SALURAN
KEMIH
Kurniawan Alim prayoga (P133742021721)
Anisa Nur Azizah (P133742021722)
Isnain Adi Nasucha (P133742021723)
Wahyu Andika (P133742021724)
Iryan Alfina Purbadi (P133742021725)
Widi Tri Purwanti (P133742021726)
Firgi Agesia Maurin (P133742021727)
Rusyati (P133742021728)
Tangkis Putra Ramadhan (P133742021729)
Devi Wulan Sari (P133742021730)
Batu saluran kemih adalah batu
yang terbentuk dari berbagai
macam proses kimia di dalam
tubuh manusia dan terletak di
dalam ginjal serta saluran
kemih pada manusia seperti
ureter (Pharos, 2012).
Faktor intrinsik : Faktor ekstrinsik :
herediter (diduga geografi, iklim dan
diturunkan orang temperatur, asupan air,
tuanya), umur (paling diet, pekerjaan.
sering didapatkan
pada usia 30-50
tahun), jenis kelamin
(laki-laki 3x lebih
banyak dibandingkan
dengan pasien
perempuan).
Nyeri dalam dan terus-menerus di area
kastovertebral.
Hematuri dan piuria
Nyeri berasal dari area renal menyebar secara
anterior dan pada wanita nyeri bawah mendekati
kandung kemih sedangkan pada pria mendekati
testis.
Mual dan muntah.
Demam
Ukuran batu. Batu bisa dikelompokkan
panjangnya hingga 5mm, >5-10 mm, >10-20
mm, dan >20 mm.
Lokasi batu dapat diklasifikasikan
berdasarkan posisi anatomin pada saluran
kemih
Karakteristik X-ray batu saluran kemih dapat
diklasifikasikan menurut penampakannya.
Batu saluran kemih bervariasi berdasarkan
komposisi mineral
Komposisi batu (mineralogi) aspek metabolik memiliki
peran penting dalam pembentukan batu dan evaluasi
metabolik yang dibutuhkan untuk mengatasi kelainan
metabolik.
Kelompok resiko terkena batu saluran kemih. Status
resiko dari pembentuk batu adalah dari sebab khusus
yang memungkinkan terjadinya atau perkembangan
batu dan imperativ untuk tindakan farmakologi. Tipe
batu dan keparahan penyakit merupakan determinan
yang menyatakan pasien dengan resiko rendah atau
resiko tinggi terjadi batu.
Urinalisa : warna kuning, coklat gelap, berdarah. Secara umum
menunjukkan adanya sel darah merah, sel darah putih dan kristal serta
serpihan, mineral, bakteri, pus, pH urine asam.
Urine (24 jam) : kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat atau sistin
meningkat.
Kadar klorida dan bikarbonat serum : peningkatan kadar klorida dan
penurunan kadar bikarbonat menunjukkan terjadinya asidosis tubulus
ginjal.
Darah lengkap :
- Sel darah putih : meningkat menunjukkan adanya infeksi.
- - Hb, Ht : abnormal bila pasien dehidrasi berat atau polisitemia.
Faal ginjal : untuk melihat ada tidaknya penuruan fungsi ginjal
Hormon paratiroid : mungkin meningkat bila ada gagal ginjal
Foto rontgen menunjukkan
adanya kalkuli atau
perubahan anatomik pada
area ginjal dan sepanjang
ureter.
CT Scan mengidentifikasi
atau menggambarkan
kalkuli dan massa lain di
dalam ginjal, ureter, dan
distensi kandung kemih
USG Ginjal : untuk
menentukan perubahan
obstruksi, lokasi batu.
Pembendungan dan pembengkakan ginjal
Kerusakan dan gagal fungsi ginjal
Infeksi saluran kemih
Timbulnya batu berulamg
Operasi terbuka
Observasi konserfatif
Kebanyakan batu yang berada di ureter bisa dikeluarkan
tanpa perlu dilakukan intervensi. Hal ini sangat
bergantung kepada ukuran batu, bentuk batu, lokasi
terbentuknya batu, dan ada tidaknya hubungan dengan
edema pada saluran ureter
Penggunaan bahan disolusi (dissolution agents)
Metode ini dapat dilakukan, seperti mengasamkan dan
membebaskan urin,
Ekstraksi batu dengan uteroskopi
Dengan menggunakan kaliber uteroskopi ukuran kecil dan
mengembangkan balon sehingga mendilatasi saluran
ureter agar batu dapat keluar
Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL)
Secara teori, teknik ini didasarkan pada pemecahan batu
menjadi fragmen-fragmen yang lebih kecil (sehingga dapat
dikeluarkan secara spontan melalui urin) dengan
gelombang kejut yang diberikan dari luar tubuh
Percutaneous nephrolithotomy (PCNL)
Suatu teknik operasi secara perkutan yang dilakukan untuk
mengevakuasi batu ginjal
Pengkajian
Identitas
Riwayat penyakit sekarang
Keluhan yang sering terjadi pada klien batu saluran kemih ialah nyeri pada
saluran kemih yang menjalar, berat ringannya tergantung pada lokasi dan
besarnya batu
Pola psikososial
Hambatan dalam interaksi social dikarenakan adanya ketidaknyamanan (nyeri
hebat) pada pasien
Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Penurunan aktifitas selama sakit
Terjadi mual mutah
Klien mengalami nyeri saat kencing (disuria, pada diagnosis
uretrolithiasis). Hematuria (gross/flek), kencing sedikit (oliguaria),
disertai vesika (vesikolithiasis).
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Tanda-tanda vital
Kaji TTV, biasanya tidak perubahan yang mencolok pada
urolithiasis.Takikardi akibat nyeri yang hebat, nyeri pada
pinggang, distensi vesika pada palpasi vesika
(vesikolithiasis/uretrolithiasis), teraba massa keras/batu
(uretrolthiasis).
Pemeriksaan fisik persistem
Sistem persyarafan, Sistem penglihatan, Sistem
pernafasan, Sistem pendengaran, Sistem pencernaan,
Sistem abdomen, Sistem reproduksi, Sistem
kardiovaskuler, Sistem integumen, Sistem perkemihan
(adanya oliguria, disuria, gross hematuria, menjadi ciri
khas dari urolithiasis, nyeri yang hebat, nyeri ketok pada
pinggang, teraba massa keras/batu (uretrolithiasis). nilai
frekuensi buang air kecil dan jumlahnya, gangguan pola
berkemih)
Laboratorium
Berupa pemeriksaan darah lengkap, kimia
darah, dan urin lengkap.
Radiologi
Foto polos abdomen
Pielografi intra vena (PIV)
USG
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
biologis
Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan
obstruksi anatomis
Defisien pengetahuan berhubungan dengan
kurang informasi
Rencana Keperawatan :
Diagnosa I : Nyeri akut berhubungan
o Kaji tingkat nyeri secara
dengan agen cedera biologis
komprehensif
Tujuan :
o Gunakan teknik komunikasi
Setelah dilakukan tindakan
terapeutik untuk mengetahui
keperawatan selama ….x24 jam
pengalaman nyeri klien
diharapkan masalah teratasi dengan
sebelumnya
kriteria hasil :
o Kontrol faktor lingkungan yang
Klien melaporkan nyeri berkurang
mempengaruhi nyeri seperti suhu
(skala nyeri 2-3)
ruangan, pencahayaan,
Ekspresi wajah tenang, klien mampu kebisingan
istirahat dan tidur
o Ajarkan teknik non farmakologis
Tanda Vital normal (TD : 120/80 (relaksasi, distraksi dll) untuk
mmHg, N : 60-100 x/mnt, RR : 16- mengetasi nyeri
20x/mnt, S : 36°C)
o Evaluasi tindakan pengurang nyeri
atau kontrol nyeri
Rencana keperawatan
Diagnosa II : Gangguan eliminasi urin
berhubungan dengan obstruksi Monitor eliminasi urine termasuk
anatomis frekuensi, konsistensi, bau, volume
dan warna
Tujuan :
Pantau tanda dan gejala retensi urin
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama …x24 jam Anjurkan pasien atau keluarga untuk
diharapkan masalah dapat teratasi mencatan output urin, yang sesuai
dengan kriteria hasil : Rujuk ke dokter jika ada tanda dan
Pola eliminasi kembali normal gejala infeksi saluran kemih
Jumlah urin seimbang dengan intake Intruksikan untuk segera merespon
dan output keinginan mendesak untuk berkemih
Tidak terlihat darah pada urin Ajarkan pasien untuk minum 8 gelas
perhari pada saat makan, diantara
Tidak nyeri saat berkemih
jam makan dan sore hari.
Rencana keperawatan :
Diagnosa III : kurang pengetahuan
berhubungan dengan kurangnya Kaji tingkat pengetahuan klien dan
informasi keluarga tentang proses penyakit
Tujuan : Sediakan informasi tentang kondisi
klien
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ….x24 jam Diskusikan perubahan gaya hidup
diharapkan masalah dapat teratasi yang mungkin diperlukan untuk
dengan kriteria hasil : mencegah komplikasi
Klien atau keluarga mampu Diskusikan tentang pilihan tentang
menjelaskan kembali penjelasan yang terapi atau pengobatan
telah dijelaskan Jelaskan alasan dilaksanakannya
Klien atau keluarga kooperatif saat tindakan atau terapi
dilakukan tindakan. Gambarkan komplikasi yang mungkin
terjadi
Anjurkan klien untuk mencegah efek
samping dari penyakit
Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi
Evaluasi
Melakukan pengkajian kembali untuk mengetahui
apakah sesuai dengan tindakan yang telah
dilakukan dengan memberikan perbaikan status
kesehatan pada pasien dengan hasil yang
diharapkan:
• Rasa nyeri berkurang atau dapat teratasi
• Tanda-tanda vital dalam batas normal
• Gangguan eliminasi urine berkurang atau dapat teratasi
• Kurangnya pengetahuan dapat berkurang atau teratasi
Terima kasih