Anda di halaman 1dari 8

Komplikasi

Menurut Rudi Haryono (2013) komplikasi dari BPH adalah atherosclerosis,

infark jantung, impoten, haemoragik post operasi, fistula, struktur pasca operasi dan

inconentia urin, infeksi.

Penatalaksanaan Medis

Menurut Rudi Haryono (2013) ada beberapa penatalaksanaan antara lain:

a. Terapi medikamentosa.

1) Penghambat andrenergik a, misalnya prazosin, doxazosin, alfluzosin atau a 1a

2) (tamsulosin).

3) Penghambat enzim 5-a-reduktase, misalnya finasteride (Poscar).

4) Fitoterapi, misalnya eviprostat.

b. Terapi bedah: waktu penanganan untuk tiap klien bervariasi tergantung beratnya

gejala dan komplikasi. Indikasi terapi bedah adalah Retensio urin berulang,Hematuria,

Tanda penurunan fungsi ginjal, Infeksi saluran kencing berulangTanda-tanda obstruksi

berat yaitu divertikel, hidroureter, dan hidronefrosis, Adabatu saluran kemih.

c. Prostatektomi

Ada berbagai macam prostatektomi yang dapat dilakukan. Masing-

masingmempunyai kelebihan dan kekurangan antara lain:

1) Prostatektomi Suprapubis.

Adalah salah satu metode mengangkat kelenjar melalui insisi abdomen, yaitusuatu insisi

yang dibuat ke dalam kandung kemih dan kelenjar prostat diangkatdari atas. Pendekatan

ini dilakukan untuk kelenjar dengan berbagai ukuran danbeberapa komplikasi dapat

terjadi seperti kehilangan darah lebih banyakdisbanding metode yang lain. Kerugian
lainnya adalah insisi abdomen akandisertai bahaya dari semua prosedur bedah abdomen

mayor, seperti control perdarahan lebih sulit, urin dapat bocor di sekitar tuba suprapubis,

serta pemulihanlebih lama dan tidak nyaman. Keuntungan lain metode ini adalah secara

teknissederhana, memberikan area eksplorasi lebih luas, memungkinkan eksplorasiuntuk

nodus limfe kankerosa, pengangkatan kelenjar pengobstruksi lebih komplit,serta

pengobatan lesi kandung kemih yang berkaitan.

2) Prostatektomi perineal.

Adalah mengangkat kelenjar melalui suatu insisi dalam perineum. Cara inilebih

praktis dibanding cara yang lain, dan sangat berguna untuk biopsi terbuka.Keuntungan

yang lain memberikan pendekatan anatomis langsung, drainase olehbantuan gravitasi,

efektif untuk terapi kanker radikal, hemostatik di bawahpenglihatan langsung, angka

mortalitas rendah, insiden syok lebih rendah, sertaideal bagi, pasien dengan prostat yang

besar, risiko bedah buruk bagi pasien sangattua dan ringkih. Pada pascaoperasi, luka

bedah mudah terkontaminasi karena insisidilakukan dekat dengan rektal. Lebih jauh lagi

inkontinesia, impotensi, atau cedera rektal dapat terjadi dengan cara ini. Kerugian lain

adalah kemungkinan kerusakkan pada rectum dan spingter eksternal serta bidang operatif

terbatas.

3) Prostatektomi Retropubik.

Adalah suatu teknik yang lebih umum dibanding pendekatan suprapublikdimana

insisi abdomen lebih rendah mendekati kelenjar prostat, yaitu antara arkuspubis dan

kandung kemih tanpa memasuki kandung kemih.Prosedur ini cocok untuk kelenjar besar

yang terletak tinggi dalam pubis.Meskipun darah yang keluar dapat dikontrol dengan baik

dan letak bedah lebih mudah dilihat, infeksi dapat cepat terjadi dalam ruang
retropubis.Kelemahan lainnya adalah tidak dapat mengobati penyakit kandung kemih

yang berkaitan serta insiden hemorargi akibat pleksus venosa.Keuntungan yang lain

adalah periode pemulihan lebih singkat serta kerusakan spingter kandung kemih lebih

sedikit.

d. Insisi Prostat Transuretral (TUIP)

Adalah suatu prosedur menangani BPH dengan cara memasukkan instrument

melalui uretra. Satu atau dua buah insisi dibuat pada prostat dan kapsul prostat untuk

mengurangi tekanan prostat pada uretra dan mengurangi kontriksi uretral. Cara ini

diindikasikan ketika kelenjar prostat berukuran kecil (30 gram/kurang) dan efektif dalam

mengobati banyak kasus BPH. Cara ini dapat dilakukan di klinik rawat jalan dan

mempunyai angka komplikasi lebih rendah dibanding cara lainnya.

e. TURP (Transuretral Reseksi Prostat)

TURP adalah suatu operasi pengangkatan jaringan prostat lewat

uretramenggunakan resektroskop, di mana resektroskop merupakan endoskop dengan

tabung 10-3-F untuk pembedahan uretra yang dilengkapi dengan alat pemotong dan

counter yang disambungkan dengan arus listrik. Tindakkan ini memerlukan pembiusan

umum maupun spinal dan merupakan tindakkan invasive yang masih dianggap aman dan

tingkat morbiditas minimal.

TURP merupakan operasi tertutup tanpa insisi serta tidak mempunyai efek

merugikan terhadap potensi kesembuhan.Operasi ini dilakukan pada prostat yang

mengalami pembesaran antara 30-60 gram, kemudian dilakukan reseksi.Cairanirigasi

digunakan secara terus menerus dengan cairan isotonis selama prosedur.Setelah


dilakukan reseksi, penyembuhan terjadi dengan granulasi dan reepitrlisasi uretra pars

prostatika. (Anonim, FK UI 1995).

Setelah dilakukan TURP, dipasang kateter foley tiga saluran no. 24 yang

dilengkapi balon 30ml, untuk memperlancar pembuangan gumpalan darah dari kandung

kemih, irigasi kandung kemih yang konstan dilakukan setelah 24 jam bila tidak keluar

bekuan darah lagi. Kemudian, kateter dibilas tiap 4 jam sampai cairan jernih. Kateter

diangkat setelah 3-5 hari setelah operasi dan pasien harus sudah dapat berkemih dengan

lancar.

TURP masih merupakan standar emas.Indikasi TURP ialah gejala-gejala dari

sedang sampai berat, volume prostat kurang dari 60 gram dan pasien cukup sehatuntuk

menjalani operasi.Komplikasi TURP jangka pendek adalah pendarahan,infeksi,

hiponatremia atau retensio oleh karena bekuan darah.Sedangkan komplikasi jangka

panjang adalah struktur uretra, ejakulasi retrograde (50-90%), impotensi (4-40%). Oleh

karena pembedahan tidak mengobati penyebab BPH, biasanya penyakit ini akan timbul

kembali 8-10 tahun kemudian.

C. Diagnosa Keperawatan

Menurut Herdman & Heather (2012) diagnosa keperawatan yang biasanya

muncul pada klien dengan Benigna Prostat Hiperplasia (BPH):

1. Retensi urine (00023)

a. Definisi: Pengosongan kandung kemih tidak komplek.

Batasan karakteristik diagnosa retensi urine adalah Tidak ada haluaran

urine,distensi kandung kemih, urine menetas, dysuria, sering berkemih,


inkontinensiaaliran berlebih, residu urine, sensasi kandung kemih penuh, berkemih

sedikit.

b. Faktor yang Berhubungan adalah Sumbatan Tekanan ureter tinggi

2. Nyeri akut (00132)

a. Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan

yangmuncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau

digambarkandalam hal kerusakan sedemikian rupa (International Association for

the Study ofPain); awitan tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat

denganakhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung < 6

bulan.Batasan karakteristik diagnosa nyeri akut adalah perubahan selera

makan,tekanan darahm frekuensi jantung, frekuensi pernapasan, diaphoresis,

perilakudistraksi (jalan mondar-mandir, mencari orang lain, aktifitas

berulang),mengekspresikan perilaku (gelisah, merengek, menangis, waspada,

iritabilitas),melindungi area nyeri dan fokus menyempit (gangguan persepsi nyeri,

hambatanproses piker, penurunan interaksi), melaporkan nyeri secara verbal,

fokus pada diri sendiri, gangguan tidur.

b. Faktor yang berhubungan adalah agens cedera (biologis, zat kimia, fisik dan

3. Ansietas (00146)

a. Definisi: perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar

disertairespons autonomy (seringkali sumber tidak spesifik dan tidak

diketahui oleh individu); perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi

terhadap bahaya. Batasan Karakteristik diagnosa ansietas adalah, Penurunan

produktifitas, Gerakan irelevan, Gelisah, Insomnia, Kontak mata buruk,


Ekspresi kekhawatiran karena perubahan peristiwa kehidupan, Agitasi,

Wapada, Rasa nyeri yang meningkatkan ketidakberdayaan, Wajah tegang,

Tremor tangan, Peningkatan keringat, ketegangan, gemetar dan suara

bergetar.

b. Faktor yang berhubungan adalah perubahan dalam status kesehatan


daninfeksi.
4. Disfungsi seksual (00059)

a. Definisi: kondisi yang ditandai dengan individu mengalami perubahan

fungsiseksual edema fase respon seksual hasrat, terangsang, dan/ orgasme, yang

dipandangtidak memuaskan, tidak beharga atau tidak adekuat. Batasan

karakteristik diagnose disfungsi seksual adalah keterbatasan actual akibat

penyakit, perubahan dalam mencapai persepsi peran seks dan kepuasanseksual,

ketidakmampuan mencapai kepuasan yang diharapkan, persepsiperubahan pada

rangsangan seksual, persepsi defisiensi hasrat seksual, persepsi keterbatasan

akibat penyakit mengungkapkan masalah

b. Faktor yang berhubungan adalah perubahan struktur tubuh (proses penyakit)

D. Intervensi Keperawatan
Berikut ini adalah intervensi yang dirumuskan untuk mengatasi masalahkeperawatan

pada klien dengan Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) (NANDA I, NICNOC):

1. Nyeri akut

intervensi rasional

a. Berikan keterbukaan pada a. Dapat mengalami


pasien dan orang terdekat
ansietas tentang efek
untuk membicarakan masalah
bedah,ansietas dapat
inkontinensia dan fungsi
seksual
b. Berikan informasi akurat mempengaruhi
tentang harapan kembalinya
kemampuan untuk
fungsi seksual
menerima informasi
c. Anjurkan pasien latihan
parineal dan interupsi atau yang telah diterima
continue aliran urin
sebelumnya.

b. Impotensi fisiologis bisa

saraf parienal dipotong

pada prosedur radikal

pada pendekatan lain

aktivitas seksual dapat

dilakukan seperti biasa

dalam 6-8 minggu.

c. Meningkatkan otot

kontinuetas urinaria dan

fungsi seksual.

Anda mungkin juga menyukai