NPM : 20.11.1119 Prodi : Ahwal Al-Syakhshiyyah Mata Kuliah : PIH/PTIH Dosen : DR. Arief Rahman Mahmoud, S.H., M.H.,M.Kn
HUKUM YANG BERKEADILAN DI INDONESIA
Keadilan menjadi dasar ketertiban sosial karena di dalam keadilan terdapat perlindungan terhadap kepentingan individu dan masyarakat sekaligus. Namun, kaum positivis berpandangan bahwa persoalan hukum dan keadilan sudah selesai ketika hukum dalam arti peraturan perundang-undangan atau putusan hakim telah selesai dibuat. Keadilan bukan bagian dari persoalan hukum, melainkan persoalan pembuatan hukum. Hukum yang ada telah dibuat dengan niatan baik untuk menegakkan keadilan. Hukum adalah bentuk objektif dari keadilan yang semula bersifat subjektif. Karena itu, hukum positif sudah pasti adil. Dengan menegakkan hukum positif berarti menegakkan keadilan yang objektif. Keadilan di luar hukum positif dan putusan pengadilan adalah keadilan subjektif yang bertentangan dengan karakter keilmuan hukum. keadilan di Indonesia adalah yang berdasarkan keadilan sosial sebagaimana tertuang dalam Sila Ketiga dari Pancasila. Dipertegas lagi dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan “… terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Selanjutnya, dikatakan bahwa Pemerintah Indonesia “ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Di negara Indonesia, penegakan hukum positif dapat berwibawa dihadapan rakyat dan kalangan internasional apabila keadilan dapat berfungsi dan selalu hidup di dalam raga hukum. Hukum yang berkeadilan di Indonesia di buat oleh pembuat hukum yang semestinya bersih dari kepentingan pribadi dan ego sendiri.