Berita
"Kejaksaan periksa lima kader PKS Pandeglang."
Polisi kemarin menetapkan Nana Priatna sebagai tersangka baru dalam kasus
korupsi dana bantuan sosial Kabupaten Bandung tahun 2005. Meski begitu, eks
Asisten Daerah Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Bandung ini tak ditahan.
Menurut Kepala Tim Antikorupsi Kepolisian Daerah Jawa Barat Ajun Komisaris Besar
Sony Sanjaya, penetapan dilakukan menyusul pemeriksaan Nana kemarin. "Nana
sendiri masih diperiksa," kata Sony saat dihubungi Tempo di Bandung kemarin.
Seperti diketahui, kasus dana bantuan sosial 2005 dan 2006 untuk Kabupaten
Bandung menyeret sejumlah pejabat pemerintahan di Kabupaten Bandung. Akhir
April lalu, polisi menetapkan Dadan Rohandi, eks kepala bagian sosial di Sekretariat
Daerah Kabupaten Bandung, sebagai tersangka.
Kasus ini terungkap setelah warga melaporkan dugaan penyimpangan duit bantuan
sosial di Komite Olahraga Nasional Indonesia Kabupaten Bandung ke polisi. Hasil
pemeriksaan tim penyidik justru membuka sejumlah kasus korupsi duit bantuan
sosial lainnya, di antaranya duit yang semestinya disalurkan untuk masyarakat
justru mengalir ke kantong anggota Dewan.
Ketua Panitia Anggaran Dadang Rosdiana kepada polisi bahkan menyebutkan,
kucuran duit itu disetujui Bupati Bandung Obar Sobarna dan Abu Bakar, Sekretaris
Kabupaten Bandung, yang beberapa bulan lalu terpilih sebagai Bupati Bandung
Barat.
Wakil Bupati Bandung Yadi Srimulyadi sendiri mendesak Bupati segera
menonaktifkan Dadan dari posisinya sebagai pejabat Dinas Pariwisata dan
Olahraga. "Ini agar kinerja pemerintah tidak terganggu," kata Yadi.
Pengusutan kasus korupsi juga dilakukan kemarin di Pandeglang, Banten. Lima
kader Partai Keadilan Sejahtera di DPRD Pandeglang diperiksa Kejaksaan Tinggi
Banten terkait dengan kasus suap pinjaman daerah ke Bank Jabar senilai Rp 200
miliar. "Kami ingin mendengar soal proses munculnya pinjaman. Ini penting untuk
terang perkara," kata Asisten Pidana Khusus Kejaksaan Yunan Hardjaka. Hingga
berita ini diturunkan, mereka masih diperiksa.
M. Lutfi, kuasa hukum lima anggota PKS itu, menuturkan, kliennya diminta
menjelaskan soal pertemuan di Hotel Imperial, Tangerang, pada 2006. ERICK P
HARDI | MABSUTI | ALWAN RIDHA