TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
6
7
2. Etiologi
tumor abdomen)
d. Usia tua
e. Konstipasi kronik
h. Kurang minum air dan kurang makan makanan berserat (sayur dan
buah)
i. Kurang olahraga/imobilisasi
8
3. Patofisiologi
terjadi lebih sering pada pasien yang nonsirosis dan mereka jarang
menyebabkan sakit karena berada di atas garis dentate dan tidak ada
sebagai hasil dari deposisi dari suatu iritasi ke bagian sensitif kulit
2011).
Bagan 2.1
Patofisiologi Hemoroid
Seringnya penggunaan
otot-otot perianal
Hemoroid
Anoreksia
Melemahnya struktur
pendukung dan Kondisi
Kompresi memfasilitasi prolaps penuaan
Nyeri
saraf lokal
Risi
ko
Luka
pascabedah
(Muttaqin & Sari, 2011)
Intervensi skleroterapi Gangguan defekasiRespons psikologis
Intervensi bedah hemoroidektomi
4. Derajat hemoroid
anorektoskop
secara spontan
Gambar 2.1
Derajat Hemoroid
5. Manifestasi Klinis
hemoroid meliputi:
(wasir trombosis)
6. Pemeriksaan Penunjang
b. Anoskopi
keluar.
c. Proktosigmoidoskopi
7. Penatalaksanaan Medis
a. Pengobatan di rumah
5) Menempatkan kompres es
ketidaknyamanan.
b. Obat – obatan
bantalan.
drainase sederhana.
e. Prosedur operasi
Jika prosedur lain tidak berhasil atau pasien memiliki wasir yang
berupa hemoroidektomi.
14
ke semua pasien.
pernapasan.
15
2) Pasca operasi
8. Komplikasi
terjadi adalah :
teori tentang kebutuhan dasar manusia yang lebih dikenal dengan istilah
1. Kebutuhan fisiologis
dari rasa nyeri. Kebutuhan keselamatan dan rasa aman yang dimaksud
2008).
pada pola eliminasi akibat adanya feses kering atau keras yang melewati
usus besar. Perjalanan feses yang lama karena jumlah air yang diabsorbsi
konstipasi antara lain pola defekasi yang tidak teratur, stres psikologis
C. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
pada anus, dan merasa ada benjolan di sekitar anus. Keluhan nyeri
trombosis.
dalamnya tidak cukup tinggi, dan biasanya tidak nyeri. Colok anus
berikut :
a. Riwayat kesehatan
Apakah ada rasa gatal, terbakar dan nyeri selama defekasi? Adakah
b. Riwayat diet
c. Riwayat pekerjaan
2. Diagnosa Keperawatan
adalah :
pembedahan.
sulit tidur dan data minor yaitu tekanan darah meningkat, pola
luka pascabedah
berat badan 20% atau lebih di bawah rentang berat badan ideal,
pucat.
21
pembedahan
tampak gelisah, sulit tidur dan data minor yaitu mengeluh pusing,
3. Rencana Keperawatan
Tabel 2.1
Rencana Keperawatan pada Pasien Perioperatif Hemoroid
Rencana Keperawatan
No Dx. Kep
Tujuan Intervensi
1 2 3 4
1. Nyeri akut Kontrol nyeri Manajemen nyeri
b.d Kriteria hasil : 1. Lakukan
kerusakan 1. Pasien dapat pengkajian nyeri
integritas mengatasi nyeri secara
jaringan, saat nyeri konprehensif
respon timbul termasuk lokasi,
pembedaha 2. Tidak tampak karakteristik,
n meringis kualitas dan faktor
menahan sakit presipitasi
3. Menggunakan 2. Observasi reaksi
tindakan non verbal dari
pengurangan ketidaknyamanan
nyeri tanpa 3. Gunakan teknik
analgesik relaksasi untuk
mengatasi nyeri
22
1 2 3 4
4. Melaporkan 4. Kontrol
nyeri yang lingkungan yang
terkontrol dapat
mempengaruhi
nyeri, suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
5. Kurangi faktor
presipitasi nyeri
6. Anjurkan rendam
air hangat
Pemberian analgesik
1. Tentukan lokasi,
karakteristik,
kualitas dan
keparahan nyeri
sebelum mengobati
pasien
2. Cek perintah
pengobatan
meliputi obat,
dosis, dan
frekuensi obat
analgesik yang
diresepkan
3. Cek adanya
riwayat alergi obat
4. Pilih rute intravena
daripada rute
intramuskular,
untuk injeksi
pengobatan nyeri
yang sering
5. Monitor tanda vital
sebelum dan
setelah
memberikan
analgesik
23
1 2 3 4
Aplikasi panas/dingin
1. Jelaskan
penggunaan
aplikasi panas atau
dingin, alasan
perawatan, dan
bagaimana hal
tersebut akan
mempengaruhi
gejala pasien
2. Pertimbangkan
ketersediaan dan
kondisi kerja yang
aman dari semua
peralatan yang
digunakan
3. Pertimbangkan
kondisi kulit
4. Tentukan waktu
untuk semua
aplikasi dengan
hati-hati
5. Evaluasi dan
dokumentasikan
respon terhadap
aplikasi panas dan
dingin
2. Risiko Keparahan infeksi Perlindungan infeksi
tinggi Kriteria hasil : 1. Monitor adanya
infeksi 1. Tidak demam tanda dan gejala
berhubunga 2. Tidak infeksi sistemik
n dengan hipotermia dan lokal
adanya port 3. Tidak nyeri 2. Monitor
de entree kerentanan
luka terhadap infeksi
pascabedah 3. Batasi jumlah
pengunjung, yang
sesuai
4. Pertahankan
asepsis untuk
pasien berisiko
24
1 2 3 4
5. Tingkatkan asupan
nutrisi yag cukup
6. Ajarkan pasien dan
anggota keluarga
bagaimana cara
menghindari
infeksi
7. Berikan perawatan
kulit yang tepat
untuk area yang
mengalami edema
Perawatan daerah
(area) sayatan
1. Periksa daerah
sayatan terhadap
kemerahan,
bengkak
2. Catat karakteristik
drainase
3. Monitor proses
penyembuhan di
daerah sayatan
4. Bersihkan daerah
sekitar sayatan
5. Bersihkan mulai
dari area yang
bersih ke area yang
kurang bersih
6. Monitor sayatan
untuk tanda dan
gejala infeksi
3. Ketidaksei Status nutrisi Manajemen nutrisi
mbangan 1. Asupan 1. Tawarkan
nutrisi makanan baik makanan ringan
kurang dari 2. Asupan cairan yang padat gizi
kebutuhan baik 2. Atur diet yang
tubuh 3. Asupan gizi diperlukan
berhubunga baik 3. Identifikasi adanya
n dengan alergi
intake
25
1 2 3 4
makanan 4. Tentukan jumlah
yang kurang kalori dan jenis
adekuat nutrisi yang
dibutuhkan untuk
memenuhi
persyaratan gizi
5. Lakukan atau
bantu pasien
terkait dengan
perawatan mulut
sebelum makan
6. Ciptakan
lingkungan yang
optimal pada saat
mengonsumsi
makanan
4. Kecemasan Tingkat kecemasan Pengurangan
berhubunga Kriteria hasil : kecemasan
n dengan 1. Dapat 1. Gunakan
prognosis beristirahat pendekatan yang
penyakit, 2. Perasaan gelisah tenang dan
rencana tidak ada meyakinkan
pembedaha 3. Tidak ada rasa 2. Berada di sisi
n takut yang pasien untuk
disampaikan meningkatkan rasa
4. Rasa cemas aman dan
yang mengurangi
disampaikan ketakutan
secara lisan 3. Dorong keluarga
tidak ada untuk
mendampingi
pasien
4. Instruksikan pasien
untuk
menggunakan
teknik relaksasi
5. Kaji tanda verbal
dan non verbal
kecemasan