Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Farmasi Fisika adalah kajian atau cabang ilmu hubungan

antara fisika (sifat-sifat Fisika) dengan kefarmasian (sediaan

Farmasi, farmakokinetik, serta farmakodinamiknya) yang

mempelajari tentang analisis kualitatif serta kuantitatif senyawa

organik dan anorganik yang berhubungan dengan sifat fisikanya

serta menganalisis pembuatan dan pengujian hasil akhir dari

sediaan obat (Hashary, 2023).

Ilmu Farmasi erat hubungannya dengan ilmu fisika yaitu

senyawa obat memiliki sifat fisika yang berbeda antara yang satu

dengan yang lainnya, dan sifat-sifat fisika. Salah satu contoh dari

sifat -sifat fisika dari suatu senyawa obat yaitu ukuran partikel

(Fatmawaty, 2015).

Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan

penting sebab merupakan penentu bagi sifat fisika, kimia, dan

farmakologi dari bahan obat tersebut. Banyak metode yang

digunakan dalam menentukan ukuran partikel suatu bahan yaitu

metode mikroskopik, metode ayakan, dan sedimentasi. Dalam

pembuatan sediaan farmasi, pengontrolan ukuran partikel penting

dilakukan untuk mendapatkan sifat alir yang tepat (Hardani, 2022).


B. Maksud dan Tujuan Percobaan

1) Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan

memahami cara pengukuran partikel suatu zat dengan

menggunakan metode pengayakan.

2) Tujuan Pecobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini, yaitu mengukur diameter

partikel dari laktosa dan talkum dengan menggunakan metode

pengayakan.

C. Prinsip Percobaan

Pengukuran pertikel dari serbuk daun jambu biji dan talk

berdasarkan atas penimbangan residu yang tertinggal pada tiap

ayakan yaitu dengan melewatkan serbuk pada ayakan dari nomor

Mesh 60, 44, 20, 16, 12 yang digerakkan oleh tangan atau tenaga

manusia secara manual dengan waktu dan kecepatan tertentu

dengan stabil.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Menurut Dalla Valle, ilmu partikel dituangkan dalam

mikromeritik yaitu suatuilmu dan teknologi yang mempelajari

tentang partikel kecil terutama mengenaiukuran partikel. Ukuran

partikel dalam bidang farmasi sangat penting karena behubungan

dengan kestabilan suatu sediaan. Ukuran partikel juga menetukan

system dispersi farmasetik (Dilalah, 2023).

Mikromeritik merupakan ilmu yan mebahas tentang

pengukuran partikel kecil, seperti tablet dan sediaan-sediaan

farmasi cair seperti suspense dan emulsi. Dimana satuaan

ukurannya yakni micrometer (μm) (Hardani, 2022).

Setiap kumpulan partikel biasanya disebut polidispersi.

Karenanya perlu untuk mengetahui tidak hanya ukuran dari suatu

partikel tertentu, tapi juga berapa banyak partikel-partikel dengan

ukuran yang sama ada dalam sampel. Jadi kita perlu suatu perkiran

kisaran ukuran tertentu yang ada dan banyaknya atau berat

fraksasi dai tiap-tiap ukuran patikel rata-rata untuk sampel tersebut

(Martin, 1990).

Partikel dari serbuk obat mungkin berbentuk sangat kasar

dengan ukuran kurang lebih 10.000 mikron atau 10 milimikron atau


mungkin juga sangat halus mencapai ukuran koloidal, 1 mikron

atau lebih kecil. Agar ukuran partikel serbuk ini mempunyai standar,

maka USP menggunakan suatu batasan dengan istilah “very

coarse, coarse, moderately coarse, fine and very fine”, yang

dihubungkan dengan bagian serbuk yang mempu melalui lubang -

lubang ayakan yang telah distandarisasi yang berbeda – beda

ukurannya, pada suatu periode waktu tetentu ketika diadakan

pengadukan dan biasanya pada alat pengaduk ayakan secara

mekanis (Ansel, 1989).

Metode-metode yang digunakan untuk menentukan ukuran

partikel (Martin,2008) :

1) Mikroskopik optik : Menurut metode mikroskopis, suatu emulsi

atau suspensi, diencerkan atau tidak diencerkan, dinaikkan

pada suatu slide dan ditempatkan pada pentas mekanik.

Dibawah mikroskop tersebut, pada tempat di mana partikel terlih

at, diletakkan mikrometer untuk memperlihatkan ukuran partikel

tersebut. Pemandangan dalam mikroskop dapat diproyeksikan

ke sebuah layar di mana partikel-partikel tersebut lebih mudah

diukur, atau pemotretan bisa dilakukan dari slide yang sudah

disiapkandan diproyeksikan ke layar untuk diukur. Keuntungan

metode mikroskopik yaitu adanya gumpalan dapat terdeteksi

metode langsung. Kerugian dari metode ini adalah bahwa garis

tengah yang diperoleh hanya dari dua dimensi dari partikel


tersebut, yaitu dimensi panjang dan lebar. Tidak ada perkiraan

yang bisa diperoleh untuk mengetahui ketebalan dari partikel

dengan memakai metode ini. Tambahan lagi, jumlah partikel

yang harus dihitung (sekitar300-500) agar mendapatkan suatu

perkiraan yang baik dari distribusi , menjadikan metode tersebut

memakan waktu dan jelimet. Namun demikian pengujian

mikroskopis dari suatu sampel harus selalu dilaksanakan,

bahkan jika digunakan metode analisis ukuran partikel lainnya,

karena adanya gumpalan dan partikel- partikel lebih dari satu

komponen seringkali bisa dideteksi dengan metode ini.

2) Metode pengayakan : Disini Penentunnya adalah pengukuran

geometrik partikel. Sampel diayak melalui sebuah susunan

menurut meningginyalebarnya jala ayakan penguji yang disusun

keatas. Bahan yang akan diayak dibawah pada ayakan teatas

dengan lebar jaring paling besar. Partikel, yang ukuranya lebih

kecil dari pada lebar jaring yang dijumpai, berjatuhan

melewatinya Mereka membentuk bahan halus (lolos).

Partikel yang tinggal kembali pada ayakan, membentuk bahan

kasar. Setelah suatu waktu ayakan tertentu (pada penimbangan

40 - 150g setelah kira-kira 9 menit) ditentukan melalui

penimbangan, persentase mana dari jumlah yang telah

ditimbang ditahan kembali pada setiap ayakan. Keuntungan dari

metode pengayakan antara lain sederhana, praktis, mudah,


dancepat, tidak membutuhkan keahlian tertentu dalam

melakukan metodenya, dapat diketahui ukuran partikel dari kecil

sampai besar, dan lebih mudah diamati.

Faktor-faktor yang memengaruhi proses pengayakan

antara lain :

a) Waktu atau lama pengayakan : biasanya pengayakan

dilakukan selama 5 menit. Pengayakan yang terlalu

lamadapat membuat sampel jadi pecah karena saling

bertumbukan satu dengan yanglain, sehingga bisa

lolos melalui mesh selanjutnya. Jika kurang dari lima

menit, biasanya proses pengayakan akan kurang

sempurna.

b) Massa sampel : jika sampel terlalu banyak maka

sampel sulit terayak. Jika sampel sedikit makaakan

lebih mudah untuk turun dan terayak.

c) Intensitas getaran : semakin tinggi intensitas getaran

maka akan semakin banyak terjadi tumbukanantar

partikel yang menyebabkan terkikisnya partikel.

Dengan demikian partikel tidak terayak dengan

ukuran tertentu.

3) Metode sendimentasi : Metode sedimentasi didasarkan pada

hukum Stoke, serbuk yang akan diukur disuspensikan dalam

cairan, dimana serbuk tidak dapat larut. Suspensi ini


ditempatkan pada sebuah pipet yang bervariasi. Sampel ini

diuapkan untuk dikeringkan dan residunya ditimbang. Setiap

sampel ditarik yang mempunyai ukuran partikel; yang lebih kecil

dari yang dihubungkan dengan kecepatan. Pengendapan

karena semua partikel dengan ukuranyang lebih panjang akan

jatuh ke level bawah dari ujung pipet.

4) Metode pengukuan volume partikel : Alat yang mengukur

volume partikel adalah Coulter Counter . Coulter Counter

bekerja berdasarkan prinsip bahwa jika suatu partikel

disuspensikan dalam suatu cairanyang mengkonduksi melalui

suatu lubang kecil, yang pada kedua sisinya ada elektroda

dimana akan terjadi suatu perubahan tahanan listrik.

5) Metode elutriasi : metode pengukuran partikel yang merupakan

kebalikan daripada merode pengendapan. Udara dimasukkan

ke dalam bagian bawah kolom yang berisi sample yang akan

diukur. Pada kolom sebelah atas terdapat saringan yang

dipasangkan untuk mengumpulkan partikulat. Kecepatan udara

yang masuk kedalam kolom sudah tertentu. Udara akan

membawa partikel yang halus ke bagian atas danakan

terkumpul pada penyaring, lalu serbuk ditimbang.


B. Uraian Bahan

1) Klasifikasi Jambu Biji (Fitriani, 2021).

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Psidium

Spesies : Psidium guajava L.

2) Talk (FI IV : 771)

Nama resmi : TALCUM

Nama lain : Talk

Rumus molekul : Mg6(Si2O5)4(OH)4

Rumus struktur :

g
Berat molekul : 379,205
mol

Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus, mudah melekat

pada kulit, bebas dari butiran, warna putih

atau kelabu.

Kelarutan : Tidak larut dalam hampir setiap larutan.

Kegunaan : Zat tambahan.


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H. C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi (Terjemahan). IV,


Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Ditjen, P. O. M. (1979). Farmakope indonesia. Edisi III. Jakarta:


Departemen Kesehatan RI, 9.

Dilalah, I. (2023). Panduan Praktikum Farmasi Fisik.

Hardani, S. P., Idawati, S., Rahim, A., Ningrum, D. M., Ghozaly, M. R.,
Ulya, T., ... & Pertiwi, A. D. (2022). Buku Ajar Farmasi Fisika.
Samudra Biru.

Hashary, A. R., & Wahyuni, D. F. (2023). Modul Praktikum Farmasi Fisika.


Penerbit NEM.

Fatmawaty, A., Nisa, M., & Rezki, R. (2015). Teknologi Sediaan Farmasi.
Deepublish.

Fitriani, I. A. (2021). AKTIVITAS ANTIBAKTERI KULIT BUAH JAMBU BIJI


(Psidium guajava L.) TERHADAP BAKTERI Streptococcus
pyogenes (Doctoral dissertation, Akademi Farmasi Putra Indonesia
Malang).

Anda mungkin juga menyukai