Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

PRESENTASI KASUS
KISTA OVARIUM

Kelompok IV
Program Profesi Ners
STIKES Muhammadiyah Pringsewu

Latar Belakang

Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit


repoduksi yang banyak menyerang wanita
Kanker ovarium merupakan pembunuh yang diamdiam, karena memang seringkali pasien tidak
merasakan apa-apa, kalapun terjadi keluhan biasanya
sudah lanjut (Benson, R. & Pernoll, M. L., 2008).
Data hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Cipto
Mangunkusumo terdata pada tahun 2008 ada 428 kasus
pasien kista endometriosis, 20% diantaranya meninggal
dunia dan 65% diantaranya adalah wanita karir yang
telah berumah tangga.

Tujuan
1.

Untuk menjelaskan definisi dari kista ovarium

2.

Untuk menjelaskan etiologi dari kista ovarium

3.

Untuk menjelaskan manifestasi klinik dari kista ovarium

4.

Untuk menjelaskan penatalaksanaan dari kista ovarium

5.

Untuk menjelaskan asuhan keperawatan pada kista


ovarium

Pengertian Kista Ovarium

Kista berarti kantung yang


berisi cairan. Kista ovarium
(atau kista indung telur)
berarti kantung berisi
cairan, normalnya
berukuran kecil, yang
terletak di indung telur
(ovarium).
Kista indung telur dapat
terbentuk kapan saja, pada
masa pubertas sampai
menopause, juga selama
masa kehamilan.

Etiologi (Penyebab)

Sampai sekarang ini penyebab


dari Kista Ovarium belum
sepenuhnya dimengerti, tetapi
beberapa teori menyebutkan
adanya gangguan dalam
pembentukan estrogen dan
dalam mekanisme umpan balik
ovarium-hipotalamus.
Kista ovarium disebabkan oleh
gangguan (pembentukan)
hormon pada hipotalamus,
hipofisis, dan ovarium.
gagalnya sel telur (folikel)
untuk berovulasi.

Patofisiologi

Ovarium merupakan
tempat yang umum bagi
kista, yang merupakan
pembesaran sederhana.
Konsisten ovarium normal.

Folikel graf atau korpus


luteum atau kista ovarium
dapat timbul akibat
pertumbuhan abdomen
dari epitalium ovarium.

Tanda dan Gejala


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Sering tanpa gejala


Nyeri saat menstruasi.
Nyeri di perut bagian bawah.
Nyeri pada saat berhubungan badan.
Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke
kaki.
Terkadang disertai nyeri saat buang air kecil dan/atau
buang air besar.
Siklus menstruasi tidak teratur; bisa juga jumlah darah
yang keluar banyak.

Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis kista ovarium ditegakkan melalui
pemeriksaan dengan ultrasonografi atau
USG (abdomen atau transvaginal),
Laparoskopi dan Hitung darah lengkap

Penatalaksanaan

Pengobatan kistedenoma musinosa adalah pembedahan. Luasnya


operasi tergantung pada usia pasien. Pada wanita muda, dapat
dilakukan kistektomi ovarium, kemudian dilakukan rekonstruksi
ovarium setelah tumor dikeluarkan.

Pendekatan yang sama juga dapat dilakukan pada kistedenoma


serosa, tetapi pada wanita berusia diatas 40 tahun, lebih disukai
dengan tindakan salpingo-ooforektomi bilateral dan histeroktomi
total, karma perubahan menjadi maligma.

Endometrioma dan teratoma benigna biasanya dapat dilakukan dari


jaringan ovarium, demikian juga pada fibroma.

Tinjauan Kasus

Ny.S usia 43 th masuk melalui UGD pada tanggal 11- 12017 Pukul 10.00 WIB, diantar oleh keluarganya dengan
keluhan terdapat benjolan di perut, benjolan dirasakan
sejak 2 tahun yang lalu makin membesar, klien
mengatakan jika haid/menstruasi perut terasa sakit sejak
pertama kali menstruasi.

Klien mengeuh nyeri perut terdapat luka post OP


Laparatom, badan lemas, mual, muntah dan pusing,
tidak nafsu makan, klien merasa cemas dengan hasil
pemeriksaan tumor/kistanya

Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan
Leukosit
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit

Hasil
7.200
4.050.000
11,2
36,6
304.000

Nilai normal
5.000 10000/ul
P = 3,5 4,5 x 10/ul
P = 12,0 -16,0 gr/dl
P = 3 47%
150 - 400 x 103 /ul

Masa Perdarahan

1 6 menit

Masa Pembekuan

1 6 menit

96
16
14
24
0,6
Non reaktif

< 200 mg/dl

Glukosa sewaktu
SGOT
SGPT
Ureum
Creatinin
Hbs Ag

Pengobatan
IVFD

RL 20 tts/menit
Ceftriaxon 1gr/12J
Ranitidin 1 amp/12J
Ondazentron 1A/ 12J
As. Tranexamat 1A/12J
Pronalges supp 1/8J
PCT 3x1

Data Subyektif

Klien mengatakan nyeri di perut/nyeri di luka post OP


Nyeri bertambah bila bergerak
Klien mengatakan mual,muntah, tidak nafsu makan
Klien mengatakan sudah 4 hari belum BAB
Klien mengatakan takut, cemas dengan keadaan
penyakitnya dan cemas akan hasil pemeriksaan
tumor/kista

Data Obyektif

Klien tampak bedrest dan lemah


Muka klien tampak tegang dan meringis menahan nyeri
Klien tampak mualdan muntah
BU (+)
Makanan yang disediakan tidak habis
Klien tampak cemas dan takut akan hasil pemeriksaan
kista/tumor
Klien selalu bertanya tentang keadaan penyakitnya
Klien tampak gelisah

Diagnosa Keperawatan
a)

b)

c)

d)
e)

Gangguan rasa nyaman : nyeri abdomen berhubungan


dengan insisi pada abdomen
Resiko infeksi berhubungan dengan invasi kuman
sekunder terhadap pembedahan
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksi, mual, muntah.
Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi
Resiko konstipasi berhubungan dengan pembedahan
abdominal

Diagnosa Keperawatan
a)

b)

c)

d)
e)

Gangguan rasa nyaman : nyeri abdomen berhubungan


dengan insisi pada abdomen
Resiko infeksi berhubungan dengan invasi kuman
sekunder terhadap pembedahan
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksi, mual, muntah.
Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi
Resiko konstipasi berhubungan dengan pembedahan
abdominal

Rencana Keperawatan

Diagnosa I : Gangguan rasa nyaman : nyeri abdomen


berhubungan dengan insisi pada abdomen.
Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi, Kriteria hasil : skala nyeri 0,
pasien mengungkapkan berkurangnya rasa nyeri, tanda-tanda vital
normal.

Intervensi.
Kaji tingkat dan intensitas nyeri
Atur posisi senyaman mungkin.
Ajarkan dan lakukan tekhnik relaksasi.
Kolaborasi untuk pemberian obat analgetik.

Rencana Keperawatan

Diagnosa II : Resiko infeksi berhubungan dengan invasi kuman


sekunder terhadap pembedahan
Tujuan :Tidak terjadi infeksi, kriteria hasil : Tidak ada tanda-tanda
infeksi (TTV normal, tidak ada peningkatan leukosit).

Intervensi :
Pantau tanda dan gejala infeksi
Pantau hasil lab terutama suhu
Gunakan teknik antiseptik bila melakukan tindakan kepada klien
Tekankan perlunya mencuci tangan secara teratur/menyeluruh
sebelum dan saat memegang makanan setelah toileting
Kolaborasi dengan tim medis untuk memberikan antibiotik

Rencana Keperawatan

Diagnosa III
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksi, mual, muntah
Tujuan : Gangguan pemenuhan nutrisi dapat teratasi, Kriteria hasil : Mual
muntah berkurang, bising usus normal, klien mampu menghabiskan 1 porsi
makan yang disajikan

Intervensi :
Kaji penyebab klien tidak nafsu makan
Beri makanan yang hangat dalam porsi sedkit tapi sering
Hindari pemberian makanan yang dapat meningkatkan asam lambung
Hilangkan bau bau yang menusuk dari lingkungan sekitar klien
Tanyakan tentang makanan yang disukai dan tidak disukai klien
Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian therapi anti muntah

Rencana Keperawatan

Diagnosa IV : Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi


Tujuan : Masalah cemas klien dapat teratasi, Kriteria hasil : Klien mengerti
tentang penyakit dan kondisinya

Intervensi :
Kaji tingkat pengetahuan klien mengenai penyakit dan kondisi klien
Berikan penjelasan tentang kondisi dan penyakit klien
Berikan kesempatan pada klien untuk menanyakan hal yang ingin diketahui
berhubungan dengan penyakit yang di deritanya
Berikan kesempatan kepada klien untuk mengulangi kembali penjelasan
yang diberikan perawat
Lakukan Evaluasi

Implementasi dan Evaluasi


No
Dx
Kep
1.

Tgl/jam

14/01/2017
09.00
10.00

12.00

Implementasi

a. Mengkaji tingkat dan


intensitas nyeri.
b. Mengatur posisi
senyaman mungkin.
c. Mengajarkan dan
melakukan telhnik
relaksasi.
d. Kolaborasi untuk
pemberian obat
analgetik.

Evaluasi (SOAP)

S : Klien mengatakan Nyeri pada luka


bekas Operasi
O:
Klien tampak
tegang,wajah klien meringis menahan
nyeri
skala nyeri 2
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
kaji tingkat dan intensitas nyeri.
atur posisi senyaman mungkin.
ajarkan dan melakukan tekhnik
relaksasi.
Monitor TTV

Implementasi dan Evaluasi


No
Dx
2

Tgl/jam
14/01/2017
10.00

11.00

12.00

Implementasi
a. Memantau tanda dan gejala
infeksi
b. Memantau hasil lab terutama
suhu
c. Menggunakan teknik
antiseptik bila melakukan
tindakan kepada klien
d. Menekankan perlunya
mencuci tangan secara
teratur/menyeluruh sebelum
dan saat memegang makanan
setelah toileting
e. Kolaborasi dengan tim medis
untuk memberikan antibiotik

Evaluasi (SOAP)

S:O:
Luka Operasi di
perut/abdomen
TTV : TD 110/70 mmHg, N =
88 x/mnt, R = 20x/mnt, S =
37oC
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi

Implementasi dan Evaluasi


No
Dx
3.

Tgl/jam
14/01/2017
10.00
11.00

Implementasi
a.
b.
c.

12.00

d.

15.00

e.

17.00

f.

Mengkaji penyebab klien tidak


nafsu makan
Memberi makanan yang hangat
dalam porsi sedkit tapi sering
Menghindari pemberian
makanan yang dapat
meningkatkan asam lambung
Menghilangkan bau bau yang
menusuk dari lingkungan
sekitar klien
Menanyakan tentang makanan
yang disukai dan tidak disukai
klien
Kolaborasi dengan tim medis
untuk pemberian therapi anti
muntah

Evaluasi (SOAP)
S : Klien mengatakan mual dan muntah

Klien tidak nafsu makan


O:
Klien tampak lemah
Klien hanya menghabiskan
porsi makanan yang disajkan
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Beri makanan yang hangat porsi
sedikit
Berikan makanan yang disukai klien

Implementasi dan Evaluasi


No Dx

4.

Tgl/jam

14/01/2017
14.00
15.00

15.30

16.00

Implementasi

Evaluasi (SOAP)

a. Mengkaji tingkat pengetahuan


klien mengenai penyakit dan
kondisi klien
b. Memberikan penjelasan tentang
kondisi dan penyakit klien
c. Memberikan kesempatan pada
klien untuk menanyakan hal
yang ingin diketahui
berhubungan dengan penyakit
yang di deritanya
d. Memberikan kesempatan kepada
klien untuk mengulangi kembali
penjelasan yang diberikan
perawat
e. Melakukan Evaluasi

S : - Klien mengatakan takut


penyakitnya akan parah
- klien mengataan paham
dengan penjelasan perawat
O:
Klien tampak rileks
Klien memahami tentang
penyakitnya
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi

Anda mungkin juga menyukai