Anda di halaman 1dari 8

KASUS FRAUD PADA BANK BNI CABANG AMBON

Disusun Oleh :
NAMA : PUTRI ANANTI BUSTOMI
NIM : 14030118130125
MATA KULIAH : MANAJEMEN RESIKO
KELAS : 12 ( SELASA JAM 15:00)

DEPARTEMEN ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
PEMBOBOLAN UANG NASABAH BNI DI AMBON CAPAI RP134 MILIAR
Ambon, CNN Indonesia -- Kasus pembobolan tabungan nasabah Bank BNI Cabang Ambon
yang sebelumnya berjumlah Rp58 miliar bertambah jadi total Rp134,409 miliar.
Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol Mohamad Roem Ohoirat mengatakan bertambahnya
dana yang telah dibobol itu setelah penyidik Ditreskrimsus Polda Maluku menetapkan tersangka
baru, Tata Ibrahim. Tata diketahui sebagai pegawai BNI cabang Makassar, Sulawesi Selatan.
"Tata Ibrahim di tetapkan sebagai tersangka kasus BNI karena turut membantu Faradiba Yusuf
eks kepala pemasaran KCU BNI Ambon," kata Ohoirat dalam konferensi pers, Ambon, Jumat
(7/2).
Ohoirat mengatakan penetapan itu berdasarkan temuan aliran dana ke rekening Tata. Uang yang
tercatat, kata dia, adalah Rp76,409 miliar.
"Jadi Rp76,409 M ini di luar dari jumlah Rp58 miliar, totalnya rekan-rekan wartawan sendiri
menghitungnya saja," kata Ohoirat.
"Yang bersangkutan (Tata Ibrahim) belum ditahan dan baru ditetapkan tersangka," imbuhnya.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat pasal berlapis yakni dari UU Perbankan, UU Tipikor, dan
Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Mengenai dugaan aliran dana pembobolan yang
disalurkan ke pihak lain, Ohoirat menjawab, "Saya tidak tahu, pastinya siapa-siapa yang
menerima akan mempertanggungjawabkan."
Dalam kasus ini, polisi telah menetapkan tujuh tersangka. Ohoirat mengatakan tak menutup
kemungkinan ada tersangka baru.
"Saya yakin sungguh besok atau lusa akan ada tambahan tersangka lagi,"ungkapnya.
Sebelumnya, Polda Maluku meringkus eks kepala pemasaran KCU BNI cabang Ambon Faradiba
Yusuf dan anak angkatnya Soraya di kediaman Faradiba Yusuf di kawasan Perumahan Cintra
Land Lateri Ambon. Mereka kemudian ditetapkan sebagai tersangka usai menjalani serangkaian
pemeriksaan di Ditreskrimsus Polda Maluku.
"Sekitar Rp1 miliar uang hasil kejahatan yang ditarik tunai di BNI cabang pembantu Mardika
turut dihadirkan di Aula Polda Maluku pada Oktober 2019.
Ditreskrimsus Polda Maluku juga menetapkan kepala BNI pembantu cabang Tual, cabang
Masohi dan cabang Mardika dalam kasus pembobolan tabungan uang nasabah BNI cabang
Ambon senilai Rp58 miliar kala itu. Saat kasus ini terungkap, BNI mengakui kejanggalan
transaksi dan penggelapan dana yang terjadi di BNI Cabang Ambon merupakan perbuatan
oknum dalam sindikat investasi tak wajar.
Pada 20 Oktober 2019, Direktur Bisnis Korporasi BNI Putrama Wahju Setyawan menuturkan
dana nasabah BNI tetap aman, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir untuk tetap bertransaksi
dan menyimpan dana . Dia mengklaim pelanggaran yang terjadi di Ambon adalah kasus yang
memiliki dampak minimal terhadap operasional dan ketersediaan dana di BNI.
Putrama mengharapkan pihak Kepolisian dapat mempercepat proses pengungkapan kasus
tersebut. (sai/kid)
Sumber berita : https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200207170857-12-
472680/pembobolan-uang-nasabah-bni-di-ambon-capai-rp134-miliar

IDENTIFIKASI RISIKO
Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18 /Pojk.03/2016 Risiko adalah potensi
kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa tertentu. Manajemen Risiko adalah serangkaian
metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan
mengendalikan Risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha Bank. Penerapan manajemen
resiko perbankan pada suatu negara sangat penting karena untuk menjaga kondisi finansial suatu
negara agar tetap baik. Risiko yang mungkin terjadi akibat kasus tersebut adalah :
1. Risiko Reputasi
Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18 /Pojk.03/2016 Risiko Reputasi adalah
Risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepentingan (stakeholder) yang
bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank.
Risiko Reputasi adalah risiko kerusakan potensial sebagai akibat opini negatif publik terhadap
kegiatan bank sehingga bank mengalami penurunan jumlah nasabah atau menimbulkan biaya
besar karena gugatan pengadilan atau penurunan pendapatan bank.
Dalam kegiatannya sebagai penghimpun dana dari masyarakat, bank mempercayai asas
kepercayaan dari masyarakat. Apabila masyarakat telah percaya kepada bank, maka masyarakat
akan merasa aman untuk menyimpan dana nya di bank. Sehingga, bank memiliki risiko reputasi.
Akibat dari adanya kasus pembobolan uang nasabah Bank BNI cabang Ambon, dikhawatirkan
akan membuat reputasi Bank BNI menjadi buruk dan menyebabkan penurunan jumlah nasabah.
Namun, seperti yang dikatakan oleh Direktur Bisnis Korporasi BNI, kasus ini memiliki dampak
yang kecil atau minimal terhadap keadaan keuangan di Bank BNI. Dan ia juga menghimbau
kepada calon nasabah atau para nasabah yang sudah menyimpan dana di Bank BNI tidak perlu
khawatir, karena dana nasabah akan tetap aman.

Dalam melaksanakan
tugasnya sebagai
penghimpun dana dari
masyarakat bank
menganut asas
kepercayaan dari
masyarakat, apabila
masyarakat percaya
pada bank, maka
masyarakat akan
merasa
aman untuk menyimpan
uang atau
dananya di bank
dengan demikian, bank
menanggung risiko
reputasi atau
reputation risk yang
besar oleh karena itu
sudah selayaknya bank
memberikan
perlindungan bagi
nasabah yang
menggunakan jasanya
agar mendapatkan
kepercayaan tersebut.
Dalam melaksanakan
tugasnya sebagai
penghimpun dana dari
masyarakat bank
menganut asas
kepercayaan dari
masyarakat, apabila
masyarakat percaya
pada bank, maka
masyarakat akan
merasa
aman untuk menyimpan
uang atau
dananya di bank
dengan demikian, bank
menanggung risiko
reputasi atau
reputation risk yang
besar oleh karena itu
sudah selayaknya bank
memberikan
perlindungan bagi
nasabah yang
menggunakan jasanya
agar mendapatkan
kepercayaan tersebut.
2. Risiko Operasional
Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18 /Pojk.03/2016 Risiko Operasional adalah
Risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,
kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional
Bank.
Risiko Operasional adalah risiko kerugian sebagai akibat dari tindakan manusia, proses,
infrastruktur atau teknologi yang mempunyai dampak terhadap operasional bank.
Kejahatan pembobolan Bank BNI atau pada bank – bank lainnya biasanya dilakukan oleh orang
dalam atau orang yang bekerjasama dengan orang dalam bank yang paham mengenai prosedur
dan sistem kerja bank tersebut. Salah satu kejadian yang dapat mengakibatkan risiko operasional
adalah internal fraud, yaitu tindakan-tindakan yang mengarah kepada pencurian, penipuan,
penyalahgunaan hak dan milik perusahaan, tidak mentaati regulasi, ketentuan hukum yang
berlaku, ataupun kebijakan perusahaan.
Kasus pembobolan uang nasabah Bank BNI cabang Ambon merupakan akibat dari perbuatan
manusia yaitu eks kepala pemasaran KCU BNI cabang Ambon Faradiba Yusuf dan anak
angkatnya Soraya, beserta 7 tersangka lainnya. Karena terbukti adanya aliran dana nasabah yang
masuk kedalam rekening Tata. Tata sendiri merupakan karyawan Bank BNI cabang Ambon yang
ikut membantu Faradiba dalam melakukan pembobolan yang bertugas sebagai penadah atau
penampung uang hasil kejahatan. Dengan adanya kasus ini, akan merugikan nasabah dan tentu
saja akan mengganggu kegiatan operasional Bank BNI cabang Ambon.

LANGKAH YANG DITEMPUH BANK UNTUK MENYELESAIKAN KASUS


TERSEBUT
1. Melakukan internal audit untuk mengetahui siapa dan berapa banyak nasabah yang
menjadi korban pembobolan rekening ini. Serta untuk mengetahui kejanggalan apa saja
yang terjadi ketika nasabah melakukan transaksi, dan memeriksanya dengan data yang
ada di komputer.

2. Setelah mengetahui letak kejanggalan nya, selanjutnya BNI melapor kepada pihak yang
berwajib. Polisi langsung melakukan proses penyelidikan dan penyidikan kasus tersebut,
dalam proses tersebut, Ditkrimsus Polda juga ikut menggandeng PPATK untuk melacak
aliran dana nasabah yang dibobol para tersangka. Hingga berita ini diterbitkan, sudah
terdapat 7 tersangka yang terbukti melakukan pembobolan.

3. Untuk menjaga reputasi Bank BNI terutama pada cabang Ambon, Direktur Bisnis
Korporasi BNI memberikan himbauan kepada calon nasabah maupun para nasabah setia
nya agar tidak perlu khawatir atas kejadian ini, karena mereka akan memastikan dana
yang terhimpun di bank mereka akan tetap aman. Kemudian, untuk memperbaiki reputasi
dari bank tersebut, mereka akan membuka Call Center dan layanan media sosial untuk
menerima dan menampung semua pengaduan dari masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai