Anda di halaman 1dari 5

NAMA : SEPTIAN PAJRIN MUKTI

NIM : 19.13.0076
SEMESTER :5
MATA KULIAH : OPERASIONAL BANK SYARIAH
DOSEN PENGAMPU : AKHMAD, S.E.I.,M.H

MIDDLE TEST – OPERASIONAL BANK SYARIAH

1. Dalam operasionl Bank Syariah wajib mematuhi aturan-aturan dari DSN-MUI/ BI/ OJK.
Sebutkan macam-macam regulasi yang mengatur Bank Syariah!
Jawab:
a. UU No 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan
b. UU No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
c. UU No 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
d. UU No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
e. Fatwa DSN MUI
f. Prinsip syariah tabungan diatur dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 02/DSN-
MUI/IV/2000 tentang Tabungan
g. POJK Nomor 24/POJK.03/2015 POJK tentang Produk dan Aktivitas Bank Syariah dan
Unit Usaha Syariah.
h. Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor, 10/16/PBI/2008 Tentang Prinsip Syari’ah
Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa
Bank Syari’ah.

2. Sebutkan dan jelaskan hal-hal yang dilarang secara Syariah terkait operasional Bank
Syariah!
Jawab:
a. Unsur Riba, Menurut segi bahasa, riba adalah sesuatu yang lebih, bertambah dan
berkembang. Dalam bisnis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau
modal secara batil. Islam tidak memperbolehkan “menghasilkan uang dari uang”.
Uang hanya merupakan media pertukaran dan bukn komoditas karena tidak memiliki
nilai intrinsik.
b. Unsur gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak dierkenankan. Kedua belah pihak
harus mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh dari suatu transaksi.
c. Maysir, Secara bahasa maysir berarti memperoleh sesuatu/keuntungan dengan
sangat mudah tanpa kerja keras. Maysir dapat berbentuk aktivitas spekulasi, judi, dan
untung-untungan di dalam suatu transaksi keuangan sehingga memungkinkan
diperolehnya keuntungan dengan adanya salah satu pihak yang dirugika
d. Pembayaran terhadap pembayaran dengan nilai yang berbeda dari nilai pinjaman
dengan nillai yang ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan.
e. Pemberi dana harus berbagi keuntungann dan kerugian sebagai akibat hasil usaha
institusi yang meminjam dana.
f. Investasi hanya diperbolehkan pada usaha-usaha yang tidak diharamkan pada islam.
Misalnya usaha minuman keras tidak bisa didanai oleh perbankan syariah.

3. Sebutkan dan jelaskan sumber-sumber pendanaan bagi Bank Syariah!


Jawab:
1) Dana pihak pertama (Dana Pribadi)
Dana pihak pertama (Dana Pribadi) adalah sebuah dana yang berasal dari pemilik bank
syariah atau bisa juga berasal dari para pemegang saham, yang mana mereka
mengeluarkan dananya untuk operasional awal berdiri yang kemudian mereka
menambahkannya pada waktu dikemudian hari guna memperbesar bank tersebut.
Dana pihak pertama terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Modal yang disetor Yaitu modal yang dihimpun atau dikumpulkan pertama kali oleh
pendiri bank tersebut, yang biasanya modal ini dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan bank di awal mula berdirinya, seperti pelengkapan kantor,
peralatan kantor, dll.
b. Cadangan, Yaitu sebagian laba yang tidak dibagi, disisihkan untuk menutup
timbulnya risiko kerugian di kemudian hari.
c. Laba ditahan, Yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada para
pemegang saham, tetapi oleh pemegang saham sendiri melalui RUPS (Rapat Umum
Pemegang Saham) diputuskan untuk ditanam kembali sebagai cara untuk
menambah dana modal.

2. Dana pihak kedua (Pinjaman/ bantuan)


Yaitu dana yang biasanya digunakan ketika bank mengalami kesulitan dalam
mencari dana sendiri atau dalam mencari atau menghimpun dana dari masyarakat,
sehingga mengharuskan bank mencari bantuan dari dana lain untuk mencakupi
segala kebutuhan operasional bank dalam kurun waktu tertentu Pihak yang
memberikan dana pihak kedua ada 4, yaitu:
a. Pinjaman dari bank lain didalam Negeri atau bisa juga disebut pinjaman antar
bank (interbank call money).
b. Pinjaman dari bank lain di luar negeri.
c. Pinjaman dari Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB), yaitu kadang kala
pinjaman ini bukan berbentuk pinjaman, namun hanya berbentuk surat berharga
yang dapat diperjualbelikan sebelum tanggal jatuh tempo.
d. Pinjaman dari Bank Indonesia, yaitu pinjaman tersebut diberikan oleh Bank
Indonesia apabila bank tersebut ditunjuk untuk menjadi penyalur pinjaman-
pinjaman ke sektor-sektor usaha yang mendapatkan prioritas dari pemerintah
untuk dikembangkan, misalnya Kredit Usaha Tani (KUT) atau Kredit Usaha Rakyat
(KUR) dan sebagainya.

3. Dana pihak ketiga (Dana Nasabah/ masyarakat)


Yaitu dana yang dihimpun dari masyarakat, baik perorangan, perusahaan,
pemerintahan rumah tangga dan lain-lain. Dan dana pihak ketiga inilah dana yang
terbesar yang dimiliki oleh bank dan ini juga telah menggambarkan sebagai salah
satu fungsi bank sebagai penghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana,
dan dana-dana tersebut dihimpun dalam berbagai variasi yang telah ditawarkan
oleh bank. yaitu sebagai berikut ini:
a. Giro, ialah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
cek, bilyet giro, sarana perintah lainnya atau dengan pemindah bukuan.
b. Deposito, ialah simpanan berjangka yang penarikannya tidak dapat dilakukan
sewaktu-waktu dan waktu simpanannya berjangka panjang. Dan deposito yang
ada di Indonesia pada saat ini ada 3, yaitu:
c. Tabungan, ialah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan
persyaratan yang telah disepakati oleh nasabah dengan bank, akan tetapi tidak
dapat diambil dengan cek atau alat yang dipersamakan dengan itu.

4. Sebutkan produk-produk penghimpunan dana pada Bank Syariah dan jelaskan 1 contoh
alur pembukaan dari produk tersebut (pilih 1 produk saja untuk dicontohkan)!
Jawab:
Penghimpunan dana di Bank Syariah dapat berbentuk giro syariah, tabungan syariah dan
deposito syariah. Prinsip operasional syi'ariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana
masyarakat adalah prinsip Wadi'ah yad amanah dan Mudharabah muthlaqoh.

Alur Pembukaan produk giro dengan prinsip wadiah yad amanah:

a. Kunjungi Kantor Cabang Bank Syariah terdekat.


b. Mengambil nomor antrean ke customer service.
c. Mengisi formulir pembukaan rekening giro rupiah.
d. Menunjukkan dokumen persyaratan KTP untuk WNI dan KITAS untuk WNA serta
NPWP.
e. Menyerahkan setoran awal sebesar Rp500.000.
f. Tunggu hingga proses pembuatan selesai.

Dalam wadia'ah amanah, pada prinsipnya harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh
yang dititipi. Sementara itu, dalam hal wadi'ah yad dhamanah, pihak yang dititipi (bank)
bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta
titipan tersebut.

5. Sebutkan klasifikasi produk Penyaluran dana pada Bank Syariah beserta detail cabang-
cabangnya!
Jawab:
a. Prinsip jual beli (al-ba’i)
1. Murabahah
2. Salam
3. isthisna
b. Prinsip sewa (ijarah)
1. Ijarah muntahiya bi tamlik
c. Prinsip bagi hasil (syirkah)
1. Mudharabah
i. Mudharabah muqayyadah
2. Musyarakah
i. Musyarakah mutanqisah
d. Akad pelengkap
1. Hiwalah (alih utang piutang)
2. Rahn (gadai)
3. Qard
4. Wakalah (perwakilan)
5. Kafalah (garansi bank)

6. Jelaskan 1 contoh alur pembiayaan berbasis jual beli pada Bank Syariah, Dari pengajuan
permohonan hingga berakhir pembiayan dan pengambilan agunan!
Jawab:
Alur pembiayaan salam
1. Nasabah datang ke Bank mengajukan permohonan pembiayaan salam.
2. Adanya permintaan barang tertentu dengan spesifikasi yang jelas, oleh nasabah pembeli
kepada bank syariah sebagai penjual.
3. Wa’ad nasabah untuk membeli barang dengan harga dan waktu tangguh pengiriman
barang yang disepakati.
4. Mencari produsen yang sanggup untuk menyediakan barang yang dimaksud (sesuai
batas waktu yang disepakati dengan harga yang lebih rendah)
5. Pengikatan I antara bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli untuk membeli
barang dengan spesifikasi tertentu yang akan diserahkan pada waktu yang telah
ditentukan
6. Pembayaran oleh nasabah pembeli dilakukan di awal akad (bisa seluruhnya atau
sebagian dan dibayarkan sisanya sebelum barang diterima).
7. Pengikatan II antara bank sebagai pembeli dan nasabah produsen sebagai penjual untuk
membeli barang dengan spesifikasi tertentu yang akan diserahkan pada waktu yang
telah ditentukan.
8. Pembayaran dilakukan segera oleh bank sebagai pembeli kepada nasabah produsen
pada saat pengikatan dilakukan.
9. Pengiriman barang dilakukan langsung oleh nasabah produsen kepada nasabah pembeli
pada waktu yang ditentukan

Berakhirnya Akad Salam:


1. Barang yang dipesan tidak ada pada waktu yang ditentukan.
2. Barang yang dikirim cacat atau tidak sesuai dengan yang disepakati dalam akad.
3. Barang yang dikirim kualitasnya lebih rendah, dan pembeli memilih untuk menolak atau
membatalkan akad.
4. Barang yang dikirim kualitasnya tidak sesuai akad tetapi pembeli menerimanya
5. Barang diterima

Anda mungkin juga menyukai