Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

Akuntansi untuk Manajemen Stratejik

Apa itu akuntansi manajemen stratejik dan apa pentingnya


Akuntansi manajemen stratejik adalah suatu proses mengidentifikasi, mengumpulkan, memilih, dan
menganalisa data-data akuntansi guna membantu tim manajemen untuk membuat keputusan-
keputusan stratejik dan untuk mencapai keefektifan organisasional.
Akuntansi manajemen stratejik berorientasi kepada keputusan yang bersifat jangka panjang,
melebihi periode anggaran tahunan organisasi.
Bisnis-bisnis masa kini beroperasi dalam lingkungan yang kompleks dan dinamis karena pengaruh
faktor STEP (sosiologis, teknologi, ekonomi, dan politik), kompetisi internal, dan kekuatan tawar
menawar pemasok dan konsumen yang meningkat. Hal ini, secara drastis telah merubah lingkungan
bisnis masa kini. Dengan demikian, untuk bertahan di tengah lingkungan bisnis yang mengalami
perubahan tersebut, organisasi harus mempertimbangkan kembali filosofi stratejik mereka, serta
peranan akuntansi manajemen yang ada.
Para manajer menetapkan tujuan, membentuk rencana untuk mencapai tujuan,
mengimplementasikan rencana-rencana tersebut, dan akhirnya mengevaluasi kemajuan mereka
dalam mencapai tujuan. Sistem Akuntansi Manajemen menyediakan informasi yang terkait dengan
masalah tersebut.
Korelasi antara akuntansi keuangan, akuntansi biaya, manajemen biaya, akuntansi manajemen,
dan manajemen biaya stratejik
Akuntansi keuangan mengukur dan mencatat transaksi bisnis dan menyediakan laporan keuangan
yang berdasar pada prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum, dan juga standar
akuntansi yang relevan.
Akuntansi manajemen secara garis besar mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, dan
melaporkan informasi yang berguna bagi manajer dalam merencakan, mengendalikan, dan
membuat keputusan. Umumnya dikenal sebagai peran akuntansi manajemen yang konvensional.
Sering dikatakan bahwa sistem akuntansi manajemen konvensional bersifat sangat teknis dan
berfokus pada keputusan jangka pendek. Sistem konvensional yang dimaksud di sini adalah sistem
biaya produk (product costing) dan sistem kuantitatif perencanaan dan kontrol seperti alokasi biaya
berbasis volume, analisis profit volume biaya, kontrol anggaran, dan standard costing. Secara garis
besar, batasan-batasan Sistem Akuntansi Manajemen konvensional dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
1. Berorientasi teknis. Lebih menitikberatkan pada aspek perhitungan dari akuntansi.
2. Mengabaikan aspek hubungan antar manusia seperti moral karyawan, tingkah laku, persepsi
dan motivasi.
3. Mengabaikan konteks bisnis seperti strategi, kultur organisasi, gaya kepemimpinan, regulasi
pemerintah, politik, dan kekuatan.
Akuntansi biaya merupakan gabungan dari akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.
Akuntansi biaya menyediakan informasi mengenai biaya perusahaan dan dapat digunakan untuk
tujuan internal dan eksternal. Ketika digunakan untuk tujuan internal, informasi akuntansi biaya
menyediakan dasar perencanaan, pengendalian, dan pembuatan keputusan. Ketika digunakan untuk
tujuan eksternal, akuntansi biaya mengukur biaya produksi dan penjualan berdasarkan prinsip
akuntansi yang sudah menjadi standar umum. Akuntansi biaya meliputi:
1. Cost volume profit analysis (CVP)
2. Activity based costing (ABC)
3. Activity based management (ABM)
4. Proses alokasi biaya
Manajemen biaya membutuhkan pemahaman secara mendalam mengenai struktur biaya dari suatu
perusahaan. Manajemen biaya mengkombinasikan tiga bidang: akuntansi manajemen, produksi dan
perencanaan strategis. Manajemen biaya tidak hanya berfokus pada pengurangan biaya, tetapi juga
pada pengendalian biaya dan manajemen.
Manajemen biaya stratejik menyediakan informasi biaya untuk keputusan stratejik. Manajemen
biaya stratejik:
 membantu memformulasikan dan mengkomunikasikan strategi.
 Memiliki fokus jangka panjang.
 Menyediakan taktik yang mengimplementasikan strategi tersebut.
 Membentuk dan mengimplementasikan pengendalian yang memantau kesuksesan dalam
mencapai tujuan stratejik.
Akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, akuntansi biaya, manajemen biaya, dan manajemen
biaya stratejik semuanya berkontribusi terhadap sistem informasi (finansial dan non finansial) dari
sebuah organisasi dan praktiknya benar-benar terintegrasi.
Dua model bisnis: akuntansi dan ekonomi
Model akuntansi berfokus pada “bottom line figures” yang mana ditentukan oleh
akuntansi tradisional, terlepas dari apakah mereka mempengaruhiarus kas bisnis, ataukah transaksi
yang tercatat pada neraca.Sebagai contoh, netearnings, earnings per share , return on investment (
ROI ) dan price earning ratio( PER ).
Model Ekonomi terdapat dua isu yang menjadi perhatian model bisnis ekonomi: arus kas yang
dihasilkan seumur hidup bisnis, dan resiko penerimaan kas. Isu yang pertama diwujudkan dalam
rencana-rencana perusahaan, dan yang kedua ditentukan di pasar.
“Modal (atau kas) apa yang diinvestasikan dalam bisnis dan apa saja pengembalian kas yang
terkait?” adalah contoh model akuntansi.
Cakupan Luas Informasi Sistem Akuntansi Manajemen
Berdasarkan penelitian sebelumnya, Gordon (1998) mengdentifikasikan delapan atribut informasi
dari cakupan luas informasi sistem akuntansi manajemen:
1. finansial, ex post internal: contohnya biaya aktual perusahaan dalam membuat produk
tertentu.
2. finansial, ex post eksternal: contohnya harga aktual suatu produk yang dimiliki kompetitor
3. finansial, ex ante eksternal: contohnya biaya yang diharapkan perusahaan dalam membuat
suatu produk
4. finansial, ex ante eksternal : contohnya harga yang diharapkan perusahaan untuk suatu
produk
5. Non finansial, ex post internal: contohnya volume penjualan unit untuk produk yang ada
selama setahun kebelakang.
6. Non finansial, ex post eksternal: contohnya volume penjualan unit suatu industri untuk
produk yang ada selama setahun kebelakang.
7. Non finansial ex ante internal: contohnya volume penjualan unit yang diharapkan
perusahaan
8. Non finansial ex ante eksternal: volume penjualan unit yang diharapkan industri.
*Catatan: ex ante dan ex post = fenomena sebelum dan sesudah. atau juga bisa dikatakan ex ante =
prediksi, ex post = fakta.*

BAB 2
Tujuan
Tujuan adalah hasil masa depan yang diharapkan. Tujuan adalah hasil akhir dari aktivitas yang
direncanakan perusahaan. Sebuah misi organisasional dibagi menjadi tujuan-tujuan—pencapaian
yang dapat diukur untuk diimplementasikan dalam jangka waktu tertentu.
Pada tingkat perusahaan tujuan-tujuan dapat dibagi menjadi pernyataan visi dan misi dan
pernyataan tujuan, masing-masing mencerminkan level abstraksi yang berbeda-beda.
Keputusan Stratejik
Tiga tipe utama keputusan stratejik:
1. Dalam bisnis apa perusahaan akan beroperasi?
2. Bagaimana seharusnya perusahaan bersaing dalam bisnis tersebut?
3. Sistem apa yang harus dimiliki perusahaan untuk mendukung strategi kompetitifnya?
Keputusan stratejik yang efektif dalam organisasi:
1. Mengenali batasan-batasan organisasi.
2. Menyesuaikan aktivitas organisasi dengan peluang dalam lingkungan substansifnya.
3. Memerlukan kesesuaian antara aktivitas organisasi dengan sumber daya
4. Memiliki implikasi sumber daya yang besar untuk organisasi
5. Mempengaruhi arah jangka panjang organisasi
Tingkatan dasar keputusan stratejik:
1. Merumuskan strategi untuk bisnis
2. Mengkomunikasikan strategi kepada seisi organisasi
3. Membentuk taktik untuk mengimplementasikan strategi
4. Membentuk dan mengimplementasikan sistem kontrol manajemen untuk mengawasi
perkembangan implementasi serta perkembangan dalam memenuhi tujuan stratejik.
Apa itu unit bisnis stratejik?
Unit bisnis stratejik adalah sebuah operasi organisasi atau subunit yang menjual barang dan jasa
yang berbeda-beda kepada konsumen atau sekelompok konsumen, menghadapi para kompetitor,
dan misinya berbeda dengan unit operasi lainnya di perusahaan.
Tipe-tipe (atau tingkatan) strategi
1. Strategi perusahaan
Menjelaskan bagaimana suatu perusahaan menentukan bisnis apa yang akan digelutinya.
Strategi perusahaan menghadapi tiga kunci permasalahan: strategi terarah (pertumbuhan,
stabilitas, atau penghematan), strategi portfolio (industri atau pasar untuk produk), dan
parenting strategy (sistem alokasi sumber daya dan koordinasi aktivitas antar lini produk
dalam unit bisnis).
2. Strategi kompetitif (atau unit bisnis)
Terjadi dalam unit bisnis, divisi, atau level produk, dan mengacu pada bagaimana sebuah
organisasi berkompetisi dalam setiap jenis aktivitas dan mencoba mencapai keunggulan
kompetitif agar dapat bersaing dengan kompetitor.
3. Strategi fungsional (operasional) merupakan strategi yang terkait dengan aktivitas
operasional atau fungsional perusahaan, misalnya perekrutan karyawan, pemasaran,
distribusi, dan promosi.

Tipe strategi menurut para ahli


1. Menurut Simon (1990)
a) Strategi sebagai proses. Strategi ini memaparkan aktivitas manajerial yang berkaitan
dengan pembentukan ekspektasi dan tujuan serta memfasilitasi kinerja organisasi dalam
meraih tujuan tersebut.
b) Strategi sebagai posisi kompetitif. Mengacu pada bagaimana sebuah perusahaan
bersaing dalam pasarnya. Karakteristik pasar dan produk dipilih perusahaan untuk
membedakan dirinya dari kompetitor dan mendapat keuntungan.
c) Strategi level bisnis. Mengacu pada bagaimana perusahaan bersaing dalam bisnis dan
menempatkan dirinya diantara para kompetitor.
d) Strategi level perusahaan. Adalah menentukan bisnis apa yang dipilih organisasi untuk
bersaing di dalamnya dan menentukan cara yang paling efektif untuk mengalokasikan
sumber daya antar unit bisnis.

2. Menurut Miles dan Snow (1978)


Menurut Miles dan Snow, untuk beradaptasi dengan lingkungannya sebuah organisasi
melalui sebuah siklus yang melibatkan pembuatan keputusan yang terkait dengan tiga
masalah potensial sebagai berikut:
a) Masalah kewirausahaan. Menentukan manajemen stratejik dari pasar produk
perusahaan.
b) Masalah teknik. Berkaitan dengan sistem untuk memproduksi dan mendistribusikan
produk perusahaan.
c) Masalah administratif. Melibatkan area ‘proses struktur dan inovasi’ sebuah
perusahaan.

Miles dan Snow telah mengidentifikasi pola perilaku pada satu industri dan membentuk
empat tipe perilaku perusahaan.
a) defender type strategy. Organisasi dengan tipe ini membatasi area pasar mereka dan
para manajernya terspesialisasi secara umum menurut tipe barang dan jasa yang
diproduksi perusahaan. Mereka memiliki ragam produk yang sedikit, jarang menciptakan
produk baru, bersaing dalam hal harga, kualitas, dan pelayanan secara agresif, berfokus
pada pengembangan produk, dan jarang membuat penyesuaian yang besar terhadap
teknologi, struktur, atau metode operasi mereka. fokus utama mereka adalah untuk
mendapat keuntungan sebesar-besarnya.
b) prospector type strategy. Tipe organisasi imi mencari kesempatan pasar baru sacara
terus-menerus dan secara berkala bereksperimen dengan tren dan inovasi baru. Mereka
adalah ‘pencipta perubahan’.
c) Analyzer or mixed strategy. Perusahaan tipe ini beroperasi dalam dua tipe domain pasar.
Tipe pertama adalah domain pasar yang stabil, yang kedua adalah yang dinamis. Tipe
perusahaan dengan analyzer strategy merupakan campuran dari tipe defender dan tipe
prospector. Selain berkonsentrasi untuk menjadi efisien, perusahaan tipe ini juga
berkonsentrasi mengawasi kompetitor mereka untuk memperkirakan kemungkinan
mengenalkan produk atau jasa mereka sesering mungkin.
d) Reactor straregy. Perusahaan reactor sadar akan ketidakpastian lingkungan bisnis,
namun tidak dapat merespon secara efektif. Tipe perusahaan ini, karena tidak memiliki
arah strategi, cenderung tidak membuat penyesuaian hingga terpaksa menyesuaikan diri
karena tekanan di lingkungannya.

3. Menurut Porter (1980)


a) Lower cost strategy. Adalah kemampuan organisasi untuk memproduksi dan
memasarkan produk tertentu dengan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan
kompetitornya. Fokusnya adalah biaya yang rendah, pangsa pasar yang tinggi, produk
terstandarisasi, dan kontrol biaya yang ketat.
b) Differentiation strategy. Adalah kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan
memasarkan produk yang unik dan berkualitas tinggi. Strategi ini berfokus pada
keunikan produk, kualitas merek, serta menitikberatkan pada pemasaran dan penelitian.

Strategi 5P Mintzberg
1. Sebuah rencana (plan), ketika itu memberikan aksi nyata sebagai panduan untuk mengatasi
sebuah masalah.
2. Sebuah cara (ploy), ketika itu merupakan manuver spesifik yang sengaja dibuat untuk
mengecoh kompetitor.
3. Sebuah pola (pattern) dalam runtutan tindakan untuk strategi yang direalisasikan.
4. Sebuah posisi (position), yang berarti menempatkanperusahaan dalam lingkungan bisnisnya.
5. Sebuah perspektif (perspective), yaitu cara mengamati hal-hal hanya ada di dalam pikiran
pihak-pihak yang berkepentingan.

Tipologi Misi Bisnis


Tipologi misi bisnis terkait dengan asal tujuan strategis yang dicapai. Pangsa pasar adalah tujuan
yang paling penting. Organisasi yang menggunakan misi ‘pembangunan’ akan memiliki kemungkinan
besar bergantung pada individu eksternal. Misi ‘pembangunan’ ini meliputi penambahan investasi
modal (ketergantungan terhadap pasar modal), perluasan kapasitas (ketergantungan terhadap
investasi teknologi), menambah pangsa pasar (ketergantungan terhadap kompetitor dan
konsumen), dan menambah volume produksi (ketergantungan terhadap bahan baku dan tenaga
kerja).
Ketidakpastian strategi dan lingkungan
Ketidakpastian lingkungan mengacu pada ketidakmampuan perusahaan dalam memprediksi
secara akurat dampak-dampak dari berbagai macam aspek dari lingkungan di luar perusahaan,
seperti pelanggan, pemasok, globalisasi, proses teknologi, kompetitor, kebijakan pemerintah,
keadaan ekonomi, dan hubungan industrial.
Desain organisasi menyesuaikan dengan lingkungan bisnis dimana organisasi tersebut
bergerak. Semakin besar ketidakpastian lingkungan maka semakin tinggi tingkat kesulitan dalam
memprediksi masa depan. Ketahanan sebuah organisasi tergantung pada seberapa mampu
organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.
Perusahaan beradaptasi terhadap ketidakpastian ini dengan mengadopsi strategi, struktur, dan
sistem yang menciptakan fleksibilitas, terus membuka opsi baru, dan mendukung kemampuan
respon cepat.
Meskipun perusahaan-perusahaan bersaing di dalam industri yang sama menghadapi
ketidakpastian lingkungan yang sama, keputusan stratejik manajemen sangat menentukan
ketidakpastian mana yang dan sistem informasi akuntansi apa yang sesuai untuk perencanaan
manajerial dan pembuatan keputusan.

Anda mungkin juga menyukai