas nama sendiri maupun pihak lain
Yang dimaksud dengan diketahui atau patut diduga adalah menunjuk pada unsur kebatinan Terdakwa. Menurut Penjelasan Pasal 5 Ayat (1) UU Tindak Pidana Pencucian Uang yang dimaksud dengan patut diduga adalah suatu kondisi yang memenuhi setidak-tidaknya pengetahuan, keinginan, atau tujuan pada saat terjadinya transaksi yang diketahuinya mengisyaratkan adanya pelanggaran hukum.
Sejak awal Terdakwa telah mengetahui bahwa produk investasi dalam bentuk reksadana berlian maupun investasi dana tetap terproteksi bukan merupakan suatu produk investasi perbankan. Kemudian hasil penjualan produk tersebut ditempatkan Terdakwake dalam rekening perantara (RAU) pada Bank Century CabangPembantu Panglima Sudirman, dan selanjutnya secara berangsur-angsur uang yang tersimpan dalam rekening Siti perantara (RAU) tersebut ditransfer terdakwa Ir. Siti Aminah alias Mimin ke rekening PT. Antaboga Deltasekuritas Indonesia pada Bank Century Pusat A/C Nomor 1022-272272-004 (rekening Investasi Dana Tetap Terproteksi) dan A/C Nomor 1022-217573-003 (rekening reksadana berlian) melalui Bank Century Cabang Pembantu Panglima Sudirman.
Terdakwa Ir. Siti Aminah alias Mimin secara berturut-turut mentransfer uang tersebut ke rekening PT. Antaboga Deltasekuritas Indonesia dan uang tersebut telah diterima PT. Antaboga Deltasekuritas Indonesia, lalu 16
sebagian dari jumlah uang tersebut yaitu sebesar Rp. 860.251.215,- atau sekitar jumlah itu ditransfer kembali oleh PT. Antaboga Deltasekuritas Indonesia melalui saksi Esterlita Wijaya ke rekening terdakwa Ir. Siti Aminah alias Mimin pada Bank BCA Nomor 364-0869908, dengan dalih sebagai imbalan atau fee etas penjualan produkinvestasi Reksadana Berlian dan Discrenatory Fund PT. Antaboga Deltasekuritas Indonesia tersebut, sedangkan sebagian dana yang lain telah digunakan oleh Direksi PT. Antaboga Deltasekuritas Indonesia antara lain Robert Tantular, Anton Tantular, dan Hartawan Aluwi untuk keperluan yang menyimpang dari tujuan investasi reksadana berlian dan discrenatory fund, sehingga pada saat investasi Reksadana Berlian maupun Discrenatory Fund tersebut jatuh tempo, para nasabah diantaranya saksi Sri Gayatri, saksi Ho Melinda Utomo tidak dapat mengambil atau menarik kembali dana atau uang nya yang semula telah diserahkan atau disetorkan melalui terdakwa Ir. Siti Aminah alias Mimin, sehingga akibat perbuatan terdakwa para nasabah tersebut menderita kerugian sejumlah uang yang telah disetorkannya yakni seluruhnya sebesar Rp. 126.476.000.000,- atau sekitar jumlah itu. Dan atas perbuatannya tersebut Terdakwa mendapatkan fee atau imbalan sebesar Rp 860.251.215,- yang lalu ditempatkan Terdakwa di Bank Luar Negeri dengan rekening rahasia. - Unsur dengan maksud menyembunyikan atau menyamarkan asal usul kekayaan yang diketahui atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana itu. Menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul harta kekayaan tersebut dilakukan agar asal-usul harta kekayaan tersebut tidak akan mungkin dapat dilacak oleh otoritas keuangan atau para penegak hukum sekalipun. 17
Dalam kasus ini Terdakwa sengaja menempatkan uangnya di Bank Luar Negeri agar tidak diketahui bahwa uang tersebut berasal dari tindak pidana asal yaitu penipuan secara bersama-sama
- Unsur orang yang turut melakukan
Dalam kasus ini terdakwa Ir Siti Aminah al Mimin telah bekerja sama dengan PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia selaku agen penjual produk reksadana yang mempunyai ijin dan terdaftar di BAPEPAMLK, sehingga diperbolehkan untuk menjual reksadana dan Discretionary Fund, sedangkan Bank Century selaku sub agen termasuk yang dipimpin oleh terdakwa yang menjual produk reksadana dan Discretionary Fund tidak terdaftar sebagai sub agen penjual produk reksadana dan Discretionary Fund dari BAPEPAM-LK karena BAPEPAM-LK tidak mengenal istilah sub agen penjual reksadana. Lalu dana yang berhasil dihimpun oleh PT. Antaboga Deltasecuritas Indonesia tidak seluruhnya disalurkan kepada Bank Kustodian namun sebagian besar dipergunakan oleh PT. Antaboga Deltasecuritas Indonesia yaitu oleh Robert Tantular, Anton Tantular, Hartawan Aluwi dan perusahaan-perusahaan lainnya yang terkait. Dalam hal ini terdakwa Ir Siti Aminah al mimin sendiri telah mendapatkan fee.
- Unsur yang dilakukan secara berlanjut
Menurut pasal 64 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dikatakan perbuatan berlanjut apabila di antara beberapa perbuatan baik yang merupakan kejahatan atau pelanggaran mempunyai hubungan sedemikian rupa sehingga dapat dipandang sebagai suatu perbuatan berlanjut. Berdasarkan fakta-fakta hukum yang telah terungkap bahwa pada awalnya 18
Robert Tantular selaku pimpinan Bank Century pusat yang sekaligus sebagai pemilik PT. Antaboga Deltasecuritas Indonesia telah mengundang koordinator kepala wilayah V Bank Century Surabaya untuk membicarakan produk baru yakni produk reksadana berlian dan Discretionary Fund atau dana proteksi tetap yang kemudian diterima baik dan disanggupi dengan mendapat imbalan atau fee apabila berhasil melakukan pemasran atau penjualan kedua produk investasi tersebut. Selanjutnya koordinator kepala wilayah V Bank Century mengadakan rapat yang dihadiri oleh seluruh pimpinan cabang Bank Century yang berada di wilayah V Surabaya termasuk terdakwa Ir Siti Aminah al mimin, sehingga terdakwa selama pemasaran atau penjualan produk investasi tersebut telah menerima imbalan atau fee sebesar Rp 860.251.215,-. Selanjutnya para pimpinan cabang Bank Century termasuk terdakwa menyampaikan atau menginstruksikan ke staf dan jajaran khususnya tenaga kerja pemasaran untuk memasarkan produk investasi tersebut dan bahkan mempengaruhi nasabah atau investor.
B. Analisa Berdasarkan Unsur Kejahatan Lintas Negara
Kejahatan yang dilakukan oleh Ir. Siti Aminah memenuhi unsur kejahatan transnasional. Dikarenakan objek dari kejahatan yang dilakukan Ir. Siti Aminah, yaitu uang yang didapat dari hasil penipuan yang mana kemudian dilakukan pencucian uang, dilakukan dengan cara menyimpan uang tersebut di Bank luar negeri dengan maksud agar uang itu sulit dilacak. Keterlibatan suatu subjek dari luar batas nasional yaitu bank luar negeri ini membuat kejahatan ini sudah termasuk sebagai kejahatan transnasional. 19
Definisi dari kejahatan transnasional tidaklah sama antara satu negara dengan yang lainnya. Berbagai negara cenderung memiliki definisi kejahatan transnasional yang sangat berbeda tergantung pada filosofi tertentu. Menurut Martin dan Romano; 5
transnational crime may defined as the behavior of ongoing organizations that involves two or more nations, with such behaviors being defined as criminal by at least one of these nations. Definisi tersebut mengisyaratkan bahwa setidaknya kejahatan lintas negara itu dilakukan di lebih dari satu negara yang mana salah satunya mendiskripsikan bahwa kejahatan tersebut adalah suatu tindakan kriminal. Indonesia jelas menganggap kejahatan yang dilakukan Ir. Siti Aminah yaitu pencucian uang sebagai suatu tindakan kriminal 6 . Tindakan kriminal ini didefinisikan sebagai kejahatan transnasional dikarenakan adanya tindakan Ir. Siti Aminah yang menyimpan uang ilegal tersebut ke luar negeri. Dikarenakan tindakan ini melewati batas negara, maka diperlukan pula hukum yang dapat melewati batas nasionalitas. Philip C. Jessup mengatakan bahwa diperlukannya hukum yang mengatur semua tindakan atau kejadian yang melampaui batas teritorial negara untuk mengatasi kejahatan transnasional 7 . Kejahatan transnasional adalah kejahatan serius yang mana ia telah melanggar batas yurisdiksi suatu negara. Kejahatan ini amat berbahaya karena ia melibatkan lebih dari suatu entetitas yang masing-masing memiliki kedaulatan akan tindakan
5 Oentoeng Wahjoe, Perkembangan Tindak Pidana I nternasional dan Proses Penegakannya, Penerbit Erlangga: Jakarta, hal. 30 6 Pasal 3 Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang 7 Romli Atmasasmita, 1997, Tindak Pidana narkotika Transnasional dalam Sistem Hukum Pidana I ndonesiaCitra Aditya Bhakti: Bandung, hal. 27 20
yang dilakukan didalam tapak batas teritorialnya. Passas menjelaskan sebagai berikut 8 : Kesalahan yang harus dihindari, yang menyebabkan bahaya cukup serius untuk menjamin intervensi negara dan mirip dengan jenis lain dari tindakan kriminal di negara-negara yang bersangkutan atau oleh hukum internasional (...) Apa yang membuat kejahatan transnasional adalah bahwa pelaku atau korban menemukan dirinya dalam atau beroperasi melalui yurisdiksi yang berbeda. Dikarenakan adanya yurisdiksi yang berbeda maka dimungkinkan bahwa penanganan atas kejahatan itu juga berbeda. Indonesia tidak bisa semena mena meminta kembali uang yang disimpan di Bank luar negeri tersebut dengan cara masuk ke wilayah negara lain tersebut dan langsung meminta tanpa ada persetujuan dengan negara dimana bank itu berkedudukan. Hal ini disebabkan negara tersebut juga memiliki kedaulatan atas apa yang terjadi di wilayah teritorialnya. Sehingga untuk PPATK bisa mengambil alih kembali aset yang disimpan diluar negeri tersebut, dibutuhkan suatu kerjasama antara kedua negara. Secara internasional pengembalian aset yang dilarikan ke negara lain didukung oleh United Nation Convention againts Corruption pada tahun 2003 yang kemudian disahkan oleh Undang Undang No. 7 Tahun 2006. Didalam Chapter V (Bab V) UNCAC menyatakan sebagai berikut mengenai pengembalian aset 9 : The return of assets pursuant to this chapter is a fundamental principle of this Convention, and State Parties shall afford one another the widest measures of cooperation and assistance in this regard.
8 Passas, N., 1998, Transnational Crime: The Interface between legal and illegal actor Presented at the NRC workshop on Transnational Organized Crime, Washington, D.C., hal. 3 9 Article 51 of the United Nation Convention Againts Corruption 2003 21
Sehingga memang dibutuhkan suatu kerjasama bilateral maupun regional agar pengembalian aset itu bisa dilakukan dan agar kepentingan kepentingan yang ada bisa terpenuhi. Biasanya pengembalian aset bisa dilakukan setelah terjadinya suatu pemidanaan dikarenakan perlunya suatu putusan pengadilan yang sah untuk dapat mengambil aset tersebut. Namun UNCAC memungkinkan dilakukannya tindakan- tindakan perampasan atas kekayaan tanpa pemidanaan (without a criminal conviction), dalam hal pelaku tidak dapat dituntut dengan alasan meninggal dunia, lari (kabur) atau tidak hadir atau dalam kasus-kasus lain yang sama. Prinsip ini menunjukkan bahwa gugatan perdata dilakukan ketika mekanisme peradilan pidana gagal melakukan penuntutan karena kondisi-kondisi terdakwa meninggal dunia, lari (kabur), atau inabsentia. Dalam kata lain UNCAC merekomendasi Negara Peserta menggunakan/mengatur non-criminal systems of confiscation, seperti yang disebutkan sebagai berikut 10 : Each State Party, in order to provide mutual legal assistance pursuant to article 55 of this Convention with respect to property acquired through or involved in the commission of an offence established in accordance with this convention, shall, in accordance with its domestic law : consider taking such measures as may be necessary to allow confiscation of such property without a criminal conviction in cases in wich the offender cannot be prosecuted by reason of death, fligh or absence or in other appropriate cases. Prinsip sebagaimana diatur dalam Article 54 (1) (c) of the UNCAC kemudian bersinergi dengan konsep In Rem forfeiture atau forfeiture actions to be brought against the stolen property it self, seperti diterapkan di Afrika Selatan dan Amerika Serikat 11 . In rem forfeiture lebih condong pada civil forfeiture, yaitu perampasan atau
10 I dem, Article 54 (1)(c) 11 U4 Anti-Corruption Resource Centre, <http://www.u4.no/themes/uncac/asset-recovery.ctm>, diakses pada tanggal 09 Mei 2014 jam 20:01 WIB. 22
pengambilalihan aset melalui gugatan in rem atau gugatan terhadap aset. Konsep civil forfeiture didasarkan pada taint doctrine suatu tindak pidana dianggap taint (menodai) suatu aset yang dipakai atau merupakan hasil dari tindak pidana tersebut. Walaupun mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk merampas atau mengambil alih aset hasil kejahatan, civil forfeiture berbeda dengan criminal forfeiture yang menggunakan tuntutan in personam (tuntutan terhadap orang) untuk merampas dan mengambil alih suatu aset. 12
Didalam perundang-undangan nasional khususnya didalam hal tindak pidana pencucian uang belum ada pengaturan khusus mengenai pengembalian aset yang diletakkan di luar dari teritorial Indonesia. Sehingga adapun untuk mendapatkan aset nasional itu diperlukan suatu kerjasama eksplisit antara negara yang bersangkutan untuk melakukan kerjasama dalam pengembalian aset negara. Didalam Undang Undang No.8 Tahun 2010 memang disebutkan mengenai kerjasama antara PPATK dengan lembaga lain di luar negeri yang sejenis untuk masalah pertukaran informasi dan kerjasama 13 , namun tidak secara eksplisit kerjasama seperti apa yang dilakukan. Proses bagaimana PPATK mendapatkan informasi aset yang disimpan di luar negeri itu diperjelas dengan subbab selanjutnya. C. Wewenang PPATK Dalam Melaksanakan Fungsi Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Sesuai dengan apa yang tercantum dalam pasal 41, dalam melaksanakan fungsi pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang, PPATK berwenang untuk 14 : A. Meminta dan mendapatkan data dan informasi dari instansi pemerintah dan/atau lembaga swasta yang memiliki kewenangan mengelola data dan
12 Ario Wandatama dan Detania Sukarja, I mplementasi I nstrumen Civil Forfeiture di I ndonesia untuk Mendukung Stolen Asset Recovery (StAR) I nitiative, (Seminar Pengkajian Hukum Nasional 2007, Hotel Millenium, Jakarta, 28 Nopember 2007) 13 Pasal 89 Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. 14 I bid. Pasal 41. 23
informasi, termasuk dari instansi pemerintah dan/atau lembaga swasta yang menerima laporan dari profesi tertentu. B. Menetapkan pedoman identifikasi transaksi keuangan mencurigakan. C. Menggordinasikan upaya pencegahan tindak pidana pencucian uang dengan instansi terkait. D. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah mengenai upaya pencegahan tindak pidana pencucian uang. E. Mewakili pemerintah republik indonesia dalam organisasi dan forum internasional yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang F. Menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan anti pencucian uang; dan G. Menyelenggarakan sosialisasi pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang.
Selanjutnya penjelasan mengenai proses PPATK dalam melakukan analisis dan pemeriksaan laporan dan informasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 40 UU No 8 Tahun 2010. 15
Dalam prosesnya agar lebih mudah akan dibagi menjadi 5 bagian. Yaitu terima laporan, skala prioritas, analisis, pemeriksaan, dan diseminasi. 1. PPATK menerima laporan dari pihak pelapor atau menerima laporan dan informasi dari masyarakat. (terima laporan). 2. PPATK membuat skala prioritas. (skala prioritas) 3. PPATK meminta dan menerima laporan dan informasi dari pihak pelapor. PPATK meminta informasi kepada pihak pelaporan berdasarkan pengembangan hasil analisis PPATK. (analisis).
15 Pasal 44Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
24
4. PPATK meminta informasi kepada instansi atau pihak terkait, kemudian PPATK meminta keterangan kepada pihak pelapor dan pihak lain. Selanjutnya PPATK meminta penyedia jasa keuangan untuk menghentikan sementara transaksi keuangan. (pemeriksaan). 5. PPATK meneruskan hasil analisis atau pemeriksaan kepada penyidik, dapat merekomendasikan intersepsi dan penyadapan juga meminta informasi perkembangan penyidikan. (diseminasi).
KESIMPULAN:
1. Dalam melacak aliran dana yang disimpan dalam tabungan bank (luar negeri), yaitu: a. PPATK menerima laporan dari pihak pelapor atau menerima laporan dan informasi dari masyarakat. (terima laporan). b. PPATK membuat skala prioritas. (skala prioritas) c. PPATK meminta dan menerima laporan dan informasi dari pihak pelapor. PPATK meminta informasi kepada pihak pelaporan berdasarkan pengembangan hasil analisis PPATK. (analisis). d. PPATK meminta informasi kepada instansi atau pihak terkait, kemudian PPATK meminta keterangan kepada pihak pelapor dan pihak lain. Selanjutnya PPATK meminta penyedia jasa keuangan untuk menghentikan sementara transaksi keuangan. (pemeriksaan). e. PPATK meneruskan hasil analisis atau pemeriksaan kepada penyidik, dapat merekomendasikan intersepsi dan penyadapan juga meminta informasi perkembangan penyidikan. (diseminasi).
25
2. Dikarenakan adanya yurisdiksi yang berbeda Indonesia tidak bisa semena mena meminta kembali uang yang disimpan di Bank luar negeri tersebut dengan cara masuk ke wilayah negara lain tersebut dan langsung meminta tanpa ada persetujuan dengan negara dimana bank itu berkedudukan. Hal ini disebabkan negara tersebut juga memiliki kedaulatan atas apa yang terjadi di wilayah teritorialnya. 3. Bentuk kerjasama antara Indonesia dengan Negara tempat terdakwa menyimpan uang tersebut dapat melalui kerjasama bilateral maupun regional agar pengembalian aset itu bisa dilakukan dan agar kepentingan kepentingan yang ada bisa terpenuhi. Kerjasama tersebut harus terjalin secara eksplisit dalam perjanjian kerjasama kedua negara.
26
DAFTAR PUSTAKA
Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Harta Benda, Bayumedia, Malang, 2011. Ario Wandatama dan Detania Sukarja, I mplementasi I nstrumen Civil Forfeiture di I ndonesia untuk Mendukung Stolen Asset Recovery (StAR) I nitiative, (Seminar Pengkajian Hukum Nasional 2007, Hotel Millenium, Jakarta, 28 Nopember 2007) Oentoeng Wahjoe, Perkembangan Tindak Pidana I nternasional dan Proses Penegakannya, Penerbit Erlangga: Jakarta. Romli Atmasasmita, 1997, Tindak Pidana narkotika Transnasional dalam Sistem Hukum Pidana I ndonesiaCitra Aditya Bhakti: Bandung. Teguh Sulistia & Aria Zurnetti, Hukum Pidana Horizon Baru Pasca Reformasi, Rajawali Pers, Jakarta, 2011. Winarno Budyatmodjo, Money Laundering Sebagai Bentuk Tindak Pidana di Bidang Ekonomi, Arena Hukum, Volume 14, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang, 2001. Passas, N., 1998, Transnational Crime: The Interface between legal and illegal actor Presented at the NRC workshop on Transnational Organized Crime, Washington, D.C.. Article 51 of the United Nation Convention Againts Corruption 2003 U4 Anti-Corruption Resource Centre, <http://www.u4.no/themes/uncac/asset- recovery.ctm>, diakses pada tanggal 09 Mei 2014 jam 20:01 WIB. Undang -Undang No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.