FISIKA FARMASI
MIKROMERITIK
Kelompok 3 Gelombang 2
Disusun oleh :
Nova Amaradani Gantohe 2291074
Nuzie Auliya 2291078
Putri jasmine Fezqyratri 2291082
Sofia 2291086
Syafi’I 2291091
Walya Aulithiya 2291093
Dosen Pengampu
Weni Puspita, M.Farm,. Apt
TA
2022/2023
Akademi Farmasi Yarsi Pontianak
MIKROMERITIK
A. Tujuan
Mengetahui dan memahami cara menentukan ukuran partikel dengan
menggunkana metode tertentu
Menentukan ukuran partikel zat padat dengan menggunakan metode ayakan
B. Dasar Teori
Mikromeritik adalah ilmu dan teknologi tentang partikel kecil, diperkenalkan
oleh Dalla Valle. DIspersi koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk
dilihat dengan mikroskop biasa, sedangkan partikel emulsi dan suspensi farmasi serta
serbuk halus berada dalam jangkauan mikroskop optik. Partikel yang mempunyai
ukuran serbuk lebih kasar, granul tablet dan garam granular berada dalam kirasan
ayakan (Martin, 1993)
Untuk menentukan ukuran atau dimensi dari partikel serbuk yang
sesungguhnya, adalah sukar sekali, sebab kumpulan dari partikel tersebut bersifat
heterogeny, baik bentuk maupun besarnya tidak sama, namun berdasarkan pada
analogi tersebut diatas. Maka dimensi tersebut dapat ditentukan menurut sifat-sifatnya
seperti luas permukaan volume sama dengan volume partikel yang diseliki dinamakan
diameter volume (dv) sedangkan diameter terproyeksi adalah diameter partikel-
partikel yang terbentuk bola yang mempunyai daerah pengamatan partikel yang
diselidiki jika dilihat secara normal pada bidangnya yang paling stabil (Ansel, 1998)
Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam farmasi,
sebab ukuran patikel mempunyai peranan penting besar dalam pembuatan sediaan
obat dan juga terhadap efek fisiologi (Moechtar, 1990).
Pentingnya mempelajari mikromeretik, yaitu :
1. Menghitung luas permukaan
2. Sifat kimia dan fisika dalam formukasi obat
3. Secara Teknik mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara peroral, suntikan
dan topical
4. Pembuatan obat bentuk emulsi, suspensi dan duspensi
5. Stabilitas obat (tergantung dari ukuran partikel)
Metode paling sederhana dalam penentuan nilai ukuran partikel adalah
menggunakan pengayak standar, Pengayak terbuat dari kawat dengan ukuran lubang
tertentu. Istilah ini (mesh) digunakan untuk menyatakan jumlah lubang tiap inci lincar
(parnat, 1970)
Ukuran dari suatu bulatan dengan segera dinyatakan dengan garis tengahnya.
Tetapi, begitu derajat ketidaksismestrian dari partikel naik, bertambah sulit pula
mengatakan ukuran dalam garis tengah yang berarti. Dengan keadaan seperti ini, tidak
ada garis tengah yang unik. Maka dari itu harus dicari jalan untuk menggunakan suatu
garis tengah bulatan yang mempunyai luas permukaan, volume dan garis tengah yang
sama. Jadi garis tengah permukaan ds adalah garis tengah suatu bulatan yang
mempunyai luas permukaan yang sama seperti partikel yang diperiksa (Martin, 1990)
Metode yang digunakan untuk menentukan ukuran partikel :
Mikroskopi optic
Menurut metode mikroskopis, suatu emulsi atau suspense, diencerkan
atau tidak diencerkan dinaikkan padan suatu slide dan ditempatkan pada
pemanas mekanik. Dibawah ini mikroskop tersebut, pada tempat dimana
partikel tersebut terlihat, diletakkan mikrometer untuk memperlihatkan ukuran
partikel tersebut. Pemandangan dalam mikroskop dapat diproyeksikan ke
sebuah layer dimana partikel-partikel tersebut lebih mudha diukur, atau
pemotretan bisa dilakukan dari slide yang Sudah disiapkan dan diproyeksikan
ke layer untuk diukur (martin, 1990).
Kerugian dari metode ini adalah bahwa garis tengah yang diperoleh
hanya dari dua dimensi dari partikel tersebut, yaitu dimensi Panjang dan lebar.
Tidak ada perkiraan yang bisa diperoleh untuk mengetahui ketebalan dari
partikel dengan metode ini. Ditambah lagi, jumlah partikel yang harus
dihitung (sekitar 300-500) agar mendapatkan suatu perkiraan yang baik dari
distribusi, menjadikan metode tersebut memakan waktu. Namun demikiran
pengujian mikroskopis dari suatu sampel harus selalu dilaksanakan, bahkan
jika digunakan metode analisis ukuruan partikel lainnya, karena adanya
gumpalan dan partikel-partikel lebih dari satu komponen seringkali bila
dideteksi dengan metode ini.
Pengayakan
Suatu metode yang paling sederhana, tetapi telatif lama dari penentuan
ukuran partikel adalah metode analisis ayakan. Yang menjadi penentunya
adalah pengukuran geometric partikel. Sampel diayakan melalui sebuah
susunan menurut meningginya lebarnya jala ayakan pengujian yang disusun
ke atas. Bahan yang akan dibawa pada ayakan peratas dengan jala paling
besar. Partikel, yang ukurannya lebih kecil daripada lebar jala yang dijumpai,
berjatuhan melewati. Mereka membentuk bahan halus (lolos). Partikel yang
tinggi Kembali pada ayakan, membentuk bahan kasar. Setelah suatu waktu
ayakan tertentu melewati (Pada penimbangan 40,150g setelah kira-kira 9
menit) ditentukan melalui penimbangan, persentase mana dari jumlah yang
telah ditimbang ditahan Kembali pada setiap ayakan.
Σ n.d
Dn =
Σn
Keterangan : D1n = diameter Panjang rata-rata
n = % berat tertahan
d = diameter lubang ayakan
18hn
d=
(ρ1 – ρE) gt
Metode yang digunakan dalam penentuan partikel cara sendimentasi ini adalah
metode pipet, metode hydrometer dan metode malance
Partikel dari serbuk obat mungkin berbentuk sangat kasar dengan ukuran kurang lebih
1000 mikron atau 10 milimikron atau mungkin juga sangat halus mencapai ukuran
koloidal, 1 mikron atau lebih kecil lagi. Agar ukuran parikel serbuk ini mempunyai
standar, maka usp menggunakan suatu Batasan dengan istilah “very coarse, coarse,
moderately coarse, fine, very fine” yang dihubungkan dengan bagian serbuk yang
mampu melalui lubang-lubang ayakan yang telah di standarisasi yang berbeda-beda
pada suatu periode waktu tertentu Ketika diadakan pengadukan dan biasanya pada
atas pengaduk ayakan secara mekanis.
C. Monografi Bahan
Zinci Oxydum (FI edisi III, 1979, hal 636)
Seng oksida
ZnO
BM 81,38
Pemerian : serbuk amarf, sangat halus, putih atau putih kekuningan, tidak
berbau, tidak berasa, lambat laun menyerap karbondioksida dari udara
Keasaman-kebasaan : campur 1g dengan 10ml air panas, tambahkan 2 tetes
larutan fenol fidein P. tambahkan asam klorida 0,1N secukupnya hingga warna
merah hilang; diperlukan tidak lebih dari 0,3ml asam klorita 0,1N
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan penggunaan : Antiseptikum local
Amilum Manihot
Amylum Manihot (FI edisi III, 1979)
Pati singkong
Pemerian : serbuk halus, kadang-kadang berupa gumpalan kecil; putih; tidak
berbau; tidak berasa
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol (95%) P
Keasaman-kebasaaan : campuran 10g dengan 100ml etanol (70%) yang telah
dinetralkan terhadap larutan fenol ftalein P, kocok baik-baik selama 1 jam
saring. Netralkan 50ml filtrat dengan natrium hidroksida 0,1N menggunakan
indicator larutan fenol ftalein P, diperlukan tidak lebih dari 2,0ml
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk oleh kerung
Khasiat dan penggunaan : zat tambahan
Gula Pasir
Sukrosa
Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna, massa hablur atau berbentuk
kubus atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa manis, stabil diudara
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, lebih mudha larut dalam air
mendidih, sukar larutan dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dan eter
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan penggunaan : pemanis
Bahan : ZnO
Talkum
Amilum Minahot
Gula Pasir
E. Cara Kerja
Pengayakan
Berikut ini adalah hasil pengayakan pada masing masing sampel (ZnO, amilum
Manihot dan talcum) pada 100gram bahan
20 0,841 1,23 0,978 1,435 0,769 0,97 0,768 0,82 0,78 0,180
40 0,42 4,521 3,997 4,654 1,989 2,34 2,756 1,343 1,12 1,428
60 0,00250 5,021 5,671 5,90 4,34 4,78 4,87 3,43 2,980 3,390
80 0,00177 19,92 20,18 20,311 14,90 15,45 15,651 10,11 10,31 10,54
100 0,00149 65,93 66,78 66,690 75,43 74,02 73, 320 82,34 83,05 83,28
sisa 3,378
Data diatas dirata-ratakan untuk mendapatkan nilai rata-rata berat zat tertinggal pada tiap
bahan dan pada tiap ukuran mesh ayakan
No. ayakan Ukuran pori (mm) Bahan zat yang tertinggal (g)
R1
60 0,250 139,884g
80 0,177 63,462g
R1 R1
0,427
=
2
= 0,213mm
ukuran 80 + ukuran 100 0,177 + 0,149
Ayakan 80/100 = =
2 2
0,326
=
2
= 0,162mm
(perhitungan berat tertinggal rata-rata)
= 75,999%
32,12
= × 100%
153,793
= 24,007%
(perhitungan % tertinggal × ukuran pori)
No. ayakan 60/80 × ukuran pori
= 0,200mm
F. Pembahasan
Ilmu dan teknologi partikel kecil diberi nama mikromeritik ole Dalla Valle.
Dispersi koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk dilihat dengan
mikroskop biasa, sedang partikel emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus
berada dalam jangkauan mikroskop optik. Partikel yang mempunyai ukuran serbuk
lebih kasar, granul tablet, dan garam granular berada dalam kisaran ayakan. Tujuan
dari praktikum ini, yaitu untuk melakukan pengukuran partikel dengan metode
pengayakan (shieving). Pengayakan adalah sebuah cara pengelompokan butiran, yang
akan dipisahkan menjadi satu atau beberapa kelompok. Dengan demikian, dapat
dipisahkan antara partikel lolos ayakan (butir halus) dan yang tertinggal diayakan
(butir kasar). Dalam pengukuran partikel dengan menggunakan metode pengayakan,
alat yang digunakan terlebih dahulu harus dibershkan untuk menghindari kesalahan
dalam pengayakan yang disebabkan karena tertutupnya lubang-lubang ayakan dengan
suatu zat atau benda lain. Ayakan yang digunakan disusun berturut-turut dari nomor
ayakan terkecil sampai nomor ayakan terbesar. Dalam percobaan ini digunakan
ayakan dengan nomor mesh 40, 60, 80, 100.
Menurut litaratur, dikatakan bahwa untuk pengayakan diperlukan sekurang-
kurangnya 5 buah ayakan untuk memperoleh data analisis yang lebih rinci dan lebih
tepat. Metode ayakan umumnya digunakan untuk memilih partikel-partikel yang lebih
kasar, dan dapat mengayak bahan sampai sehalus 44 mikrometer. Keuntungan dari
metode ayakan in adalah waktu yang diperlukan relative singkat dan alat yang
digunakan sederhana.
Kekurangan dari metode ini adalah partikel yang diayak, yang sebenarnya
tidak dapat lolos, karena pengayakan yang lama bisa saja lolos. Dalam artian data
yang diperoleh tidak tepat, sehingga untuk menghindari hal tersebut, proses
pengayakan tidak bole terlalu lama dan tidak boleh terlalu cepat sehingga dalam
percobaan in untuk skala lab, digunakan kecepatan 60 rpm dengan lama waktu
pengayakan 10 menit.
Adapun faktor-faktor faktor-faktor yang mempengaruhi proses bengavakan antara
lain:
1. Waktu atau lama pengayakan. Waktu atau lama pengayakan (waktu optimum),
jika pengayakan terlalu lama akan menyebabkan hancurnya serbuk sehingga
serbuk yang seharusnya tidak terayak akan menjadi terayak. Jika waktunya terlalu
lama maka tidak terayak sempurna.
2. Massa sampel. Jika sampel terlalu banyak maka sampel sulit terayak. Jika sampel
sedikit maka akan lebih mudah untuk turn dan terayak.
3. Intensitas getaran. Semakin tinggi intensitas getaran maka akan semakin banyak
terjadi tumbukan antar partikel yang menyebabkan terkikisnya partikel. Dengan
demikian partikel tidak terayak dengan ukuran tertentu.
4. Pengambilan sampel yang mewakili populasi. Sampel yang baik mewakili semua
unsur yang ada dalam populasi, populasi yang dimaksud adalah keanekaragaman
ukuran partikel, mulai yang sangat halus sampai ke yang paling kasar.