Anda di halaman 1dari 7

B.

Konsep asuhan keperawatan pasien dengan BPH


1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku
bangsa, s t a t u s p e r k a w i n a n , p e n d i d i k a n d a n t a n g g a l m a s u k
ke rumah sakit
b. Keluhan utama
c. Riwayat kesehatan
 Riwayat kesehatan masa lalu
 Riwayat kesehatan saat ini
 Riwayat kesehatan keluarga
d. Pemeriksaan fisik
2. Diagnose keperawatan
a. Pre operasi
o Retensi urin berhubungan dengan obstruksi mekanik pembesaran
prostat, dekompensasi otot destrusor dan ketidakmapuan
kandung kemih untuk berkontraksi secaraadekuat
o Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa buli-buli, distensi
kandung kemih, kolik ginjal, infeksi urinaria
o Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan pasca obstruksi
dieresis
o Ansietas berhubungan dengan perubahan status
kesehatanatau menghadapi prosedur bedah
o Kurang pengetahuan tentang
kondisi ,prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi
b. Post operasi
o Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
o Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive
o Resiko cidera: perdarahan berhubungan dengan tindakan
pembedahan
o Resiko disfungsi ereksi berhubungan dengan impotensi akibat
TURP
o Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri
3. Intervensi keperawatan
a. Pre operasi
o Retensi urin berhubungan dengan obstruksi mekanik pembesaran prostat,
dekompensasi otot destrusor dan ketidakmapuan kandung kemih
untuk berkontraksi secaraadekuat
 Tujuan: tidak terjadi retensi urin
 Kriteria hasil
 Berkemih dengan jumlah yang normal
 Tidak teraba distensi pada area vesika urinaria

Intervesi

 Dorong pasien untuk berkemih tiap 2-4 jam atau bila merasa ingin
berkemih
 Observasi aliran urin, perhatian jumlah dan kekuatan pancaran urin
 Awasi dan catat jumlah dan waktu setiap kali ingin berkemih
 Berikan terapi kolaborasi misal pemberian carian 3000 ml/hari atau
sesuai dengan tolerasi beban jantung pasien
 Berikan obat-obatan sesuai program kolaborasi
o Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa buli-buli, distensi kandung
kemih, kolik ginjal, infeksi urinaria
 Tujuan: Nyeri berkurang/sampai dengan hilang
 Kriteria hasil
 Menunjukkan skala nyeri 1-4
 Eksperesi wajah rileks

Intervensi

 Kaji ulang skala nyeri pasien, perhatikan lokasi dan intensitas nyeri
 Berikan tindakan yang dapat meningkatkan kenyamanan pasien
misal metode relaksasi menarik nafas, pijat punggung, guided
imagery dan aktivitas terapeutik lainnya.
 Anjurkan untuk tirah baring jika diindikasikan
 Jaga kepatenan kateter, bebaskan dari tekukan yang dapat
menghambat aliran urin
 Berikan terapi kolaborasi misal pemberian anti nyeri
o Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan pasca obstruksi dieresis
 Tujuan: mencapai keseimbangan cairan
 Criteria hasil:
 Tanda-tanda vital dalam batas normal
 Membrane mukosa lembab
 Keluaran urin tepat sesuai dengan input

Intervensi

 Pantau haluaran urin setiap jam jika diindikasikan untuk


mengetahui status dieresis pasien
 Pantau dan catat output dan input untuk menjaga keseimbangan
cairan
 Awasi tanda-tanda vital seperti peningkatan tekan darah, frekuensi
nadi, adanya pucat pada wajah atau adanya diaphoresis
 Lakukan program kolabarasi untuk melakukan pemeriksaan
laboratorium seperti darah lengkap atau status koagulasi pasien
o Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan atau
menghadapi prosedur bedah
 Tujuan: tingkat kecemasan berada pada level serendah mungkin
 Criteria hasil
 Ekspresi wajah pasien rileks
 Pasien dapat mengungkapkan rencana yang akan dijalani
 Pasien menerima dan mengungkapan kesiapan dalam
menjalani prosedur pembedahan
Intervensi

 Dampingi pasien dan bina hubungan saling percaya


 Berikan informasi secara singkat dan terperinci mengenai prosedur
yang akan dijalani pasien
 Dorong pasien dan keluarga untuk mengungkapan apa yang
dirasakan
b. Post operasi
o Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
 Tujuan: Nyeri berkurang/sampai dengan hilang
 Kriteria hasil
 Menunjukkan skala nyeri 1-4
 Eksperesi wajah rileks

Intervensi

 Kaji ulang skala nyeri pasien, perhatikan lokasi dan intensitas nyeri
 Berikan tindakan yang dapat meningkatkan kenyamanan pasien
misal metode relaksasi menarik nafas, pijat punggung, guided
imagery dan aktivitas terapeutik lainnya.
 Anjurkan untuk tirah baring jika diindikasikan
 Jaga kepatenan kateter, bebaskan dari tekukan yang dapat
menghambat aliran urin
 Berikan terapi kolaborasi misal pemberian anti nyeri
o Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive
 Tujuan: tidak terjadi infeksi selama perawatan
 Kritesia hasil
 Tanda-tanda vital dalam rentang normal
 Tidak terjadi infeksi pada luka operasi
 Waktu penyembuhan luka sesuai program

Intervensi
 Pertahanan kateter tetap steril dan lakukan perawatan kateter
secara rutin
 Anjurkan intake cairan yang cukup (2500-3000ml/hari) untuk
meningkatkan outpun urin
 Pertahanan posisi urin bag di bawah dan kosongkan urin bag setiap
kali urin mencapai ¾ kantong
 Observasi tanda-tanda vital, segera laporkan jika ada data senjang
atau adanya tanda-tanda shock
 Observasi urin terkait dengan warna dan jumlah
 Berikan program kolaborasi misal pemberian antibiotic
o Resiko cidera: perdarahan berhubungan dengan tindakan pembedahan
 Tujuan: tidak terjadi perdarahan
 Criteria hasil:
 Tidak ada tanda-tanda perdarahan
 Tanda-tanda vital dalam rentang normal

Intervensi

 Berikan informasi kepada pasien mengenai penyebab perdarahan


pasca operasi dan tanda-tanda ketika pasien mengalami perdarahan
 Lakukan irigasi kateter jika dicurigai adanya tanda-tanda
perdarahan yang dapat diketahui dari warna urin yang keluar
 Kolabarasi untuk pemberian diet tinggi serat dan obat-obatan
pencahar yang dapat memudahkan fase defekasi pasien
 Hindari mengunakan thermometer rectal atau pemberian huknah
sedikitnya satu minggu pasca pasien menjalani prosedur
pembedahan.
 Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
o Resiko disfungsi ereksi berhubungan dengan impotensi akibat TURP
 Tujuan: fungsi seksual pasien dapat dipertahankan
 Criteria hasil
 Pasien dapat mengungkapkan apa yang menjadi
kecemasannya
 Pasien mengerti dampak dari proses pembedahan TUR-P

Intervensi

 Berikan kesempatan kepada pasien untuk memperbincangkan


pengaruh TUR-P pada fungsi seksual
 Jelaskan kemungkinan kembalinya fungsi seksual seperti semula
yang ditandai dengan munculnya ejakulasi retrogard
 Anjurkan untuk menunda hubungan seksual paling sedikit 3-4
minggu pasca proses pembedahan
o Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri
 Tujuan: kebutuhan istirahat/tidur terpenuhi
 Criteria hasil
 Pasien mampu istirahat dengan waktu yang cukup
 Pasien mengungkapkan bisa tertidur dengan lelap
 Pasien mampu menjelaskan factor yang dapat menganggu
pola tidurnya

Intervensi

 Jelaskan kepada pasien dan keluarga factor penyebab yang dapat


mempengaruhi kualitas tidur dan cara mengatasinya
 Ciptakan suasana yang tenang dan tidak bising untuk mendukung
waktu istirahat pasien
 Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan gangguan tidur
yang dialaminya
 Berikan terapi kolaborasi misal dengan pemberian analgesic untuk
mengurangi rasa nyeri yang dapat menganggu rasa nyaman pasien
ketika beristirahat.

Anda mungkin juga menyukai