KEPERAWATAN
DENGAN STIKTURA
URETRA
2. Didapat 4. Infeksi
• Cedera uretral (akibat insersi peralatan seperti infeksi oleh kuman gonokokus yang
bedah selama operasi transuretral, kateter menyebabkan uretritis gonorrhoika atau
indwelling, atau prosedur sitoskopi) non gonorrhoika telah menginfeksi uretra
• Cedera akibat peregangan beberapa tahun sebelumnya namun
• Cedera akibat kecelakaan sekarang sudah jarang akibat pemakaian
• Tekanan dari luar misalnya pertumbuhan antibiotik
tumor
Patofisiologi Striktur Uretra
Lesi pada epitel uretra atau putusnya kontinuitas, baik oleh proses infeksi
maupun akibat trauma, akan menimbulkan terjadinya reaksi peradangan dan
fibroblastic. Iritasi dan urine pada uretra akan mengundang reaksi fibroblastic yang
berkelanjutan dan proses fibrosis makin menghebat sehingga terjadilah penyempitan
bahkan penyumbatan dari lumen uretra serta aliran urine mengalami hambatan
dengan segala akibatnya.
Manifestasi Klinis
Uroflowmetri
adalah
pemeriksaan untuk
menentukan
kecepatan
pancaran urine
A B C
Labaoratorium Radiologi
dilakukan untuk Untuk mengetahui lebih lengkap
pelengkap pelaksanaan mengenai panjang striktur adalah
pembedahan. dengan sistouretrografi
Penatalaksanaan Striktur Uretra
A B C
Terapi Trukar Bedah
Cystostomi Endoskopi
D E
Uretraplasti Otis uretomi
Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengumpulan Data
1. Identitas Klien
Meliputi : nama, umur, nomor register, jenis kelamin, agama, status
perkawinan, pendidikan, alamat,pekerjaan,suku, tanggal MRS, diagnosa
medis.
2. Riwayat Penyakit
Riwayat Penyakit Sekarang
Pada pasien stiktur ureta keluhan-keluhan yang ada adalah frekuensi, nokturia urgensi,
disuria,
pancaran melemah, rasa tidak lampias sehabis miksi, hesistensi, dan waktu miksi
memenjang
dan akhirnya menjadi retensio urine.
Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya penyakit yang berhubungan dengan saluran kemih, misalnya infeksi saluran
kencing yang berulang.Penyakit kronis yang pernah diderita.Oprasi yang pernah
dijalani, kecelakaan yang pernah dialami, adanya riwayat penyakit DM dan Hipertensi
Riwayat Penyakit Keluarga
Adanya riwayat keturunan dari salah satu anggota keluarga yang menderita striktur uretra,
anggota keluarga yang menderita DM dan Hipertensi.
Lanjutan
1. Pengkajian
- Keadaan umum
Kesadaran, GCS, ekspresi wajah klien, suara bicara.
- TTV
Tekanan darah 120/80 mmHg
Pernafasan 20x/menit
Nadi 82x/menit
Suhu 36,8oC
- Persistem
Lanjutan
1. Pola eliminasi
Klien ditanya tentang pola berkemih, termasuk frekuensinya, ragu ragu, jumlah kecil dan tidak lancar
menetes-netes, kekuatan system perkemihan. Klien juga ditanya apakah mengedan untuk mulai atau
mempertahankan aliran kemih. Klien ditanya tentang defikasi, apakah ada kesulitan seperti konstipasi
akibat dari penyempitan urethra kedalam rectum.
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Klien ditanya frekuensi makan, jenis makanan, makanan pantangan, jumlah minum tiap hari, jenis
minuman, kesulitan menelan atau keadaan yang mengganggu nutrisi seperti nause, stomatitis,
anoreksia dan vomiting. Pada pola ini umumnya tidak mengalami gangguan atau masalah.
3. Pola Aktifitas
Klien ditanya aktifitasnya sehari-hari, aktifitas penggunaan waktu senggang, kebiasaan berolah raga.
Apakah ada perubahan sebelum sakit dan selama sakit. Pada umumnya aktifitas sebelum operasi tidak
mengalami gangguan, dimana klien masih mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
4. Pola tidur dan istirahat
Klien ditanya lamanya tidur, adanya waktu tidur yang berkurang karena frekuensi miksi yang sering
pada malam hari ( nokturia ). Kebiasaan tidur memekai bantal atau situasi lingkungan waktu tidur juga
perlu ditanyakan. Upaya mengatasi kesulitan tidur.
DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL
2. Nyeri Akut b/d agens Setelah dilakukan tindakan keperawatan -Kaji nyeri secara komprehensif termasuk
Cedera Biologis selama 2x24 jam nyeri klien dapat teratasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
dengan kriteria hasil: kualitas dan faktor presipitasi
-Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab -Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
nyeri, mampu menggunakan tehnik menentukan intervensi
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, -Tingkatkan istirahat
mencari bantuan) -Kolaborasikan dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil.
-Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan -Ajarkan tentang teknik non farmakologi
menggunakan manajemen nyeri Analgesic Administration
-Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, -Monitor vital sign sebelum dan sesudah
frekuensi dan tanda nyeri) pemberian analgesik pertama kali
-Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri -Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe
berkurang dan beratnya nyeri
-Tanda vital dalam rentang normal -Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara teratur
-Berikan analgesik tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
-Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)
4. Resiko infeksi Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
Knowledge infection control tindakan keperawatan
-Mendeskripsikan proses pengeluaran Infection protection
penyakit,faktor yang mempengaruhi serta -Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
penatalaksaannya dan lokal
-Menunjukan kemampuan untuk mencegah -Monitor kerentangan terhadap infeksi
timbulnya infeksi -Inspeksi kondisi luka
No Implementasi Evaluasi
1. - Mengkaji masukan yang relative terhadap keluaran - Terbebas dari edema, efusi
secara akurat. - Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspnue
- Menimbang berat badan setiap hari (atau lebih - Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau
sering jika di indikasikan). kebingungan
- Mengkaji perubahan edema :ukur lingkar abdomen
pada umbilicus serta pantau edema sekitar mata.
- Memberikan diuretic bila di instruksikan.
- Mengatur masukan cairan dengan cermat.
2. - Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif - Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri,
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk
dan faktor presipitasi dengan anamnesa. mengurangi nyeri, mencari bantuan)
- Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan - Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
intervensi melalui anamnesa. menggunakan manajemen nyeri
- meningkatkan istirahat pada pasien. - Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas,
- mengajarkan tentang teknik non farmakologi pada frekuensi dan tanda nyeri)
pasien dan keluarganya. - Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
- mengkolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan - Tanda vital dalam rentang normal
dan tindakan nyeri tidak berhasil.
- Memonitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali dengan menggunakan
alat.
- memilih rute pemberian secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara teratur.
- memberikan analgesik tepat waktu terutama saat
nyeri hebat dirasakan oleh klien.
- mengevaluasi efektivitas analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)
- Menentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan
beratnya nyeri dengan berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain.
3. - Mengkaji adanya alergi makanan - Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan
- Mengkolaborasikan dengan ahli gizi untuk tujuan
menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan - Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
pasien. - Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
- Menganjurkan pasien untuk meningkatkan intake - Tidak ada tanda - tanda malnutrisi
Fe - Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari
- Menganjurkan pasien untuk meningkatkan menelan
protein dan vitamin C - Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
- Memberikan substansi gula
- Meyakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi
serat untuk mencegah konstipasi
- Memberikan makanan yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi)
- Mengajarkan pasien bagaimana membuat catatan
makanan harian.
- Memonitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- Memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
- Mengkaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
- Memonitor adanya penurunan berat badan
- Memonitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa
dilakukan
- Memonitor interaksi anak atau orangtua selama
makanMemonitor lingkungan selama makan
- Menjadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama
jam makan
- Memonitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Memonitor turgor kulit
- Memonitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah
patah
- Memonitor mual dan muntah
- Memonitor kadar albumin, total protein, Hb, dan
kadar Ht
- Memonitor makanan kesukaan
- Memonitor pertumbuhan dan perkembangan
- Memonitor pucat, kemerahan, dan kekeringan
jaringan konjungtiva
- Memonitor kalori dan intake nuntrisi
- Mencatat adanya edema, hiperemik, hipertonik
papilla lidah dan cavitas oral.
- Mencatat jika lidah berwarna magenta, scarlet