Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN

KEPERAWATAN
DENGAN STIKTURA
URETRA

Dosen Pengampu : Ibu Giri


Udani,S.Kp.,M.Kes
Anggota Kelompok :
1. Emilia Adeline C S (2014401053)
2. Erlita Saktiyani (2014401056)
3. Intan Anggraini (2014401063)
4. Lekok Ermawati (2014401066)
5. Mutiara Adinil Fortuna (2014401069)
6. Nena Melinda (2014401071)
7. Putri Naura Sakhi (2014401076)
8. Riska Oktaviani (2014401085)
9. Rivan Mirando (2014401086)
10. Tara Pebri Dinanti (2014401093)
11. Wayan Intan Kartini (2014401097)
12. Yuni Purnama Sari (2014401099)
13. Mega Melati Sukma (2014401025)
Definisi Striktur Uretra

Striktur urethra adalah penyempitan atau konstriksi dari lumen


urethra akibat adanya obstruksi (long,1996).

Striktur uretra adalah suatu kondisi penyempitan lumen uretra.


Striktur uretra menyebabkan gangguan dalam berkemih, mulai dari
aliran berkemih yang kecil sampai tidak dapat mengeluarkan urine
keluar dari tubuh. (Muttaqin.A, 2011, hal 232)

Striktur uretra adalah penyempitan atau penyumbatan dari lumen


uretra sebagai akibat dari pembentukan jaringan fibrotic (jaringan parut
pada uretra dan / atau pada daerah peri uretra).(Nursalam, 2008 , hal
85).
Etiologi Striktur Utera
1. Kongenital 3. Post operasi
Beberapa operasi pada saluran kemih dapat
Striktur uretra dapat terjadi secara terpisah menimbulkan striktur uretra, seperti
ataupun bersamaan dengan anomali operasi prostat, operasi dengan alat
saluran kemih yang lain. endoskopi.

2. Didapat 4. Infeksi
• Cedera uretral (akibat insersi peralatan seperti infeksi oleh kuman gonokokus yang
bedah selama operasi transuretral, kateter menyebabkan uretritis gonorrhoika atau
indwelling, atau prosedur sitoskopi) non gonorrhoika telah menginfeksi uretra
• Cedera akibat peregangan beberapa tahun sebelumnya namun
• Cedera akibat kecelakaan sekarang sudah jarang akibat pemakaian
• Tekanan dari luar misalnya pertumbuhan antibiotik
tumor
Patofisiologi Striktur Uretra

Lesi pada epitel uretra atau putusnya kontinuitas, baik oleh proses infeksi
maupun akibat trauma, akan menimbulkan terjadinya reaksi peradangan dan
fibroblastic. Iritasi dan urine pada uretra akan mengundang reaksi fibroblastic yang
berkelanjutan dan proses fibrosis makin menghebat sehingga terjadilah penyempitan
bahkan penyumbatan dari lumen uretra serta aliran urine mengalami hambatan
dengan segala akibatnya.
Manifestasi Klinis

Keluhan: kesulitan dalam berkemih, harus mengejan,


pancaran mengecil, pancaran bercabang dan menetes sampai
retensi urine. Pembengkakan dan getah / nanah di daerah
perineum, skrotum dan terkadang timbul bercak darah di
celana dalam. Bila terjadi infeksi sistemik penderita febris,
warna urine bisa keruh.(Nursalam, 2008, Hal 86)
Komplikasi Striktur Uretra

Infeksi saluran kemih Gagal ginjal


1 2

Refluks vesio uretra Retensi Urine


3 4
Pemeriksaan Diagnostik Striktur Uretra

Uroflowmetri
adalah
pemeriksaan untuk
menentukan
kecepatan
pancaran urine

A B C

Labaoratorium Radiologi
dilakukan untuk Untuk mengetahui lebih lengkap
pelengkap pelaksanaan mengenai panjang striktur adalah
pembedahan. dengan sistouretrografi
Penatalaksanaan Striktur Uretra

A B C
Terapi Trukar Bedah
Cystostomi Endoskopi

D E
Uretraplasti Otis uretomi
Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengumpulan Data

1. Identitas Klien
Meliputi : nama, umur, nomor register, jenis kelamin, agama, status
perkawinan, pendidikan, alamat,pekerjaan,suku, tanggal MRS, diagnosa
medis.
2. Riwayat Penyakit
Riwayat Penyakit Sekarang
Pada pasien stiktur ureta keluhan-keluhan yang ada adalah frekuensi, nokturia urgensi,
disuria,
pancaran melemah, rasa tidak lampias sehabis miksi, hesistensi, dan waktu miksi
memenjang
dan akhirnya menjadi retensio urine.
Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya penyakit yang berhubungan dengan saluran kemih, misalnya infeksi saluran
kencing yang berulang.Penyakit kronis yang pernah diderita.Oprasi yang pernah
dijalani, kecelakaan yang pernah dialami, adanya riwayat penyakit DM dan Hipertensi
Riwayat Penyakit Keluarga
Adanya riwayat keturunan dari salah satu anggota keluarga yang menderita striktur uretra,
anggota keluarga yang menderita DM dan Hipertensi.
Lanjutan

1. Pengkajian
- Keadaan umum
Kesadaran, GCS, ekspresi wajah klien, suara bicara.
- TTV
Tekanan darah 120/80 mmHg
Pernafasan 20x/menit
Nadi 82x/menit
Suhu 36,8oC
- Persistem
Lanjutan
1. Pola eliminasi
Klien ditanya tentang pola berkemih, termasuk frekuensinya, ragu ragu,  jumlah kecil dan tidak lancar
menetes-netes, kekuatan system perkemihan. Klien  juga ditanya apakah mengedan untuk mulai atau
mempertahankan aliran kemih. Klien ditanya tentang defikasi, apakah ada kesulitan seperti konstipasi
akibat dari  penyempitan urethra kedalam rectum.
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Klien ditanya frekuensi makan, jenis makanan, makanan pantangan,  jumlah minum tiap hari, jenis
minuman, kesulitan menelan atau keadaan yang mengganggu nutrisi seperti nause, stomatitis,
anoreksia dan vomiting. Pada  pola ini umumnya tidak mengalami gangguan atau masalah.
3. Pola Aktifitas 
Klien ditanya aktifitasnya sehari-hari, aktifitas penggunaan waktu senggang, kebiasaan berolah raga.
Apakah ada perubahan sebelum sakit dan selama sakit. Pada umumnya aktifitas sebelum operasi tidak
mengalami gangguan, dimana klien masih mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
4. Pola tidur dan istirahat 
Klien ditanya lamanya tidur, adanya waktu tidur yang berkurang karena frekuensi miksi yang sering
pada malam hari ( nokturia ). Kebiasaan tidur memekai bantal atau situasi lingkungan waktu tidur juga
perlu ditanyakan. Upaya mengatasi kesulitan tidur.
DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Kelebihan volume cairan b/d Gangguan mekanisme regulasi


2. Nyeri Akut b/d agen Cedera Biologis
3. Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b/d faktor biologis
4. Resiko infeksi
NO DIAGNOSA KEP RENCANA KEPERAWATAN

TUJUAN dan KRITERIA HASIL INTERVENSI


1. Kelebihan volume Setelah dilakukan tindakan keperawatan -Kaji masukan yang relative terhadap
cairan b/d Gangguan selama 2x24 jam diharapkan kelebihan keluaran secara akurat.
mekanisme regulasi volume cairan klien dapat teratasi dengan -Kaji perubahan edema : ukur lingkar
kriteria hasil: abdomen pada umbilicus serta pantau edema
-Terbebas dari edema, efusi sekitar mata.
-Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspnue -Timbang berat badan setiap hari (atau lebih
-Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau sering jika di indikasikan).
kebingungan. -Berikan diuretic bila di instruksikan.
-Atur masukan cairan dengan cermat.

2. Nyeri Akut b/d agens Setelah dilakukan tindakan keperawatan -Kaji nyeri secara komprehensif termasuk
Cedera Biologis selama 2x24 jam nyeri klien dapat teratasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
dengan kriteria hasil: kualitas dan faktor presipitasi
-Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab -Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
nyeri, mampu menggunakan tehnik menentukan intervensi
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, -Tingkatkan istirahat
mencari bantuan) -Kolaborasikan dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil.
-Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan -Ajarkan tentang teknik non farmakologi
menggunakan manajemen nyeri Analgesic Administration
-Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, -Monitor vital sign sebelum dan sesudah
frekuensi dan tanda nyeri) pemberian analgesik pertama kali
-Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri -Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe
berkurang dan beratnya nyeri
-Tanda vital dalam rentang normal -Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara teratur
-Berikan analgesik tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
-Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)

3. Ketidakseimbangan KriteriaHasil : -Kaji adanya alergi makanan


Nutrisi kurang dari -Adanya peningkatan berat badan sesuai -Kaji kemampuan pasien untuk
kebutuhan tubuh dengan tujuan mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
b/d faktor biologis -Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan -Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
-Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi kalori
-Tidak ada tanda - tanda malnutrisi -Berikan informasi tentang kebutuhan
-Menunjukkan peningkatan fungsi nutrisi
pengecapan dari menelan -Berikan substansi gula
-Tidak terjadi penurunan berat badan yang -Berikan makanan yang terpilih ( sudah
berarti dikonsultasikan dengan ahli gizi)
-Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
-Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
makanan harian.
Nutrition Monitoring
-Monitor adanya penurunan berat badan
-Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa
dilakukan
-Monitor lingkungan selama makan
-Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
-Monitor turgor kulit
-Monitor kekeringan, rambut kusam, dan
mudah patah
-Monitor mual dan muntah
-Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan
kadar Ht
-Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan
jaringan konjungtiva
-Monitor kalori dan intake nuntrisi
-Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak
selama jam makan
-Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik
papilla lidah dan cavitas oral.
-Catat jika lidah berwarna magental, scarlet

4. Resiko infeksi Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
Knowledge infection control tindakan keperawatan
-Mendeskripsikan proses pengeluaran Infection protection
penyakit,faktor yang mempengaruhi serta -Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
penatalaksaannya dan lokal
-Menunjukan kemampuan untuk mencegah -Monitor kerentangan terhadap infeksi
timbulnya infeksi -Inspeksi kondisi luka
No Implementasi Evaluasi

1. - Mengkaji masukan yang relative terhadap keluaran - Terbebas dari edema, efusi
secara akurat. - Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspnue
- Menimbang berat badan setiap hari (atau lebih - Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau
sering jika di indikasikan). kebingungan
- Mengkaji perubahan edema :ukur lingkar abdomen
pada umbilicus serta pantau edema sekitar mata.
- Memberikan diuretic bila di instruksikan.
- Mengatur masukan cairan dengan cermat.

2. - Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif - Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri,
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk
dan faktor presipitasi dengan anamnesa. mengurangi nyeri, mencari bantuan)
- Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan - Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
intervensi melalui anamnesa. menggunakan manajemen nyeri
- meningkatkan istirahat pada pasien. - Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas,
- mengajarkan tentang teknik non farmakologi pada frekuensi dan tanda nyeri)
pasien dan keluarganya. - Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
- mengkolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan - Tanda vital dalam rentang normal
dan tindakan nyeri tidak berhasil.
- Memonitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali dengan menggunakan
alat.
- memilih rute pemberian secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara teratur.
- memberikan analgesik tepat waktu terutama saat
nyeri hebat dirasakan oleh klien.
- mengevaluasi efektivitas analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)
- Menentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan
beratnya nyeri dengan berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain.

3. - Mengkaji adanya alergi makanan - Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan
- Mengkolaborasikan dengan ahli gizi untuk tujuan
menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan - Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
pasien. - Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
- Menganjurkan pasien untuk meningkatkan intake - Tidak ada tanda - tanda malnutrisi
Fe - Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari
- Menganjurkan pasien untuk meningkatkan menelan
protein dan vitamin C - Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
- Memberikan substansi gula
- Meyakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi
serat untuk mencegah konstipasi
- Memberikan makanan yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi)
- Mengajarkan pasien bagaimana membuat catatan
makanan harian.
- Memonitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- Memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
- Mengkaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
- Memonitor adanya penurunan berat badan
- Memonitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa
dilakukan
- Memonitor interaksi anak atau orangtua selama
makanMemonitor lingkungan selama makan
- Menjadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama
jam makan
- Memonitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Memonitor turgor kulit
- Memonitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah
patah
- Memonitor mual dan muntah
- Memonitor kadar albumin, total protein, Hb, dan
kadar Ht
- Memonitor makanan kesukaan
- Memonitor pertumbuhan dan perkembangan
- Memonitor pucat, kemerahan, dan kekeringan
jaringan konjungtiva
- Memonitor kalori dan intake nuntrisi
- Mencatat adanya edema, hiperemik, hipertonik
papilla lidah dan cavitas oral.
- Mencatat jika lidah berwarna magenta, scarlet

4. Infection control - Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi


- Mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah - Mendeskripsikan proses pengeluaran penyakit,faktor
tindakan keperawatan yang mempengaruhi serta penatalaksaannya
Infection protection - Menunjukan kemampuan untuk mencegah
- Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan timbulnya infeksi
local
- Memonitor kerentangan terhadap infeksi
- Menginspeksi kondisi luka
KESIMPULAN

Striktur urethra merupakan penyakit atau kelainan yang berupa


penyempitan atau konstriksi dari lumen urethra akibat adanya obstruksi .
Striktur urethra di sebut juga penyempitan akibat dari adanya
pembentukan jaringan fibrotik (jaringan parut) pada urethra atau daerah
urethra.
Uretra merupakan tabung yang menyalurkan urine keluar dari buli-buli
melalui proses miksi. Pada pria organ ini berfungsi juga dalam
menyalurkan cairan mani. Berdasarkan penyebab/etiologinya striktur
dibagi menjadi 4 jenis : Striktur urethra congenital, Striktur urethra di
dapat, Striktur urethra post operasi dan Striktur akibat infeksi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai